plasma yang melalui nefron setia muncul di dalam urin. Ini disebabkana hari, hanya sed
Sdisit a berperan yaitu: 4 Filtrasi glomerulus 2 Reabsorbsi protein tubulus
PATOFISIOLOGI PROTEINURIA uria dapat meningkat melalui salah satu ke-4jalan di
bawah ini: 1. Perubahan permeabilitas glomerulus yang mengikgus terutama
peninglatan filrasi dari protein plasma nteu albumin. agalan tubulus mereabsorbsi
sejumlah ke protein yang normal difiltrasi. ecil 3 Filtrasi glomerulus dari sirkulasi
abnormal, Low Molecular Weight Protein (LMWP) dalam jumlah melebihi kapasitas
reabsorbsi tubulus. 4. Sekresi yang meningkat dari makuloprotein uroepitel dan sekresi
IgA (Imunoglobulin A) dalam respons untuk inflamasi Derajat proteinuria dan komposisi
protein pada urin tergantung mekanisme jejas pada ginjal yang berakibat melewati
kapiler glomerulus tetapi tidak memasuki urin. Muatan dan selektivitas dinding
glomerulus mencegah transportasi albumin, globulin dan protein dengan berat molekul
besar lainnya untuk menembus dinding glomerulus. Jika sawar ini rusak, terdapat
kebocoran pro- tein plasma ke dalam urin (proteinuria glomerulus). Protein yang lebih
kecil (<20 kDal) secara bebas disaring tetap diabsorbsi kembali oleh tubulus
proksimal. Pada individu normal normal ekskresi kurang dari 150 mg/hari dari protein
total dan albumin hanya sekitar 30 mg/hari; sisa protein p urin akan diekskresi oleh
tubulus (Tamm Horstali
n A dan Urokinase) atau sejumiah kecil B-2 Dalam keadaan normal glomerulus endotel
membentuk menembus dindingnya. Membran basalis glomerulus barier y menangkap
protein besar (>100 kDal) sementara foot processes dari epitel/podosit akan
memungkinkan lewatnya air dan zat terlarut kecil untuk transpor melalui saluran yang
sempit. Saluran ini ditutupi oleh anion glikoprotein yang kaya akan glutamat, aspartat,
dan asam silat yang bermuatan negatif pada pH fisiologis. Muatan negatif akan
menghalangi transpor molekul anion seperti albumin. Beberapa penyakit glomerulus
seperti penyakit minimal change menyebabkan bersatunya foot processes glomerulus
sehingga terjadi kehilangan albumin selektif. Fusi foot processes meningkatkan tekanan
sepanjang membran basalis kapiler yang berakibat terbentuknya pori yang lebih besar
sehingga terjadi proteinuria non selektif atau proteinuria bermakna. meng Mekanisme
lain dari timbulnya proteinuria ketika produksi berlebihan dari proteinuria abnormal yang
melebihi kapasitas reabsorsi tubulus. Ini biasanya sering dijumpai pada diskrasia sel
plasma (mieloma multipel dan limfoma) yang dihubungkan dengan produksi monoklonal
imunoglobulin rantai pendek. Diskrasia sel plasma (mieloma multipel) dapat
dihubungkan dengan sejumlah besar ekskresi rantai pendek di urin, yang tidak dapat
dideteksi dengan pemeriksaan dipstik. Rantai pendek ini dari kelainan yang disaring
oleh glomerulus dan direabsorbsi kapasitasnya pada tubulus proksimal. Bila ekskresi
protein urin total melebihi 3,5 gram sehari, sering dan edema (sindrom nefrotik).
Ekskresi yang melebihi 3,5 gram dapat timbul tanpa gambaran atau gejala lain dari
sindrom nefrotik pada beberapa penyakit ginjal yang lain. PROTEINURIA FISIOLOGIS
Proteinuria sebenarnya tidaklah selalu menunjukkan kelainan/penyakit ginjal, Beberapa
keadaan fisiologis pada individu schat dapat menyebabkan proteinuria. Pada keadaan
fisiologis sering ditemukan proteinuria ringan yang jumlahnya kurang dari 200 mghari
dan bersifat sementara. Misalnya: pada keadaan demam tinggi, gagal jantung, latihan
fisik yang kuat terutama lari maraton dapat mencapai lebih dari 1 gram/hari), pasien
dalam keadaan transfusi darah/plasma atau pasien yang kedinginan, pasien hematuria
yang ditemukan proteinuria masif, yang sebabnya bukan karena kebocoran protein dari
glomerulus tetapi karena banyaknya protein dari eritrosit yang pecah dalam urin akibat
hematuri tersebut (positif palsu proteinuria masit. Proteinuria fisiologis dapat pula terjadi
pada masa remaja dan juga pada pasien yang lordotik (ortostatik proteinuria).