KELOMPOK 3
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan pengukuran kepadatan larva atau jentik.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa terampil dalam melakukan pengukuran kepadatan (density)
larva/jentik di permukiman/tempat-tempat umum.
b. Mahasiswa dapat mengetahui jenis larva/jentik yang tertangkap dalam
pemgamatan.
c. Mahasiswa mengetahui bionomic dari larva/jentik nyamuk (fungsi,
bahan, dan volume kontainer) dipergunakan.
d. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi hasil pengukuran kepadatan
larva/jentik dengan parameter House Index, Container Index.
e. Mahasiswa mampu melakukan dan memberikan upaya pengendalian
keberadaan larva/jentik di permukiman atau tempat-tempat umum.
C. Metode
Alat dan Bahan
Pengambilan sampel jentik
1) Alkohol
2) Kaca objek dan cover glass
3) Pipet hisap
4) Mikroskop cahaya
5) Jas laboratorium
2
Cara Kerja
3
3) Setelah jentik tidak bergerak lagi, jentik tersebut dipindahkan ke
kaca objek yang sudah diberikan nomor sesuai wadah potnya
dengan menggunakan pipet hisap.
4) Jentik pada kaca objek ditutup perlahan dengan cover glass agar
tidak tergencet sehingga menyulitkan proses identifikasi.
5) Jentik diamati pada perbesaran 4x10 dan 10x10, atau 40x10 bila
diperlukan. Pengamatan diutamakan pada bagian posterior larva
agar memudahkan pemeriksa mengidentifikasi spesies.
6) Hasil temuan dilaporkan dan ditulis pada kuesioner.
Perhitungan
D. Hasil
Hasil pengamatan :
4
7. Pipit Tempayan Aedes aegypti
5
.
6
40 Saanah Tempayan 1 Aedes aegypti
.
E. Pembahasan
7
kota yaitu Aedes aegypti, Aedes albopictus, Anopheles sp, dan Culex sp. Larva
terbanyak yang diidentifikasi yaitu Aedes aegypti, sedangkan larva Aedes
albopictus berada pada jumlah paling sedikit. Larva ditemukan dalam
penampungan air bersih warga yaitu di tempayan, drum, bak air, bak mandi,
ember dan bak WC. Larva paling banyak ditemukan dalam tempayan karena
banyak warga yang menampung air di tempayan dan diletakkan di luar rumah.
Tempayan ada yang tertutup dan ada juga yang terbuka. Warga menggunakan
air yang ditampung di tempayan untuk air minum, mencuci baju, dan
memasak.
Nyamuk merupakan vektor dari beberapa penyakit pada manusia dan
hewan yang ditularkan melalui gigitannya yang mengandung parasit dan virus.
Contoh penyakit tersebut yaitu demam berdarah dengue (DBD), malaria, dan
filariasis. Demam berdarah dengue (DBD) ditularkan ke manusia melalui
nyamuk Aedes sp yang terinfeksi virus dengue. Aedes aegypti merupakan
vektor primer sedangkan Aedes albopictus merupakan vektor sekunder.
Nyamuk ini berkembangbiak di tempat-tempat penampungan air bersih atau
jernih seperti bak mandi, tangki penampungan air, ember, vas bunga, kaleng
bekas, kantong plastik bekas, ban bekas, tempurung kelapa, dan pelepah daun
tanaman.
Anopheles sp merupakan vektor penyebab malaria. Spesies umum
penyebab malaria yaitu A. maculateus, A. culicifacies, dan A. annularis.
Vektor-vektor ini secara umum ditemukan di lahan pertanian, semak-semak,
hutan, tempat-tempat kotor, kandang ternak, dan di dalam ruang kosong yang
tidak digunakan. Spesies jantan tidak dapat terbang sejauh betina, karena
makanan untuk jantan tersedia dalam jumlah yang cukup di sekitar tempat
perindukan. Betina terbang lebih jauh untuk mencari darah sebagai makanan.3
Culex sp merupakan vektor penyebab filariasis. Jenis nyamuk ini
berkembangbiak di air keruh dan kotor dekat rumah, serta mempunyai
kebiasaan menggigit pada malam hari. Culex quinquifasciatus merupakan
vektor W. bancrofti tipe perkotaan.
Kurangnya kepedulian dan tingkat kesadaran masyarakat terhadap
kebersihan terutama dalam membersihkan tempat-tempat penampungan air
8
baik di dalam rumah dan di luar rumah serta tempat-tempat menampung air
hujan yang berpotensi menjadi sarang nyamuk dapat meningkatkan kejadian
vector borne disease oleh nyamuk. Selain itu kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap penyakit DBD juga mempengaruhi perilaku masyarakat
dalam menjaga kebersihan penampungan air. Oleh karena itu perlu dilakukan
PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang merupakan kegiatan
memberantas jentik nyamuk di tempat perkembangbiakannya. PSN
merupakan cara pemberantasan yang paling baik, aman, murah, sederhana
yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara mandiri. PSN dilakukan dengan
cara menerapkan 3M-Plus. Program 3M yang dimaksud adalah Menguras,
Menutup, dan Mengubur barang bekas serta tempat yang bisa menampung air.
Selain itu “plus” artinya menaburkan bubuk abate pada penampungan air,
mengganti air vas bunga atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali,
memakai kelambu, memasang kawat kasa, tidak menggantung pakaian di
kamar dan tindakan lainnya.
F. Dokumentasi
9
Dokumentasi Kelompok
10
Aedes aegypti
Aedes albopictus
11
Culex sp.
Anopheles sp.
Daftar Pustaka
12
Kabupaten Sleman. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas.
2016;10(2):172-8.
4. Sayono, Nurullita U. Situasi terkini vektor dengue (Aedes aegypti) di Jawa
Tengah. KEMAS. 2016;11(2)96-105.
5. Mandal FB. Human parasitology. 2nd Ed. Delhi: PHI Learning Private
Limited; 2015. Pp. 223.
6. Ramadhani T, Wahyudi BF. Keanekaragaman dan dominasi nyamuk di
daerah endemis filariasis limfatik, Kota Pekalongan. Jurnal Vektor
Penyakit. 2015;9(1):1-8.
7. Putri MD, Adrial, Irawati L. Hubungan tindakan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) dengan keberadaan jentik vektor chikungunya di Kampung
Taratak Paneh Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2016;5(3):495-
504.
13