Kes
Mata Kuliah : Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu-A
MAKALAH
“Peranan Vektor pada mekanisme penularan Penyakit Malaria”
Oleh :
Muh. Asril S
(NIM: PO714221191.071)
Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis diberi kemudahan dalam
menyusunan makalah ini dan mampu menyelesaikan dengan tepat pada waktunya.
Tidak lupa juga shalawat serta salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad
Saw. serta kepada keluarga, saudara, sahabat dan kerabatnya.
Selain sebagai tugas, penulis membuat makalah ini untuk memberikan
pengetahuan tambahan kepada pembaca tentang Peranan Vektor Pada
Mekanisme Penularan Penyakit Malaria
Dalam penyusunan makalah ini kami selaku penulis banyak mendapatkan
bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kesalahan yang dilakukan. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang
membangun sehingga kedepannya penulis akan lebih baik lagi. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca dan kita semua.
Makassar, 20 Maret 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Malaria................................................................................................. 2
B. Vektor Penyakit Malaria..................................................................... 3
C. Mekanisme Penularan Penyakit Malaria ............................................ 5
A. Kesimpulan ......................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Malaria
2
B. Vektor penyakit malaria
Vektor – borne disease merupakan suatu penularan penyakit pada
manusia melalui vektor penyakit berupa serangga. Nyamuk merupakan
salah satu ektoparasit pengganggu yang merugikan kesehatan manusia, hal
tersebut dikarenakan kemampuan nyamuk sebagai salah satu vektor
berbagai penyakit. Di dunia kesehatan, ada beberapa kelompok nyamuk
yang perluh kita ketahui diantaranya yaitu kelompok Tribus culicini yang
terbagi menjadi 109 genus dan kelompok Tribus anophelini yang terbagi
menjadi 3 genus. Tribus culicini yang penting adalah genus Aedes, Culex
dan Mansonia sedangkan dari Tribus anophelini diantaranya yang penting
adalah genus Anopheles sp.
Genus Anopheles mempunyai lebih kurang 300 jenis di dunia dan
lebih dari 60 jenis di antaranya merupakan vektor malaria. Jumlah jenis
Anopheles di Indonesia sangat banyak, meskipun tidak semuanya berperan
sebagai vektor penyakit malaria melalui Plasmodium. Menurut catatan
kepustakaan, terdapat 80 jenis Anopheles di Indonesia, tetapi yang
berperan sebagai vektor malaria atau yang diduga dapat menjadi vektor
malaria adalah sekitar 22 jenis diantaranya yaitu An. sundaicus, An.
aconitus, An. nigerrimus, An. macullatus, An. barbirostris, An. sinensis,
An. letifer, An. balabacencis, An. punctulatus, An. farauti, An. bancrofti,
An. karwari, An. koliensis, An. vagus, An. parengensis, An. umbrosus,
An. subpictus, An. longirostris, An. flavirostris, An. minimus, dan An.
Leucosphirus (Monika dkk, 2012). Dari 22 spesies nyamuk Anopheles
yang telah dikonfirmasi sebagai vektor malaria, ada beberapa spesies
Anopheles yang berperan juga sebagai vektor filariasis diantaranya yaitu
An. nigerrimus, An. barbirostris. Pada penelitian ini akan lebih
memfokuskan pada salah satu nyamuk spesies Anopheles yaitu nyamuk
An. Aconitus.
Nyamuk An. Aconitus merupakan salah satu vektor penyakit
malaria. Di Indonesia spesies ini terdapat hampir di seluruh kepulauan,
3
kecuali Maluku dan Irian. Biasanya dapat dijumpai di dataran rendah dan
mempunyai tempat perindukan di daerah persawahan. Larva An. Aconitus
umumnya ditemukan di air yang bersih, rawa, hutan mangrove, sawah,
parit, tepi sungai dan genangan air hujan. Spesies lain dapat ditemukan di
tempat yang banyak tumbuh-tumbuhan. Anopheles aconitus dewasa
mempunyai bentuk tubuh yang ramping terdiri dari tiga bagian tubuh;
kepala, thorax dan abdomen. Kepala mempunyai kemampuan khusus
untuk menangkap informasi melalui sensor. Kepala mempunyai sepasang
mata dan antena yang bersegmen-segmen. Antena merupakan bagian yang
penting untuk mendeteksi bau induk semang dan mendeteksi tempat yang
cocok untuk bertelur. Kepala juga mempunyai probosis yang digunakan
untuk menghisap darah dan mempunyai dua sensor palpi. Thorax
berfungsi sebagai alat lokomosi. Tiga pasang kaki dan sepasang sayap
seperti sayap nyamuk Anopheles lainnya tetapi pada sayap spesies ini
mempunyai 3 noda hitam yang sempit pada tepi sayap (Dimas, 2009).
Malaria adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
protozoa obligat intraseluler dari genus Plasmodium, penyakit ini secara
alami ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Kasus
penyakit malaria mempunyai penyebaran yang luas dan semakin
meningkat seiring dengan perjalanan waktu dan menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Ada empat spesies yang diidentifikasi dari parasit
ini menyebabkan malaria manusia yaitu Plasmodium vivax, P. falciparum,
P. ovale, P. malariae (WHO dalam Rahman, Ishak dan Ibrahim, 2013).
Penyebab penyakit malaria adalah parasit malaria, suatu protozoa
dari genus Plasmodium. Saat ini dikenal ada 5 jenis plasmodium yang
dapat menginfeksi manusia secara alami (Harijanto, 2012), yaitu:
1. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika yang sering
menyebabkan malaria yang berat (malaria serebral dengan kematian)
dan mudah menyebabkan resisteni obat
2. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana
4
3. Plasmodium malariae, dapat menimbulkan sindrom nefrotik dan
penyebab malaria quartana
4. Plasmodium ovale, menyebabkan malaria ovale banyak dijumpai di
daerah Afrika dan Pasik Barat, di Indonesia dijumpai di Irian Jaya dan
Nusa 11 Tenggara, memberikan infeksi yang paling ringan dan
sembuh spontan tanpa pengobatan
5. Plasmodium Knowlesi, pertama kali dilaporkan tahun 2004 jenis
malaria baru yang sudah ditemukan di Malaysia, dan juga ditemukan
Singapura, Thailand, Myanmar serta Filipina penularannya dari
monyet, bentuk plasmodium menyerupai P. malariae. Tingkat
keganasan seperti falsifarum dan tingkat kekebalan seperti malaria
vivax.
C. Mekanisme Penularan Penyakit Malaria
Indonesia merupakan salah satu negara tropis di dunia. Iklim tropis
menjadi penyebab berbagai penyakit tropis yang disebabkan oleh nyamuk,
seperti malaria, filaria, demam berdarah, dan kaki gajah, bahkan
menimbulkan epidemi yang berlangsung dalam spektrum yang luas dalam
masyarakat (Kadarohman, 2010).
Penyakit malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia, angka kesakitan penyakit ini masih tinggi terutama di kawasan
Indonesia bagian timur (Hiswani, 2004). Penyakit ini yang berpengaruh
terhadap angka kesehatan masyarakat serta dapat menurunkan
produktivitas kerja (Simpson, et al., 2009) yang disebabkan infeksi
protozoa dari genus Plasmodium dan ditularkan dari orang ke orang
melalui gigitan nyamuk Anopheles betina (Luckman & Metcalft, 1982).
Nyamuk merupakan vektor penting dalam penyebaran penyakit
malaria (Govindarajan et al., 2012). Beberapa vektor malaria yaitu
Anopheles aconitus dan Anopheles maculatus. Anopheles aconitus aktif
menggigit pada malam hari di rumah-rumah penduduk. Penyakit ini secara
alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Umumnya tempat-
tempat yang rawan malaria terdapat pada Negara-negara berkembang
5
dimana tidak memiliki tempat penampungan atau pembuangan air yang
cukup, sehingga menyebabkan air menggenang dan dapat dijadikan
sebagai tempat ideal nyamuk untuk bertelur.
Tempat perindukan Anopheles aconitus terdapat di persawahan
dan saluran irigasi. Nyamuk Anopheles aconitus merupakan vektor
penyakit malaria yang banyak ditemui di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan
Bali. Selain itu nyamuk Anopheles maculatus juga merupakan vektor yang
banyak terdapat di Jawa. Nyamuk ini berkembang biak di daerah
pegunungan dan perindukan nyamuk ini terdapat di daerah sungai kecil,
mata air yang jernih dan tempat-tempat yang terkena sinar matahari
langsung (Hiswani, 2004).
Malaria disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium. Ada
empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan malaria, yaitu
plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 7-14 hari, plasmodium
vivax dengan masa inkubasi 8-14 hari, plasmodium oval dengan masa
inkubasi 8-14 hari, dan plasmodium malaria dengan masa inkubasi 7-30
hari. Parasit-parasit tersebut ditularkan pada manusia melalui gigitan
seekor nyamuk dari genus anopheles. Gejala yang ditimbulkan antara lain
adalah demam, anemia, panas dingin, dan keringat dingin. Untuk
mendiagnosa seseorang menderita malaria adalah dengan memeriksa ada
tidaknya plasmodium pada sampel darah. Namun yang seringkali ditemui
dalam kasus penyakit malaria adalah plasmodium falciparum dan
plasmodium vivax.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA