Anda di halaman 1dari 13

A.

Menyusui

a. Pengertian

Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada

bayi, dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan

menelan ASI. Menyusui merupakan proses alamiah yang keberhasilannya

tidak diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal namun

membutuhkan kesabaran, waktu, dan pengetahuan tentang menyusui serta

dukungan dari lingkungan keluarga terutama suami ( Lockhart & Saputra,

2014), Lawrence (1994) dalam Lockhart & Saputra (2014), menyatakan

bahwa menyusui adalah pemberian sangat berharga yang dapat diberikan

seorang ibu pada bayinya. Dalam keadaan miskin, sakit atau kurang gizi,

menyusui merupakan pemberian yang dapat menyelamatkan kehidupan

bayi. Hal tersebut sejalan dengan Suryaatmaja dalam Lockhart & Saputra

(2014), yang mengatakan menyusui adalah realisasi dari tugas yang wajar

dan mulia seorang ibu.

B. Air Susu Ibu (ASI)

a. Pengertian ASI

ASI adalah makanan alami pertama untuk bayi dan menyediakan

semua vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi untuk

pertumbuhan enam bulan pertama, tidak ada cairan atau makanan lain

yang diperlukan (Prasetyono, 2014). ASI terus tersedia hingga setengah

atau lebih dari kebutuhan gizi anak pada tahun pertama dan sampai tahun

6
7

kedua kehidupan. Selain itu, ASI mengandung antibodi dari ibu yang

membantu memerangi penyakit (Nirwana, 2014).

ASI merupakan cairan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan

melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat – zat

gizi dalam ASI berada pada tingkat terbaik dan ASI memiliki bentuk yang

paling baik bagi tubuh bayi. ASI juga sangat kaya akan sari makanan yang

mempercepat pertumbuhan sel – sel otak dan perkembangan sistem saraf.

Makanan untuk bayi yang dibuat menggunakan teknologi masa kini tidak

mampu menandingi keunggulan dari ASI (Riksani, 2015).

ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat

dan kelebihan. Di antaranya menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi

pada bayi, ASI juga bisa menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit

non infeksi seperti penyakit obesitas, kurang gizi, asma dan meningkatkan

IQ dan EQ anak serta menciptakan ikatan kasih sayang yang kuat antara

ibu dan bayi. Bayi merasa terlindungi dalam dekapan ibu, mendengar

langsung suara detak jantung ibu dan merasakan sentuhan ibu pada saat

menyusui (Riksani, 2015).

b. Komposisi Gizi Dalam ASI

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, kandungan gizi dari ASI sangat

khusus dan sempurna, serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang

bayi. Komposisi gizi dalam ASI ( Vivian, 2014) :


8

a) Protein

ASI mengandung protein lebih rendah dari air susu sapi tetapi protein

ASI mempunyai nutrisi lebih tinggi ( lebih mudah dicerna ).

b) Karbohidrat

ASI mengandung karbohidrat lebih tinggi dari susu sapi (6,5-7 gram).

Karbohidrat yang paling utama adlah laktosa. Kadar laktosa yang tinggi

sangat menguntungkan karena saat permentasi akan diubah menjadi

asam laktat. Adanya asam laktat ini memberikan suasana asam dalam

usus bayi (Soetijiningsih, 2015). Asam laktat dalam usus bayi ini

memberikan beberapa keuntungan :

1. Penghambat pertumbuhan bakteri yang patologis.

2. Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam

organik dan mensintesis vitamin.

3. Memudahkan terjadinya pengendapan dari kalsium.

4. Memudahkan absorbsi dari mineral, misalnya kalsium, fosfor dan

magnesium.

c) Lemak dalam ASI

Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah-ubah kadarnya.

Kadar lemak dalam ASI 7-8 kali lebih besar dari air susu sapi. Asam

lemak rantai panjang berperan dalam perkembangan otak.

d) Mineral

ASI mengandung mineral lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah

tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Total mineral selama
9

masa laktasi adalah konstan tetapi beberapa mineral yang spesifik

kadarnya tergantung dari diet ibu.

e) Air dalam ASI

Kira-kira 88% ASI terdiri dari air yang berguna melarutkan zat-zat

yang terdapat di dalamnya sekaligus juga dapat meredakan rangsangan

haus pada bayi.

f) Vitamin

Kandungan vitamin dalam ASI adalah lengkap, vitamin A, D dan C

cukup. Sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflafin dan asam

penthothenik lebih kurang.

A) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI

Menurut Riksani (2015), faktor – faktor yang mempengaruhi produksi ASI

ialah:

a) Makanan Ibu

Pada dasarnya, makanan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui tidak

secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang

dihasilkan. Tetapi, jika makanan ibu terus-menerus tidak mengandung

cukup zat gizi yang diperlukan maka tentu kelenjar-kelenjar pembuat

ASI tidak akan dapat bekerja dengan sempurna sehingga berpengaruh

pada produksi ASI.

b) Frekuensi Pemberian Susu

Semakin sering bayi menyusui, maka produksi dan pengeluaran ASI

akan semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi menyusui pada bayi


10

prematur dan cukup bulan berbeda. Menyusui bayi paling sedikit 8 kali

per hari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusunan

berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar

payudara

c) Berat Lahir Bayi

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap

ASI yang lebih rendah dibanding dengan bayi yang berat lahir normal.

Kemampuan menghisap lebih rendah akan mempengaruhi stimulasi

hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI (Khasanah,

2016).

d) Umur Kehamilan Saat Melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini

dikarenakan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34

minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif

sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak

prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat

disebabkan oleh berat badan yang rendah dan belum sempurnanya

fungsi organnya.

e) Ketenangan Jiwa dan Fikiran

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan ibu yang selalu

dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan ketegangan

emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi


11

produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan

tenang.

f) Konsumsi Rokok dan Konsumsi Alkohol

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu

hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan

menstimulasi pelepasan adrenalin dimana andrenalin akan menghambat

pelepasan oksitosin. Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu

sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses

pengeluaran ASI disisi lain etanol dapat menghambat produksi

oksitosin.

g) Penggunaan Alat Kontrasepsi

Ibu yang menyusui tidak dianjurkan menggunakan alat kontrapsepsi

berupa pil yang mengandung hormon estrogen karena dapat

mengurangi dan menghentikan jumlah produksi ASI. Sebaiknya, ibu

menggunakan KB alamiah, kondom, dan IUD daripada menggunakan

KB hormonal seperti pil, suntik, implan. Adapun alat kontrasepsi dalam

rahim (AKDR) dapat merangsang uterus ibu dan meningkatkan kadar

hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.

h) Perawatan Payudara

Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara sehingga

memengaruhi hifofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan

oksitosin.
12

C. Teknik Menyusui yang Benar

a. Pengertian

Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi

ibu dan bayi dengan benar (Nirwana, 2014)

b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI (Nirwana, 2014)

a) Perubahan Sosial Budaya

1. Ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya

Kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan

adanya emansipasi wanita dalam hal segala bidang kerja dan

kebutuhan yang semakin meningkat, sehingga ketersediaan

menyusui untuk bayinya berkurang.

2. Meniru teman, tetangga atau orang yang sangat

berpengaruh dengan memberrikan susu botol kepada bayinya.

Bahkan ada yang berpandangan bahwa susu botol sangat cocok

untuk bayi.

3. Merasa ketinggalan zaman jika masih menyusui bayinya

b) Faktor Psikologis

1. Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita.

Adanya anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak

penampilan. Padahal setiap ibu yang mempunyai bayi selalu

mengubah payudara, walaupun menyusui atau tidak menyusui.


13

2. Tekanan batin. Ada sebagian kecil ibu mengalami

tekanan batin di saat menyusui bayi sehingga dapat mendesak si

ibu untuk mengurangi frekuensi dan lama menyusui bayinya,

bahkan mengurangi menyusui.

c) Faktor Fisik Ibu

Alasan yang cukup sering bagi ibu untuk menyusui adalah karena ibu

sakit, baik sebentar maupun lama. Tetapi sebenarnya jarang sekali ada

penyakit yang mengharuskan berhenti menyusui. Dari jauh lebih

berbahaya untuk mulai memberi bayi makanan buatan dari pada

membiarkan bayi menyusu dari ibunya yang sakit.

d) Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat

kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat

pemberian ASI. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai manfaat dan

cara pemanfaatannya.

e) Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI

f) Kurang/ salah informasi

Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau

malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila

merasa ASI kurang. Petugas kesehatan masih banyak yang tidak

memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat

memulangkan bayinya.
14

g. Faktor pengelolaan ASI di Ruang Bersalin

Untuk menunjang keberhasilan laktasi, bayi hendaknya disusui segera

atau sedini mungkin setelah lahir. Namun tidak semua persalinan

berjalan normal dan tidak semua dapat dilaksanakan menyusui dini,

seperti persalinan dengan tindakan (seksio sesaria).

c. Cara Menyusui Yang Benar

a) Posisi Badan Ibu dan Badan Bayi (Nirwana, 2014)

1. Ibu duduk atau berbaring dengan santai

2. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala

3. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara

4. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu

5. Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis

dengan leher dan lengan bayi

6. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan

pantat bayi dengan lengan ibu.

b) Posisi Mulut Bayi dan Putting Susu Ibu (Nirwana, 2014)

1. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang

dibawah (bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari

telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting), dibelakang areola

(kalang payudara)

2. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek)

dengan cara menyentuh puting susu, menyentuh sisi mulut puting

susu.
15

3. Tunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan

lidah ke bawah

4. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan

bahu belakang bayi bukan bagian belakang kepala

5. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadapan-

hadapan dengan hidung bayi

6. Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit- langit

mulut bayi

7. Usahakan sebagian aerola (kalang payudara) masuk ke mulut bayi,

sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit- langit yang

keras (palatum durum) dan langit- langit lunak (palatum molle)

Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan

memerah sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang

terletak dibawah kalang payudara Setelah bayi menyusu atau

menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang

atau disangga lagi Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada

payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan

bayi bernafas. Hal itu tidak perlu karena hidung bayi telah

dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan

lengan ibu Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk

mengelus- elus bayi.


16

c) Cara Menyendawakan Bayi

Letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-lahan

diusap punggung belakang sampai bersendawa Kalau bayi tertidur,

baringkan miring ke kanan atau tengkurap. Udara akan keluar dengan

sendirinya

d) Langkah – langkah Menyusui Yang Benar (Nirwana, 2014)

1. Ibu mencucui tangan sebelum menyusui bayinya

2. Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak

sejajar punggung kursi dan kaki diberi alas sehingga tidak

menggantung

3. Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan

aerola sekitarnya

4. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung

siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan

5. Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan

6. meletakkan satu tangan bayi dibelakang ibu dan yang

7. satu didepan, kepala bayi menghadap ke payudara

8. Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus

9. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain

menopang dibawah serta tidak menekan puting susu atau areola

10. Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi

sebelum menyusui
17

11. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau

disangga lagi.

12. Ibu menatap bayi saat menyusui

13. Pasca Menyusui

13.1 Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking di masukkan

ke mulut bayi melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi

ditekan ke bawah

13.2 Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit

kemudian dioleskan pada putting susu dan aerola, biarkan

kering dengan sendirinya

14. Menyendawakan bayi dengan :

14.1 Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu

kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan atau

14.2 Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian

punggungnya di tepuk perlahan-lahan.

15. Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap saat bayi

menginginkan (on demand)

e) Lama dan Frekuensi Menyusui (Nirwana, 2014)

1. Menyusui bayi tidak perlu di jadwal, sehingga tindakan menyusui

bayi dilakukan setiap saat bayi membutuhkan.

2. Asi dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam.

3. Bayi yang sehat akan menyusu dan mengogongkan payudara

selama 5-7 menit.


17

f) Tanda- Tanda Posisi Bayi Menyusui yang Benar (Nirwana, 2014)

1. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu

2. Dagu bayi menempel pada payudara ibu

3. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (payudara

bagian bawah)

4. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi

5. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka

6. Sebagian besar areola tidak tampak

7. Bayi menghisap dalam dan perlahan

8. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu

9. Terkadang terdengar suara bayi menelan

10. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet

g) Tanda bahwa Bayi Mendapatkan ASI dalam Jumlah Cukup (Nirwana, 2014)

1. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu

2. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-

200 gr setiap minggu)

3. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri

4. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan

buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari

Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan dirangsang
untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya

Anda mungkin juga menyukai