1
TIKUS
• Penangkapan tikus
– Penjebakan/pemerangkapan di lapangan merupakan cara
baik untuk mendapatkan sampel tikus.
– Perbedaan tipe perangkap yang digunakan sangat
berpengaruh terhadap hasil tangkapan.
– Perangkap hidup lebih baik daripada perangkap mati.
Perangkap hidup tidak merusak tubuh (kulit dan atau
tulang) dari tikus yang terperangkap, dan tikus akan tetap
hidup. Sebaliknya dengan perangkap mati, tikus yang
terbunuh harus segera ditangani, karena cepat
membusuk.
2
Tikus
Pencatatan dan pelabelan
Sampel tikus yang tertangkap merupakan data
penting yang perlu dikoleksi sebagai spesimen,
terutama dari daerah/habitat yang berbeda. Hal-
hal penting yang perlu diperhatikan dalam
mengkoleksi yaitu; label/etikat harus dibuat
dengan kertas kaku atau tebal, tulisan dengan
huruf balok dan ditulis dengan tinta yang tidak
dapat terhapus.
3
Tikus
Pencatatan dan pelabelan
Hal penting yang perlu dicatat adalah;
– Nama jenis
– Lokasi/habitat
– Tangal (hari, bulan, tahun)
– Berat badan (gram)
– Panjang kepala dan badan (mm)
– Panjang ekor (mm)
– Panjang kaki belakang (mm
– Lebar telinga (mm)
– jenis kelamin
– Organ reproduksi, seperti testis, seminal vesikel, uterus, dan embrio
– Rumus mamae
– Kolektor
4
Tikus
6
TIKUS
Prosedur Pengambilan sampel tikus
Bahan
1. Insectisida aerosol
2. Chloroform
3. Umpan tikus
4. Tikus hidup
Alat
5. Kunci Identifikasi tikus (genera rattus)
6. Tabel deskripsi tikus (famili muridae)
7. Spuit (suntikan)
8. Rat Trap / Cage Trap (perangkap tikus hidup)
9. Mistar 50 cm dan 30 cm
10. Timbangan
11. Kantong plastik volume 50 kg
12. Sisir tikus/sikat sepatu
7
TIKUS
Cara Kerja
Pre Biting
1. Pasanglah berbagai makanan ditempat-tempat yang akan
dipasang perangkap tikus (sesuai dengan kaidah sampling).
Hindarkan kemungkinan termakan oleh binatang.
2. Biarkan selama sehari semalam, kemudian amati jenis
makanan yang paling banyak dimakan oleh tikus.
3. Ulangi cara diatas, hingga diperoleh data yang cuckup
meyakinkan.
4. Interpretasi data diatas ialah : makanan yang paling banyak
dimakan oleh tikus, berarti paling disukai.
8
TIKUS
Cara Kerja
Trapping
1. Semua perangkap yang akan dipakai, dicuci terlebih dahulu, dengan memasukanya pada air
panas, untuk menghilangkan lemak/bau khas tikus. Gunakan perangkap tikus hidup (Cage
Trap)
2. Pasanglah perangkap dibeberapa tempat (sesuai dengan kaidah sampling), dengan
menggunakan umpan berdasarkan data dari Pre Biting. Waktu pemasangan dilakukan sore
hari.
3. Pada pagi hari berikutnya, semua perangkap diambil. Pisahkan antara perangkap yang kosong
dan perangkap yang ada tikusnya.
4. Catatan : Dalam upaya penangkapan, rupanya perlu diingat bahwa tikus tergolong hewan
yang berperilaku cerdik, sehingga perangkap dibiarkan di tempat minimal 2–3 hari, tetapi
setiap hari perangkap harus diperiksa. Seandainya yang tertangkap binatang lain seperti
cecurut, garangan, tupai dan lain-lain, perangkap harus segera dicuci bersih dan disikat.
Kadangkala binantang non target tersebut juga diperlukan, sebab ada kemungkinan binatang
ini juga berperan sebagai inang ektoparasit tertentu. Perangkap yang ada tikusnya dibawa ke
laboratorium untuk diidentifikasi tikusnya dan ektoparasitnya.
9
TIKUS
Cara Kerja
Identificating
1. Perangkap yang ada tikusnya dimasukan pada kantong plastik, kemudian kantong diikat
rapat.
2. Ambil chloroform dengan spuit, kemudian disuntikan kedalam kantong tersebut.
3. Diamkan beberapa saat hingga tikus mati, kemudian kantong dibuka, dengan mulut
kantong tidak berhadapan dengan kita.
4. Bila perlu, semprotkan insectisida aerosol kedalam kantong untuk membunuh ektoparasit
yang tidak mati oleh chloroform.
5. Perangkap dikeluarkan dari kantong, dan tikus yang mati dikeluarkan dari perangkap.
6. Lakukan penyisiran (dengan sikat sepatu) terhadap tikus tersebut untuk mendapatkan
ektoparasit.
7. Ektoparasit yang diperoleh, dimasukan pada botol yang diberi bahan pengawet (misal :
alkohol), unutk identifikasi pada waktu yang lain
8. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan dan pengukuran terhadap tikus tersebut dengan kunci
identifikasi.dapat pula dilakukan pengukuran terutama terhadap berat badan (BB), Panjang
kepala ditambah badan (H&B), ekor (T), Cakar (HF), telinga (E), tengkorak (SK), dan susunan
susu (M).
9. Interpretasi data diatas, sesuai dengan kunci identifikasi, atau mencocokan pada tabel
deskripsi tikus.
10
TIKUS
Jenis Perangkap Tikus
11
NYAMUK
Nyamuk (Diptera: Culicidae) merupakan vektor
beberapa penyakit baik pada hewan maupun manusia.
Banyak penyakit pada hewan dan manusia dalam
penularannya mutlak memerlukan peran nyamuk
sebagai vektor dari agen penyakitnya, seperti filariasis
dan malaria. Sebagian pesies nyamuk dari genus
Anopheles dan Culex yang bersifat zoofilik berperan
dalam penularan penyakit pada binatang dan manusia,
tetapi ada juga spesies nyamuk antropofilik yang
hanya menularkan penyakit pada manusia
12
NYAMUK
Yang perlu diketahui untuk pemberantasan/pengendalian
1. Kebiasaan yang berhubungan dengan perkawinan/mencari
makan, dan lamanyan hidup.
2. Kebiasaan kegiatan diwaktu malam, dan perputaran menggigitnya
3. Kebiasaan berlindung diluar rumah dan di dalam rumah
4. Kebiasaan memilih mangsa
5. Kebiasaan yang berhubungan dengan iklim, suhu, kelembaban
6. Kebiasaan di dalam rumah atau di luar rumah
13
NYAMUK
Terdapat dua macam jenis penangkapan nyamuk
berdasarkan kebiasaaan nyamuk.
Landing collection, yaitu penangkapan nyamuk
yang hinggap, dilakukan selama 20 menit untuk
setiap rumah.
Resting collection, yaitu penangkapan nyamuk
yang istirahat, dilakukan selama 5 menit pada
setiap rumah.
14
NYAMUK
Penangkapan nyamuk menggunakan aspirator
Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi habitat resting dan
feeding nyamuk dewasa.
2. Mampu melakukan sampling/penangkapan
nyamuk dewasa.
3. Mampu melakukan persiapan dan pengiriman
specimen nyamuk dewasa untuk keperluan
identifikasi laboratorium
15
NYAMUK
Alat dan Bahan
1. Aspirator
2. Senter
3. Mikroskop
4. Obyek glass
5. Paper cup
6. Kertas label
7. Kassa strimin
8. Kapas
9. Chlorofrom
16
NYAMUK
Cara Kerja
1. Menentukan wilayah sasaran survei
2. Melakukan survey nyamuk dewasa mulai pukul 06 – 11.00 WIB
(Penangkapan nyamuk dilakukan pada masa aktif nyamuk mencari inang
atau mengisap darah)
3. Menangkap nyamuk menggunakan aspirator.
4. Nyamuk yang tertangkap dimasukkan ke dalam paper cup.
5. Memberi label pada paper cup tentang lokasi, jam, tanggal dan nama
collector.
6. Nyamuk di dalam paper cup dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi.
– Membasahi kapas menggunakan Clorofrom dan memasukkan kapas tersebut
kedalam paper cup yang berisi nyamuk yang akan diidentifikasi.
– Nyamuk yang sudah di pingsankan menggunakan klorofrom kemudian dikeluarkan
diletakkan diatas obyek glass kemudian diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 10x.
– Mencacat hasil pengamatan.
17
ASPIRATOR
18
Perangkap Tikus Hidup
19
TERIMA KASIH
20