Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH GIZI DAN KEBUGARAN

IBU MENYUSUI

OLEH :

NAMA : DEA CRINITA DWI ANDINI

NIM : P07131119054

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN


KESEHATAN MATARAM
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,bahwasannya dalam
kesempatan ini penulis dapat menyusun sebuah makalah yang berjudul Gizi dan Kebugaran pada
Ibu Menyusui yang merupakan tugas dari mata kuliah Gizi Kebugaran.

Dalam pemyusunan makalah ini penulis menyadari banyak sekali kekurangan yang
terlalu jauh dari kata sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis berharap
adanya kritik dan masukan yang membangun demi perbaikan pada penulisan makalah
selanjutnya.

Demikian makalah ini dibuat, semoga bermanfaat bagi penulis khususnya serta bagi
pembaca pada umumnya.

Mataram, 10 Oktober 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat
dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan
bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan.

Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.
Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat, karena berguna untuk
peroses penyembuhan sehabis melahirkan dan untuk memproduksi ASI yang cukup untuk
menyehatkan bayi (Ambarwati, Wulandari, 2009, hal. 97). Pada ibu yang menyusui memerlukan
penambahan kalori, dimana tiap 100 cc ASI berkemampuan memasok 67-77 kkal, dari sinilah
dapat diperkirakan besarnya energi yang diperlukan untuk memproduksi ASI sehari sebanyak
850 cc (Arisman, 2007, hal. 37).

Di samping perawatan pada bayi, yang juga sangat penting diperhatikan adalah merawat
kesehatan ibu. Sebab, kesehatan bayi sedikit banyak juga tergantung pada kondisi ibunya.
Demikian pula pada asupan, terutama bagi ibu yang menyusui. ASI yang diberikan ibu memang
berkualitas dan sangat berguna bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi, namun mutunya harus
tetap dijaga. Santapan yang sebaiknya dikonsumsi ibu yang sedang menyusui harus mengandung
makanan bergizi seimbang.

Menurut Dr. William Sears, bila ibu menyantap makanan yang baik, ibu akan memiliki
lebih banyak energi dan merasa lebih baik. Dalam masa nifas ibu membutuhkan gizi yang cukup.
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan
untuk tumbuh kembang bayi. Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu sangat
berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan, ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan
zat makanan 700 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktifitas ibu itu
sendiri (Sujiyatini, Djanah, Kurniati, 2010, hal. 202).

Selama masa laktasi, dimana wanita yang mengalami peningkatan berat badan yang
optimal maka setelah melahirkan akan memiliki berat badan yang lebih tinggi dari pada awal
masa kehamilan. Sehingga sering kali ibu mengurangi konsumsi makanannya, akibatnya dapat
menghambat produksi susu atau mengganggu status gizi ibu, selain itu rasa letih yang sering
dirasakan ibu seiring dengan penurunan berat badan yang cepat akan berdampak buruk pada
pengeluaran ASI (Bobak, 2005, hal. 229).

Oleh karena itulah ibu menyusui harus bisa menjaga asupan makanan dan membiasakan
diri untuk berolahraga agar produksi ASI pada bayi lancer.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana Ibu yang
menyusui dapat menghasilkan ASI yang baik dengan cara menjaga pola makan dan rutin
berolahraga

C. Tujuan

Untuk mengetahui apa saja olahraga/kebugaran yang baik untuk ibu menyusui
BAB II
PEMBAHASAN
Laktasi merupakan keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai
proses bayi mengisap dan menelan ASI. The American Academy of Pediatrics
merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan selanjutnya minimal selama 1
tahun. WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan, menyusui dalam 1
jam pertama setelah melahirkan, menyusui setiap kali bayi mau, tidak menggunakan botol dan
dot. Menyusui sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah melahirkan. Bayi dan ibu yang
melakukan proses menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan memiliki keberhasilan
yang lebih besar dari mereka yang menundanya. Bayi baru lahir sebaiknya disusui setiap 2-3 jam
sampai bayi merasa puas. Menyusui minimal 5 menit pada masing-masing payudara pada hari
pertama setelah melahirkan dan semakin meningkat frekuensinya setiap hari sehingga dapat
meningkatkan produksi ASI optimal. Waktu menyusui 20 menit pada masing-masing payudara
cukup untuk bayi. Tidak perlu membatasi waktu menyusui. Frekuensi menyusui yang sering
dapat meningkatkan produksi ASI, mencegah payudara nyeri dan sakit karena penumpukan dan
penggumpalan ASI, dan meminimalkan kemungkinan bayi menjadi kuning.

Jumlah ASI yang normal diproduksi pada akhir minggu pertama setelah melahirkan
adalah 550 ml per hari. Dalam 2-3 minggu, produksi ASI meningkat sampai 800 ml per hari.
Jumlah produksi ASI dapat mencapai 1,5-2 L per harinya. Jumlah produksi ASI tergantung dari
berapa banyak bayi menyusu. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak hormon prolaktin
dilepaskan, dan semakin banyak produksi ASI. Menyusui dapat berkaitan dengan
ketidaknyamanan pada payudara. Nyeri pada puting dapat diberikan krim vaselin. Perubahan
posisi menyusui untuk memutar titik stres pada puting juga sebaiknya dilakukan. Sebaiknya bayi
berhenti dahulu menghisap puting sebelum mengangkatnya dari payudara.

Wanita yang menyusui membutuhkan 500-1000 kalori lebih banyak dari wanita yang
tidak menyusui. Wanita menyusui rentan terhadap kekurangan magnesium, vitamin B6, folat,
kalsium, dan seng. ASI tidak memiliki suplai zat besi yang cukup untuk bayi prematur atau bayi
berusia lebih dari 6 bulan. Karena itu suplementasi zat besi sebaiknya diberikan pada ibu
menyusui dengan bayi prematur. Nutrisi yang tidak adekuat dan stres dapat menurunkan jumlah
produksi ASI.

Terdapat berbagai posisi untuk menyusui namun posisi yang baik adalah dimana posisi
kepala dan badan bayi berada pada garis yang lurus sehingga bayi dapat menyusui dengan
nyaman. Selain itu posisi ibu pun harus nyaman. Cara menyusui yang benar adalah :

1. Cobalah untuk menyangga punggung, bahu, dan leher bayi. Bayi sebaiknya dapat
menggerakkan kepalanya ke depan dan ke belakang dengan mudah
2. Letakkan bayi dengan posisi hidungnya setara dengan puting sehingga bayi akan
melekat sempurna dengan payudara

3. Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar dengan lidah di bawah, ibu dapat membuat
bayi dalam posisi ini dengan merangsang bibir bagian atas bayi dengan jari ibu

4. Bayi anda akan mendekatkan kepalanya ke payudara dengan dahi terlebih dahulu

5. Bayi akan membuka mulutnya lebar untuk mencakup putting dan lingkaran gelap di
sekitar puting, puting ibu sebaiknya berada pada langit-langit mulut bayi

6. Untuk merangsang bayi melepaskan mulutnya dari puting, dengan lembut letakkan
ujung jari ibu pada sudut mulut bayi dan bayi akan secara otomatis membuka mulutnya. Jangan
menarik secara paksa karena akan menimbulkan luka pada putting

Keuntungan Menyusui bagi Bayi

ASI menyediakan nutrisi lengkap bagi bayi. ASI mengandung protein, mineral, air,
lemak, serta laktosa. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan
pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama, dan 1/3 nutrisi
atau lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap infeksi dan
penyembuhan yang lebih cepat dari infeksi. Imunoglobulin A terdapat dalam jumlah yang
banyak di dalam kolostrum sehingga memberikan bayi tersebut kekebalan tubuh pasif terhadap
infeksi. Terdapat faktor bifidus di dalam air susu ibu yang menyebabkan pertumbuhan dari
Lactobacillus bifidus yang dapat menurunkan kumpulan bakteri patogen (menyebabkan penyakit
pada manusia) penyebab diare. Berdasarkan penelitian di negara maju, ASI dapat menurunkan
angka infeksi saluran pernapasan bawah, otitis media (infeksi pada telinga tengah), meningitis
bakteri (radang selaput otak), infeksi saluran kemih, diare, dan necrotizing enterocolitis. Karena
protein yang terdapat pada ASI adalah protein yang spesifik untuk manusia, maka pengenalan
lebih lama terhadap protein asing atau protein lain yang terdapat di dalam susu formula, dapat
mengurangi dan memperlambat terjadinya alergi.

Keuntungan bagi Ibu

Hormon oksitosin dilepaskan selama menyusui yang menyebabkan peningkatan kontraksi


rahim, mencegah involusi rahim, dan menurunkan angka kejadian perdarahan setelah
melahirkan. Wanita yang menyusui, menurunkan angka kejadian kanker indung telur dan kanker
payudara setelah menopause sesuai dengan lamanya waktu dia menyusui. Wanita yang menyusui
juga dapat mengurangi angka kejadian osteoporosis dan patah tulang panggul setelah
menopause, serta menurunkan kejadian obesitas karena kehamilan. Meyusui dapat menciptakan
ikatan antara ibu dengan bayi yang juga dapat mengurangi biaya dibandingkan dengan
pemakaian susu formula. Menyusui memperlambat ovulasi (keluar dan matangnya sel telur)
setelah melahirkan sehingga menjadi suatu bentuk KB alamiah.
Air susu terbentuk melalui 2 fase yaitu, fase sekresi (susu disekresikan oleh sel kelenjar
ke dlm lumen alveoli (hormon prolaktin dan ACTH/adreno corticotropic hormon)
mempengaruhi perkembangan kelenjar mammae dan pengaliran (air susu yg dihasilkan oleh
kelenjar dialirkan ke puting susu, setelah sebelumnya terkumpul dalam sinus.

**Minta tolong cariin kebutuhan energy untuk ibu hamil, lalu apa saja kebugaran untuk
ibu hamil (kaya yoga, pilates dll)

***nanti di PPTnya taruh aja pengertian Laktasi, cara menyusui yang benar, kebutuhan
asupan gizi ibu menyusui dan kebugaran apa aja (tambahin gambar) itu aja dah, makasiii

Anda mungkin juga menyukai