PENDAHULUAN
Berdasarkan uraian latar belakang di atas permasalahan dan penelitian ini adalah
apakah kadar proteinuria yang tinggi berhubungan dengan diabetes melitus dan
mengakibatkan gagal ginjal.
Dapat menambah referensi bagi perpustakaan dan menjadi data awal bagi
peneliti selanjutnya.
1.5 Hipotesis
1. Ada hubungan kadar proteinuria di atas 600 mg/hari dengan penyakit
gagal ginjal.
2. Ada hubungan glukosa plasma vena puasa >126 mg/dl dengan penyakit
diabetes melitus.
3. Ada hubungan laju filtrasi glomerulus (LFG) <15ml/mnt/1,73m2 dengan
penyakit gagal ginjal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Proteinuria
A. Definisi proteinuria :
Proteinuria adalah adanya protein didalam urin manusia yang melebihi
nilai normalnya yaitu lebih dari 150mg/24 atau pada anak-anak lebih dari
140mg/m2. Biasanya proteinuria baru dikatakan patologis bila kadarnya
diatas 200mg/hari pada beberapa kali pemeriksaan dalam waktu yang
berbeda.
B. Klasifikasi proteinuria :
Proteinuria rendah : < 500mg/24jam.
Proteinuria sedang 500-4000mg/24jam.
Proteinuria tinggi : >4000mg/24jam.
C. Etiologi dan faktor risiko :
Kadar glukosa darah yang tinggi selama beberapa tahun dan tekanan darah
tinggi.
D. Patofisiologi proteinuria :
Proteinuria dapat meningkatkan melalui salah satu cara dari ke-4 jalan
yaitu:
1. Perubahan permeabilitas glomerulus yang mengikuti peningkatan
filtrasi dari protein plasma normal terutama abumin.
2. Kegagalan tubulus mereabsorbsi sejumlah kecil protein yang normal
difiltrasi.
3. Filtrasi glomerulus dari sirkulasi abnormal,Low Molecular Weight
Protein (LMWP) dalam jumlah melebihi kapasitas reabsorbsi tubulus.
4. Sekresi yang meningkat dari mekuloprotein uroepitel dan sekresi IgA
dalam respon untuk inflamasi.
Derajat proteinuria dan komposisi protein pada urin tergantung mekanisme
pada ginjal yang berakibat hilangnya protein. Sejumlah besar protein
secara normal melewati kapiler glomerulus tetapi tidak memasuki urin.
Muatan dan selektivitas dinding glomerulus mencegah transportasi
albumin, globulin dan protein dengan berat molekul besar lainnya untuk
menembus dinding glomerulus. Jika sawar ini rusak, terdapat kebocoran
protein plasma kedalam urin (proteinuria glomerulus). Protein yang lebih
kecil (<20 kDal) secara bebas disaring tetapi di absorbsi kembali oleh
tubulus proksimal. Normal ekskresi kurang dari 150 mg/hari dari protein
total dan albumin hanya sekitar 30 mg/hari sisa protein pada urin akan
diekskresi oleh tubulus atau sejumlah kecil β-2 mikroglobulin, apoprotein,
enzim dan hormon peptida.
Dalam keadaan normal glomerulus endotel membentuk barier yang
menghalangi sel maupun partikel lain menembus dindingnya. Membran
basalis glomerulus akan menangkap protein besar (>100 kDal) sementara
foot processes dari epitel/podosit akan memungkinkan lewatnya air dan
zat terlarut kecil untuk transpor melalui saluran yang sempit. Saluran ini
ditutupi oleh anion glikoprotein yang kaya akan glutamat, aspartat, dan
asamsilat yang bermuatan negatif pada pH fisiologis. Muatan negatif akan
menghalangi transpor molekul anion seperti albumin.3
D. Fisiologi ginjal :
Ginjal menjalankan fungsi vital sebagai pengatur volume dan komposisi
kimia darah dengan mengekskresikan zat terlarut dan air secara selektif.
Bila kedua ginjal gagal menjalankan fungsinya, akan menyebabkan
kematian dalam waktu 3-4 minggu.
Fungsi ginjal dicapai dengan filtrasi plasma melalui glomerulus dan diikuti
dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai
disepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air diekskresikan
keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin.
METODE PENELITIAN
3.3.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah rekam medik pasien diabetes melitus
dengan kadar proteinuria yang meningkat pada penyakit gagal ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisis di RS PGI Cikini.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah rekam medik pasien diabetes melitus
dengan kadar proteinuria yang meningkat pada penyakit gagal ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisis di RS PGI Cikini.
3.3.3 Kriteria Inklusi
Instrumen pada penelitian ini adalah hasil rekam medik pada pasien gagal
ginjal dengan diabetes melitus dan adanya peningkatan proteinuria.
1. Editing
Peneliti melakukan pengecekan hasil rekam medik sudah lengkap,
jelas, dan relevan.
2. Coding
Pemberian kode tertentu untuk hasil rekam medik yang bersifat
kategori.
3. Tabulating
Menyusun data-data tersebut ke dalam tabel untuk dianalisis.
4. Cleaning
Pengecekan kembali data yang sudah dimasukan sudah benar atau
belum.
A. Analisis Univariat
Untuk menampilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap-
tiap variabel dalam bentuk tabel atau gambar.
B. Analisis Bivariat
Untuk melihat hubungan antar variabel independen dan dependen.
3.7 Kerangka Teori
Pola makan :
1. Jenis Proteinuria
2. Jumlah
3. Frekuensi
Diabetes Melitus
LAMPIRAN
Bulan
No. Kegiatan Agustus September Oktober November Desember
2017 2017 2017 2017 2017
1 Pertemuan awal,
penetapan judul,
pembahasan disain
penelitian dan cara
pengumpulan data
2 Pembahasan bab I, II,
dan III
3 Pengumpulan dan
pengolahan data
4 Pembuatan bab IV,
V, VI, dan VII
5 Penyusunan laporan
akhir
6 Sidang
7 Pengumpulan skripsi
Bulan
No. Kegiatan Januari 2018 Februari 2018
NIM : 1461050143
Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan pada tahap uji etik
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk melanjutkan penelitian
dan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi
Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia.
Peneliti Pembimbing
Nama pasien
Nomor rekam medik
Umur pasien
Jenis kelamin
Pekerjaan
Pendidikan terakhir
Tanggal masuk RS
Rawat jalan/rawat inap
Keluhan utama
Diagnosis
Etiologi
Kadar glukosa plasma vena puasa
Laju filtrasi glomerular
Kadar protein urin