SPESIMEN
Oleh : Ns. Rahmawati Dian Nurani, M.Kep
Urine
Sputum
PEMERIKSAAN URINE
Oleh : Ns. Rahmawati Dian Nurani,M.Kep
DEFINISI
Pemeriksaan urine (urinalisis) merupakan pemeriksaan
dasar pada pasien yang dicurigai mengalami gangguan
ginjal atau infeksi saluran kemih, gangguan fungsi hati,
yang sebelumnya tidak terdeteksi, dapat didiagnosis
melalui pemeriksaan urine.
Pemeriksaan urin meliputi berat jenis, warna urin,
kejernihan, derajat keasaman (ph urin), protein urin,
glukosa, keton, sedimen.
1. Berat Jenis
Urinalisis dapat dilakukan sewaktu atau pada pagi hari.
Pemeriksaan berat jenis urin dapat digunakan untuk mengevaluasi
penyakit ginjal pasien
Berat jenis normal : 1,001 – 1,030
Menunjukkan kemampuan pemekatan yang baik
Hal ini dipengaruhi oleh status hidarasi pasien dan konsentrasi urin.
Nilai berat jenis meningkat pada diabetes (glukosuria), proteinuria >
2gr/24 jam, radiokontras, manitol, dekstran, diuretik.
Nilai berat jenis menurun dengan meningkatnya umur (seiring
dengan menurunnya kemampuan ginjal memekatkan urin) dan
preginjal azotemia
2. Warna Urine
Tujuan : dapat mengetahui warna urin
Persiapan : pasien dilarang makn/minum obat yang
memberi warna urin. Cth: B Kompleks, Rifampisin,
piramidon,dll
Warna urine dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat,
senyawa eksogen dan endogen serta pH
Alat : tabung reaksi, isi tabung reaksi dengan urin
3/4nya
Normal : Kekuning-kuningan
Warna Urine Implikasi Klinik
Merah Coklat Menunjukkan urin bersifat asam.
Urin mengandung hemoglobin, myoglobin,
pigmen empedu, darah atau pewarna
Kuning Merah Menunjukkan adanya sayuran , bir
(pink) fenazopirin, ibuprofen, fenitoin
Biru-Hijau Menunjukkan pasien mengkonsumi bir,
bakteri pseudomonas, pigmen empedu
Hitam Menunjukkan adanya alkaptouria
Gelap Menunjukkan porfiria,malignant melanoma
(sangat jarang)
Kuning Kecoklatan Menunjukkn primakuin, sulfametoksazol,
bilirubin, urobilin.
Keruh Menunjukkan tanda adanya urat, fosfat atau
sel darah putih (pyuria), polymorphonuclear
(PMNs), bakteriuria
Berbusa Mengandung protein atau asam empedu
3. Kejernihan
Prinsip : memeriksa kejernihan urine scara langsung
Tujuan : menentukn apakah urine telah keruh pada
saat dikeluarkan atau setelah didiamkan.
Persiapan: pasien jangan terlalu banyak makan
protein
Normal : tidak berwarna /jernih
Pelaporan : jernih / agak keruh/ keruh atau sangat
keruh
4. pH Urin
Tujuan: mengetahui pH urine
Normal : 5,0 – 7,5
Ph urin dipengaruhi oleh diet dan vegetarian
dimana asupan asam sangat rendah, sehingga
membuat urin menjadi alkali.
Ph urin mempengaruhi terbentuknya kristal.
Misalnya pada PH urin asam dan peningkatan
specific gravity akan mempermudah terbentuknya
kristal asam urat.
Pelaporan pH
Urine Asam : lakmus biru menjadi merah
Urina basa : lakmus merah menjadi biru
Urine netral :lakmus merah/biru tidak
berubah warna
pH alkalin disebabkan :
Adanya organisme pengurai yang memproduksi
protease seperi proteus, klebsiella atau E.Coli
Ginjal tubular asidosis akibat terapi amfoterisin
Peyakit ginjal kronik
Infeksi saluran kemih
Intoksikasi salsiliat
pH asam disebabkan karena
Emfisema pulmonal
Diare, Dehidrasi
Kelaparan (starvation)
Asidosis Diabetik
5. Protein
Prinsip : Terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam
sulfosalisilat
Tujuan : menentukan adanya protein dalam urin
Normal : 0 , < 50 g/dL atau < 0,5 mg/L
Protein urin dihitung dari urin yang dikumpulkan selama 24 jam.
Proteinuria (dengan metode dipstick) :
+1 100 mg/dL
+2 300 mg/dL
+4 1000 mg/dL