Anda di halaman 1dari 11

Nilai Negatif Positif Positif Positif Positif

Simbol Deskripsi Tidak ada kekeruhan sedikitpun 1+ Kekeruhan ringan tanpa butir-butir; kadar protein rata-rata 0,01-0,05% 2+ Kekeruhan mudah dilihat dan nampak butir-butir dalam kekeruhan tersebut; kadar protein kira-kira 0,05-0,2% 3+ Jelas keruh dengan kepingan-kepingan; kadar protein kira-kira 0,2-0,5% 4+ Sangat keruh dengan kepingan kepingan besar atau bergumpal-gumpal atau memadat; kadar protein kira-kira lebih dari 0,5%. Jika terdapat lebih dari 3% protein akan membeku.

(Putri, 2011)

1. Nefritis Apa itu Nefritis? Nefritis adalah gangguan ginjal, penyakit ini juga berbahaya. Penyakit ini ditandai dengan adanya albumin di dalam urine (air seni). Biasanya penyakit ini di derita oleh anak-anak dan orang dewasa. Bentuk yang paling umum dijumpai dari nefritis adalah glomerulonefritis.

Gejala Penyakit Nefritis Gejala yang ditimbulkan penyakit ini adalah - Mengeluh rasa dingin - Demam

- Sakit kepala - Sakit punggung - Bengkak di daerah sekitar kelopak mata - Muntah-muntah - Sulit buang air kecil - Keluarnya nanah pada air seni - Nyeri pada saat mengeluarkan air seni - Air seni berubah warna menjadi keruh. Jika sudah terlalu lama mengidap penyakit ini, penderita akan mengalami kencing darah atau ditemuinya darah di dalam air seni, dan gagal ginjal. Penyebab Nefritis -Karena obat-obatan yang terlalu banyak di konsumsi -Infeksi pada ginjal yang disebabkan bakteri streptokokus -Faktor keturunan Cara mengatasi -Hentikan obat yang menyebabkan alergi pada ginjal -Pemberian kortikosteroid agar mempercepat fungsi ginjal dan pemulihan ginjal

3. Albuminuria Apa itu Albuminuria? Albuminuria adalah penyakit ginjal di mana ditemukannya protein albumin di dalam urine.

Gejala Penyakit Albuminuria Gejala yang ditimbulkan penyakit ini adalah -Tampak molekul albumin di dalam air seni

Penyebab Albuminuria - Kurangnya asupan air ke dalam tubuh , jadinya memperberat kerja ginjal - Asupan protein, kalsium, dan vitamin C berlebihan membuat glomerulus harus bekerja lebih keras Cara Mengatasinya - Mengkonsumsi protein yang berguna bagi tubuh secukupnya - Jangan berlebihan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein

Glukosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang digunakan sebagai sumber energi utama di dalam tubuh. Di dalam tubuh, glukosa bercampur dalam darah mengalir ke seluruh tubuh dan masuk ke dalam ginjal untuk difiltrasi. Glukosa tidak ikut serta diekresikan bersama urin, karena akan diserap kembali ke dalam sirkulasi darah melalui proses reabsorbsi oleh tubulus ginjal. Kadar glukosa darah tinggi seperti penderita diabetes melitus, saat proses rearbsorbsi di tubulus kontroktus proksimal tidak dapat berjalan sempurna. Hal ini disebabkan glukosa pada urin primer yang terlalu banyak, sehingga tidak semua glukosa dapat direabsorbsi. Glukosa yang tidak ikut tersaring akan mengalami proses augmentasi yakni proses penambahan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh di dalam tubulus kontortus distal. Penambahan tersebut diantaranya ion hidrogen (H+), ion kalium (untuk menjaga kesetimbangan pH sekitar 4,8-7,4), dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Selanjutnya glukosa ikut terbuang bersama urin.

Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N . Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk membangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi.

Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary tract infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi. Untuk mengetahui adanya protein di dalam urin dilakukan pemeriksaan. Prinsip dari pemeriksaan ini terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam sulfosalisila. Proteinuria didefinisikan sebagai konsentrasi protein sebesar 0.19/L (> +2 dengan cara dipstik) atau lebih dalam sekurang-kurangnya dua kali spesimen urin yang dikumpulkan sekurang-kurangnya dengan jarak 6 jam. Pada spesimen urin 24 jam, proteinuria didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3 per 24 jam. Tingginya kadar protein dalam urin ibu hamil dapat mengindikasikan terjadinya preeklampsi. Preeklampsi ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester kedua -kehamilan.

Penetapam kadar protein dalam urin biasanya dinyatakan berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka menggunakan urinyang jernih menjadi syarat yang penting.Salah satu uji protein urin yang cukup peka adalah dengan melalui pemanasan urin dengan asam asetat. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik iso-elektrik protein, sedangkan pemanasan bertujuan untuk denaturasi sehingga terjadilah presipitasi. Proses presipitasi dibantu oleh adanya garam-garam yang telah ada dalam urin atau yang sengajaditambahkan ke dalam urin. Asam asetat yang dipakai tidak pentingkonsentrasinya, konsentrasi antara 3-6% boleh dipakai, yang penting ialah pHyang dicapai melalui pemberian asam asetat. Urin encer yang mempunyai berat jenis rendah tidak baik digunakan untuk percobaan ini. Hasil terbail padapercobaan ini diperoleh dengan penggunaan urin asam. Ditemukannya protein urine merupakan tanda paling sering di jumpai pada preeklamsi, penyakit ginjal, bahkan sering merupakan petunjuk dini dari latent glomerulo nephitis,Toxemia gravidarum ataupun diabetic nephropathy. Selama kehamilan normal terdapat kenaikan hemodinamika ginjal dan di ikuti dengan tekanan venarenalis. Pembentukan urine dimulai dalam glomerulus, apabila filtrasi glomerulus mengalami kebocoran yang hebat, molekul protein besar akan terbuang dalam urin sehingga menyebabkan proteinuria. Pada pasien yang telah menderita penyakit parenkhim ginjal, Faktor kehamilan yang memasuki usia 20 minggu ini mungkin akan memperberat kebocoran protein melalui urine. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran protein urine pada ibu hamil trimester II yang memeriksakan diri di bidan praktek swasta Citra Mulia Kudus. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Mei 2010 dengan jumlah sampel di ambil secara purposif dan sampel di periksa secara semi kuntitatif dengan metode statistik. Hasil penelitian menunjukan pemeriksaan urine pada ibu hamil trimester II yang negative sebanyak 9 sampel. Positif satu sebanyak 19 sampel dan positif dua sebanyak dua sampel. Pada pengukuran tekanan darah terdapat 6 ibu hamil yang mengalami hipertensi dan dilihat dari kondisi kaki terdapat 3 orang ibu hamil yang mengalami edema. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di harapkan kepada ibu hamil agar melakukan pemeriksaaan kehamilan secara rutin sehingga perkembangan janin dapat dipantau. Kandungan urine bergantung keadaan kesehatan dan makanan sehari-hari yangdikonsumsi oleh masingmasing individu. Individu normal meempunyai pH antara5 sampai 7. Banyak faktor yang memperngaruhi pH urine

seseorang adalah makanan sehari-hari dan ketidakseimbangan hormonal. Warna urine adalah kuning keemasan yang dianggap berasal dari emas.Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atauobat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang kotor. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnyapun akan Mengandung bakteri.Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi danberbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuangkeluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melaluiurinalisis, yaitu suatu metode analisis zat-zat yang dimungkinkan terkandung didalam urin. Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jeniscairan urin dan pH serta suhu urin. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputianalisis glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis kandungan protein ada banyak sekali metode yang ditawarkan, mulai dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalahanalisis secara mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawahmikroskop sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalamurin tersebut, misalnya kalsium phospat, serat tanaman, bahkan bakteri. Reabsorpsi asam amino terutama terjadi di bagian awal tubulus kontortus proksimal yang menyerupai proses absorpsi di usus halus. Karier utama dimembrane luminal merupakan kotransport Na+ sedangkan karier di basolateraltidak bergantung pada Na+. Na+ di pompa keluar sel oleh Na+, K+, ATP ase dan kemudian asam amino keluar sel melalui proses difusi fasilitasi menuju cairan intertisium. Proteinuria ditandai dengan adanya kekeruhan. Proteinuria ditentukan dengan berbagai cara yaitu: asam sulfosalisilat, pemanasan dengan asam asetat, carik celup (hanya sensitif terhadap albumin). Penetapan jumlah protein ditentukan dengan urin 24 jam atau 12 jam, dengan cara Esbach.

Albumin merupakan suatu protein yang memiliki ukuran molekulnya cukup besar. Urine yang mengandung Albumin menandakan bahwa filtrasi yang dilakukan oleh ginjal tidak sempurna. Indikator adanya Albumin dalam urine ditandai dengan terdapatnya cincin putih diantara Asam nitrit pekat dan Urine. Albumin merupakan salah satu protein utama dalam plasma manusia dan menyusun sekitar 60% dari total protein plasma. Kadar albumin normal dalam urine berkisar antara 0-0,04 gr/L/hari. Keberadaan albumin dalam urin dengan jumlah yang melebihi batas normal, dapat mengindikasikan terjadinya gangguan dalam proses metabolisme tubuh. Uji ini dilakukan dengan memanaskan terlebih dahulu sampel urine yang akan digunakan. Sebelum dipanaskan urine berwarna kuning bening dan setelah dipanaskan, warna urine tetap putih bening meskipun telah ditambahkan asam asetat. Hal ini menunjukkan bahwa sample urine tidak mengandung albumin. Ini berarti kinerja ginjal kedua orang tersebut masih berfungsi dengan baik dan bisa menfiltrat protein yang masuk ke dalam ginjal. Dalam keadaan normal, protein yang ada di dalam darah akan disaring oleh glomerulus ginjal sehingga tidak akan mungkin didapat di dalam urine. Protein darah merupakan molekul yang memiliki ukuran molekul yang sangat besar sehingga pada orang yang normal, tidak akan bisa menembus saringan ginjal pada bagian glomerulus. Jika ditemukan protein di dalam urine, itu

artinya saringan yang ada di glomerulus tersebut telah rusak dan jebol. Dengan rusaknya saringan di glomerulus tadi maka dapat menyebabkan zat zat lain yang seharusnya disaring oleh glomerulus juga akan ikut lewat. Sebagai catatan, jika telah lolos dari saringan di glomerulus, protein tidak akan direabsorpsi lagi pada bagian tubulus sehingga akan keluar melalui urine. Berbeda dengan zat zat lain yang ukuran molekulnya lebih kecil, seperti glukosa, yang masih bisa reabsorpsi pada bagian tubulus. Itulah sebabnya mengapa protein dalam urine biasa dignakan sebagai parameter untuk menentukan ada tidaknya kerusakan pada ginjal.
http://ciputcipiu.blogspot.com/2013/04/uji-protein-oleh-logam-berat-panas-dan.html

Dengan Asam Asetat 1). Prinsip terjadi endapan urine jika di reaksi dengan asam 2). Tujuan: memerlukan adanya protein dalam urine 3). Alat yangdiperlukan : a. Tabung reaksi dan rak b. Pipet 4). Cara pemeriksaan : a. Masukan urin yang akan diperiksa kedalam tabung reaksi sampai 2/3 tabung penuh. b. Dengan memegang tabung reaksi tersebut pada ujung bawah, lapisan atas urine itu di panasi diatas nyala api sampai mendidih selama 30 menit. C. Perhatikan terjadinya kekeruhan di lapisan atas urine itu,dengan membandingkan jernihnya dengan bagian bawah yang tidak dipanasi. Jika terjadi kekeruhan, mungkin ia disebabkan oleh protein,tetapi munngkin juga disebabkan oleh protein, tetapi mungkin juga disebabkan oleh kalsium pospat / kalsium karbonat. d. Kemudian teteskan kedalam urine yang masih panas itu 3-5 tetes larutan asam asetat 6%. Jika kekeruhan itu tetap/bertambah keruh berarti tes protein positif. e. Panasi sekali lagi lapisan atas itu sampai mendidih dan kemudian berilah penilaian semikuantitatif kepada hasilnya. 5).Hasil....................................... 6). Keterangan : a. Negatif(-) : tidak ada kekeruhan b. Positif (+) : kekeruhan ringnan tanpa butiran c. Positif (++) : kekeruhan denga butiran d. Positif( +++) : kekeruhan dengan kepingan e. Positif (++++) : kekeruhan dengan gumpalan 2. PEMERIKSAAN REDUKSI URINE 1) Prinsip : glukosa dapat mereduksi ion cupri dalam larutan alkalis terjadi perubahan warna dari hijau merah 2) Tujuan : menentukan adanya glukose dalam urine

3) Persiapan px : dilarang minum obat vit.C, salisilat, sterptomisin memberi hasil positif palsu 4) Alat yang digunakan : a. Tabung reaksi b. Pipet c. Lampu spirtus d. Penjepit tabung e. Reagen : fehling, Benedict 5). Cara pemeriksaan (Metode Benedict) a.Masukkan 2,5 cc reagen Benedict kedalam tabung reaksi b.Tambah urine 4 tetesw c.Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api spirtus 2 menit, jaga jangan sampai mendidih d.Angkat tabung dan baca hasilnya 6). Hasil.................................................................. 7). Keterangan a. Negatif(-) :tetap biru atau kehijauan b. Positif( +) : hijau kekuningan keruh c. Positif (++) : kuning keruh d.Positif (+++ ) : jingga atau lumpur keruh e. Positif (++++) : merah bata keruh
http://rusmiy.blogspot.com/ Rusmiyati di 22.08

Cara Pemeriksaan Urine Minggu, 30 Desember 2012 pemeriksaan urine

B. Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui pH dalam urine 2. 3. 4. Untuk mengetahui adanya kandungan glukosa dalam urine Untuk mengetahui adanya kandungan proyein dalam urine Untuk mengetahui adanya kandungan amino dalam urine

C. Rumusan Masalah Apakah urine itu mengandung protein,glukosa,dan amino? Berapa pH urine yang di uji ?

1. Tujuan : Untuk Mengetahui uji protein pada urin dengan asam asetat2. Mengetahui besarnya kandungan protein yang terdapat pada urin

2.Pembahasan : Pada praktikum uji protein melalui pencampuran asam asetat pada urin bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan protein yang terkandung pada urin. Pengamatan ini dilakukan dengan cara memasukkan urin ke dalam tabung reaksi hingga 2/3 tabung kemudian tabung reaksi dimiringkan hingga 45 derajatagar bagian atas tabung dapat dipanaskan sampai mendidih selama 30 detik.Pemanasan ini bertunjuan untuk proses denaturasi pada urin agar terjadi

3. Pendahuluan : Penetapam kadar protein dalam urin biasanya dinyatakan berdasarkantimbulnya kekeruhan pada urin. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itumenjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka menggunakan urin yang jernih menjadi syarat yang penting.Salah satu uji protein urin yang cukup peka adalah dengan melalui pemanasan urin dengan asam asetat. Pemberian asam asetat dilakukan untukmencapai atau mendekati titik iso-elektrik protein, sedangkan pemanasanbertujuan untuk denaturasi sehingga terjadilah presipitasi. 4. Dasar Teori : Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-

molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Kandungan urine bergantung keadaan kesehatan dan makanan sehari-hari yang dikonsumsi oleh masing-masing individu. Individu normal mempunyai pH antara5 sampai 7. Banyak faktor yang memperngaruhi pH urine seseorang adalah makanan sehari-hari dan ketidak seimbangan hormonal. Warna urine adalah kuning keemasan yang dianggap berasal dari emas.Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jeniscairan urin dan pH serta suhu urin. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputianalisis glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisiskandungan protein ada banyak sekali metode yang ditawarkan, mulai darimetode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa.

Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalamurin tersebut

Cara penilaian uji protein adalah sebagai berikut : NILAI SIMBOL DESKRIPSI Negatif - Tidak ada kekeruhan sedikitpun Positif + 1+ Kekeruhan ringan tanpa butir-butir; kadar protein rata-rata 0,01-0,05% Positif ++ 2+ Kekeruhan mudah dilihat dan nampak butir-butir dalam kekeruhan tersebut kadar protein kira-kira 0,05-0,2% Positif+++ 3+ Jelas keruh dengan kepingan-kepingan; kadar protein kira-kira 0,02-0,5% Positif ++++4+ Sangat keruh dengan kepingan kepingan besar atau bergumpal-gumpal atau memadat; kadar protein kira-kira lebih dari 0,5%. Jikaterdapat lebih dari 3% protein akan membeku.

5. Alat dan Bahan : Tabung reaksi Alat pembakar (Bunsen) Penjepit tabung Pipet Senter Karton Hitam Urin Asam asetat 3-6% Paraffin 6. Cara Kerja : 1. Masukkan urin ke dalam tabung reaksi hingga mengisi 2/3 tabung 2. Jepit tabung pada bagian bawah, miringkan tabung sekitar 45 derajat sehingga bagian atas tabung dapat dipanasi di atas nyala api sampai mendidih selama 30 detik. 3. Berikan penyinaran pada tabung sehingga sinar berpantul dari bagianberlatar karton berwarna hitam 4. Perhatikan teerjadinya kekeruhan di lapisan atas urin tersebut. Bandingkan kejernihannya dengan urin yang tidak dipanasi pada bagian bawah tabung.Jika terjadi kekeruhan, maka itu disebabkan oleh protein, tetapi mungkin juga karena Kalsium Fosfat atau Kalsium Karbonat. 5. Untuk menentukan apakah kekeruhan yang terjadi akibat Kalsium Fosfat maka bila ke dalam urin yang masih panas tersebut di teteskan 3-5 teteslarutan asam asetat 3-6% maka kekeruhan akan hilang, tetapi dengan disertai pembentukan gas. Jika kekeruhan tetap ada atau menjadi bertambah keruh berarti uji protein tersebut positif. 6. Panaskanlah sekali lagi nagian atas tebung tersebut sampai mendidih dankemudian berikan penilaian terhadap pemeriksaan protein urin tersebut. 7. Catat Hasil Pengamatan
Mursal, teuku. 2012. Uji Protein Urin. http://teuku-mursal.blogspot.com/2012/11/uji-proteinurin.html

http://teuku-mursal.blogspot.com/2012/11/uji-protein-urin.html uji protein urin Diposkan oleh teuku mursal di 00.34

Rabu, 07 November 2012

Anda mungkin juga menyukai