Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“ MALARIA”

DOSEN PEMBIMBING :

NS. ANITA MIRAWATI, S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH :

APRILIYA ARIESTA PUTRI ( 223210324 )

KHAIRIA AGUSTA ( 223210335 )

KELAS 2A

PRODI DIII KEPERAWATAN SOLOK

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya beserta
segala kemudahan, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemberian Obat
Topical Kulit” sebaik mungkin dan insya Allah bermanfaat bagi semua pembaca.

Dengan selesainya makalah sebagai salah satu tugas “MALARIA” penulis menyadari
bahwa makalah penuh dengan kekurangan oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan untuk makalah yang lebih baik kedepannya. Dan akhirnya dengan
penuh harapan semoga makalah ini bermanfaat juga menambah wawasan bagi pembaca.
Amin yaa rabbal ‘alamin.

Solok,15 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................3
A. Konsep Malaria.................................................................................................................3
1. Pengertian Malaria.......................................................................................................3
2. Etiologi Malaria............................................................................................................3
3. Klasifikasi Malaria.......................................................................................................4
4. Patofisiologi Malaria....................................................................................................5
5. WOC Malaria...............................................................................................................7
6. Penatalaksanaan Malaria............................................................................................8
7. Pencegahan Malaria.....................................................................................................8
B. Konsep Keperawatan Pada Malaria Hipertensi................................................................9
C. Intervensi keperawatan....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Malaria yaitu salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasite Plasmodium
melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Pada tubuh manusia, parasit membelah diri
dan bertambah banyak di dalam hati dan kemudian menginfeksi sel darah merah. Malaria
pada manusia dapat disebabkan oleh P. malariae, P. vivax, P. ovale dan P. falciparum.
merupakan yang paling berbahaya dan dapat mengancam nyawa.Malaria tetap menjadi
salah satu masalah kesehatan utama di banyak negara, khususnya di daerah-daerah tropis
dan subtropis. Penyakit ini disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Meskipun telah ada upaya global untuk
mengendalikan malaria, namun beban penyakit ini terus menjadi tantangan serius bagi
kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.

Malaria memiliki dampak besar terhadap kesehatan masyarakat dan perekonomian.


Setiap tahunnya, jutaan orang terinfeksi malaria, menyebabkan gejala yang serius seperti
demam, menggigil, dan mialgia. Terutama di wilayah-wilayah di Afrika subsahara, anak-
anak dan wanita hamil rentan terhadap penyakit ini, yang dapat menyebabkan kematian
jika tidak diobati dengan cepat. Selain dampak kesehatan, malaria juga berkontribusi
pada ketidaksetaraan sosial dan ekonomi. Keluarga yang terkena malaria sering
menghadapi beban finansial yang besar akibat biaya perawatan medis dan produktivitas
yang hilang karena sakit. Di tingkat komunitas, malaria dapat menghambat
perkembangan ekonomi dan pendidikan, menciptakan lingkungan di mana kemiskinan
dapat terus berkembang. Pengendalian malaria melibatkan serangkaian langkah,
termasuk pencegahan gigitan nyamuk dengan penggunaan kelambu berinsektisida,
penggunaan obat antimalaria profilaksis, dan pengobatan yang cepat dan tepat. Meskipun
vaksinasi malaria sedang dikembangkan, tantangan seperti resistensi obat dan perubahan
iklim terus menjadi ancaman terhadap upaya pengendalian. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) dan berbagai mitra internasional telah berkomitmen untuk mengurangi beban
malaria secara global. Program-program seperti Roll Back Malaria (RBM) bertujuan
untuk meningkatkan akses kepada diagnosis dan pengobatan, memperkuat sistem
kesehatan lokal, dan mengembangkan strategi inovatif untuk pengendalian vektor
nyamuk. Dalam rangka mencapai tujuan eliminasi malaria di beberapa wilayah,

1
diperlukan kerja sama global, investasi berkelanjutan dalam penelitian dan
pengembangan, serta kesadaran masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan. Upaya
bersama ini akan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan malaria dan meningkatkan
kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor risiko yang berkontribusi terhadap peningkatan kejadian malaria di
Daerah tersebut?
2. Bagaimana pola penyebaran malaria di Daerah tersebut berdasarkan variabel
demografis seperti usia, jenis kelamin, dan status sosioekonomi?
3. Sejauh mana tingkat kesadaran masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan
malaria di Daerah tersebut?
4. Apakah program pengendalian vektor nyamuk yang telah diimplementasikan efektif
dalam mengurangi penularan malaria di Daerah tersebut?
5. Bagaimana dampak perubahan iklim terhadap penyebaran malaria di Daerah tersebut?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Malaria
1. Pengertian Malaria

Malaria adalah penyakit mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit


Protozoa genus Plasmodium. Penyakit ini ditularkan ke manusia melalui gigitan
nyamuk Anopheles spesies betina yang bertindak sebagai vektor malaria. Malaria
sudah diketahui sejak zaman Yunani. Kata malaria terdiri dari dua kata, yaitu mal =
busuk dan aria = udara. Nama malaria diambil dari kondisi yang terjadi yaitu suatu
penyakit yang banyak diderita masyarakat yang tinggal di sekitar rawa-rawa yang
mengeluarkan bau busuk.
Malaria merupakan salah satu penyakit yang penularannya melalui gigitan
nyamuk Anopheles (Marni, 2016). Sedangkan menurut Poespoprodjo dalam
(Harijanto, 2018) mengemukakan bahwa Infeksi Malaria disebabkan oleh 5 (lima)
spesies Plasmodium (P. falcifarum, P. vivax, P. malariae, P. ovale, dan P. knowlesi).
(Najmah, 2016) juga mengemukakan bahwa Plasmodium malaria akan hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan dapat ditularkan dari manusia
ke manusia lain melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Begitupun yang
dijabarkan (IKAUI, 1985) bahwa Penyakit Malaria dapat bersifat akut maupun kronis.
yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium dan ditandai dengan panas. anemia
dan splenomegaly. Dan (Marni, 2016) menambahkan juga bahwa gejala malaria akan
di tandai demam rekuren, anemia dan hepatosplenomegali.

2. Etiologi Malaria

Malaria disebabkan oleh Protozoa dari genus Plasmodium. Penyakit ini


ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk 10 Anopheles spesies betina yang
bertindak sebagai vektor malaria Perilaku nyamuk Anopheles dipengaruhi oleh
kelembaban udara dan suhu sekitar. Nyamuk ini aktif menghisap darah hospes mulai
dari senja sampai dini hari. Jarak terbangnya antara 0,5-3km dan dapat dipengaruhi
oleh transportasi seperti kendaraan bermotor, kereta api, kapal laut dan kapal terbang
serta kencangnya angin Terdapat 5 spesies Plasmodium sp. yaitu Plasmodium
falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale dan yang
terbaru adalah Plasmodium knowlesi. Plasmodium falciparum menyebabkan malaria

3
tropika, Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium malariae
menyebabkan malaria kuartana, Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.
Spesies yang paling banyak ditemukan ialah Plasmodium falciparum dan Plasmodium
vivax penularan malaria ada dua cara, yaitu secara alamiah (natural infection) dan
penularan yang tidak alamiah. Penularan secara alamiah didapat melalui gigitan
Anopheles sp. betina yang sudah terinfeksi oleh Plasmodium. Sebagian besar spesies
menggigit pada senja dan menjelang malam hari. Beberapa vektor mempunyai waktu
puncak pada tengah malam dan menjelang fajar. Penularan secara tidak alamiah dapat
berupa malaria kongenital yang terjadi pada bayi 11 yang baru dilahirkan melalui tali
pusat atau plasenta, transfusi darah melalui jarum suntik yang tidak steril, maupun
secara oral.

3. Klasifikasi Malaria

 Klasifikasi pneumonia

a. Pneumonia berat jika ada tanda bahaya umum, tarikan dinding dada ke dalam,
adanya stridor

b. Pneumonia jika ditemukan tanda frekuensi napas sangat cepat

c. Klasifikasi batuk bukan pneumonia jika tidak ada pneu- monia dan hanya keluhan
batuk

 Klasifikasi dehidrasi

a. Dehidrasi berat jika ada tanda dan gejala seperti letargi atau tidak sadar, mata
cekung, turgor jelek sekali

b. Klasifikasi dehidrasi ringan atau sedang dengan tanda seperti gelisah, rewel, mata
cekung, haus, turgor jelek

c. Klasifikasi diare tanpa dehidrasi jika tidak cukup tanda adanya dehidrasi Klasifikasi
diare persisten. Jika diare sudah lebih dari 14 hari, dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu diare persisten berat jika ditemukan ada- nya tanda dehidrasi dan
diare persisten jika tidak ditemukan tanda dehidrasi.

4
 Klasifikasi disentri

Pada klasifikasi disentri ini juga termasuk klasifikasi diare secara umum, tetapi
jika diare disertai darah dalam feses atau diare bercampur dengan darah.

 Klasifikasi risiko malaria


a. Risiko tinggi terhadap malaria dikelompokkan lagi men- jadi dua bagian, yaitu
klasifikasi penyakit berat dengan demam jika ditemukan tanda bahaya umum dan
disertai dengan kaku kuduk, dan klasifikasi malaria jika adanya demam ditemukan
suhu 37,5°C atau lebih.
b. Risiko rendah terhadap malaria yang dikelompokkan lagi menjadi tiga, yaitu
klasifikasi penyakit berat dengan de- mam jika ada tanda bahaya umum atau kaku
kuduk dan klasifikasi malaria jika tidak ditemukan tanda demam atau Asuhan
Neonatus, Bayi, dan Balita
c. Infeksi telinga kronis jika ditemukan cairan atau nanah yang keluar dari telinga
dan terjadi lebih dari 14 hari.
d. Tidak ada infeksi telinga jika tidak ditemukan gejala seperti di atas.
 Klasifikasi status gizi

a. Gizi buruk dan/atau anemia berat jika berat badan sangat kurus, bengkak di
kedua kaki, serta pucat di telapak ta- ngan.

b. Di bawah garis merah dan/atau anemia jika ditemukan tanda, seperti jika
telapak tanpgan agak pucat, berat badan menurut usia di bawah garis merah.

c. Tidak di bawah garis merah dan tidak anemia jika tidak ada tanda seperti di
atas.

4. Patofisiologi Malaria

Menurut Karundeng J.O. (2021) patofisiologi malaria seperti dikemukakan


Bahwa vector penyakit yang menggigit manusia adalah gigitan nyamuk
anopheles. Perubahan utama yang akan terjadi akibat malaria bisa melibatkan system
dalam eritrosit , limpa dan hepar. Patologi berikutnya dapat mengenai semua organ
tergantung pada jenis plasmodium yang menginfeksi dan bergantung pada proses
infeksi patologi. Infeksi plasmodium terjadi melalui mekanisme utama yang disebut

5
sitoaderens, yaitu penempelan eritrosit terinfeksi dengan berbagai macam jenis sel
dalam hospes yang terjadi karena kemampuan eritrosiit terinfeksi.

Beberapa tipe sitoaderens yaitu sekuestrasi, reseting dan autocoping. Sekuestrasi


merupakan kemampuan eritrosit terinfeksi unruk melekat dengan berbagai reseptor sel
endotel di berbagai jaringan seperti otak, paru, hepar, ginjal, dan plasenta yang dapat
mengakibatkan penutupan pembuluh darah kapiler di berbagai organ vital.
Jenis plasmodium juga akan mempengaruhi berat ringannya penyakit
malaria.Plasmodium talciturum dapat menyebabkan malaria berat. Parasite yang
masuk ke pembuluh darah akan memasukkan sporotozoid kemudian akan tumbuh
dan6-9 skizon menjadi dewasa dan pecah dan melepaskan beribu-ribu merozoid.
Demam akan timbul bersamaan dengan pecahnya skinzon darah yang akan
mengeluarkan antigen, kemudian antigen akan merangsang sel makrofag, monosit
atau limfosit yang mengeluarkan sitokindan tumor necrosis factor (TNF) yang
dibawah hipotalamus yang merupakan pusat pengaturan suhu tubuh. Pembesaran
limfa juga akan terjadi karena plasmodium dihancurkan oleh monosit yang akan
menyebabkan bertambah sel dan terjadinya peningkatan eritrosit.

6
5. WOC Malaria

7
6. Penatalaksanaan Malaria

Untuk penatalaksanaan malaria, pada prinsipnya semua individu yang terkena


infeksi malaria harus diobati, baik yang pada sediaan darahnya ditemukan stadium
aseksual Plasmodium, maupun yang hanya menderita sakit malaria secara klinis tanpa
ditemukan parasit dalam darahnya. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penanganan penderita antara lain:

1. Tentukan apakah penderita tersebut tergolong malaria tanpa komplikasi atau malaria
beratMalaria tanpa komplikasi dapat diobati secara peroral, sedangkan malaria berat
harus diobati secara parenteral.

2. Pastikan apakah penderita masih dapat minum obat atau tidak. Bila penderita muntah-
muntah sebaiknya obat diberikan secara parenteral.

3. Pengobatan harus mencapai dosis yang adekuat, jangan mengubah dosis tanpa alasan.

7. Pencegahan Malaria

Malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles, oleh karena itu


pencegahannya adalah dengan merubah pola perilaku manusia agar nyamuk tidak
muncul. Berikut beberapa tips untuk mencegah penyebaran penyakit malaria:

a. Gunakan kelambu ketika tidur


b. Memakai pakaian serba panjang seperti celana dan lengan panjang selama
beraktivitas
c. Hindari meletakkan pakaian basah di dalam rumah karena dapat menjadi tempat
persembunyian nyamuk
d. Lakukan langkah 3M (Menguras penampungan air, Mengubur barang bekas, dan
Mendaur ulang barang bekas)
e. Gunakan lotion anti nyamuk yang mengandung DEET (diethyltoluamide)
f. Pasang obat nyamuk dan rutin menyemprot obat nyamuk terutama di pagi dan sore
hari
g. Rutin melakukan fogging massal di daerah dengan tingkat malaria yang tinggi
minimal sebulan sekali

8
B. Konsep Keperawatan Pada Malaria Hipertensi
1. Pengkajian
 Aktivitas/istirahat: klien dapat menunjukkan tanda-tanda keletihan, kelemahan,
dan malaise umum, dapat pula disertai dengan kelemahan otot, dan penurunan
kekuatan.
 Sirkulasi: tekanan darah klien dapat menujukkan rentang normal atau sedikit
menurun, denyut nadi perifer juat dan cepat, takikardi, kulit teraba hangat,
diaforesis, kulit tampak pucat, lembab, terdapat tanda hipovolemia, dan
penurunan aliran darah.
 Eliminasi: dapat ditemukan gejala berupa diare atau bahkan konstipasi,
penurunan haluaran urine, dan distensi abdomen.
 Makanan dan cairan: klien dapat mengeluh anoreksia, mual, dan muntah, yang
disertai dengan tanda-tanda seperti penurunan berat badan, penurunan lemak
subkutan, dan penurunan massa otot. Selain itu dapat pula ditemukan tanda
penurunan haluaran urine serta perubahan konsentrasi urine.
 Neurosensori: sakit kepala/pusing dan pingsan dapat dikeluhkan oleh klien
dengan tanda-tanda penyerta antara lain gelisah, ketakutan, disorientasi, dan
kekacauan status mental.
 Pernapasan: tachipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan, napas pendek
pada saat istirahat dan aktivitas.
 Anamnesis Menurut Elbands E.S (2022) anamnesis dilakukan dengan keluhan
utama
demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare
dan nyeri otot. Pada anamnesis perlu ditanyakan Riwayat sakit malaria dan
Riwayat
minum obat serta Riwayat berkunjung atau tinggal di daerah endemic malaria serta
Riwayat mendapat transfusi darah. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik
akan didapatkan demam (>37,5°) dengan konjungtiva atau telapak tangan pucat.
Selain itu ditemukan pembesaran limpa (splenomegaly) dan pembesaran inti
(hepatomegaly). Pada malaria berat dapat ditemukan penurunan kesadaran,
ikterik, oliguria, urin coklat kehitaman dan kejang (Elbands E.S, 2022).
 Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan mikroskopis sediaan darah tebal dan tipis untuk menentukan ada
tidaknya parasite malaria

9
2) Rapid Diagnostic Test (RDT) untuk mendeteksi antigen plasmodium dengan
metode imunokromatografi (Elbands E.S, 2022)
 d. Aktivitas/Istirahat
Klien dapat menunjukkan tanda-tanda keletihan, kelemahan dan malaise umum,
dapat pula disertai dengan kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
 Sirkulasi Tekanan darah klien dapat menunjukkan tanda-tanda rentang normal
atau sedikit menurun, denyut nadi perifer kuat dan cepat, takikardi, kulit teraba
hangat diaphoresis, kulit tampak pucat, lembab terdapat tanda hypovolemia dan
penurunan aliran darah.
 Eliminasi
Dapat ditemukan gejala berupa diare atau bahkan konstipasi, penurunan
haluaran urine dan distensi abdomen.
 Makanan dan Cairan
Klien biasanya mengeluhkan anoreksia, mual dan muntah yang disertai dengan
tanda-tanda sepetti penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan
penurunan massa otot. Selain itu dapat pula ditemukan tanda penurunan
konsentrasi urin.
 Neurosensori
Sakit kepala/pusing dan pingsan dapat dikeluhkan oleh klien dengan tanda-
tanda penyertaan antara lain gelisah, ketakutan, disorientasi dan kekacauan status
mental.
 Pernapasan
Tachipnea dengan penurunan kedalamam pernapasan, napas pendekpada saat
istirahat, dan aktivitas (Kurniawan, H., 2019).
 Analisa data
1) Data Subjektif :
a) Merasa lemah
b) Mengeluh haus
c) Parastesia
d) Nyeri ekstremitas
2) Data Objektif
a) Frekuensi nadi meningkat
b) Nadi teraba lemah

10
c) Tekanan darah menurun
d) Tekanan nadi menyempit
e) Turgor kulit menurun
f) Membrane mukosa kering
g) Volume urin menurun
h) Suhu tubuh meningkat
i) Kulit merah
j) Takipnea
k) Pengisian kapiler >3 detik
l) Kulit teraba hangat
m) takikardi
1. Diagnosa keperawatan (SDKI)
a. Hipovolemia’(D.0023) b.d kehilangan cairan aktif d.d frekuensi nadi meningkat,
tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume
urin menurun, hematokrit meningkat, merasa lemah, mengeluh haus, suhu tubuh
meningkat.
b. Hipertermi (D.0130) b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas nilai normal, kulit
merah, takipnea, kulit teraba hangat.
2. Luaran keperawatan (SLKI)
a. Status cairan (L.03028) ekspektasi membaik dengan kriteria hasil :
1) Kekuatan nadi cukup menurun
2) Tekanan darah membaik
3) Tekanan nadi membaik
4) Turgor kulit membaik
5) Perasaan lemah menurun
6) Rasa haus menurun
7) Hematokritmembaik
b. Termoregulasi (L. 14134) ekspektasi membaik dengan kriteria hasil :
1) Kulitmerahmenurun
2) Takipneamenurun
3) Suhu tubuh membaik

11
C. Intervensi keperawatan
Intervensi Keperawatan (SIKI)

a. Manajemen Hipovolemia

Tindakan

1) Periksa tanda gejala hypovolemia

2) Monitor intake dan output cairan

Terapeutik

1) Hitungkebutuhancairan

2) Berikan posisi modified Trendelenburg

3) Berikan asupan cairan oral

Edukasi

1) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral

2) Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis

2) Kolaborasi pemberian produk darah

b. Manajemen Hipertermi (I. 15506)

Tindakan Observasi

1) Identifikasi penyebab hipertermi

2) Monitor suhu tubuh

3) Monitor kadar elektrolit

4) Monitor haluaran urin

5) Monitor komplikasi akibat hipertermi

Terapeutik

1) Sediakan lingkungan yang dingin

2) Longgarkan atau lepaskan pakaian

3) Berikan cairan oral

12
Edukasi

Anjurkan tirah baring

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian cairan elektrolit intravena

13
DAFTAR PUSTAKA

Teguh wajhu sardjono,dkk .2019 kupas bahas ringkasan tentang malaria

Dr.mohammad soewarndhie . 2021 penyebab gejala dan pengobatan malaria.

Hendra kurniawan. 2019 buku ajaran parasitologi

sulistiarini, Riski. 2022. Malaria Perkembangan Penyakit, Pengujian dan Bahan


Berkasiat. Yogyakarta: Bintang Semesta Media

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Defenisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervemsi Keperawatan Indonesia
Defenisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Defenisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

14

Anda mungkin juga menyukai