, SpOG, MKes
Dalam kehamilan terdapat perubahan
fungsional dan anatomik ginjal dan saluran
kemih.
Ginjal memanjang 1cm
Ureter, Pielum, Kaliks melebar
Ureter memanjang, melekuk, pindah ke lateral
Otot kandung kemih hipertrofi akibat pengaruh
estrogen
Kapasitas kandung kemih meningkat hingga
1liter
Konsepsi RPF ↑ GFR ↑
Trimester II GFR ↑ 30 – 50%
Frekuensi 2 – 10%
Dipengaruhi paritas,sosioekonomi,dan ras
Anemia dalam kehamilan ↑, persalinan
prematur ↑, gangguan pertumbuhan janin ↑,
preeklamsia ↑
Th : Sulfonamid, Ampisilin, Nitrofurantoin
Penyebab : E. Coli
Predisposisi : Uretra pendek, sistokel, residu
urin, kateterisasi
Gejala : disuria terutama di akhir kemih,
menigkatnya frekuensi berkemih, nyeri
suprasimpisis, keinginan berkemih yg tak
tertahan, urin terasa panas
Lab : banyak eritrosit dan leukosit kadang
ditemukan bakteri, kadang hematuri
Th : Sulfonamid, Ampisilin, Eritromisin
Penyebab : E.Coli, Stafilokokkus Aureus, Basillus
proteus, Pseudomonas Aeruginosa
Predisposisi : Kateterisasi
Gejala : nyeri suprapubis, mendadak demam,
menggigil, nyeri di punggung, nafsu makan
berkurang, mual, muntah, diare
Lab : urin bergumpal, banyak leukosit, silinder,
sel darah, bakteri
Pengobatan : Rawat, Tirah baring, cairan,
sulfonamid atau ampisilin sambil keluar hasil
kultur
Terminasi kehamilan segera, tidak diperlukan
Gejala minimal
Tekanan Darah Tinggi
Penurunan GFR
Tidak disarankan untuk hamil bagi gejala
hipertensi dan insufisiensi ginjal, namun jika
hamil harus dipantau apakah keadaan ibu
memburuk
Penyebab : Streptococcus beta-haemolyticus
type A
Klinis : hematuri mendadak, edema,
hipertensi, oligouri sampai anuri, nyeri
kepala, mundurnya visus. Sulit jika disertai
kejang
Pengobatan : Rawat, Tirah baring, cairan,
penisilin sambil keluar hasil kultur
Penyakit ini menampakkan diri dalam 4 macam :
Proteinuria menetap dengan/tanpa kelainan sedimen
Dapat menjadi jelas sindroma nefrotik
Mendadak seperti GNA
Gagal ginjal sebagai bentuk pertama
Selain proteiuria, kelainan sedimen dan
hipertensi, dapat juga dijumpai edema
(terutama di wajah) dan anemia.
Terapi sesuai gejala dan tingkat kerusakan ginjal
Prognosis biasanya buruk
Kumpulan gejala yg terdiri dari atas
edema,proteinuria (>5gr sehari),
hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia.
Penyakit yg dapat menyertai seperti GNK (paling
sering), SLE, DM, amiloidosis, sifilis dan
trombosis vena renalis
Terapi sesuai gejala, diet tinggi protein,
antibiotika dan kortikosteroid. Karena risiko
Tromboembolismus dapat muncul saat nifas,
maka dianjurkan penggunaan heparin dalam
masa nifas wanita dengan sindroma nefrotik.
Kelainan ini didasari 2 patologi :
Nekrosis tubular akut
Nekrosis kortikal bilateral
Pada kehamilan muda dapat disebabkan oleh abortus
septik oleh bakteri clostridium welchii atau streptokokkus
hingga sepsis dan DIC
Pada kehamilan lanjut dapat disebabkan oleh solusio
plasenta, PEB, eklamsi, IUFD, emboli air ketuban yang
menyebabkan DIC, reaksi transfusi, perdarahan masif
yang menyebabkan iskemi.
Gagal Ginjal dapat dicegah dengan :
Penanganan Kehamilan dan Persalinan dengan baik
Perdarahan, Syok, dan Infeksi yang cepat diatasi
Pemberian Transfusi darah dengan hati-hati
Batu Ginjal dan Saluran Kemih
Pada penderita yang butuh operasi baiknya dilakukan
setelah trimester I atau post partum, pada kasus batu buli
jika menghalangi jalan lahir, sebaiknya dilakukan SC lalu
batu diangkat post SC melalui Seksio Alta atau Litotripsi.
Ginjal Polikistik
Bila fungsi ginjal baik kehamilan dilanjutkan, namun jika
fungsi ginjal tidak baik sebaiknya tidak dilanjutkan
Tuberkulosis Ginjal
Bila fungsi ginjal baik kehamilan dilanjutkan, namun jika
fungsi ginjal tidak baik sebaiknya tidak dilanjutkan
Pasca Nefrektomi
Bila fungsi ginjal baik kehamilan dilanjutkan, namun jika
fungsi ginjal tidak baik sebaiknya tidak dilanjutkan
Kriteria Davidson
Kesehatan penderita baik dalam waktu 1 – 2 tahun setelah
mendapat transplantasi
Tidak ada kontraindikasi obstetri
Tidak ada proteinuria
Tidak ada tanda penolakan graft
Kadar kreatinin darah 0,8 – 2 mg/ml
Tidak terdapat bendungan saat dilakukan urogram
Tidak ada hipertensi
Mendapat Terapi :
▪ Prednison 10 – 15 mg/hari
▪ Azothioprin 2 – 3 mg/kgBB/hari