Anda di halaman 1dari 30

SURVEILANS TIKUS DI DAERAH

ENZOOTIK PES )

BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN


PENYAKIT (BBTKLPP) SURABAYA
Outline
1. Pendahuluan
2. Manfaat Surveilans Pinjal
3. Cara Survei Pinjal
4. Isolasi Bakteri Pes Y. Pestis DARI PINJAL
5. Cara menghitung Indeks pinjal
6. Cara pengendalian pinjal
1. Pendahuluan
Surveilan Pes

Surveilan Pes Surveilans Pes Anjing/ Surveilans Pes


Pada Manusia Pada Tikus Karnivora Pada Pinjal

Aktif Pasif Serosurvei

Fauna dan
Tikus Mati Populasi Pinjal
(rat falls) Tikus Hidup Bakteriologi
(indeks pinjal)
Pengertian Surveilans pes pada populasi Tikus
1. Pengawasan terus menerus pada populasi tikus untuk mendeteksi pes (jenis tikus
fauna tikus)
2. Pengawasan terus menerus pada tikus mati tanpa sebab ( rat fall)
3. Serosurvei pada tikus

Tujuan Surveilans pes pada populasi Tikus


1. memprediksi area kejadian pes pada manusia dan epizootik tikus di masa depan;
2. mengidentifikasi sumber penularan pes baik pada manusia ;
3. mengidentifikasi spesies hewan pengerat dan pinjal yang memeliharan bakteri Y.
pestis secara alami;
4. menunjukkan spesies inang dan pinjal target untuk tindakan pengendalian;
5. menilai efektivitas pencegahan pes dan langkah-langkah pengendalian;
6. mengidentifikasi faktor ekologi lokal atau aktivitas manusia setempat yang dapat
mengakibatkan meningkatnya risiko paparan pes bagi manusia; dan
MANFAAT SURVEILANS PADA POPULASI TIKUS

Informasi penting memprediksi siklus penularan pes sedang berlangsung


diantara hewan, khususnya tikus di suatu area
Pemilihan dan penentuan tindakan pencegahan penularan pes dari hewan ke
manusia.
Penentuan hewan target dalam pengendalian pes
Surveilans Tikus Mati Tidak Dibunuh (rat falls)
1. Pengumpulan dan pemeriksaan tikus mati tanpa sebab.
Bangkai hewan lain rentan penyakit bersumber tikus,
seperti tikus, kelinci, dan kucing domestik juga harus
dikumpulkan untuk analisis.
2. Survei ratfalls dilakukan selama survei tikus dilakukan. Rat falls dan bubo pada tikus (A).
Masyarakat. Dilokasi tersebut tidak dilakukan tindakan Bubo yang dibedah (B)
pengendalian tikus, baik secara mekanik maupun
kimiawi (peracunan).
3. Dianalisis di laboratorium untuk pemeriksaan PCR dan
isolasi (bakteriologis) kuman pes.
4. Jika ditemukan rat fall, maka petugas tersebut harus
mencari kemungkinan adanya tikus mati lainnya pada
radius 200 meter, karena rat fall sangat erat
hubungannya dengan situasi epizootik
Surveilans pada Tikus Hidup 3
1
1. Penangkapan Tikus
2. Pengambilan Pinjal atau
ektoparasit lainnya
3. Identifikasi Tikus
4. Pengambilan Sampel
Darah
5. Pengambilan Organ 2
Dalam

5 4
Penangkapan tikus

⦿ Pemilihan dan jumlah perangkap


⦿ Umpan
⦿ Penentuan waktu dan lokasi penangkapan tikus

Pittfall trap
Digunakan di
Perangkap Sherman
Digunakan di pepohonan untuk
kebun, padang menangkap tikus yang sifatnya arboreal
rumput dll. (di atas tanah).

Perangkap kawat Perangkap Longworth


Perangkap ini sering disebut sebagai single trap Sesuai digunakan untuk di hutan, saat
(perangkap tunggal) ini digunakan untuk di daerah survei membutuhkan waktu yg lama,
pemukiman.
Pemilihan umpan tikus tikus

Kelapa bakar

Serealia

Ikan asin

Daging/bakso
Aktivitas tikus

Penentuan waktu penangkapan tikus

1. Pemasangan dilakukan pada sore hari mulai


pukul 14.00 atau 16.00 (pukul 2 atau 4 sore)
sampai selesai.
2. Perangkap diambil esok harinya antara pukul
06.00 – 09.00.
Lokasi Penangkapan Tikus Di Dalam Rumah
Lokasi Penangkapan Tikus Di Luar Rumah
1. Kelompok Tikus Domestik
2. Kelompok Tikus Perideomestik
3. Kelompok Tikus Silvatik

Hutan sekunder di
pegunungan

Perkebunan

Persawahan

Kebun, ladang dan


pekarangan

Pemukiman
Cara pengambilan darah tikus
1. Tikus dipingsankan dengan Ketamine HCL. Anestesi umum terjadi
selama 20 – 40 menit
2. Setelah penyuntikan Ketamine 50-100 mg/kg berat badan dan
recovery sempurna tercapai setelah 1,5 menit. Untuk mengurangi
saliva, diberikan Atropin (0,02-0,04 mlg/kg) secara intramuskular.
3. Kapas beralkohol 70 % dioleskan di bagian dada, jarum suntik
ditusukkan di bawah tulang rusuk sampai masuk lebih kurang 50 – 75
% panjang jarum. Posisi jarum sudut 450 terhadap badan tikus yang
dipegang tegak lurus, setelah posisi jarum tepat mengenai jantung,.
4. Pengambilan darah dari jantung tikus dapat diulang maksimal 2 kali,
karena apabila lebih dari 2 kali biasanya darah mengalami hemolisis.
Darah dalam alat suntik dimasukkan dalam tabung disentrifuge selama
15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
5. Darah dalam alat suntik dimasukkan ke dalam tabung hampa udara
yang telah diberi label sesuai dengan kode sampel tikus.
6. Darah dalam tabung hampa udara, didiamkan terlebih dahulu
selama 2 – 3 jam, atau disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm
selama 5 menit.Serum yang telah terpisah dari darah dihisap dengan
pipet yang telah disucihamakan, kemudian dimasukkan ke dalam
tabung serum yang telah berlabel, disimpan di dalam termos es atau
almari es (freezer) sebelum pemeriksaan selanjutnya (serologi)
Identifikasi tikus
1. Cara kualitatif
1. Warna rambut punggung dan perut, serta warna ekor bagian
atas dan bawah tikus terkadang berbeda sangat nyata,
sehingga sangat penting untuk identifikasi.
2. Warna ekor bagian atas dan bagian bawah
2. Cara kuantitatif
1. Panjang total, dari ujung hidung sampai ujung ekor (Panjang
Total/Total Length = TL)
2. Panjang ekor, dari pangkal sampai ujung (Panjang Ekor/Tail
= T)
3. Panjang telapak kaki belakang, dari tumit sampai ujung kuku
(Panjang kaki belakang/Hind foot = H)
4. Panjang telinga, dari pangkal daun telinga sampai ujung daun
telinga (Telinga/ear = E),
5. Menimbang berat badan (gram)
6. Menghitung dan merumuskan puting susu pada tikus betina
7. Semua ukuran badan tikus dalam milimeter (mm) untuk
ukuran linear dan untuk bobot dalam gram (g).
Cara mengambil jaringan organ binatang pengerat
1. Tikus yang tertangkap dianastesi
2. Permukaan badan tikus dibersihkan dengan alkohol 70%
3. Abdomen tikus dibedah dengan gunting dan pinset
4. Menggunakan pinset steril lainnya untuk mengambil ginjal kanan dan kiri,
paru-paru dan spleen.
5. Memasukkan dan meneggelamkan jaringan tersebut ke dalam botol yang
telah berlabel dan berisi media carry blair. Selanjut dibawa ke laborartorium
untuk pemeriksaan bakteriologi/PCR.
Penghitungan kepadatan relatif tikus
1. Keberhasilan penangkapan (trap success);

A
TS = X 100%
BxC
 
Keterangan:
TS = Keberhasilan Penangkapan (trap success)
A = Jumlah tikus tertangkap
B = Jumlah perangkap dipasang
C = Jumlah hari penangkapan
Rekrutmen dan pelatihan personil
Personel surveilans pes pada tikus perlu diajarkan: teknik pengumpulan hewan
pengerat dan ektoparasit;
(1) metode untuk mengumpulkan, melestarikan dan mengirim sampel darah,
jaringan, karkas dan ektoparasit;
(2) langkah-langkah untuk menangani hewan pengerat dengan aman dan
mengumpulkan spesimen;
(3) bagaimana mengidentifikasi spesies hewan pengerat lokal; dan
(4) Persiapan spesimen untuk memverifikasi identifikasi lapangan hewan
pengerat.
MOVING TOWARDS
CENTRE of EXCELLENCE
VECTOR & RESERVOIR CONTROL
Surveilans Pes Pada Populasi
Pinjal
PENDAHULUAN
•Pinjal adalah serangga parasit (ektoparasit) pada mamalia (tikus, kucing,
anjing dll).
•Pinjal berperan penular penyakit: pes, murine typhus cacing dll.) Vektor
utama pes
•Prioritas utama dalam penanggulangan penularan pes adalah pengendalian
pinjal (WHO, 1999).
Tindakan penanggulangan pes harus dimulai dengan pengendalian pinjal vektor pes
terlebih lebih dahulu daripada pengendalian inang reservoirnya (Simon, 1898)
•Data dasar Bionomi (jenis, perilaku, kepadatan dll.) Ekologi (interaksi
dengan inangnya dll) faktor utama keberhasilan pengendalian pinjal (WHO,
1999).
•Surveilans pinjal perlu dilakukan di daerah pes
Manfaat Surveilans Pinjal
1. Mengetahui jenis pinjal di suatu daerah
2. Mengetahui fluktuasi kepadatan populasi jenis pinjal,
3. Konfirmasi vektor pes,
4. Penyebaran jenis pinjal
5. Kesukaan pinjal terhadap inangnya
Pinjal dan siklus hidupnya
6. Menentukan metode pengendalian pinjal
CARA SURVEI PINJAL

1. Survei pinjal hidup bebas

2. Survei pinjal yang hidup sebagai


parasit (ektoparasit)
CARA SURVEI PINJAL YANG HIDUP SEBAGAI EKTOPARASIT

1. Survei pinjal bersamaan dengan survei tikus


2. Tikus yang telah dianastesi, diidentifikasi
dan diambil darahnya, disikat atau disisir di
atas nampan putih.
3. Pinjal yang terkumpul dinampan diseleksi
jenisnya, dihitung dan dicatat di tabel yang
tersedia.
4. Pinjal diidentifikasi dengan menggunakan
kunci identifikasi yang telah disediakan pada
buku petunjuk teknis ini.
ISOLASI BAKTERI PES Y. pestis DARI PINJAL
1. Pinjal diupayakan tetap hidup dan 5. Pinjal digerus dalam tabung mortar
dimasukan ke botol. Apabila tidak yang berisi garam fisiologis (0,85%)
memungkin pinjal dimasukkan ke botol (44).
yang berisi garam fisiologis 6. Suspensi ini diinokulasi secara
2. Identifikasi jenis pinjal subkutan ke dalam tikus (0.5ml
3. Bahan pinjal untuk suspensi dapat suspensi per mencit).
diperoleh dari tikus maupun pinjal yang 7. Mencit putih dipantau selama
hidup bebas berikutnya 2-5 hari, dan mencit
4. Jumlah pinjal yang digunakan untu yang mati tersebut diotopsio untuk
inokulasi adalah sebanyak 25 ekor pinjal memperoleh jaringan untuk isolasi
per tabung mortar berisi sekitar sekitar 2 bakteri.
ml garam fisiologis (0,85%).
METODE ISOLASI BAKTERI PES DENGAN INOKULASI DIANGGAP TIDAK EFISIEN DAN
PRAKTIS, DIGANTI DENGAN PCR
•Indeks pinjal (WHO, 1999)

•Indeks Umum Pinjal =


Jumlah semua jenis pinjal dibagi Jumlah jenis tikus Y yang
diperiksa.

•Indeks Khusus Pinjal =


Jumlah total jenis pinjal A dibagi jumlah jenis tikus Y yang
diperiksa
PENGENDALIAN PINJAL TIKUS DALAM
PENANGGULANGAN PES
Definisi pengendalian pinjal (WHO, 1999)
Suatu tindakan atau kegiatan dengan penggunaan cara
yang baru diaplikasikan /diperkenalkan ataupun yang sudah
ada di suatu lingkungan, dikelola sedemikian rupa sehingga
mampu mempertahankan kepadatan populasi pinjal pada
tingkat yang lebih rendah daripada tingkat populasi pada
saat kegiatan tersebut tidak dilakukan.
⚫ Tujuan pengendalian pinjal
◦Menurunkan populasi pinjal
◦Mengurangi kontak gigitan pinjal

⚫ Manfaat pengendalian pinjal


Mencegah terjadinya penularan pes dari
rodensia satu ke rodensia lainnya atau dari
rodensia ke manusia.
•W.H.O (1999)

Metode untuk pengendalian pinjal dalam


pemberantasan pes adalah Dusting. Penaburan insek. Di dalam
rumah

•Dusting
Penaburan bubuk insektisida pada tempat yang
diduga sebagai jalan tikus (runway) atau sarang Penaburan insek. Di luar
inang reservoir rumah

•Indikator keberhasilan Dusting


Penurunan Indeks umum dan indeks khusus
pinjal. Penaburan insek. Di
sarang tikus
Peningkatan efisiensi dan pengurangan pencemaran lingkungan;
modifikasi metode dusting (B2P2VRP, 1994) ;

1.Metode bumbung bambu (’dust-pring’)


2.Metode pipa pralon berinsektisida (dust-lon’).

Memasang pipa pralon di Kebun Memasang pipa pralon di rumah


Flowchart Kegiatan Surveilans Rodensia dan Vektor Pes
Pengamatan

Daerah fokus Daerah Terancam Bekas Daerah Fokus

Survei Rodensia (Trapping) Survei Rodensia (Trapping) Survei Rodensia (Trapping)


1. 1 X /bl selama 5 hr. berturut-turut 1. 4 X /bl selama 5 hr. berturut-turut 1. 1 atau 2 X tahun sekali dengan spot
2. 2 mg sekali bila ada 2. 2 mg sekali bila ada survei
kasus/transmisi penyakit kasus/transmisi penyakit 2. Indikasi adanya rat fall
bersumber tikus sampai 2 periode bersumber tikus sampai 2 periode
berikutnya turut-turut negatif berikutnya turut-turut negatif

Pemeriksaan bakteriologi Pengambilan serum


Pengumpulan pinjal
rat fall rodensia positif

Positif Yersinia penyakit Peningkatan surveilans Pooling pinjal


bersumber tikustis rodents (extra trapping)
Y. penyakit •Indeks Umum > 2
bersumber •Indeks khusus > 1
tikustis •Ditemukan Y. penyakit
Dusting
bersumber tikustis

Daerah Fokus
penyakit
bersumber tikus

Dustlon/Dustpring/Dusting Monitoring kerentanan pinjal


thd insektisida 1 th/1 X
Catatan :
• Indeks Umum Pinjal > 2 masih belum melebihi pola maksimum daerah tersebut, maka tidak perlu dusting
• Indeks Umum Pinjal > 2 dan melebihi pola maksimum perlu dusting
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai