Anda di halaman 1dari 11

Prosedur Koleksi Jentik

1. Koleksi jentik di non-pemukiman


Koleksi jentik merupakan koleksi pra dewasa yang dilakukan di lingkungan di
luar kawasan pemukiman, misalnya di kebun, area persawahan, tegalan, pinggir aliran
sungai dan sebagainya yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Bahan dan alat
- Pipet Spidol - Dipper
- Karet penghapus - Kertas label
- Gunting - Pensil
- GPS - Lampu senter
- Salinity refractomete - Kamera
- pH meter - Pipet selang
- lux meter - Botol jentik
- Form J-01, J-02 dan J-03

Cara kerja

1) Semua alat dan bahan disiapkan


2) Koleksi jentik dilakukan di tempat yang berpotensi sebagai tempat
perkembangbiakan nyamuk .
3) Pengambilan titik koordinat pada habitat spesifik positif jentik menggunakan
GPS.
4) Peralatan koleksi jentik disesuaikan dengan jenis tempat perkembangbiakan.
5) Jentik ditampung di dalam botol jentik yang telah disediakan.
6) Pengukuran parameter lingkungan (pH, salinitas dan intensitas cahaya) dilakukan
di setiap habitat spesifik positif jentik.
7) Kode ekosistem (5 digit) jentik dicatat pada form J-01, J-02 dan J-03.
8) Kode lingkungan (7 digit), tanggal dan jenis habitat spesifik ditulis pada botol
jentik.
9) Jentik dipelihara menjadi nyamuk. Jentik yang tidak menjadi nyamuk sampai hari
keempat dipreparasi menjadi awetan jentik.
10) Jentik yang menjadi nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus, 20% diantaranya
dibuat spesimen, sedangkan 80% lainnya diproses untuk deteksi patogen
2. Koleksi jentik di pemukiman
Koleksi jentik di pemukiman yaitu di dalam dan luar rumah misalnya di bak
mandi, ember, tempayan dan berbagai tempat penampungan yang berpotensi sebagai
tempat perkembangbiakan nyamuk DBD

Alat dan bahan

- Pipet - Lampu senter


- Pipet selang - GPS
- Botol jentik - Penghapus
- Kertas label - Stiker kode tipe ekosistem
- Pensil - Spidol
- Gunting

Cara kerja

1) Semua alat dan bahan disiapkan.


2) Rumah tempat dilakukan koleksi jentik dicatat koordinatnya menggunakan GPS
3) Pemeriksaan jentik dilakukan pada tempat perkembangbiakan nyamuk di 100
rumah baik dalam maupun luar. Habitat diperiksa antara lain bak mandi,
tempayan, ember, penampungan kulkas, penampungan dispenser, perangkap
semut, vas bunga dan sebagainya
4) Alat pengambilan jentik disesuaikan dengan jenis dan kedalaman tempat
perkembangbiakannya.
5) Botol jentik diberi label lokasi, tanggal dan jenis tempat perkembangbiakan.
6) Jentik/pupa hasil koleksi tiap rumah, dipisahkan berdasarkan genus (Aedes/Non
Aedes), letak (dalam dan luar rumah) dan dipelihara sampai dengan hari ke-4
hingga menjadi nyamuk. Nyamuk yang muncul diidentifikasi sampai tingkat
spesies, dari masing-masing total spesies nyamuk, 20% diantaranya dibuat
spesimen, sedangkan 80% lainnya diproses untuk deteksi patogen.
7) Apabila sampai hari ke-4 ada jentik yang belum menjadi nyamuk, maka 20%
dibuat spesimen, sedangkan 80% lainnya diproses untuk deteksi patogen.
8) Apabila sampai hari ke-4 ada pupa yang belum menjadi nyamuk, maka 100%
diproses untuk deteksi patogen.
9) Hasil pengamatan dicatat dalam form J-04. Stiker kode tipe ekosistem
ditempelkan pada form tersebut.
10) Seluruh data diperoleh pada form J-04 dirangkum dalam rekapitulasi form J-05.
11) Stiker kode tipe ekosistem ditempelkan pada form J-05.

Prosedur Penangkapan Nyamuk

1. Penangkapan nyamuk hinggap pada manusia


a. Tujuan
1) Tujuan Umum
Memperoleh nyamuk dengan umpan manusia dengan interval 1 jam dimulai pukul
18.00 sampai 06.00
2) Tujuan Khusus
- Mengetahui spesies nyamuk yang tertangkap dengan umpan orang baik di dalam
maupun di luar rumah
- Mengetahui perilaku nyamuk di dalam dan di luar rumah
- Mengetahui fluktuasi kepadatan nyamuk pada pukul 18.00 s.d 06.00
b. Alat dan bahan
- Aspirator - Senter
- Gelas kertas - Kain kassa
- Karet gelang - Kapas
- Kertas label - Pensil dan buku catatan
- Gunting - Spidol
- GPS - Formulir N-02
- Weather station
c. Cara kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Koleksi nyamuk dengan umpan orang dilakukan di dalam dan luar rumah.
3) Tempat dilakukan penangkapan nyamuk (laboratorium lapangan) dicatat
koordinatnya menggunakan GPS (titik tengah lokasi penangkapan nyamuk).
4) Suhu dan kelembaban lokasi penangkapan dicatat mulai pukul 18.00 sampai
dengan pukul 06.00. Hasil pembacaan dicatat setiap jam pada form N02.
5) Penangkapan nyamuk dilakukan selama 12 jam (setiap jam, penangkapan
dilakukan selama 50 menit, baik di dalam dan luar rumah, 10 menit selebihnya
istirahat)
6) Penangkap nyamuk sebaiknya menggunakan celana pendek. Jika mengenakan
celana panjang atau kain yang menutupi seluruh kaki, maka celana atau kain
digulung sampai sebatas lutut.
7) Penangkap duduk di tempat yang telah ditentukan oleh ketua tim dan hanya
menangkap nyamuk yang hinggap pada anggota tubuh.
8) Nyamuk hinggap ditangkap menggunakan aspirator dan dimasukkan ke dalam
gelas kertas.
9) Gelas kertas diberi label keterangan metode dan periode waktu penangkapan.
10) Hasil penangkapan nyamuk setiap periode akan dikumpulkan oleh petugas.
11) Hasil penangkapan dicatat pada form N-02. Pastikan stiker kode lingkungan yang
ditempel pada form N-02 sesuai dengan form N-01 pada lingkungan tersebut.
12) Nyamuk diidentifikasi, dibuat spesimen dan sampel deteksi patogen.
2. Penangkapan nyamuk di sekitar ternak
a. Tujuan
1) Tujuan Umum : Mendapatkan nyamuk yang menghisap darah atau istirahat di sekitar
2) Tujuan Khusus
- Mengetahui nyamuk yang tertangkap di sekitar ternak
- Mengetahui perilaku nyamuk darah atau istirahat di sekitar ternak
- Mengetahui fluktuasi kepadatan nyamuk pada pukul 18.00 s.d 06.00 disekitar ternak
b. Alat dan bahan
- Aspirator - Kain kassa
- Gelas kertas - Kapas
- Karet gelang - Pensil dan buku catatan
- Kertas label - Spidol
- Gunting - Form N-02
- GPS - Hewan ternak (sapi/kerbau)
- Senter
c. Cara kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Penangkapan nyamuk dilakukan pada pukul 18.00 sampai 06.00 dengan waktu
penangkapan 15 menit setiap jam.
3) Nyamuk hinggap ditangkap menggunakan aspirator dan dimasukkan ke dalam
gelas kertas. Lokasi potensial nyamuk hinggap antara lain tumpukan makanan
ternak, dinding kandang, tanaman di sekitar kandang atau pada tubuh hewan
ternak.
4) Gelas kertas diberi label keterangan metode dan periode waktu penangkapan
5) Hasil penangkapan nyamuk setiap periode akan dikumpulkan oleh petugas.
6) Hasil penangkapan dicatat pada form N-02. Pastikan stiker kode lingkungan yang
ditempel pada form N-02 sesuai dengan form N-01 pada lingkungan tersebut.
7) Nyamuk diidentifikasi, dibuat spesimen dan sampel deteksi patogen

Catatan: Jika terdapat lebih dari satu kandang ternak dengan jenis hewan yang
berbeda, maka penangkapan nyamuk dilakukan disemua kandang ternak, dengan
lama penangkapan 15 menit setiap kandang per jam.

3. Penangkapan nyamuk dengan animal-baited trap net


a. Tujuan
1) Tujuan Umum : Memperoleh nyamuk di dalam perangkap kelambu umpan ternak
2) Tujuan Khusus
- Mengetahui nyamuk yang tertangkap pada perangkap kelambu dengan umpan
ternak
- Mengetahui perilaku nyamuk mendapatkan darah
- Mengetahui fluktuasi kepadatan nyamuk pada pukul 18.00 s.d 06.00 dengan
perangkap kelambu umpan ternak
b. Alat dan bahan
- Animal-baited trap net - Aspirator
- Tali plastic - Kain kasa
- Tiang kayu - Kapas
- Gelas kertas - Kertas label
- Karet gelang - Parang
- Lampu senter - Stiker kode lingkungan
- Spidol dan pensil - Formulir N-02
- GPS - Ternak
c. Cara kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Memasang animal-baited trap net pada tempat lapang dengan mengikat tali di sudut
bagian atas kelambu pada tiang atau pohon.
3) Jarak bagian bawah animal-baited trap net dengan permukaan tanah 15-20 cm.
4) Pancang pengikat ternak dipasang pada bagian tengah dalam animal-baited trap net,
kemudian hewan ternak (sapi atau kerbau) diikat pada tiang yang telah disediakan.
Pemasangan minimal 30 menit sebelum memulai koleksi nyamuk
5) Penangkapan nyamuk dilakukan pada pukul 18.00 sampai 06.00 dengan waktu
penangkapan 15 menit setiap jam.
6) Nyamuk hinggap ditangkap menggunakan aspirator dan dimasukkan ke dalam gelas
kertas yang diberi label keterangan metode dan periode waktu penangkapan.
7) Hasil penangkapan nyamuk setiap periode akan dikumpulkan oleh petugas.
8) Hasil penangkapan dicatat pada form N-02. Pastikan stiker kode lingkungan yang
ditempel pada form N-02 sesuai dengan form N-01 pada lingkungan tersebut.
9) Nyamuk diidentifikasi, dibuat spesimen dan sampel deteksi patogen

Catatan: Jika di daerah tersebut tidak ditemukan sapi atau kerbau, maka dapat diganti hewan
ternak lain seperti kambing dan babi sejumlah 2 ekor.

4. Koleksi nyamuk dengan light trap


a. Tujuan
1) Tujuan Umum : Mengoleksi nyamuk yang tertangkap pada light trap
2) Tujuan Khusus
- Mengetahui spesies nyamuk tertangkap aktif terbang di luar rumah (kebun,
semak, hutan, dsb)
- Mengetahui perilaku nyamuk mendapatkan darah
b. Alat dan bahan
- Light trap - Octanol
- Gelas kertas - Kain kasa
- Karet gelang - Kapas
- Kertas label - Spidol
- Pensil - GPS
- Stiker kode lingkungan - Form N-06
- Aspirator
c. Cara kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Light trap dipasang pada pukul 18.00 sampai 06.00. Lokasi pemasangan light
trap:
- Luar rumah di sekitar kandang ternak Light trap dipasang di sekitar kandang
ternak dengan jarak ± 200 meter sebanyak 1 buah
- Luar rumah di sekitar semak/kebun Light trap dipasang di lingkungan
semak/kebun sebanyak 1 buah. Light trap sebaiknya dipasang di lokasi yang tidak
terganggu oleh aktifitas penduduk sekitar.
3) Setelah pukul 06.00, nyamuk dipindahkan dari light trap ke dalam gelas kertas
yang tersedia menggunakan aspirator.
4) Nyamuk tertangkap dimasukkan ke dalam gelas kertas yang diberi label
keterangan metode.
5) Hasil penangkapan dicatat pada form N-05. Pastikan stiker kode lingkungan yang
ditempel pada form N-05 sesuai dengan form N-01 pada lingkungan tersebut.
6) Nyamuk diidentifikasi, dibuat spesimen dan sampel deteksi patogen

Catatan:

- Pada tipe ekosistem jauh pemukiman, light trap di pasang pada pohon atau
tonggak sekitar semak selama 12 jam dari jam 18.00 – 06.00. Jumlah light
trap yang dipasang sebanyak 2 buah. Light trap sebaiknya dipasang di lokasi
yang mudah diawasi dan tidak terganggu, baik oleh manusia maupun
binatang.
- Pencatatan titik koordinat GPS dilakukan pada lokasi pemasangan light trap
5. Penangkapan nyamuk pada pagi hari
a. Tujuan
1) Tujuan Umum Mengoleksi nyamuk yang hinggap di habitat aslinya pada pagi
hari
2) Tujuan Khusus
- Mendapatkan spesimen nyamuk hasil koleksi pagi hari
- Mengetahui tempat istirahat nyamuk pada pagi hari
- Mengetahui perilaku nyamuk untuk mendapatkan darah, diluar (eksofagik)
atau dalam rumah (endofagik), lebih suka penghisap darah manusia
(antropofilik) atau lebih suka menghisap darah binatang (zoofilik)
b. Bahan dan alat
- Aspirator - Senter
- Gelas kertas - Kain kassa
- Karet gelang - Kapas
- Kertas label - Pensil dan buku catatan
- GPS - Spidol
- Gunting - Form N-05
- Senter - Sweep net (jaring serangga)
c. Cara kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Penangkapan nyamuk di dalam rumah dilakukan pada pukul 06.30 - 08.30
oleh tim pengumpul data sebanyak 3 orang, masing-masing orang
bertanggung jawab menangkap nyamuk di 8 rumah (1 rumah, 15 menit).
3) Penangkapan di luar rumah dilakukan oleh tim pengumpul data sebanyak 3
orang pada tempat potensial nyamuk istirahat (pangkal rumpun bambu,
pangkal tanaman perdu, tebing tanah, tebing sungai, dll)
4) Penangkapan nyamuk bisa menggunakan aspirator dan jaring serangga.
- Aspirator digunakan untuk menangkap nyamuk istirahat pada tempat
yang terjangkau
- Jaring serangga digunakan untuk menangkap nyamuk istirahat pada
semak. Penggunakan jaring serangga juga dapat mempermudah dalam
penangkapan nyamuk didalam rumah terutama genus Aedes.
5) Nyamuk tertangkap dimasukkan ke dalam gelas kertas yang berlabel metode
dan lokasi penangkapan.
6) Hasil penangkapan dicatat pada form N-03. Pastikan stiker kode lingkungan
yang ditempel pada form N-03 sesuai dengan form N-01 pada lingkungan
tersebut.
7) Nyamuk diidentifikasi, dibuat spesimen dan sampel deteksi patogen

Prosedur Pengemasan Spesimen Jentik

1. Alat dan Bahan


- Kardus styrofoam
- Lakban bening
- Selotip
- Sampel jentik dalam vial
- Spidol
- Form N-07
- Stiker kode lingkungan
2. Cara Kerja
1) Stiker, Nomor Kode Sampel, Kelengkapan Form diperiksa sebelum semua sampel
dikemas. Perlu dipastikan bahwa setiap spesimen telah lengkap dan diberi label
dengan benar dan telah dicocokan dengan formulir
2) Pastikan bahwa vial berisi sampel telah ditempel dengan stiker kode habitat
spesifik dan ditulis nomor urut kemudian disegel dengan selotip.
3) Sampel jentik dalam satu ekosistem dimasukan ke dalam kardus styrofoam.
4) Sampel dijaga dari goncangan dengan diberi penahan pada bagian atas kardus
Styrofoam menggunakan kertas/sterofoam.
5) Form N-06 dimasukan ke dalam plastik klip dan dimasukan ke dalam kardus
Styrofoam.
6) Kardus styrofoam dituliskan tipe spesimen (tipe spesimen jentik ditulis “jentik”)
dan ditempel stiker kode Ekosistem.
7) Kardus styrofoam disegel dengan lakban dan dituliskan alamat sebagai penerima.
8) Nama dan alamat pengirim sampel dituliskan di sisi kardus sebaliknya.
9) Tim dan personel penanggung jawab pengiriman sampel (PJO Kab) yang
mengambil sampel mengisi berita acara serah terima sampel.
10) Proses pengiriman dilakukan oleh PJO Kab, melalui agen ekspedisi dengan
membawa surat keterangan dari pusat apabila diperlukan
11) Pengiriman sampel via ekspedisi dilakukan setiap 2 minggu sekali

Prosedur Pengemasan Sampel Kepala Toraks Nyamuk untuk Pemeriksaan DNA Malaria
serta kertas saring untuk pemeriksaan Elisa pakan darah

1. Alat dan Bahan


- Kardus styrofoam ukuran 25x20x30
- Lakban
- Sampel kepala thoraks nyamuk dalam box sampel malaria
- Sampel sediaan darah abdomen dalam plastik klip
- Spidol
- Form N-04 dan form N-05
- Stiker kode lingkungan
2. Cara Kerja
1) Stiker, Kode Sampel, Kelengkapan form N-04 dan N-07 diperiksa sebelum semua
sampel dikemas. Perlu dipastikan bahwa setiap spesimen telah lengkap, dilabeli
dengan benar dan telah dicocokkan dengan formulir.
2) Sampel dikelompokan sesuai titik penangkapan dan jenis sampel
3) Sampel untuk deteksi malaria sudah dimasukan ke dalam box sampel yang telah
diberi silica gel dan ditempel stiker kode lingkungan dan di tuliskan jenis sampel
nya (kepala thorax nyamuk malaria)
4) Sampel untuk deteksi Pakan Darah sudah dimasukan ke dalam plastik klip dan
telah diberi silica gel dan ditempeli stiker kode lingkungan dan dituliskan jenis
sampelnya.
5) Masing-masing formulir N-04 dan N-05 dimasukan ke dalam plastik klip dan
dimasukan ke dalam kardus sterofoam.
6) Kardus styrofoam dituliskan jenis sampel (kepala thorax untuk pemeriksaan DNA
malaria, Sediaan darah abdomen) dan ditempel stiker kode Ekosistem.
7) Kardus styrofoam disegel dengan lakban dan tempelkan stiker penerima.
8) Tempelkan dan isi stiker pengirim dengan mencantumkan jenis sampel.
9) Tim dan personel penanggung jawab pengiriman sampel (PJO Kabupaten/Kota)
yang mengambil sampel mengisi berita acara serah terima sampel.
10) Proses pengiriman dilakukan oleh PJO Kabupaten/Kota, melalui agen ekspedisi
dengan membawa surat keterangan dari pusat apabila diperlukan.
11) Pengiriman sampel via ekspedisi dilakukan maksimal setiap 2 minggu sekali.

Sumber : Pedoman Rikhus Vektor_2017

Anda mungkin juga menyukai