1. Ellison, et al. Diuretic Treatment in Heart Failure--from Physiology to Clinical Trials. The New England Journal of Medicine. 2018;378 (5), pp. 492.
2. Oh, Se Won., Han, Sang Youb. Loop Diuretics in Clinical Practice. Electrolyte & Blood Pressure. 2015;13 (1), pp. 17-21.
3. BPOM RI. Furosemid. Jakarta : Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.
■ Kontraindikasi
■ Gagal ginjal dengan anuria, prekoma dan koma hepatik, defisiensi elektrolit,
hipovolemia, hipersensitivitas.
■ Efek Samping
■ Sangat Umum: gangguan elektrolit, dehidrasi, hipovolemia, hipotensi, peningkatan
kreatinin darah. Umum: hemokonsentrasi, hiponatremia, hipokloremia,
hipokalemia, peningkatan kolesterol darah, peningkatan asam urat darah, gout,
enselopati hepatik pada pasien dengan penurunan fungsi hati, peningkatan volume
urin.
1. BPOM RI. Furosemid. Jakarta : Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.
■ Interaksi obat
■ Dapat meningkatkan nefrotoksisitas sefalosporin (misalnya, cefalotin),
OAINS. Dapat meningkatkan ototoksisitas aminoglikosida, asam ethacrynic,
obat ototoxic lainnya. Peningkatan risiko kardiotoksisitas dengan glikosida
jantung, antihistamin. Dapat mengurangi kadar serum lithium. Dapat
menimbulkan efek hipoglikemia obat antidiabetik. Meningkatnya efek
hipotensi dengan MAOIs. Meningkatnya efek hipotensi dengan ACE
inhibitor, angiotensin II receptor antagonist. Meningkatkan efek
hiponatremia dengan karbamazepin. Mengurangi efek natriuretik dan
hipotensi dengan indometasin. Efek diuretik berkurang dengan salisilat.
1. BPOM RI. Furosemid. Jakarta : Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.