Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL NYAMUK

5.1. KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI:

Mahasiswa terampil mengambil sampel nyamuk dari berbagai bentuk siklusnya


meliputi stadium telur, larva, dan dewasa serta mengidentifikasinya.

5.2. TUJUAN :
 Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel nyamuk
pada stadium telur,larva dan dewasa
 Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel nyamuk pada
stadium telur, larva dan dewasa guna proses pengidentifikasian.

5.3. DASAR TEORI


Nyamuk merupaan salah satu serangga Ordo Diptera, yang memiliki sepasang sayap
berbentuk membrane. Tubuhnya yang kecil dengan enam kaki panjang. Ukuran
tubuh nyamuk berbeda-beda, tapi tidak lebih dari 15 mm dengan berat tubuh 2 – 2,5
mg. Jumlah spesies nyamuk mencapai 2.700 jenis di dunia. Nyamuk jantan tidak
menghisap darah, sedangkan nyamuk betina menghisap darah untuk mendapatkan
protein dan pembentukan telur. (Hendra Widodo, 2013).
Semua jenis nyamuk membutuhkan air untuk hidupnya, karena larva nyamuk
melanjutkan hidupnya di air dan hanya bentuk dewasa yang hidup di darat. Telur
biasanya diletakkan di atas permukaan air satu per satu atau berkelompok. Dalam
satu kelompok biasa terdapat puluhan atau ratusan ribu telur nyamuk. Telur dapat
bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama dalam bentuk dorman (tidak aktif
karena kondisi kering). Namun, bila air cukup tersedia, telur- telur itu biasanya
menetas 2-3 hari sesudah diletakkan. Sehingga teknik pengambilan sampel telur
nyamuk adalah menggunakan ovipositiontrap (ovitrap) yang dimodifikasi dengan
kain keras yang diletakkan di bagian dalam wadah yang berfungsi sebagai tempat
peletakkan telur nyamuk.
Stadium larva memerlukan waktu kurang lebih satu minggu. Perkembangan larva
dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah temperatur, cukup tidaknya bahan
makanan, ada tidaknya pemangsa dalam air dan lain sebagainya. Upaya pengambilan
sampel dalam stadium larva memerlukan pipet untuk memindahkan larva dari
container ke botol sampel.
Nyamuk dewasa yang baru keluar dari pupa berhenti sejenak di atas permukaan air
untuk mengeringkan tubuhnya terutama sayap – sayapnya dan sesudah mampu
mengembangkan sayapnya, nyamuk dewasa terbang mencari makan. Teknik
pengambilan sampel dalam stadium dewasa ini dengan cara human baiting (umpan
badan).

Teknik pengambilan sampel nyamuk diperlukan untuk mendukung proses


identifikasi. Pengumpulan dan penangkapan nyamuk merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan data entomologi tentang nyamuk pada suatu wilayah
tertentu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari kegiatan ini, diantaranya
mengetahui jenis nyamuk yang kontak dengan orang atau binatang, mengetahui jenis
nyamuk yang hinggap di dalam rumah atau di semak luar rumah baik sebelum
maupun setelah menggigit orang. Kita juga dapat menghitung kepadatan vector
nyamuk pada lokasi penangkapan termasuk mengtahui besaran angka gigitan pada
manusia. Selain itu dengan pengumpulan jentik nyamuk kita dapat mengetahui jenis
nyamuk yang berada di tempat perindukan tersebut.

Dalam teknik pengambilan telur nyamuk dapat dilakukan dengan cara langsung
mencari dan mengumpulkan telur yang ditemukan di tempat perindukan atau dengan
cara tidak langsung, yaitu memasang tempat perindukan buatan sebagai jebakan agar
nyamuk bertelur di dalamnya. Pengumpulan larva (jentik) dari lingkungan dapat
dilakukan dengan cara langsung, yaitu melakukan kegiatan pencidukan atau
pemipetan larva dari tempat-tempat perindukan nyamuk. Selain untuk mengetahui
jenis jentik nyamuk yang terkumpul, kegiatan ini juga dapat untuk melakukan
penghitungan kepadatan jentik pada suatu wilayah. Observasi berbagai tempat
perindukan nyamuk sebaiknya dilakukan mendahului pengumpulan jentik sehingga
pada saat kegiatan pengumpulan kita dapat langsung mengetahui lokasi yang
menjadi sasaran pencidukan jentik dari tempat perindukannya.
Beberapa peralatan dibutuhkan dalam pengumpulan jentik, diantaranya adalah 1)
cidukan jentik fungsinya sebagai alat untuk mengambil jentik nyamuk dari tempat
perindukannya. Bentuk cidukan dapat bermacam-macam menyesuaikan bentuk dan
posisi tempat perindukannya. 2) Botol jentik digunakan sebagai wadah penyimpanan
jentik nyamuk yang terkumpul dari lapangan. Setiap botol sebaiknya digunakan
untuk menyimpan jentik nyamuk dari titik pengambilan yang sama. 3) Pipet tetes
ujung tumpul digunakan untuk memindahkan jentik nyamuk dari cidukan ke dalam
botol penyimpan. Ujung pipet dibuat tumpul agar jentik dalam berbagai ukuran dapat
dengan mudah masuk ke dalam pipet sehingga dapat dipindahkan. 4) Kertas label
mutlak diperlukan untuk memberikan kode tertentu pada botol penyimpanan jentik
sehingga tidak tertukar lokasi titik pengambilan jentiknya. 5) Formulir survey juga
dibutuhkan untuk mencatat segala informasi yang diperoleh baik mengenai kondisi
sebelum dan setelah pengambilan jentik maupun informasi lingkungan sekitar yang
diperlukan.

Adapun teknik lain dengan cara tidak langsung adalah dengan memasang tempat
perindukan buatan sebagai jebakan agar nyamuk bertelur di dalamnya

5.4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


5.4.1. Alat :
a. Ovitrap
b. Pipet
c. Gayung
d. Lampu senter
e. Aspirator/ jarring dari kassa lembut atau kelambu

5.4.2. Bahan :
a. Kain keras
b. Air
c. Botol sampel/ cup penampung
d. Alat Tulis

5.4.3. LOKASI PRAKTIKUM


Guna pemasangan peralatan ovitrap, pengambilan/pengumpulan telur, larva
dan nyamuk dewasa, kegiatan dilakukan di lapangan (di luar laboratorium
entomologi).

5.4.4. PROSEDUR PRAKTIKUM


A, Teknik Pengambilan Sampel Telur Nyamuk
 Siapkan ovitrap yang terbuat dari gelas plastik yang dilapisi kain keras
di permukaan atas dan bersinggungan dengan permukaan air
 Letakkan ovitrap di sekitar container yang biasa terisi air
 Biarkan ovitrap ± 24 jam
 Amati telur nyamuk yang menempel di kain keras ovitrap
 Lakukan identifikasi jenis telur nyamuk
 Lakukan labelling
B. Teknik Pengambilan Sampel Larva Nyamuk
 Sinari container yang terdapat larva nyamuk
 Gayung air tempat larva nyamuk berada
 Pipet larva nyamuk yang telah ditemukan dalam gayung
 Masukkan dalam botol sampel
 Lakukan identifikasi jenis larva nyamuk, dengan cara :
 Pipet larva dan diletakkan pada kaca obyek glass.
 Matikan larva dengan menambahkan alkohol 70% (mematikan larva
dapat juga dilakukan dengan penambahan alcohol 70% pada botol
sampel (botol pengumpul dengan menggantikan air dengan alcohol
70%).
 Tutup dengan kaca penutup/ cover glass.
 Lakukan identifikasi secara mikroskopis menggunakan kunci
identifikasi yang ada sesuai referensi
 Labelling
Catatan :
Angka kepadatan larva/jentik diperlukan untuk mengetahui estimasi
populasi dari suatu tempat perindukan. Semakin besar angka kepadatan
jentik tentu dapat diasumsikan semakin banyak pula populasi vektor
penyakit di suatu wilayah sehingga peluang penularan penyakitnya
akan lebih tinggi. Angka kepadatan jentik ini menunjukkan rata-rata
jentik nyamuk tertangkap untuk setiap spesies dari seluruh pencidukan
yang dilakukan pada suatu tempat perindukan. Dapat dihitung dengan
formula berikut :

Angka kepadatan jentik = Jumlah jentik tertangkap per spesies /


Jumlah pencidukan jentik
Sebagai contoh apabila dalam suatu tempat perindukan dilakukan
pencidukan jentik sebanyak 100 kali ditemukan jentik Culex sebanyak
26 ekor, jentik Anopheles sebanyak 35 ekor maka dapat dihitung
kepadatan jentik Culex sebesar 26/100 = 0,26 sedangkan kepadatan
jentik Anopheles sebesar 35/100 = 0,35. Hal ini artinya angka
kepadatan jentik Anopheles relative lebih tinggi dibandingkan
kepadatan jentik Culex pada tempat perindukan tersebut.

C. Teknik Pengambilan Sampel Nyamuk Dewasa


 Lakukan human baiting (umpan badan)/ media hinggap di tempat yang
sekiranya terdapat nyamuk/ tempat peristirahatan nyamuk.
 Ketika nyamuk dewasa menempel pada kulit badan, segera hisap
nyamuk menggunakan aspirator, sebaiknya arah lubang pipa aspirator
dari bagian ekor nyamuk. (Tangan kanan memegang batang aspirator)
 Tutuplah bagian ujung lubang pipa aspirator dengan jari tangan kiri.
 Masukkan nyamuk yang telah tertangkap ke dalam botol sampel/ tabung
bertutup dengan meniup aspirator untuk mendorong nyamuk agar keluar
dari batang pipa aspirator hingga masuk ke dalam botol/tabung sampel.
Setelah itu kita tarik aspirator dari dalam botol/tabung sampel dan segera
kita tutup kembali lubang kasa pada botol/tabung sampel dengan
kapas/kasa agar nyamuk tidak keluar.
 Lakukan labelling untuk proses identifikasi.

Gambar 1. Aspirator yang merupakan Alat Penangkap Nyamuk Dewasa


Menangkap nyamuk dewasa dapat juga dilakukan dengan menggunakan
jaring. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
a. Tentukan lokasi keberadaan nyamuk dengan kepadatan yang tinggi.
b. Jaring yang terbuat dari kain kasa lembut seperti bahan kain kelambu
diayunkan guna nyamuk terperangkap didalamnya.
c. Nyamuk yang terperangkap di dalam jaring selanjutnya dipindahkan ke
dalam cup wadah /botol sampel dengan bantuan aspirator.
(Teknik ini akan lebih mempecepat pekerjaan penangkapan nyamuk
apabila dibandingkan dengan penangkapan satu per satu menggunakan
aspirator)
d. Beri labelling.

Gambar 2. Jaring Penangkap Nyamuk


5.4.5. HASIL PRAKTIKUM
Ditemukan telur, larva dan nyamuk di lokasi perindukan nyamuk.

5.4.6. PENILAIAN TERHADAP HASIL


* Pengumpulan telur, larva/jentik, dan nyamuk ditemukan pada lokasi yang
mendukung kehidupan nyamuk.
* Dapat mengestimasi jenis nyamuk yang ditemukan berdasarkan kebiasaan
hidup nyamuk dan karakteristiknya sesuai referensi teoritis.

5.4.7. TUGAS
Membuat uraian mengenai : morfologi, karakteristik habitat nyamuk, kebiasaan
nyamuk (bertelur dan menggigit) siklus hidup nyamuk.
5.4.8. KESIMPULAN
Telur, larva, dan nyamuk ditemukan pada lingkungan yang mendukung bagi
perkembangbiakan perindukannya. Beberapa faktor lingkungan memberikan
kontribusi bagi perkembangbiakan nyamuk.

5.4.9. EVALUASI
1. Sebutkan faktor-faktor yang mendukung perkembangbiakan nyamuk.
2. Sebutkan ciri-ciri telur, larva dan nyamuk berdasarkan jenisnya.

Anda mungkin juga menyukai