“MALARIA”
OLEH KELOMPOK 5:
KELAS A2 FARMASI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi,
anak balita dan ibu hamil. Selain itu, malaria secara langsung menyebabkan
anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Di dunia antara tahun 2010
sampai 2015 terjadi penurunan insidens penyakit malaria sebesar 21% dan
penurunan angka kematian sebesar 29%. Jumlah kasus baru dilaporkan WHO
sebesar 212 juta dan kematian sebesar 429.000.
API adalah jumlah kasus positif malaria per-seribu penduduk dalam 1 tahun.
API ini digunakan untuk menentukan kecenderungan morbiditas malaria dan
menentukan endemisitas suatu daerah (masih terjadi penularan malaria). Pada
tahun 2014 jumlah kasus sebesar 252.027 dan 217.025 kasus pada tahun 2015.
Kasus malaria pada tahun 2016 sebesar 218.450 dan sebanyak 195.597 kasus pada
tahun 2017.
Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi prioritas baik global
maupun nasional. Hal ini tercantum dalam butir 3.3. SDGs (Sustainable
Development Goals) dan RPJMN serta rencana strategis Kemenkes. Ditargetkan
bahwa pada tahun 2030 Indonesia dapat mencapai eliminasi malaria.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Bagaimana definisi malaria ?
2. Bagaimana etiologi malaria ?
3. Bagaimana patofisiologi malaria ?
4. Bagaimana faktor risiko malaria ?
5. Bagaimana terapi farmakologi malaria ?
6. Bagaimana terapi non farmakologi malaria ?
7. Bagaimana penatalaksanaan malaria ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah yang dibuat yaitu :
PEMBAHASAN
A. Definisi malaria
Malaria adalah penyakit infeksi akut atau kronis yang disebabkan oleh infeksi
Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk
aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran
limpa. Dua jenis penyakit malaria yang sering dialami warga Jayapura yaitu
malaria tropis dan tertiana yang akan berkembang biak di hati kemudian
menginfeksi sel darah merah. Selama ini gejala malaria hanya didiagnosis oleh
masyarakat umum berdasarkan ciri-ciri yang diketahui tanpa fakta dan tindakan
medis lainnya. Sehingga masyarakat atau penderita sulit membedakan antara
penyakit malaria dan demam biasa.
1. Siklus Sporogenik
2. Siklus Eksoeritrositik
3. Siklus Eritrositik
Hal ini terjadi karena pekerja yang datang dari daerah lain belum mempunyai
kekebalan sehingga rentan terinfeksi. Keadaan lingkungan berpengaruh besar
terhadap ada tidaknya malaria di suatu daerah. Adanya danau air payau, genangan
air di hutan, persawahan, pembukaan hutan, tambak ikan, dan pertambangan di
suatu daerah akan meningkatkan kemungkinan timbulnya penyakit malaria,
karena tempat-tempat tersebut merupakan tempat perindukan nyamuk malaria.
Suhu dan curah hujan juga berperan penting dalam penularan penyakit malaria.
Biasanya, penularan malaria lebih tinggi pada musim hujan dibandingkan
kemarau. Air hujan yang menimbulkan genangan air, merupakan tempat yang
ideal untuk perindukan nyamuk malaria. Dengan bertambahnya tempat
perindukan, populasi nyamuk malaria juga bertambah sehingga bertambah pula
jumlah penularannya.
1. Artesunat - Amodiaquine
Setiap kemasan Atesunate + Amodiakuin terdiri dari 2 blister, yaitu
blister amodiakuin terdiri dari 12 tablet @ 200 mg dan 153 mg
amodiakuin basa dan blister artesunat terdiri dari 12 tablet @ 50 mg.
Obat kombinasi diberikan per oral selama tiga hari dengan dosis
tunggal harian, sebagai berikut:
- Amodiakuin basa 10 mg/kg bb
- Artesunat 4 mg/kg bb.
2. Dihydroartemisinin + Piperaquin
Fixed Dose Combination (FDC) 1 tablet mengandung 40 mg
dihydroartemisinin dan 320 mg piperaquin. Obat ini diberikan per-oral
selama tiga hari dengan dosis tunggal harian sebagai berikut:
- Dihydroartemisinin dosis 2-4 mg/kgBB
- Piperaquin dosis 16-32 mg/kgBB
3. Artemether + Lumefantrin 1 tablet mengandung 20 mg artemether
ditambah 120 mg lumefantrine. Merupakan obat Fixed Dose
Combination. Obat ini diberikan peroral selama tiga hari dengan cara 2
x 4 tablet per hari.
4. Artesunat-Meflokuin
(digunakan di daerah Mekhong), Obat ini terdiri dari 50 mg artesunate
dan 250 mg basa Meflokuin.
5. Artesunat-Sulfadoxin Pirimetamin (SP),
Obat artesunat 50 mg, Sulfadoxin Pirimetamin (SP) dengan dosis
Sulfadoxin 25 mg/kgBB dan Pirimetamin dosis 1,25 mg/BB.
6. Artemisinin-Naphtoquin (masih dalam penelitian), obat ini
mengandung 250 mg artemisinin dan 100 mg Naphtoquin dengan cara
minum obat sekali minum sebanyak 4 tablet. Di Indonesia saat ini
terdapat 2 regimen ACT yang digunakan oleh program malaria:
1. Artesunate – Amodiaquin
2. Dhydroartemisinin – Piperaquin
Penggunaan repelan
Repelen merupakan bahan aktif yang mempunyai kemampuan
untuk menolak serangga (nyamuk) mendekati manusia, mencegah
terjadinya kontak langsung nyamuk dan manusia, sehingga manusia
terhindar dari penularan penyakit akibat gigitan nyamuk. Bahan
repelen dapat langsung diaplikasikan ke kulit, pakaian atau
permukaan lainnya untuk mencegah atau melindungi diri dari gigitan
nyamuk. Repelen berbentuk lotion dianggap praktis karena dapat
digunakan pada kegiatan di luar rumah (outdoor).
Penutup badan
Apabila melakukan kegiatan di luar rumah malam hari terutama di
daerah endemis malaria (memancing, ronda malam, berkemah,
masuk hutan) perlu perlindungan diri dari gigitan nyamuk dengan
repelan atau memakai baju lengan panjang dan celana panjang.
Penggunaan pakaian penutup badan ini sangat membantu dalam
mencegah gigitan nyamuk sehingga dapat terhindar dari penularan
penyakit (Kemenkes, 2014).
G. Penatalaksanaan malaria
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Malaria adalah penyakit infeksi akut atau kronis yang disebabkan oleh
infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan
ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam,
menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.
2. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa)
dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk
anopheles. Penyebab malaria adalah plasmodium; termasuk dalam famili
plasmodiae. Parasit ini menyerang eritrosit dan ditandai dengan
ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah.
3. Siklus hidup plasmodium sehingga dapat menyebebkan penyakit malaria
dibagi menjadi 3 siklus yaitu: Siklus Sporogenik, Siklus Eksoeritrositik,
Siklus Eritrositik.
B. Saran
Masyarakat disarankan untuk mengurangi kebiasaan keluar malam hari
sehingga dapat mencegah terkena penyakit malaria.Bagi bidang kesehatan
disarankan untuk menjalankan program kerjanya seperti melakukan penyuluhan
kesehatan dan program kerja lainnya.Bagi bidang pendidikan disarankan untuk
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang malaria.
DAFTAR PUSTAKA
Forman E. Siagian. Studi pustaka tentang anemia di antara kasus malaria yang
dilaporkan di Indonesia, dari barat ke timur: perspektif parasito-
epidemiologi. Jurnal Internasional Kedokteran Komunitas dan
Kesehatan Masyarakat ,2020.
dr. Arlan Prabowo, Malaria Mencegah & Mengatasinya, Cetakan II, Penerbit
Puspa Swara, 2007, Jakarta.