Anda di halaman 1dari 20

Ns.Wijonarko, M.Kes.

Tingkat pencegahan penyakit atau Five Level Prevention (Leavel and Clark) ;
1.Health Promotion
2.Specific Protection
3.Early Diagnosis and Prompt Treatment
4.Disability Limitation
5.Rehabilition
Empat Kata Kunci Visi Promkes :
1. Willingnes ( Mau )
2. Ability ( Mampu )
3. Memelihara Kesehatan mencakup mau & mampu mencegah penyakit,
melindungi diri dr kesehatan & mencari pertolongan pengobatan yg profesional
bila sakit
4. Meningkatkan Kesehatan yang berarti mau & mampu mencegah penyakit,
kesehatan perlu ditingkatkan serta bersifat dinamis
PROMOSI KESEHATAN

Proses pemberdayaan
perorangan, kelompok dan
masyarakat, untuk dapat
memelihara dan meningkatkan
kesehatannya
(Health promotion is the
proces of enabling people to
control over and improve their
health.
(WHO, 1986).
Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat
agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya
(Pusat Promkes Depkes).

Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk


dan bersama masyarakat. Artinya proses pemberdayaan
tersebut dilakukan melalui kelompok-kelompok potensial
di masyarakat, bahkan semua komponen masyarakat.
Proses pemberdayaan tersebut dilakukan sesuai sosial
budaya setempat, artinya sesuai dengan keadaan,
permasalahan dan potensi setempat.
RUANG LINGKUP

Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan/


perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan.
Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/
jasa melalui kampanye.
Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada
penyebaran informasi.
Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan.
Upaya advokasi di bidang kesehatan yaitu upaya untuk mempengaruhi
lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang
berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan,
dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang/ sektor, sesuai
keadaan).
Pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan
masyarakat (community development), penggerakkan masyarakat (social
mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.
KEGIATAN NYATA
Pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya untuk
meningkatkan kemampuan dan kemandirian semua
komponen masyarakat untuk dapat hidup sehat.
Pengembangan kemitraan, yaitu upaya untuk membangun
hubungan para mitra kerja berdasarkan kesetaraan,
keterbukaan dan saling memberikan manfaat.
Upaya advokasi, yaitu upaya untuk mendekati,
mendampingi, da mempengaruhi para pembuat
kebijakan sacara bijak, sehingga mereka sepakat untuk
memberi dukungan terhadap pembangunan kesehatan.
Pembinaan suasana, yaitu kegiatan untuk membuat suasana atau iklim yang
mendukung terwujudnya perilaku sehat dengan mengembangkan opini
publik yang positif melalui media massa, tokoh masyarakat, “public
figur”, dll.
Pengembangan Sumber Daya Manusia, yaitu kegiatan pendidikan, pelatihan,
pertemuan-pertemuan, dll untuk meningkatkan wawasan, kemauan, dan
keterampilan baik petugas kesehatan maupun kelompok-kelompok
potensial masyarakat.
Pengembangan iptek, yaitu kegiatan untuk selalu mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang promosi, informasi,
komunikasi, pemasaran, advokasi, dll yang selalu tumbuh dan
berkembang.
Pengembangan media dan sarana, yaitu kegiatan untuk “mempersenjatai” diri
dengan penyediaan media dan sarana yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan promosi kesehatan.
Pengembangan infrastruktur, yaitu kegiatan penunjang promosi kesehatan:
sekretariat, tim promosi, serta berbagai perangkat keras dan perangkat
lunak yang diperlukan.
INDIKATOR KEBERHASILAN

Indikator input :
Adanya organisasi/ lembaga khusus promosi kesehatan.
Pemenuhan standar tenaga profesional di kabupaten/ kota.
Pemenuhan standar sarana promosi kesehatan di kabupaten/ kota.

Indikator proses :
Adanya kebijakan sektor yang mendukung pengembangan perilaku dan lingkungan sehat
(minimal 3 per sektor).
Frekuensi informasi melalui media massa (TV: 5 kali/mgg; Radio: 1 kali/hr; Koran : 2 kali/mgg).
Jumlah kelompok potensial yang bergerak bidang kesehatan di kabupaten/kota (5 kelompok per
kecamatan).

Indikator output :
Perorangan: perbaikan persentase faktor perilaku berisiko (aktivitas fisik, diet/gizi baik dan tidak
merokok) : 80%
Persentase tatanan keluarga sehat (PHBS) : 65 %
Ratio Desa/ Posyandu = 1 : 5
PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat.
PHBS Bidang Kesehatan Lingkungan: cuci
tangan pakai sabun (CTPS) setelah buang air
besar
MASALAH

Kesadaran masyarakat Indonesia untuk cuci tangan pakai


sabun (CTPS) terbukti masih sangat rendah. Tercatat,
rata-rata hanya 12% masyarakat yang melakukan CTPS
setelah buang air besar di jamban.

Demikian gambaran kesadaran CTPS di Tanah air


berdasarkan survei environmental service program (ESP)
tentang perilaku masyarakat terhadap kebiasaan mencuci
tangan yang dilakukan Depkes dan instansi lainnya pada
2006.
ANALISIS SWOT

STRENGTH

Kemauan yang kuat dari semua pihak


untuk mewujudkan visi Indonesia Sehat .
Menggerakkan institusi pendidikan
kesehatan untuk mendukung kegiatan
PHBS.
Dengan melakukan CTPS membuat
anggota keluarga tidak mudah sakit dan
pengeluaran biaya dapat dialokasikan
untuk pendidikan atau modal usaha.
WEAKNESS

Kesadaran yang rendah dari


masyarakat untuk
melakukan CTPS.

Kurangnya dukungan dari


semua pihak (individu,
keluarga, masyarakat,
Penggerak PKK, LSM,
penentu kebijakan, petugas
kesehatan, dll)
OPPORTUNITY

Terbuka bagi siapa saja


untuk membantu
melakukan pendidikan
dan penyuluhan
mengenai CTPS.

Kepada pihak swasta


sebagai sarana promosi
THREAT

Tidak mendapat dukungan


dari penentu kebijakan dan
masyarakat.
Dana untuk melakukan
kegiatan tidak ada.
Tidak ada peningkatan
persentase CTPS
menunjukkan kinerja dan
citra pemerintah buruk.
SIMPULAN

Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan perorangan, kelompok


dan masyarakat, untuk dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
Essensi promosi kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat. Sedangkan
pemberdayaan adalah upaya untuk membuat daya sehingga mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri. Untuk itu tentu
diperlukan upaya untuk merubah, menumbuhkan atau
mengembangkan perilaku positif. Hal ini merupakan bidang garapan
utama pendidikan kesehatan.
Promosi Kesehatan juga mencakup Penyuluhan Kesehatan, karena dalam
rangka pemberdayaan, tentu diperlukan upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran, di samping pengetahuan, sikap, dan
perbuatan. Untuk itu tentu diperlukan upaya penyediaan dan
penyampaian informasi, yang merupakan bidang garapan
penyuluhan kesehatan. Makna asli penyuluhan sendiri adalah
pemberian penerangan dan informasi.
Promosi Kesehatan sejalan dengan Komunikasi, Informasi dan Edukasi. Oleh
karena itu, untuk melakukan pemberdayaan masyarakat tentu
diperlukan upaya untuk membuka jalur komunikasi, yang selanjutnya
diisi dengan penyampaian dan dimantapkan dengan edukasi.
Promosi Kesehatan juga menampung aspirasi pemasaran sosial, karena
promosi juga berarti mengenalkan produk (yaitu perilaku hidup sehat)
secara luas kepada masyarakat sehingga mereka dapat menerima dan
memanfaatkannya (mempraktekkannya) dalam kehidupan sehari-hari.
Promosi Kesehatan mengandung pengertian mobilisasi publik karena dalam
promosi kesehatan diperlukan adanya advokasi kebijakan sehingga
kebijakan yang ada dapat memberikan dukungan bagi pengembangan
perilaku dan lingkungan sehat. Hal ini merupakan “law enforcement”
yang dapat “memaksa” atau memobilisasi masyarakat untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu. Selain itu pembentukan opini publik yang
merupakan salah satu upaya promosi kesehatan juga dapat diartikan
sebagai upaya memobilisasi masyarakat untuk memilih perilaku hidup
sehat.
SARAN

Berusaha secara individual melakukan perilaku hidup bersihdan sehat


terutama cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar.
Menanamkan sejak dini pada anak-anak dalam keluarga tentang perilaku
hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan pakai sabun, buang
sampah pada tempatnya, melakukan olahraga, dll.
Bersama dinas kesehatan mengadvokasi Gubernur, Bupati/ Walikota dan
DPRD serta Camat, Lurah, dan tokoh masyarakat untuk memperoleh
dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS.
Kepada institusi pendidikan kesehatan yang sedang praktik di RS, Puskesmas
atau di masyarakat melakukan pendidikan dan penyuluhan kesehatan
kepada individu, kelompok, dan masyarakat bekerja sama dengan
pihak setempat.
Kepada pihak swasta atau LSM menyediakan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan guna mendukung program kesehatan, misalnya membuat
iklan layanan masyarakat tentang cuci tangan pakai sabun dan
akibatnya.
Bekerja sama dengan pihak sekolah secara berkesinambungan melakukan
penyuluhan kesehatan kepada murid-muridnya.

Anda mungkin juga menyukai