Anda di halaman 1dari 5

JKL Volume 6 No. 1 April 2016 Tamahaeng, dkk.

Keberadaan Tikus, Pinjal dan spesiesnya,

KEBERADAAN TIKUS, PINJAL, DAN SPESIESNYA


DI RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA

Debora A. Tamahaeng 1), Suwarja 2), Steven J. Soenjono 3), Yozua T. Kawatu 4)
1, 2, 3, 4)
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado
debora.tamahaeng@gmail.com

Abstract. Mice and mice are rodents that can cause disease. Some important diseases that can be transmitted to humans
include pes, salmonellosis, leptospirosis, murine typhus. Control of insects, rats and other disturbing animals is an effort to
reduce the population of insects, rats, and other disturbing animals so that their existence is not a vector of disease
transmission. The purpose of this study was to determine the presence of mice, fleas and their species in Noongan Hospital.
This type of research is descriptive where the author wants to know the existence of rats, fleas, and species that are caught. The
location of this study was in 7 places, namely the internal room, the surgical room for the warehouse nutrition installation, the
landfill (TPS), the gutter / gutter, the aisles / alleys that were often passed, using 18 traps. The results of this study prove that
the density of rats in Noongan Hospital is 1.22, the fleas index Xenopsylla cheopis 0.09. withrats species Rattus norvegicus 20
(90%) and rattus-rattus 2 tails (10%) from 22 rats caught during 2 days of trapping. For this reason, the author recommends to
the hospital, especially sanitation staff to pay more attention to hospital hygiene, to prevent mice from foraging.

Keywords: The existence of rats, fleas, Noongan General Hospital

Abstrak. Tikus dan mencit merupakan hewan mengerat yang dapat menimbulkan penyakit. Beberapa penyakit penting yang
dapat ditularkan ke manusia antara lain, pes, salmonelosis, leptospirosis, murin typhus. Pengendalian serangga, tikus dan
binatang pengganggu lainnya adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya
sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor penularan penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan
tikus, pinjal dan spesiesnya di RSUD Noongan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif di mana penulis ingin mengetahui
keberadaan tikus, pinjal, dan spesiesnya yang tertangkap. Lokasi penelitian ini di 7 tempat yaitu Ruangan interna, ruangan
bedah ruangan instalasi gizi gudang, Tempat pembuangan sampah (TPS), got/selokan, gang-gang/lorong-lorong yang sering di
lewati, dengan menggunakan 18 perangkap. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepadatan tikus di RSUD Noongan yaitu
1,22, Indeks pinjal Xenopshylla cheopis 0,09. dengan spesies tikus Rattus norvegicus 20 ekor (90%) dan rattus-rattus 2 ekor
(10%) dari 22 ekor tikus yang tertangkap selama 2 hari pemasangan perangkap. Untuk itu penulis menyarankan kepada pihak
rumah sakit khususnya tenaga sanitasi untuk lebih memperhatikan kebersihan rumah sakit, guna mencegah tikus untuk
mencari makan.

Kata kunci : Keberadaan tikus,pinjal, RSUD Noongan

Tikus dan mencit merupakan masalah rutin kerugian ekonomi yang tidak sedikit, merusak
dirumah sakit, karena itu pengendaliannya harus bahan pangan, instalasi medik, instalasi listrik,
dilakukan secara rutin. Kelompok hewan ini juga peralatan kantor seperti kabel-kabel, mesin-
membawa, menyebarkan dan menularkan mesin komputer, perlengkapan laboratorium,
berbagai penyakit kepada manusia, ternak dan dokumen/file dan lain-lain. Ditinjau dari nilai
hewan peliharaan. Rodensia komensal yaitu estetika, keberadaan tikus akan menggambarkan
rodensia yang hidup didekat tempat hidup atau lingkungan yang tidak terawat, kotor, kumuh,
kegiatan manusia ini perlu lebih diperhatikan lembab, kurang pencahayaan serta adanya
dalam penularan penyakit. Penyakit yang indikasi penatalaksanaan/manajemen kebersihan
ditularkan dapat disebabkan oleh infeksi lingkungan rumah sakit yang kurang baik
berbagai agen penyakit dari kelompok virus, (Depkes, 2002)
rickettsia, bakteri, protozoa dan cacing. Penyakit Pengendalian serangga, tikus dan binatang
tersebut dapat ditularkan kepada manusia secara pengganggu lainnya adalah upaya untuk
langsung oleh ludah, urin dan fesesnya atau mengurangi populasi serangga, tikus, dan
melalui gigitan ektoparasitnya ( kutu, pinjal, binatang pengganggu lainnya sehingga
caplak, dan tungau). Beberapa penyakit penting keberadaannya tidak menjadi vektor penularan
yang dapat ditularkan ke manusia antara lain, penyakit (Kepmenkes 2004 ).
pes, salmonelosis, leptospirosis, murin typhus. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
Selain itu hewan pengerat ini menimbulkan dilakukan oleh Niken (2005) di RS. DR. Kariadi

1
JKL Volume 6 No. 1 April 2016 Tamahaeng, dkk. Keberadaan Tikus, Pinjal dan spesiesnya,

Semarang didapatkan hasil 16 ekor tikus yaitu Metode


Rattus Norvegicus 12 ekor (75%), Rattus Penelitian ini termasuk dalam jenis
Tanezumi 4 ekor (25%). Ekstoparasit yang penelitian deskriptif dimana penulis ingin
didapat sebanyak 87 ekor dengan jenis pinjal menggambarkan keberadaan tikus, pinjal, serta
Xenopsylla cheopis 2 ekor (2,3%), Tungau spsiesnya di RSUD Noongan, dengan variabel
disparinguis 83 ekor (95,4%). Tidak ada penelitian yaitu kepadatan tikus, species tikus
hubungan antara jenis tikus dengan keberadaan dan kepadatan pinjal tikus
ekstoparasit dirumah sakit DR. Kariadi Populasi dalam penelitian ini yaitu semua
Semarang. jenis tikus yang ada di RSUD Noongan, dengan
Hasil survei awal tinjauan pengamatan sampel penelitian ini yaitu jumlah tikus yang
dilapangan, penanganan sampah medis dan non tertangkap pada titik peletakan perangkap
medis di RSUD Noongan belum efektif, dimana dengan menggunakan metode proposive
penyediaan kotak sampah disetiap sudut ruangan sampling,. Penangkapan tikus dilakukan pada
masih kurang sehingga mengakibatkan sampah- tiap ruangan yang terlihat keberadaan tikus
sampah tersebut tidak tertampung dengan baik sesuai dengan hasil pengamatan awal didalam
karena melebihi volume tempat sampah yang dan diluar ruangan, seperti dipinggir saluran air,
disediakan. Sehingga mengakibatkan serangga TPS, lorong-lorong atau jalan yang sering
dan binatang pengganggu atau tikus dapat dilalui, ruangan instalasi gizi, ruangan interna,
berkembangbiak degan baik diarea rumah sakit. ruangan bedah, dan gudang,dengan
Dan juga dapat dilihat keberadaan tikus yang menggunakan 18 perangkap.
berkeliaran di siang hari, seperti seperti dipinggir Tikus yang tertangkap segera diidentifikasi
saluran air, TPS, lorong-lorong atau jalan yang dilaboratorium RSUD Noongan, kemudian data
sering dilalui, ruangan instalasi gizi, ruangan yang di peroleh dianalisis secara deskriptif dan
interna, ruangan bedah, dan gudang. di sajikan dalam bentuk tabel dan narasi
Berdasarkan uraian diatas peneliti telah kemudian akan disimpulkan.
melakukan penelitian mengenai keberadaan
tikus, pinjal, serta speciesnya, di RSUD Hasil
Noongan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui keberadaan tikus, pinjal dan Hasil pengolahan data untuk penangkapan
spesiesnya di RSUD Noongan dan identifikasi tikus, dapat dilihat pada tabel 1
di bawah ini :

Tabel 1. Jumlah tikus yang tertangkap dan kepadatan pinjal selama 2 hari pemasangan perangkap dan
pemeriksaan di RSUD Noongan

Hari LokasiPeletakanperangkap Jumlah perangkap Tikus Terperangkap Spesies Tikus Positif pinjal
1 Ruang Instalasi Gizi 1 1 Rattus norvegicus
Ruangan Interna 2 2 Rattus norvegicus
Ruangan Bedah 1 1 Rattus-rattus
Gudang 1 3 Rattus norvegicus
TPS 1 2 Rattus norvegicus
Got/selokan 2 1 Rattus norvegicus Xenopshylla cheopis
Gang-gang yangseringdi lalui 1 2 Rattus norvegicus
2 Ruang Instalasi Gizi 1 1 Rattus norvegicus
Ruangan Interna 2 1 Rattus norvegicus
Ruangan Bedah 1 1 Rattus norvegicus
Gudang 1 2 Rattus-rattus
TPS 1 2 Rattus norvegicus Xenopshylla cheopis
Got/selokan 2 2 Rattus norvegicus
Gang-gang yangseringdi lalui 1 1 Rattus norvegicus
JUMLAH 18 22

Tabel 1 menjelaskan bahwa hasil tempat yaitu gudang, instalasi gizi, ruangan
pemasangan perangkap ini dibagi kedalam 7 bedah, ruangan Interna, TPS, Got/selokan, dan
lorong- lorong/gang yang sering dilalui).

2
JKL Volume 6 No. 1 April 2016 Tamahaeng, dkk. Keberadaan Tikus, Pinjal dan spesiesnya,

Pemasangan perangkap dilakukan selama 2 hari sampah yang melebihi volume sampah,
dengan hasil tangkapan 22 ekor, dan hasil penyediaan kotak sampah yang kurang di setiap
pemasangan perangkap untuk spesis tikus yang sudut-sudut ruangan, dan sisa-sisa makanan dari
tertangkap adalah Rattus norvegicus 20 ekor dan ruangan istalasi gizi, serta kurangnya
rattus- ratus 2 ekor. Dan jumlah pinjal dari tikus pengawasan dari pihak rumah sakit khususnya
yang disisir ada 2 yang dikatakan positif dan tenaga sanitasi. Oleh karena itu pihak rumah
jenis pijalnya adalah Xenopshylla cheopis. sakit khususnya tenaga sanitasi perlu ada
Hasil tangkapan jenis tikus selama 2 hari pengawasan yang serius untuk menurunkan
pemasangan perangkap, jenis tikus yaitu Rattus populasi tikus yang ada, guna menjaga kesehatan
norvegicus dan Rattus-rattus, yang palig banyak petugas medis, pasien, pengunjung, maupun
tertangkap adalah Rattus norvegicus. orang-orang yang ada dirumah sakit. Dan bila
dilihat dari hasil penelitian maka dapat dikatakan
1. Mengetahui kepadatan tikus di RSUD kalau RSUD Noongan perlu dilakukan upaya-
Noongan upaya untuk mencegah perkembangbiakan tikus
dan penularan penyakit yang disebabkan oleh
Kepadatan Tikus Tertangkap tikus.
Tikus = Jumlah perangkap yang Berdasarkan hasil tangkapan ternyata
dipasang digudang, di tempat pembuangan sampah (TPS)
lebih banyak tikus yang didapat dibandingkan
22 ekor tikus dengan ruangan Instalasi Gizi, ruangan interna,
= 18 perangkap ruangan bedah, got/selokan dangang-
gang/lorong- lorong yang sering di lewati. Hal
= 1,2 Ekor/perangkap ini disebabkan karena gudang sebagai tempat
penyimpanan barang bekas yang sudah
2. Mengetahui kepadatan pinjal di RSUD menumpuk. Hasil tangkapan tikus selama
Noongan penelitian dilakukan sebanyak 22 ekor dari 7
tempat yaitu, Ruangan instalasi gizi, ruangan
Jumlah pinjal yang interna, ruangan bedah, gudang, TPS,
ditemukan Got/selokan,gang-gang/lorong yang sering di
Indeks Pinjal = lewati.
Jumlah tikus yang
tertangkap Sejalan dengan penelitian sebelumnya
yang di lakukan oleh yaitu Niken 2005. Di
2 ekor pinjal dapatkan hasil 16 ekor tikus yaitu spesies tikus
= 22 ekor tikus Rattus Norvegicus 12 ekor (75%), Rattus
= 0,09 tanezumi 4 ekor (25%) dengan jenis pinjalnya
Xenoshylla cheopis. Jenis pinjal yang tertangkap
Pembahasan Xenopsylla cheopis 2 ekor (2,3%).
Bila dibandingkan dengan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang sebelumya dengan penelitian sekarang ini,
dilaksanakan selama 2 hari dengan dua kali penelitian sebelumnya dilakukan di Rs.
pemasangan perangkap dengan jumlah 18 DR.Kariadi Semarang dan penelitian yang
perangkap, perangkap tersebut dipasang di 7 sekarang dilakukan di RSUD Noongan, untuk
tempat yaitu Ruangan Instalasi Gizi, Ruangan pemasangan perangkap diletakan di 7 tempat
interna, Ruangan bedah, Gudang, Tempat dimana tikus sering terlihat atau sering lewat.
pembuangan sampah (TPS), Got/selokan, dan Penelitian yang dilakukan Niken mendapat
Gang- gang/ lorong yang sering di lewati. tangkapan tikus 16 ekor, hasil penelitian yang
Setelah melakukan penelitian di RSUD Noongan sekarang dengan hasil tangkapan tikus 22 ekor.
peneliti menemukan masalah yaitu terdapatnya Dari hasil perbandingan sekarang lebih banyak
tikus dengan positif pinjal. Dengan demikian hasil tangkapan karena pemasangan perangkap
rumah sakit tersebut dikatakan positif terdapat dilakukan selama 2 hari dengan jumlah
kehidupan tikus dan pinjalnya. Ini dipengaruhi tangkapan 22 ekor.
penanganan sampah yang kurang baik, kotak Hasil perbandingan penelitian sebelumya
dengan yang sekarang dapat disimpulkan bahwa

3
JKL Volume 6 No. 1 April 2016 Tamahaeng, dkk. Keberadaan Tikus, Pinjal dan spesiesnya,

kehidupan tikus di RSUD Noongan lebih banyak 2. Jumlah tikus yang ditangkap sebanyak 22
hasil tangkapan dikarenakan penanganan sampah ekor, dengan 2 spesies yaitu Rattus
medis dan non medis di RSUD Noongan belum Norvegicus 20 ekor (90%) dan Rattus-rattus 2
efektif, dimana penyediaan kotak sampah ekor (10%).
disetiap sudut ruangan masih kurang sehingga
mengakibatkan sampah-sampah tersebut tidak Saran
tertampung dengan baik karena melebihi volume 1. Pihak Rumah Sakit khususnya tenaga
tempat sampah yang disediakan, sehingga tikus sanitasi perlu melakukan pengendalian
dapat berkembangbiak degan baik diarea rumah melalui upaya penyehatan lingkungan di
sakit, serta kurangnya pengawasan dari pihak dalam dan di luar ruang/bangunan rumah
rumah sakit, tenaga kesehatan khususnya tenaga sakit (lingkungan sekitarnya), terutama
sanitasi. oleh karena itu pengawasan dan yang menyangkut pengawasan seharusnya
kebersihan rumah sakit perlu ditingkatkan. dilakukan secara terus menerus dari pihak
Keberadaan tikus RSUD Noongan semakin jelas Rumah Sakit khususnya penyimpanan
dengan adanya tanda-tanda kehidupan tikus bahan makanan, sisa makanan dan
dimana pada beberapa titik-titik terlihat tikus dan pembuangan limbah makanan.
ditemuknnya kotoran tikus. 2. Kebersihan sangat perlu diperhatikan oleh
Hasil tangkapan tikus diidentifikasi dan tenaga sanitasi agar lebih menurunkan
spesies tikus yang paling banyak adalah Rattus populasi tikus yang ada di RSUD Noongan
Norvegicus( Tikus got), dengan pengukuran 3. Pihak Rumah sakit juga harus lebih
panjang kepala dan badan (H+B) 200mm, memperhatikan penyediaan kotak sampah.
panjang ekor (Tail) 160mm, panjang tapak kaki kotak sampah sebaiknya di pisahkan antara
belakang (HF) 30mm, dan panjang telinga (E) sampah kering, dan sampah basah atau
20mm berbeda dengan Rattus-rattus( Tikus atap) sampah medis dan non medis dan yang
dengan ukuran panjang kepala dan badan (H+B) cukup untuk menampung sampah hasil dari
111mm, panjang ekor (Tail) 100mm, panjang aktivitas di rumah sakit agar tidak menjadi
tapak kaki belakang (HF) 20mm, dan panjang tempat perkembangbiakan tikus.
telinga (E) 20mm. Dan hal ini disebabkan sifat
tikus yang biasanya berada dibawah barang
didalam gudang dan menyukai makanan yang Daftar Pustaka
disukai manusia. Dalam rangka melalukan
pemberantasan penyakit yang di tularkan melalui Cecep, D. S,. (2011). Vektor Penyakit Tropis.
pinjal, untuk menentukan spesies pinjal Gosyen Publishing. Yogyakarta
sangatlah penting. Untuk memudahkan Depkes, (2002). Pedoman Pengendalian Tikus
klasifikasi pinjal didasarkan atas adanya mata, khusus di Rumah Sakit.Direktorat Jendral
sisir (com),struktur kepala, dan alat kelamin. Pemberantasan penyakit Menular dan
Adapun spesies pinjal yang sangat penting Penyehatan Lingkungan Departemen
hubungannya dengan manusia yaitu, Xenopsylla Kesehatan R.I. Jakarta
Cheopis (Pinjal tikus), Ctenocephalides canis Iskandar, H.A., Sudjain. C., Nuidja
(Pinjal anjing), ctenocephalides felis, (Pinjal .N.,Sudiono. M., Purwanto. S., Sumini.,
kucing). Marlina. N., Kusumawati., Sembiring. F.,
Hasil identifikasi pinjal dalam penelitian (1985). Pemberantasan serangga dan
ini di temukan 2 tikus yang positif pinjal binatang pengganggu, Akademi Penilik
Xenopsylla Cheopis. Ciri-ciri Xenopsylla Kesehatan Teknologi Sanitasi (APK-TS)
Cheopis yaitu : tidak mempunyai genal com dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
pronotol com , mata jelas, bulu mata terletak di Nomor: 1204 / Menkes / Sk /X/ 2004 tentang
depan mata, bentuk lebih kecil di bandingkan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
dengan spesies lain. Sakit.
Majore, F.D. (2012). Study Deskriptif
Kesimpulan Keberadaan Tikus dan Pinjal di Kapal
1. Keberadaan tikus di RSUD Noongan yaitu Motor Terra Sancta. Karya Tulis Ilmiah
1,22 (1ekor) Keberadaan pinjal yang ada di Politeknik Kesehatan Manado
RSUD Noongan yaitu 0,09

4
JKL Volume 6 No. 1 April 2016 Tamahaeng, dkk. Keberadaan Tikus, Pinjal dan spesiesnya,

Niken Dian. (2005). Hubungan Jenis Tikus RSUD Noongan Kabupaten Minahasa, (2012).
dengan Keberadaan Ekstoparasit di Profil Rumah Sakit Umum Daerah
Rumah sakit DR.Kariadi. (skripsi) Noongan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Rusmini. (2011). Bahaya Leptospirosis.
Universitas Diponegoro. Semarang. Gosyen publishing. Yogyakarta
Priyambodo, S., (1995). Pengendalian Hama
Tikus Terpadu. PT Peneba Swadaya.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai