Anda di halaman 1dari 18

A.

Terapi Farmakologi
HIPERKOLESTEROLEMIA

Jenis obat Contoh Mekanisme

· Mengikat asam empedu di usus


Resin Pengikat Asam · Kolestiramin
· Meningkatkan pembuangan LDL
Empedu · Kolestipol
dari aliran darah

· Lovastatin
· Pravastatin
· Simvastatin · Menghambat pembentukan
Statin
· Atorvastatin kolesterol
· Rosuvastatin
· Pitavastatin
HIPERKOLESTEROLEMIA

 RESIN PENGIKAT ASAM EMPEDU

•Termasuk golongan ini adalah Kolesteramin dan Kolestipol

Mekanisme kerja :

merupakan resin (damar) penukar ion yang bersifat basa, yang


mempunyai afinitas tinggi terhadap asam empedu. Asam empedu akan
diikat oleh resin ini, membentuk senyawa yang tidak larut dan tak dapat
direabsorbsi untuk selanjutnya diekskresi melalui feses. Dengan
demikian ekskresi asam empedu yang biasanya sedikit akibat peredaran
darah enterohepatik, dapat ditingkatkan hampir 10 kalinya. Kekurangan
asam empedu didapat dari sintesis baru dari kolesterol (yang terdapat
dalam LDL), dengan demikian kadar LDL plasma menurun.
HIPERKOLESTEROLEMIA

Indikasi : mengobati hiperlipidemia tipe IIa dan IIb

Efek samping:
a. Efek gastrointestinal: konstipasi , mual dan kembung (flatulen)
b. Gangguan absorbsi : mengganggu absorbsi vitamin larut lemak
(A,D,E,K)

Interaksi  obat : Tetrasiklin, Fenobarbital , Digoksin,Warfarin,


Pravastatin, Fluvastatin, Aspirin dan Diuretik Tiazid dengan
mengganggu absorbsinya dalam usus.
HIPERKOLESTEROLEMIA

Peringatan : Obat-obat lain harus diminum paling tidak 1 jam


sebelum atau 4-6 jam setelah pemberian kolestiramin atau kolestipol
guna mengurangi kemungkinan gangguan absorpsinya

Kontraindikasi: Obstruksi empedu total

Dosis Kolestipol : 5 g 1-2 kali sehari

Dosis Kolestiramin : 8-24 g sehari dalam dosis tunggal atau 4 dosis


terbagi, jika perlu sampai dengan 36 g sehari
HIPERKOLESTEROLEMIA
HIPERKOLESTEROLEMIA

 STATIN

Termasuk golongan ini adalah Lovastatin, Pravastatin, Simvastatin


dan Fluvastatin.

Mekanisme kerja : menghambat enzim HMG Co A reduktase


dalam sintesis kolesterol , dengan demikian akan meningkatkan
penguraian kolesterol intrasel sehingga mengurangi kolesterol
intrasel

Indikasi : efektif untuk menurunkan kadar kolesterol plasma pada


semua jenis hiperlipidemia

Efek samping : kelainan fungsi hati dan gangguan otot (miopati)


HIPERKOLESTEROLEMIA

Interaksi obat : Antikoagulan (obat pengencer darah):


meningkatkan risiko perdarahan, Ezetimibe: meningkatkan risiko
gangguan fungsi hati, Colchicine, amiodarone, verapamil,
dilatizem: meningkatkan risiko miopati dan rhabdomyoyisis atau
kerusakan jaringan otot rangka

Kontraindikasi : penyakit liver, kehamilan, ibu menyusui.


Penggunaan inhibitor CYP3A4 yang kuat seperti itraconazole,
ketoconazole, eritromisin, klaritromisin, telitromisin, posaconazole,
voriconzole, HIV protease inhibitor, cobicistat, nefazodone,
boceprevir, telaprevir), gemfibrozil, cylcosporin, dan danazol
HIPERKOLESTEROLEMIA

Dosis:
Hiperkolesterolemia, 10 mg sehari malam hari, disesuaikan
dengan interval tidak kurang dari 4 minggu; kisaran lazim 10-
40 mg sekali sehari malam hari.
HIPERKOLESTEROLEMIA

PCNE
Kode Keterangan
P2.1 konstipasi , mual dan kembung (flatulen),
Gangguan absorbsi vitamin larut lemak
(A,D,E,K), memicu kerusakan otot rangka
HIPERTENSI

AMLODIPINE
• Golongan : Antagonis kalsium
• Kategori : Kategori C
• Indikasi : Hipertensi, Profilaksis Angina
• Kontra Indikasi : Syok kardiogenik, angina tidak
stabil, stenosis aorta yang signifikan, dihindari
penggunaan untuk ibu menyusui karena, harus
seimbang antara risiko terhadap fetus dengan risiko
hipertensi yang tidak terkendali pada ibu.
• Peringatan :
- Hindari digunakan pada ibu hamil
- Gangguan fungsi hati
HIPERTENSI

INTERAKSI OBAT
Amlodipine dan felodipine menunjukkan efek
yang serupa dengan nifedipine dan nikardipine, tidak
mengurangi kontraktilitas miokard dan tidak
menyebabkan perburukan pada gagal jantung. Obat
ini mempunyai masa kerja yang lebih panjang, dan
dapat diberikan sekali sehari. Nifedipine, nikardipine,
amlodipine, dan felodipine digunakan untuk
pengobatan angina atau hipertensi. Semuanya
bermanfaat pada angina yang disertai dengan
vasospasme koroner.
HIPERTENSI

MEKANISME KERJA
Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada
sel otot polos pembuluh darah dan miokard. Di
pembuluh darah, antagonis kalsium terutama
menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang
dipengaruhi. Penurunan resistensi perifer ini sering
diikuti efek takikardia dan vasokonstriksi, terutama bila
menggunakan golongan obat dihidropirin (Nifedipine).
Sedangkan Diltiazem dan Veparamil tidak menimbulkan
takikardia karena efek kronotropik negatif langsung pada
jantung.
HIPERTENSI
DOSIS
Untuk mengatasi hipertensi
• Dewasa: 5-10 mg per hari.
• Anak-anak 6-17 tahun: 2.5-5 mg per hari.

Untuk mengatasi angina pektoris


• Dewasa: 5-10 mg per hari.
HIPERTENSI

EFEK SAMPING
Nyeri abdomen, mual, palpitasi, wajah memerah, edema,
gangguan tidur, sakit kepala, pusing, letih;
Jarang terjadi, gangguan saluran cerna, mulut kering, gangguan
pengecapan, hipotensi, pingsan, nyeri dada, dispnea, rhinitis,
perubahan perasaan, tremor, paraestesia, gangguan kencing,
impoten, ginekomastia, perubahan berat badan, mialgia, gangguan
penglihatan, tinitus, pruritus, ruam kulit (termasuk adanya laporan
eritema multiform), alopesia, purpura dan perubahan warna kulit;
Sangat jarang, gastritis, pankreatitis, hepatitis, jaundice,
kolestasis, hiperplasia pada gusi, infark miokard, aritmia, vaskulitis,
batuk, hiperglikemia, trombositopenia, angioedema dan urtikaria.
HIPERTENSI

PCNE AMLODIPINE
Kode Keterangan
P2.1 Kejadian Obat yang Mungkin Terjadi :
Nyeri abdomen, mual, palpitasi, wajah memerah, edema, gangguan
tidur, sakit kepala, pusing, letih.
B. Terapi Non Farmakologi

 Diet rendah kolesterol, rendah lemak jenuh,


dan rendah gula
 Menurunkan berat badan
 Berhenti merokok

 Menambah porsi olahraga


Daftar Pustaka
• © 2015, Pusat Informasi Obat Nasional, Badan
POM RI

Anda mungkin juga menyukai