Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Sebuah rancangan penelitian guna memperoleh data dan/atau fakta dalam

menjawab suatu masalah penelitian yang terdiri dari beberapa komponen yang menjadi

satu adalah pengertian dari desain penelitian (Lapau, 2015). Metode pada penelitian ini

adalah metode penelitian survei (non-eksperimen). Pada penelitian survei, tidak

memberikan intervensi kepada variabel terkait, akan tetapi hanya meninjau suatu

fenomena atau mencari hubungan diantara fenomena tersebut dengan variabel yang

lain (Notoatmodjo, 2018).

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu survei analitik dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian survei analitik adalah sebuah penelitian yang

menganalisis dinamika hubungan antara suatu fenomena. Penelitian survei analitik

dapat mengetahui sejauh mana keterlibatan dari suatu faktor terhadap terjadinya suatu

kejadian dari analisis korelasi. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah

pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang dimana menekankan waktu pengukuran

atau observasi data variabel dependen dan variabel independen dihitung sekaligus

dalam waktu yang sama atau satu kali (Notoatmodjo, 2018).

34
35

4.2. Kerangka Kerja

Populasi
97 pasien asma bronkial yang berobat di Klinik Paru RS Wava Husada

Teknik Sampling
Purposive Sampling

Sampel
43 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi

Variabel Independen Variabel Dependen


Tingkat Kontrol Asma Kualitas Hidup

Alat Ukur Alat Ukur


Kuesioner ACT Kuesioner Mini-AQLQ

Skala Ordinal Skala Ordinal

Tahap Pengolahan Data


Editing, coding, entry data, cleaning

Analisa Data
Correlation Spearman Rank

Kesimpulan
Terdapat hubungan antara tingkat kontrol asma dengan kualitas hidup
pasien asma di Klinik Paru RS Wava Husada Kepanjen

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian


36

4.3. Populasi, Sampel, dan Sampling

4.3.1 Populasi

Semua objek dalam penelitian atau objek yang hendak diteliti adalah

populasi (Notoatmodjo, 2018). Populasi pada penelitian ini yaitu pasien asma

bronkial yang datang berobat di Klinik Paru RS Wava Husada sebanyak 97

orang selama satu bulan.

4.3.2 Sampel

Sampel merupakan objek yang dapat mewakili seluruh populasi yang

akan diteliti (Notoatmodjo, 2018). Sampel pada penelitian ini adalah pasien

asma bronkial yang datang untuk berobat di Klinik Paru RS Wava Husada

dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 43 orang

4.3.3 Sampling

Sampling merupakan metode untuk pengambilan sampel. Teknik

sampling merupakan cara yang digunakan untuk memilih bagian populasi

agar dapat mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2014). Teknik sampling

dalam penelitian ini adalah non probability sampling, dengan teknik purposive

sampling. Teknik purposive sampling yaitu sampel yang akan di ambil sesuai

dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang tekah ditentukan oleh peneliti sendiri

(Nursalam, 2014).

Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu:

- Pasien dengan diagnosis asma bronkial di Klinik Paru RS Wava

Husada

- Berusia lebih dari 18 tahun

- Bersedia menjadi responden dalam penelitian


37

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

- Pasien yang sedang dalam serangan asma akut

- Pasien dengan penyakit penyerta lain seperti emfisema, Tb paru,

diabetes Mellitus, Kanker paru-paru berdasarkan data rekam medis

pasien

4.4. Variabel Penelitian

Variabel merupakan karakter yang spesifik dalam menghasilkan nilai berbeda

pada sesuatu seperti benda, manusia, dan lain-lain (Nursalam, 2014). Penelitian ini

terbagi dari dua jenis variabel, yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel

independen (bebas). Variabel independen adalah suatu variabel yang memberikan

pengaruh pada variabel terikat (Notoatmodjo, 2018). Variabel independen pada

penelitian ini adalah tingkat kontrol asma. Variabel dependen (terikat) adalah variabel

efek atau akibat dari variabel bebas. Variabel dependen nilainya akan ditetukan oleh

variabel bebas (Nursalam, 2014). Variabel dependen pada penelitian ini adalah kualitas

hidup pasien asma.

4.5. Definisi Operasional

Pengertian dari definisi operasional adalah sebuah penjelasan dari suatu batasan

variabel atau variabel apa saja yang akan diukur dalam penelitian (Lapau, 2015).
38

Tabel 4.1 Definisi Operasional


Definisi
Variabel Indikator Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Independen: Tingkatan - Gangguan Kuesioner Ordinal - ≤19 : tidak
Tingkat individu dalam aktivitas Asthma terkontrol
kontrol kontrol - Frekuensi Control Test - 20-24: terkontrol
asma manifestasi kekambuhan (ACT) sebagian
asma gejala - 25: terkontrol
- Gejala malam penuh
- Penggunaan
obat
- Persepsi
terhadap
asma
Dependen: Pemahaman - Gejala Kuesioner Ordinal - Buruk : 1-<3
Kualitas individu - Keterbatasan Mini- - Sedang : 3-<6
hidup mengenai aktivitas AQLQ - Baik : 6-7
posisi dalam - Fungsi emosi
kehidupannya - Pengaruh
lingkungan

4.6. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Paru RS Wava Husada. Penelitian ini

dilakukan pada 28 Februari-27 Maret 2020.

4.7. Instrumen Penelitian

Semua alat yang digunakan dalam pengambilan data penelitian adalah

instrumen penelitian (Notoatmodjo, 2018). Penelitian ini menggunakan

instrumen berupa kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang

sudah disusun dengan baik untuk pemberian jawaban oleh responden dan/ atau

interviewee (Notoatmodjo, 2018). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

4.7.1 Data Demografi

Data demografi yang digunakan pada penelitian ini meliputi nama, usia, jenis

kelamin, pekerjaan, lama menderita asma.


39

4.7.2 Kuesioner ACT

Kuesioner Asthma Control Test (ACT) merupakan kuesioner yang dapat

digunakan untuk menilai tingkat kontrol asma pada pasien. Kuesioner ini bersifat

reliabel, valid, mudah digunakan, serta komperhensif dibanding dengan kuesioner lain

sehingga dapat dipakai secara luas (Nathan et al., 2004). Kuesioner ACT hanya dapat

diberikan kepada pasien berusia 12 tahun atau lebih dengan pertanyaan mengenai

keluhan asma pasien selama 1 bulan terakhir (Tanto et al., 2018). Kuesioner ACT versi

Bahasa Inggris telah dilakukan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s alpha dengan

hasil 0,84 (Nathan et al., 2004). Menurut Masbimoro 2009 dalam Melastuti & Husna

(2015), uji validitas dan reliabilitas kuesioner Asthma Control Test versi Bahasa Indonesia

ini valid (r hitung 0,45) dan reliabel (alpha cronbach 0,83>0,6). Rentang skor pada

kuesioner ini adalah 1-5, dengan pilihan A memiliki skor 1, B adalah 2, C adalah 3, D

adalah 4, dan E adalah 5. Skor akhir dihitung dengan cara menjumlahkan setiap skor

jawaban dari penghitungan tiap pertanyaan pada kuesioner ACT, dengan hasil ukur

adalah sebagai berikut:

- 25 : asma terkontrol

- 19-24 : terkontrol sebagian

- ≤19 : tidak terkontrol

Kuesioner ACT terdiri dari 5 pertanyaan dengan 5 parameter, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Kuesioner ACT


No. Kategori Nomor Soal Jumlah
1. Gangguan aktivitas 1 1
2. Frekuensi kekambuhan gejala 2 1
3. Gejala malam 3 1
4. Penggunaan obat (reliever) 4 1
5. Persepsi terhadap asma 5 1
40

4.7.3 Kuesioner Mini-AQLQ

Kuesioner Mini-AQLQ merupakan kueioner yang dapat digunakan untuk

mengukur kualitas hidup pada pasien asma. Kuesioner Mini-AQLQ telah di uji

keabsahannya dalam mengukur kualitas hidup psien asma (Juniper et al., 1999).

Kuesioner Mini-AQLQ dapat diberikan kepada pasien asma dengan usia >17 tahun.

Kuesioner Mini-AQLQ versi Bahasa Indonesia telah dilakukan uji validitas dan

reliabilitas oleh Lorensia, Wahjuningsih, & Sungkono tahun 2015 pada pasien asma di

Puskesmas Kalirungkut Surabaya dengan hasil nilai alpha cronbach = 0,793 yang berarti

reliabilitas sangat tinggi. Kuesioner Mini-AQLQ terdiri dari 15 pertanyaan dengan

mecakup 4 domain. Skor dihitung dengan cara menjumlahkan semua nilai skor yang

didapatkan responden kemudian dibagi dengan jumlah soal (Lorensia et al., 2015).

Adapun kategori dari penghitungan skor jawaban dari kuesioner Mini-AQLQ adalah

sebagai berikut:

- Baik : 6-7

- Sedang : 3-<6

- Buruk : 1-<3

Kuesioner Mini-AQLQ terdiri dari 4 domain, sebagai berikut:

Tabel 4.3 Domain Kuesioner Mini-AQLQ


No. Domain Nomor Soal Jumlah
1. Gejala 1, 4, 6, 8, 10 5
2. Keterbatasan aktivitas 12,13,14,15 4
3. Fungsi emosi 3,5,9 3
4. Pengaruh lingkungan 2, 7,11 3
41

4.8. Prosedur Pengumpulan Data

4.8.1 Tahap Persiapan

1. Penyusunan proposal.

2. Pengurusan surat izin untuk melakukan studi pendahuluan dan penelitian

yang diajukan kepada Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universtas

Muhammadiyah Malang.

3. Pengajuan surat izin studi pendahuluan dan penelitian yang bertujukan

kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten

Malang.

4. Surat yang sudah deiberikan oleh bakesbangpol diberikan kepada pihak

Kepala RS Wava Husada, dekan fakultas, wakil dekan II dan III, dan

Kepala atau sekretaris Program Studi.

5. Setelah surat permohonan izin disetujui oleh pihak Rumah Sakit Wava

Husada, peneliti segera memenuhi persyaratan administrasi dan penelitian

segera dilakukan.

4.8.2 Tahap Pelaksanaan

1. Penelitian dimulai dengan pemberian surat izin penelitian dari RS kepada

perawat penanggung jawab dan dokter klinik paru.

2. Penelitian dibantu oleh asisten penelitian yang berjumlah 1 orang yang

telah dilakukan briefing oleh peneliti guna menyamakan persepsi.

3. Penyebaran kuesioner pada pasien yang sesuai berdasarkan kriteria inklusi

dan eksklusi yang dibantu oleh perawat poli.

4. Responden mengisi formulir persetujuan (inform consent).

5. Peniliti bertanya kepada responden apakah bisa mengisi sendiri atau

membutuhkan bantuan dalam pengisian kuesioner.


42

6. Peneliti menjelaskan bagaimana cara atau panduan untuk mengisi

kuesioner tersebut.

7. Responden mulai melakukan pengisian lembar kuesioner yang telah

dipersiapkan oleh peneliti. Apabila responden tidak dapat mengisi sendiri,

maka peneliti menanyakan pertanyaan pada responden dan peneliti

mengisi kuesioner sesuai dengan jawaban responden.

8. Peneliti mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah diluangkan serta

kerjasama dalam berpartisipasi yang telah dilakukan oleh responden dalam

penelitian.

4.8.3 Tahap Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2018), proses pengolahan data dapat melalui

tahap-tahap sebagai berikut:

1. Editing

Pada proses ini dilakukan perbaikan dari isi kuesioner. Editing dilakukan

untuk mengetahui apakah semua pertanyaan sudah terisi, apakah semua

jawaban terbaca, apakah jawaban yang diberikan sesuai dengan pertanyaan

yang tertera, apakah jawaban dari seluruh pertanyaan konsisten dengan

jawaban pertanyaan lainnya.

2. Coding

Pengkodean atau coding dilakukan setelah pengeditan kuesioner selesai.

Dimana pada tahap ini peneliti merubah semua data yang mulanya dalam

bentuk kalimat ataupun huruf diubah ke bentuk data angka atau bilangan.

Coding sangat berguna dalam hal memasukkan data (data entry).


43

3. Data Entry

Jawaban-jawaban yang sudah dala bentuk kode akan dimasukkan ke dalam

software di komputer. SPSS for Window merupakan salah satu program yang

dapat dipergunakan dalam hal ini. Ketelitian sangat dituntut dalam hal entry

data agar menghindari terjadinya bias.

4. Cleaning

Semua data dari responden selasai dimasukkan, diperlukan pengcekan data

kembali untuk memeriksa kemungkinan adanya kesalahan kode,

ktidaklengkapan, dan lain sebagainya, dilanjutkan dengan pembetulan.

4.9. Analis Data

4.9.1 Analisis Univariat

Uji analisis univariat digunakan untuk menggambarkan karakteristik dari

variabel dependen dan independen dalam penelitian. Hasil dari analisa univariat

ini adalah presentase dan distribusi frekuensi setiap variabel (Notoatmodjo,

2018). Analisis univariat dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia,

pekerjaan, serta lama menderita asma.

4.9.2 Analisis Bivariat

Uji analisa bivariat memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan antara

dua variabel yang diduga memiliki korelasi (Notoatmodjo, 2018). Pada penelitian

ini dapat mengukur hubungan tingkat kontrol asma dengan kualitas hidup

penderita asma bronkial. Analisis yang digunakan SPSS 22 version dengan

menggunakan uji non parametrik yaitu uji Correlation Spearman Rank. Uji korelasi

spearman dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel

independen dan dependen yang keduanya berskala ordinal.


44

Kesimpulan dari uji korelasi spearman adalah sebagai berikut:

- H1 akan diterima apabila nilai signifikasi (p) < α (0,05).

- Kekuatan hubungan:

Tabel 4.4 Interpretasi Korelasi


Nilai Interpretasi
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
(Sugiyono, 2012)

- Arah hubungan :

a. Positif (+) : Searah, apabila variabel X naik, maka variabel Y juga

naik.

b. Negatif (-) : Berlawanan, apabila variabel X naik, maka variabel

Y turun.

4.10. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan segala prinsip etis dalam melakukan penelitian,

dimulai dari pembuatan proposal hingga publlikasi hasil dari penelitian tersebut.

Menurut Milton 1999 dalam Notoatmodjo (2018) etika penelitian yang harus dipegang

teguh oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Responden perlu mengetahui informasi tentang tujuan peneliti dalam

melakukan penelitian tersebut. Peniliti juga memberi kebebasan kepada responden

dalam hal pemberian informasi atau tidak melakukan pemberian informasi

(berpartisipasi). Pemberian lembar persetujuan (inform concet) berisikan penjelasan

manfaat penelitian, risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan,


45

perolehan manfaat dari penelitian, persetujuan oleh peneliti dapat memberikan

jawaban pertanyaan responden dalam hal penelitiann, perolehan jaminan atas

kerahasiaan identitas diri serta juga jawaban yang diperoleh responden.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and

confidentiality)

Responden memiliki berbagai hak dasar sebagai individu yang didalamnya

meliputi privasi serta kebebasan dalam hal pemberian informasi. Identitas

responden akan dirahasiakan oleh peneliti menggunakan coding.

3. Keadilan dan inklusivitas/ keterbukaan (respect for justice an inclusiveness)

Peneliti senantiasa manjaga prinsip adil, keterbukaan, kejujuran, serta kehati-

hatian. Pengkondisian lingkungan oleh peneliti agar prinsip keterbukaan sellu

terpenuhi, yaitu dengan epemberian penjelasan mengenai prosedur dalam

penelitian. Responden dijamin memperoleh perlakuan dan keuntungan yang

sepadan tanpa membedakan jenis kelamin, agama, etnis, dan lain sebagainya dari

peneliti.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and

benefits)

Manfaat penelitian yang diberikan kepada masyarakat secara umum, dan

responden pada khususnya. Peneliti meminimalkan dampak yang merugikan bagi

respondennya. Penelitian yang dilaksanakan dapat mencegah terjadinya rasa sakit,

stress, cidera, bahkan kematian terhadap responden penelitian.

Anda mungkin juga menyukai