Anda di halaman 1dari 39

Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

SURVEI ENTOMOLOGI
MALARIA dan DBD
SURVEI ENTOMOLOGI MALARIA
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

SURVEI ENTOMOLOGI MALARIA

Survei vektor malaria adalah kegiatan pengumpulan data


yang dilakukan untuk dokumentasi dan bahan
pertimbangan menetapkan kebijaksanaan operasional
pemberantasan vektor malaria

TUJUAN SURVEI ENTOMOLOGI MALARIA

Mengetahui hubungan vektor dengan parasit


Mengetahui hubungan vektor dengan lingkungan
Mengetahui hubungan vektor dengan lingkungan biologik
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

BEBERAPA JENIS SURVEI MALARIA


1. Survei pendahuluan, data yang dikumpulkan mengenai data
dasar mengenai vektor malaria, yaitu: fauna nyamuk,
konfirmasi vektor, musim kepadatan vektor, kesenangan
hinggap, kerentanan vektor terhadap pestisida
2. Survei longitudinal, survei yang dilakukan pada masa
pemberantasan vektor (biasanya untuk menilai apakah
penularan telah terputus atau masih berlangsung)
3. Survei intensif (survei khusus)
dilakukan pada daerah yang terjadi masalah malaria/KLB
4. Survei sewaktu (spot survei), terdiri dari : survei penentuan
daerah potensial KLB, survei penentuan penghentian
penyemprotan, survei di daerah penyemprotan bermasalah,
survei penentuan musim penularan dan bionomik vektor
(longitudinal survei)
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

SURVEI LARVA :
Penangkapan larva nyamuk Anopheles
pada genangan air, sebagai bahan untuk :
• Pembuatan peta habitat tempat
perkembangbiakan nyamuk
• Identifikasi spesies larva Anopheles,
serta “identifikasi parasit & patogen”
• Menghitung kepadatan larva Anopheles
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

PENANGKAPAN LARVA NYAMUK:


• Tujuan :
- Mengidentifikasi genera dan spesies nyamuk di lokasi
- Mengidentifikasi jenis tempat perindukan potensial
- Menghitung kepadatan jentik Anopheles

• Alat :
- Cidukan (diper) - Pipet
- Refraktometer - Botol kecil
- Lampu senter - GPS
- Formulir - Alat tulis
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

CARA SURVEI LARVA :


Cara Penangkapan :
- Cidukan dimasukkan sebagian saja dengan kemiringan sekitar 450
- Jentik dimasukkan ke dalam botol berisi air dari TP tersebut dengan
menggunakan pipet.
- Rata-rata kepadatan jentik/cidukan dihitung dengan rumus jumlah
jentik yang diperoleh dibagi jumlah cidukan
Catatan :
- Amati dengan seksama setiap TP yang ada
- Amati vegetasi yang ada pada TP tersebut, catat
- Untuk TP An. sundaicus ukur kadar garamnya
- Pada beberapa TP yang susah diciduk, jentik langsung diambil
dengan pipet, kepadatan jentik dihitung per perkiraan volume air.
Beberapa habitat Anopheles spp
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

CARA PENANGKAPAN NYAMUK DEWASA


BAHAN DAN ALAT :
- Aspirator atau tabung reaksi - Senter dan batu
- Cangkir kertas/plastik - Kain kasa & karet
- Kertas label - Kapas
- Handuk - Chloroform
- Mikroskop/Loop - Form pencatatan
- Termometer max min. - Sling higrometer
- Kotak nyamuk - Lampu
- Rol kabel
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

CARA PENANGKAPAN DENGAN ASPIRATOR


• Gulung celana sampai lutut
• Penangkap menghisap nyamuk yang landing, hinggap maupun
istirahat
• Terangilah nyamuk sasaran dengan senter. Arahkan mulut ke
pipa gelas kira-2 0,5-1 cm dari nyamuk  di depan, dihisap,
jangan terlalu kuat.
• Masukkan nyamuk kedalam gelas kertas yang telah disiapkan
(jangan terlalu keras) sesuai label (waktu/ periode,
lokasi/jenis=UOL,UOD, RD, RK, RP)
• Kolektor tidak boleh merokok selama penangkapan
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

PELAKSANA SURVEI ENTOMOLOGI


Jumlah, komposisi tim, waktu dan lama survei entomologi
sangat tergantung dengan tujuan survei.
Contoh :
Untuk survei nyamuk dengan tujuan uji kerentanan vektor
(succeptibility) terhadap insektisida berbeda dengan
longitudinal survei, berbeda pula dengan survei sewaktu
Tetapi harus selalu ada : entomolog, penduduk setempat,
petugas kesehatan setempat, kendaraan yang mengangkut
barang-barang, supir.
Karena survei entomologi malaria lebih banyak porsinya pada
malam hari maka perijinan sangat berperan penting untuk
kelancaran kegiatan.
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

SYARAT UMUM TEMPAT PENANGKAPAN


“CATCHING STATION” :
• Di daerah dengan kasus malaria tinggi atau ditemukan
kasus malaria pada bayi
• Dekat dengan tempat perindukan
• Tidak berhubungan langsung dengan angin (tidak
dipinggir desa)
• Jarak antar rumah penangkapan dengan tempat
identifikasi tidak terlalu jauh (10 menit)
• Tidak sedang dalam masa efektif penyemprotan,
kecuali untuk uji/evaluasi
• Mudah didatangi setiap waktu
• Masyarakat mau bekerjasama
• Satuan terkecil adalah dusun atau kampung
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

PENANGKAPAN NYAMUK DENGAN UMPAN ORANG :

• Penangkapan di dalam rumah dengan memilih


yang ada penderitanya
• Penangkapan dalam rumah sebaiknya di ruang
tidur atau ruang tengah
• Penangkapan di luar rumah di sekitar kebiasaan
masyarakat setempat berkegiatan malam
• Penangkap menggulung celana sampai lutut,
duduk dengan baik dan tidak boleh merokok
selama penangkapan
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

PENANGKAPAN NYAMUK DI DINDING

Tujuan :
• Untuk mengetahui perilaku istirahat nyamuk yang bersifat
sementara, yaitu pada saat nyamuk aktif mencari darah.
• Perilaku istirahat inilah yang dapat digunakan sebagai
dasar melakukan kegiatan penyemprotan (IRS)

Cara penangkapan :
• Penangkap mencari nyamuk di dinding dalam rumah,
pakaian yang bergantung, di kelambu dsb.
• Nyamuk yang berhasil ditangkap dimasukkan ke dalam
gelas kertas (paper cup) sesuai label waktu
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

PENANGKAPAN NYAMUK DISEKITAR KANDANG :

• Tujuan :
- Mengetahui fauna nyamuk yang ada di lokasi
penangkapan.
- Mendapatkan nyamuk sebagai bahan uji
- Mewakili apabila umpan orang dan resting dinding gagal

• Cara penangkapan :
- Penangkap mencari nyamuk di sekitar kandang bukan
di badan ternak
- Yang lain-lain seperti biasa
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

PENANGKAPAN DI DINDING PAGI HARI :

• Tujuan :
- Mengetahui perilaku istirahat di dalam rumah
selama menyelesaikan siklus gonotropik
- Sebagai dasar penyemprotan (IRS)

• Cara penangkapan :
- Dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 – 08.00
- Menangkap di dinding bagian dalam
- Rumah yang diperiksa sebanyak 20 rumah
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

PENANGKAPAN PAGI HARI DI ALAM :

• Tujuan :
- Mengetahui perilaku nyamuk di luar rumah
(alam) selama menyelesaikan siklus gonotropik
- Mengetahui tempat istirahat nyamuk di alam

• Cara penangkapan :
- Penangkapan dilakukan di semak-semak, batang pisang
bagian bawah, tumpukan kayu, atap rumbia & di bawah
pohon, tebing sungai, tanggul,dll
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

SPOT SURVEI DAN


LONGITUDINAL SURVEI
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

SPOT SURVEI (SURVEI SEWAKTU)


DILAKUKAN DI :
• Daerah yang dicurigai atau daerah yang diduga
akan timbul masalah
• Daerah perbatasan
• Daerah terpencil/sulit
• Daerah lain yang dianggap penting
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

LONGITUDINAL SURVEI :
DILAKUKAN UNTUK :
1. Mengetahui fluktuasi kepadatan vektor (pola)
2. Mengamati bionomik
3. Mengetahui umur vektor
4. Mengukur indek sporozoit
5. Mengukur kerentanan
*1-4 minimal sebulan sekali, *5 enam bulan sekali
sampai 3 tahun.
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

Untuk kedua survei tersebut idealnya penangkap


nyamuk sejumlah 6 orang, dgn pembagian tugas:
• 3 orang penangkap sekaligus sebagai umpan
orang di dalam rumah @ 40 menit dan mencari
nyamuk resting dinding @10 menit
• 3 orang penangkap sekaligus sebagai umpan
orang di luar rumah @ 40 menit dan mencari
nyamuk resting kandang @10 menit
Waktu penangkapan : pukul 18.00 WIB-24.00 WIB maupun
dari pukul 18.00 WIB-06.00 WIB tergantung tujuan, waktu
dana dan tenaga yang ada.
Setiap jamnya nyamuk dikumpulkan di posko untuk dilakukan
identifikasi, dan dilakukan perlakuan sesuai kepentingan,
dicatat pada form
 Untuk mengetahui perkiraan umur dengan suatu rumus
tertentu yang membutuhkan data parousitas, demikian pula
data ini diperlukan untuk menghitung parity rate
Mengetahui indeks sporozoit (dengan membedah kelenjar
ludah), apabila akan dilakukan pemeriksaan sporozoit dengan
ELISA maka bagian dada dan kepala diambil, untuk selanjutnya
disimpan dalam tabung eppendorf yang telah diberi silica gel
berlapis kapas
RUMUS-RUMUS DALAM SURVEI ENTOMOLOGI

• MHD (Man Hour Density) = jumlah nyamuk tertangkap per orang per jam

= Jumlah nyamuk yang tertangkap


Jumlah penangkap x waktu penangkapan (jam)

Terdapat MHD indoor, MHD outdoor, MHD resting dinding, MHD resting
kandang

• Kepadatan nyamuk resting di rumah


= Jumlah nyamuk hinggap yang tertangkap di dalam rumah
Jumlah rumah tempat penangkapan nyamuk tersebut
• Sporozoit Rate
= Jumlah nyamuk yang mengandung sporozoit
Jumlah nyamuk ayng diperiksa kelenjar ludahnya

• Parity Rate
= Jumlah nyamuk parous
Jumlah nyamuk yang diperiksa ovariumnya
SURVEI ENTOMOLOGI DBD
Jenis survei Entomologi DBD

1. Survei Telur/Pemasangan Ovitrap


- Mendeteksi adanya nyamuk Aedes
- Mengevaluasi hasil pemberantasan vektor
- Salah satu cara pemberantasan vektor melalui pemberantasan telur

2. Survei larva/jentik
- Untuk mengetahui jenis larva/jentik yang ada di kontainer
- Mengetahui TPP
- Mengukur indeks larva/jentik (CI, HI, BI, ABJ berdasar WHO)
- Untuk menentukan pemberantasan jentik yang cocok
- Menilai hasil pemberantasan jentik
- Mengukur kerentanan jentik terhadap insektisida
Triwibowo A. Garjito
3. Survei Nyamuk
 Mengetahui jenis nyamuk Aedes yang ada di rumah dan di
lokasi tersebut
 Mengukur kepadatan nyamuk Aedes
 Memperkirakan umur Aedes (pembedahan/pemeriksaan
ovarium)
 Memperkirakan musim penularan
 Menentukan cara pemberantasan vektor
 Mengukur kerentanan vektor terhadap insektisida
 Menilai hasil pemberantasan vektor
 Keperluan taksonomi dan inventarisasi vektor
Triwibowo A. Garjito
Alat dan Bahan survei
1. Peralatan dan Bahan survei Telur
- Perangkap telur, untuk tempat perindukan nyamuk
- Padel, tempat meletakkan telur
- Kantong plastik tempat padel
2. Peralatan dan Bahan survei jentik
- Cidukan, utk menciduk jentik
- Pipet, untuk mengambil jentik dari cidukan
- Botol kecil, untuk wadah
- Senter dan batu baterai
- Funnel trap
3. Peralatan dan Bahan survei nyamuk
- Paper cup, untuk wadah nyamuk
- Kain kassa, untuk menutup paper cup
- Karet gelang dan kapas
- Khloroform untuk mematikan nyamuk
- Jarum serangga dan Aspirator
- Loup/ stereo mikroskop
Triwibowo A. Garjito
Alat dan Bahan survei

4. Peralatan dan Bahan survei Umum


- Kaca penutup, utk menutup sediaan
- Kertas label, untuk pemberian etiket
- Formulir entomologi DBD
- Alat tulis
- Kertas tissue
- Compound mikroskop, untuk memeriksa jentik & ovarium
- Petridish
- Kaca slide,untuk pemeriksaan jentik & pembedahan
ovarium

Triwibowo A. Garjito
Survei Telur (1)
• Menggunakan Ovitrap (berupa potongan bambu atau
kontainer lain (bekas kaleng susu, gelas plastik, tempurung,
dsb)) yang dinding dalamnya dicat hitam yang diberi air dan
diberi lubang sekitar 1 cm dari tepi atas untuk mencegah air
tidak meluap
• Ovitrap diberi padel berupa potongan bambu atau kain warna
gelap untuk meletakkan telur bagi nyamuk
• Jumlah ovitrap yang dipasang tiap rumah 2 buah (1 dalam, 1
luar)
• Pengamatan ada tidaknya telur dilakukan 1 minggu sekali
dengan memeriksa ada/tidak telur dalam padel
• Ideal pemasangan : min. 160 ovitrap dalam 80 rumah

Triwibowo A. Garjito
Survei Telur (2)
Ovitrap Index (%) :

Jumlah padel dengan telur


x 100%
Jumlah padel diperiksa

Triwibowo A. Garjito
Survei Larva/Jentik (1)
Ada 2 cara :
1. Single larva method
- Pada tiap kontainer yang ditemukan jentik, maka 1 ekor jentik
akan diambil dengan cidukan, atau pipet panjang jentik sebagai
sampel untuk pemeriksaan spesies jentik (identifikasi)
- Jentik yang diambil dimasukkan dalam botol kecil, diberi label
berdasarkan no. rumah yang disurvei dan no. kontainer dalam
formulir
Contoh :
4/12/2 berarti jentik dari tim nomor 4 pada rumah yang ke 12
dan ditemukan pada non TPA nomor 2

Triwibowo A. Garjito
Survei Larva/Jentik (2)
2. Visual method
- Hanya dilihat dan dicatat ada atau tidak adanya jentik
di dalam kontainer. Tidak dilakukan pengambilan
dan pemeriksaan species jentik.
- Biasanya merupakan survei lanjutan untuk
memonitor index jentik atau untuk menilai hasil
PSN yang dilakukan

Jumlah survei rumah min./kelurahan : 100 rumah

Triwibowo A. Garjito
Survei Larva/Jentik (3)
1. House Index/HI (%)
Jumlah rumah dengan jentik
X 100%
Jumlah rumah diperiksa

2. Container Index/ CI (%)


Jumlah kontainer dengan jentik
X 100%
Jumlah kontainer diperiksa

3. Breteau Index (%)


Jumlah kontainer dengan jentik X 100%
Jumlah rumah yang diperiksa

Triwibowo A. Garjito
• BI > 50 maka risiko penularan tinggi
• BI = 5 - 50 maka risiko penularan sedang
• BI < 5 maka risiko penularan rendah
Angka Bebas Jentik (ABJ)

Jumlah rumah/bangunan tidak ditemukan jentik x 100%


Jumlah rumah diperiksa

PROGRAM NASIONAL : TERCAPAI ABJ >95%

Triwibowo A. Garjito
Survei Nyamuk (1)
• Dilakukan dengan cara penangkapan nyamuk umpan
orang di dalam dan luar rumah, dan penangkapan nyamuk
yang hinggap di dinding dalam rumah yang sama masing-
masing 20 menit/per rumah.
• Biasanya dilakukan dengan menggunakan aspirator
• Ideal survei : 80 rumah
• Nyamuk yang tertangkap dimatikan dengan khloroform,
dihitung jumlahnya di identifikasi jentik nyamuknya
• Untuk nyamuk Aedes dibedakan jantan dan betina
• Nyamuk-nyamuk dibedah dan diperiksa ovariumnya untuk
memperkirakan umur nyamuk berdasarkan Parity rate

Triwibowo A. Garjito
Survei Nyamuk (2)

Resting per Rumah :


Jml Aedes aegypti betina tertangkap pd penangkapan nyamuk hinggap

Jumlah rumah yang disurvei

Parity Rate

Jumlah nyamuk Ae.aegypti dengan ovarium parous

Jumlah nyamuk yang diperiksa ovariumnya (Parus dan Nulliparous)

Triwibowo A. Garjito
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

Thank You

Anda mungkin juga menyukai