Anda di halaman 1dari 10

PATOFISIOLOGI PENYAKIT GINJAL

PENGERTIAN GINJAL

Ginjal merupakan organ yang berada di bagian bawah tulang rusuk belakang
tubuh manusia. Walaupun hanya berukuran layaknya satu kepalan tangan,ginjal
merupakan bagian tubuh yang sangat penting dan wajib di jaga.
Patofisiologi penyakit ginjal kronis berupa kerusakan ginjal yang
direpresentasikan oleh penurunan laju filtrasi glomerulus yang berujung pada
berbagai komplikasi.
Ginjal normal memiliki 1 juta nefron (unit satuan ginjal) yang berpengaruh
terhadap laju filtrasi glomerulus. Ginjal memiliki kemampuan untuk menjaga laju
filtrasi glomerulus dengan meningkatkan kerja nefron yang masih sehat ketika ada
nefron yang rusak. Adaptasi ini menyebabkan hiperfiltrasi dan kompensasi
hipertrofi pada nefron yang sehat. Hipertensi dan hiperfiltrasi pada glomerulus
merupakan faktor yang berpengaruh besar dalam progresivitas penyakit ginjal
kronis.
Mekanisme kerja Ginjal

Laju aliran darah ke ginjal berkisar 400 mg / 100 gram jaringan per menit. Laju ini
lebih banyak dibandingkan dengan aliran ke jaringan lain seperti jantung, hati dan otak.
Selain itu, filtrasi glomerulus bergantung pada tekanan intra dan transglomerulus
sehingga membuat kapiler glomerulus sensitif terhadap gangguan hemodinamik.
Peningkatan dasar plasma kreatinin dua kali lipat kurang lebih merepresentasikan
penurunan laju filtrasi glomerulus sebanyak 50%.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya proses kerusakan ginjal antara lain:

• Hipertensi sistemik
• Obat-obatan nefrotoksik seperti obat anti inflamasi non-steroid
(OAINS) dan media kontras untuk pencitraan
• Penurunan perfusi seperti akibat dari syok hipovolemik
• Proteinuria
• Hiperlipidemia
• Hiperfosfatemia dengan deposisi kalsium fosfat
• Kebiasaan merokok
• Diabetes tidak terkontrol
Perjalanan penyakit ginjal kronis akan berujung menjadi beberapa komplikasi, di
antaranya adalah :

• Anemia, akibat penurunan eritropoietin yang diproduksi oleh


ginjal. Penurunan eritropoietin ini seiring dengan penurunan
laju filtrasi glomerulus
• Osteodistrofi ginjal, akibat peningkatan hormon paratiroid
akibat retensi fosfat dan hipokalsemia akibat dari defisiensi
vitamin D
• Penyakit kardiovaskular, Semua pasien PGK disarankan
dipertimbangkan berada dalam risiko tinggi penyakit
kardiovaskular
Lanjutan
• Malnutrisi Pritein, Penurunan LFG sering disertai dengan anoreksia, mual dan muntah
sehingga menyebabkan pemasukkan makanan dan nutrisi berkurang
• Asidosis metabolic
• Hiperkalemia,Disebabkan karena ketidak mampuan ginjal untuk mengekskresikan kalium
dari makanan yang masuk.
• Edema paru, Kelebihan cairan terjadi karena terganggunya regulasi cairan di ginjal
pada pasien PGK terutama bila memiliki gagal jantung kongestif
• Risiko perdarahan, peningkatan risiko perdarahan akibat gangguan hematologi seperti
gangguan fungsi platelet.
Pengaruh Penyakit Ginjal Kronis Terhadap Kehamilan

Pada ibu hamil dengan penyakit ginjal kronis, struktur dan fungsi ginjal sudah
mengalami kerusakan, sehingga ginjal tidak dapat beradaptasi dengan kehamilan
seperti umumnya. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi kehamilan yang
menyebabkan risiko outcome kehamilan yang lebih buruk, baik pada ibu maupun janin.
A.SEBELUM KEHAMILAN

Pada ibu dengan PGK yang ingin melakukan rencana kehamilan wajib dilakukan
edukasi mengenai risiko dan prognosis pada ibu maupun janin. Konseling kontrasepsi
dapat diberikan pada ibu yang ingin melakukan penundaan kehamilan. Pada ibu yang
ingin melakukan rencana kehamilan, pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan urin
diperlukan untuk mengetahui dan menatalaksana komorbid pada pasien.

Pemberian asam folat 400 μg dapat diberikan setiap harinya sampai umur kehamilan
12 minggu. Pemberian aspirin dosis rendah (50–150 mg/hari) sebagai profilaksis
preeklampsia juga direkomendasikan, terutama pada ibu hamil dengan lupus
eritematosis sistemik (SLE) dan/atau hipertensi.
B. SAAT KEHAMILAN
Monitor kehamilan dengan perhatian khusus diperlukan untuk ibu hamil dengan
PGK. Pemeriksaan rutin, seperti urin, tekanan darah, fungsi ginjal, darah lengkap, dan
ultrasonografi dapat dilakukan seperti umumnya kehamilan normal. Pemeriksaan dapat
dilakukan lebih rutin seiring dengan perkembangan kehamilan, atau jika ditemukan
komplikasi. Rekomendasi tekanan darah pada pasien PGK yang hamil adalah kurang
dari 135/85 mmHg.

Pemberian antihipertensi sebaiknya dilanjutkan selama kehamilan, kecuali jika


tekanan darah sistolik dapat dijaga dibawah <110 mmHg, dan diastolik <70 mmHg, atau
jika ada hipotensi simtomatik. Obat-obatan yang disarankan adalah labetalol, nifedipine
dan methyldopa.
Stadium Penyakit Ginjal Kronis

• I deskripsi Kelainan morfologi atau fungsi renal dengan GFR normal atau
meningkat
• II deskripsi kelainan morfologi atau fungsi renal dengan penurunan GFR
ringan
• III deskripsi penurunan GFR sedang
• IV deskripsi GFR berat
• V deskripsi penyakit ginjal tahap akhir.

Anda mungkin juga menyukai