Anda di halaman 1dari 13

Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Efek samping/efek obat yang tidak diinginkan adalah efek yang muncul baik yang sudah
diprediksi maupun yang tidak terprediksi dalam pemakaian obat sesuai dosis. Berbeda
dengan efek toksik yang muncul saat pemakaian obat melebihi dosis terapeutik.
Efek samping TIDAK BISA DIHINDARI, beda kaya interaksi obat yang bisa dihindari.

1) Golongan Antibiotik
a) Penicillin
Obat-obat seperti Amoxicillin, Ampicillin, dan Oxacillin.
- Amoxicillin
Efek Samping:
→ Reaksi Alergi: kesulitan bernapas, pembengkakan pada wajah dan
tenggorokan, detak jantung yang cepat, dan penurunan tekanan darah.
→ Gastrointestinal Distress: mual, muntah, diare, dan tidak nyaman perut.
→ Infeksi Jamur: Dapat mengganggu keseimbangan bakteri dalam tubuh,
berpotensi menyebabkan pertumbuhan jamur berlebih, terutama di
mulut (oral thrush) atau di area genital (infeksi jamur vagina).
→ Masalah Ginjal: Dalam kondisi langka, dapat membuat berkurangnya
produksi urin.
→ Gangguan Darah: Dalam kasus langka, dapat mempengaruhi produksi
sel darah, menyebabkan kondisi seperti anemia atau jumlah trombosit
yang rendah.
→ Gejala Neurologis: Dalam kondisi langka, pemberian dosis tinggi
menyebabkan efek samping neurologis seperti kejang.
→ Masalah Hati: Terkadang dapat menyebabkan peningkatan enzim hati.

b) Cephalosporins
Obat-obat seperti Cefuroxime, Cefotaxime, dan Ceftriaxone. Obat ini
kebanyakan diberikan dalam bentuk injeksi, karena banyak gangguan
GI makanya diberikan injeksi bukan oral.
- Ceftriaxone
Efek Samping:
→ Reaksi alergi, gangguan gastrointestinal, dan perubahan pada fungsi
hati. Penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi berpotensi
menyebabkan efek buruk pada fungsi ginjal dan pembekuan darah.
- Cefotaxime
Efek Samping:
→ Gangguan gastrointestinal, perubahan fungsi hati, dan reaksi alergi.

c) Makrolida
Obat-obat seperti Eritromisin, Azitromisin, dan Klaritromisin. Semua
golongan makrolid mengiritasi lambung, cara menghindarinya ya terpaksa
diberikan sesudah makan. Tapi kadang makrolid yang oral harus diberikan
dalam perut kosong supaya absropsi maksimal, ya memang benar tapi terpaksa
dikorbankan absropsinya sedikit supaya lambungnya tidak iritasi. Makanya
kadang2 eritromisin dikasi 4x sehari karena absropsinya kurang (setelah
makan).
- Eritromisin
Efek Samping:
→ Gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, dan diare. Eritromisin
dapat menyebabkan perpanjangan interval QT pada elektrokardiogram
(EKG), yang dapat meningkatkan risiko aritmia jantung yang serius,
terutama bila diminum dalam dosis tinggi atau dengan obat lain yang
juga mempengaruhi interval QT.
- Azitromisin
Efek Samping:
→ Gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, dan diare.

d) Tetrasiklin
Obat-obat seperti Doksisiklin, Tetrasiklin, dan Minosiklin. Pada semua orang
terjadi (mual muntah utama), perubahan warna gigi yang ireversibel dan
pertumbuhan hanya terjadi pada anak sehingga dikontraiindikasikan pada
wanit ahamil dan anak anak <12 tahun-18 tahun.
- Doksisiklin
Efek Samping:
→ Efek samping yang umum dapat berupa mual, muntah, diare, dan kulit
menjadi sensitif terhadap sinar matahari.
- Tetrasiklin
Efek Samping:
→ Gangguan gastrointestinal, seperti mual, muntah, dan diare. Dapat
menyebabkan perubahan warna gigi dan mempengaruhi pertumbuhan
tulang pada anak-anak jika dikonsumsi selama periode perkembangan
gigi atau kehamilan.

e) Fluoroquinolones
Obat-obat seperti Ciprofloxacin dan Levofloxacin. Selain mengiritasi lambung
juga mengganggu pertumbuhan tulang. Baru boleh dikasi pada anak usia >18
tahun.
- Ciprofloxacin
Efek Samping:
→ Ciprofloxacin dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual,
diare, dan muntah. Dapat menyebabkan fotosensitivitas, dan pada
kasus langka, ciprofloxacin dapat menyebabkan efek samping serius,
seperti ruptur tendon dan kerusakan saraf.

f) Sulfonamide
Obat-obat seperti Sulfametoksazol dan Trimethoprim.
- Efek Samping:
→ Sulfonamide dapat memiliki efek samping seperti gangguan
gastrointestinal (mual, muntah, diare), dan reaksi kulit.

g) Aminoglikosida
Obat-obat seperti Gentamisin, Amikasin, dan Tobramycin.
- Efek Samping
→ Berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal (nefrotoksisitas) dan gangguan
pendengaran (ototoksisitas), terutama bila diberikan dalam dosis tinggi atau
dalam waktu lama.

2) Golongan Obat Diabetes Melitus


a) Golongan Sulfonilurea  terjadi peningkatan BB (kalau terjadi, turunin dosisnya
atau tambahin metformin, supaya dosis sulfonileurea gausa terlalu dinaikkan)
- Glibenclamide (pemacu sekresi insulin)
Merupakan golongan obat meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas. Efek samping utama yaitu hipoglikemia dan peningkatan berat
badan. Efek samping lainnya yaitu mual, muntah, konstipasi, diare, gangguan
fungsi hati, reaksi hipersensitivitas, gangguan darah (leukopenia,
trombositopenia, agranulositosis, anemia hipolitik, dan anemia aplastik.
b) Golongan Biguanide
- Metformin (peningkat sensitivitas terhadap insulin)
Merupakan golongan obat meningkatkan sensitivitas terhadap
insulin. Efek samping obat metformin yaitu nyeri perut, rasa logam, anoreksia,
mual, muntah, diare (umumnya sementara), asidosis laktat, penurunan
penyerapan vitamin B12, eritema, pruritus, urtikaria, dan hepatitis.
c) Golongan Thiazolidinedione
- Pioglitazone (peningkatan sensitivitas terhadap insulin)
Efek samping yaitu gangguan saluran cerna, peningkatan berat
badan, edema, anemia, gangguan penglihatan, mialgia, hipoestesia, hematuria,
dan hepatotoksik.
- Acarbose (penghambat alfa glukosidase)
Efek samping yaitu malabsorpsi, flatulens, diare, abdominal bloating
(penumpukan gas dalam usus), mual, dan gangguan hati.
- Sitagliptin (penghambat enzim dipeptidyl peptidase-4)
Efek samping yaitu infeksi saluran napas atas, nasofaringitis, sakit kepala,
reaksi hipersensitivitas, peningkatan enzim hati, pankreatitis akut, konstipasi,
muntah, perburukan fungsi ginjal.
- Dapagliflozin (penghambat enzim Sodium Glucose Co- Transporter 2)
Efek samping yaitu hipoglikemia, vulvovaginitis, balanitis, infeksi genital
yaitu ISK, pusing, nyeri punggung, disuria, poliuria, peningkatan hematokrit,
dan dislipidemia.

3) Golongan Obat Antihipertensi


a) Golongan Diuretik
Terdiri dari golongan thiazide (hidroklorotiazid/HCT), golongan loop diuretik
(furosemid), dan golongan hemat kalium (spironolakton).
- Hidroklorotiazid/HCT
Kurang efektif pada pasien dengan gangguan ginjal dan memperburuk
fungsi ginjal, dalam pemakaian lama dapat menyebabkan
hiperlipidemia (peningkatan kolestrol, LDL, dan trigliserida). dalam
dosis tinggi menyebabkan hipokalemia selain itu juga dapat
menyebabkan hiponatremia, hipomagnesemia dan hiperkalsemia.
terjadi penghambatan ekskresi asam urat dari ginjal sehingga dapat
mencetuskan serangan gout pada pasien hiperuresemia. pada pasien
DM, obat ini dapat menyebabkan hiperglikemia karena mengurangi
sekresi insulin dan terkadang pada pria terdapat gangguan seksual.
Untuk menghindari efek metabolik dapat menggunakan dosis rendah
dan pengaturan diet. Efek samping hipokalemia solusinya dapat
diberikan dalam dosis rendah atau dikombinasi dengan golongan lain
seperti diuretik golongan hemat kalium atau ACE-i.
- Furosemid
Sama dengan HCT, perbedaannya hanya pada obat ini menyebabkan
hiperkalsiuria dan menurunkan kalsium darah.
- Spironolakton
Dapat menyebabkan hiperkalemia jika diberikan pada pasien gagal
ginjal. dapat menyebabkan ginekomastia, mastodinia, gangguan
menstruasi dan libido pada pria.
b) Golongan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE-i)
- Captopril
Efek samping yang ditumbulkan meliputi hipotensi, batuk kering,
hiperkalemia, rash, edema angioneurotik (pembengkakan pada jalan
napas), gagal ginjal akut, dan proteinuria. Efek samping biasanya
muncul jika dosis lebih tinggi dan bersifat reversibel jika obat
dihentikan.
c) Golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
- Candesartan
Efek samping yang dapat timbul berupa Hipotensi dapat terjadi pada
pasien dengan kadar renin tinggi seperti hipovolemia, gagal jantung,
hipertensi reno-vaskular dan sirosis hepatis. Hiperkalemia biasanya
terjadi dalam keadaan tertentu seperti insufisiensi ginjal, atau bila
dikombinasi dengan obat-obat yang cendrung meretensi kalium seperti
diuretik hemat kalium dan AINS dan juga bila asupan kalium
berlebihan.
d) Golongan Penyekat beta (β-blockers)
- Propanolol
Efek samping utama propranolol terjadi karena blokade reseptor B di
jantung, pembuluh darah, atau bronkus. Perluasan efek blokade B yang
terpenting ini terjadi pada pasien dengan bradikardia atau gangguan
hantaran jantung, asma, insufisiensi vaskular perifer, dan diabetes.
Ketika propranolol dihentikan setelah pemakaian teratur jangka-
panjang, sebagian pasien mengalami sindrom lucut (withdrawal
syndrome), yang bermanifestasi sebagai rasa cemas, takikardia,
peningkatan intensitas angina, dan peningkatan tekanan darah. Infark
miokardium pernah dilaporkan pada beberapa pasien. Meskipun
insidens penyulit-penyulit ini mungkin rendah, namun propranolol
seyogianya jangan dihentikan mendadak. Sindrom lucut ini mungkin
melibatkan peningkatan jumlah atau sensitivitas adrenoseptor B. Ketika
ditemukan efek samping dari propanolol dapat dipertimbangkan untuk
mengatur dosis. Propanolol dapat diberikan dua kali sehari dan tersedia
sediaan lepas-lambat
e) Golongan Calsium Channel Blocker (CCB)
- Amlodipin  sebenernya masih aman dan tidak semua pasien muncul.
Ada dulu obat sebelum amlodipin yaitu nipedifin (sekarang ga dipake
untuk jangka panjang dan diganti amlo) ternyata untuk wanita yg
minum jangka panjang menyebabkan cancer mamae. Nipedifin dibuat
sublingua kalau di IGD, itu kesalahan RS karena dipakainya sublingua
(absropsi obat segera di kapiler kalau pakai rute ini) padahal pabrik
obat gak membuat sublingua. Itu menyebabkan efeknya lebih lambat
(tidak segera) karena absropsinya tetap di usus.
Efek samping : Sakit kepala, muka merah terjadi karena vasodilatasi
arteri meningkat dan di daerah muka. Edema perifer, edema terjadi
akibat dilatasi arteriol yang melebihi dilatasi vena sehingga
meningkatkan tekanan hidrostatik yang mendorong cairan ke luar ke
ruang interstisial tanpa adnya retensi cairan dan garam. Hiperplasia
gusi dapat terjadi dengan semua antagonis kalsium.

4) Golongan Obat Anti Epilepsi (OAE)


a) kategori 1
- Carbamazepine
Efek samping yaitu pusing atau kepala seperti melayang,
gangguan keseimbangan, tremor, kantuk, mual atau muntah, sembelit,
dan mulut kering. Perhatian pada orang-orang tertentu terjadi steven
jhonson syndrome (SJS).
- Phenobarbital
Efek samping yaitu mengantuk, letargi, depresi mental, ataksia,
nistagmus, iritabel dan hiperaktif pada anak: agitasi, resah dan bingung
pada lansia; reaksi alergi pada kulit, hipoprotrom binemia, anemia
megaloblastik.
- Phenytoin
Efek samping yaitu sakit kepala, pusing, vertigo, mual atau
muntah, sembelit, sulit tidur, rasa gugup, gusi bengkak dan berdarah
- Primidone
Efek samping yaitu kantuk, pusing atau sakit kepala, mual atau
muntah, selera makan hilang, lelah yang tidak biasa atau justru
sebaliknya terlihat terlalu bersemangat
b) kategori 2
- Clobazam
Efek samping yaitu pusing, air liur menetes (mengiler),
kelelahan, konstipasi, demam, batuk, dan kesulitan tidur
- Clonazepam
Efek samping yaitu kantuk, kelelahan, pusing, gangguan
ingatan (sering lupa), gangguan koordinasi tubuh atau kesulitan
berjalan, dan peningkatan produksi air liur
- Lamotrigine
Efek samping yaitu ruam kulit yang parah, pusing, sakit kepala,
mual atau muntah, sakit perut, gangguan penglihatan, nafsu makan
hilang dan mulut kering
- Oxcarbazepine
Efek samping yaitu kehilangan koordinasi gerak tubuh atau
gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan seperti penglihatan
ganda, gerakan mata yang cepat dan tidak terkontrol (nistagmus),
tremor, lelah yang tidak biasa, memar atau perdarahan yang tidak
wajar, hiponatremia, kantuk berat, lemah, linglung, nyeri otot, demam,
kelenjar getah bening membengkak, sakit tenggorokan, atau batuk
- Valproate
Efek samping yaitu mual, muntah, dan indigestion, pankreatitis,
peningkatan bleeding time, perdarahan, hematoma, leukopenia,
trombositopenia, anemia, supresi sumsum tulang, psikosis, agresi,
menstruasi yang tidak beraturan, kelelahan, dan rambut rontok.
c) kategori 3
- Brivaracetam
Efek samping yaitu kecemasan umum atau sangat umum, nafsu
makan menurun, sembelit, batuk, depresi, pusing, kelelahan,
peningkatan risiko infeks, insomnia, peningkatan emosi, mual, muntah.
- Ethosuximide
Efek samping yaitu masalah pencernaan, seperti sakit perut,
kehilangan nafsu makan, atau diare. Masalah-masalah ini biasanya
ringan dan seringkali hilang dengan sendirinya.
- Gabapentin
Efek samping yaitu rasa kantuk, pusing, sakit kepala, tubuh
mudah lelah, mual atau muntah, diare, konstipasi, nistagmus,
penglihatan buram, dan tremor
- Lacosamide
Efek samping yaitu penglihatan kabur, sakit kepala, mual atau
muntah, diare, kelemahan Sensasi berputar, gerakan mata yang tidak
terkontrol, kesulitan buang air besar, mulut kering, maag, dan kejang
otot
- Levetiracetam
Efek samping yaitu rasa mengantuk, mudah lemas atau capek
Demam, menggigil Psikiatri: perubahan mood, perilaku
(ketidakstabilan emosi, agresi, agitasi, insomnia, gugup, apatis),
depresi, ansietas, halusinasi, kesulitan berjalan dan memulai gerakan,
tremor, vertigo, sakit kepala, diplopia, gangguan koordinasi, gangguan
keseimbangan, ruam kulit, mudah memar, sinusitis, batuk, diare,
dispepsia, mual, muntah, konstipasi, gangguan fungsi hati, gagal hati,
peningkatan tekanan darah diastolik
- Pregabalin
Efek samping yaitu mudah mengantuk, pusing, sakit kepala,
mulut kering, mual atau muntah, sembelit, sulit berkonsentrasi atau
sering lupa, rasa lelah, perubahan suasana hati, nafsu makan meningkat
dan berat badan bertambah

5) Golongan NSAID
Mekanismenya adalah menghambat COX-1 (memang sudah ada di mukosa
lambung untuk protektif lambung) dan COX-2 (baru muncul Setelah trauma). Kalau
dua duanya diblok otomatis prostaglandin tidak dibentuk (pada non selektif) sehingga
mengiritasi lambung juga. Efek samping yang umum dari penggunaan NSAID adalah
gangguan saluran pencernaan, meliputi dispepsia, ulcer, perdarahan saluran cerna,
hingga terjadinya perforasi. Risiko relatif terhadap ulcer bersifat rendah oleh
ibuprofen; sedang diklofenak, dan ketoprofen; resiko tinggi oleh naproxen,
indometasin,diflunisal, dan yang paling tinggi adalah piroxicam dan ketorolak.
Strategi yang digunakan untuk menurunkan toksisitas saluran pencernaan (dyspepsia,
perdarahan, dan ulcer) adalah penggunaan NSAID dengan misoprostol, H2-Blocker
atau PPI dan/atau penggunaan NSAID selektif (COX-2 selektif inhibitor).
Penggunaan NSAID bersama dengan obat gastroprotektif sangat bermanfaat dalam
mencegah efek samping pada saluran pencernaan terutama pada pasien lanjut usia.
Selain itu pada NSAID non selektif tidak diberikan jangka panjang supaya efek
samping yang timbul tidak mengiritasi, atau pada beberapa pabrik obat tersebut
disalut sehingga iritasinya tidak langsung terjadi (1-2 hari kemudian). Diberikan
sesudah makan juga.
a) NSAID-COX Non Selektif
- Aspirin
Efek samping utama aspirin pada dosis antitrombosis adalah gangguan
lambung (intoleransi) serta tukak lambung dan duodenum.
Hepatotoksisitas, asma, ruam, perdarahan saluran cerna, dan toksisitas
ginjal jarang terjadi pada dosis antitrombosis. Efek antitrombosit
aspirin menyebabkan pemakaiannya dikontraindikasikan pada pasien
dengan hemofilia.
- Natrium diklofenak
Jarang menyebabkan gangguan saluran cerna namun diklofenak 150
mg/hari, tampaknya mengganggu aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerulus. Peningkatan aminotransferase serum lebih sering terjadi
pada obat ini dari pada NSAID lain.
b) NSAID COX Selektif
Tidak boleh diberikan >1 minggu karena muncul efek samping pada
pembuluh darah
c) COX-3
Paracetamol. Sebenarnya bukan antiinflamasi, cuman analgesik dan
antipiretik. Sebenarnya aman pada pasien yang livernya normal. Kalau pasien
ada gangguan hepar seperti HCC, sirosis, dan anak-anak yang lahirnya kurang
bulan maka harus berhati-hati karena hepatotoksik (ada di blok di
farmakokinetik). Solusinya ganti ibu profen aja

6) Golongan Obat Kortikosteroid


Ada banyak sekali pada konsumsi oral, seperti moon face, penambahan BB, dll.
Kortiko menekan sistem imun sehingga menyebabkan tubuh gampang terinfeksi
terutama jamur duluan. Makanya diganti yang inhaler supaya tidak massuk sistemik.
Nah inhaler juga harus hati-hati, setelah pemakaian inhaler harus kumur-kumur
supaya obatnya tidak tertinggal di mukosa mulut (biar ga jamuran mulutnya). Jangan
dipakai jangka panjang cukup 5 hari aja untuk antiinflamasi, tapi kalau dipakai jangka
panjang (kayak SLE)  untuk menyetopnya harus tappering off, jangan langsung.
a) Glukokortikoid
- Kortisol (hidrokortison)
Efek samping yaitu penambahan berat badan, tekanan darah tinggi,
kadar gula darah meningkat, dan depresi.
- Kortison
Efek samping yaitu Insomnia, Nafsu makan yang meningkat,
Pertumbuhan rambut yang berlebihan, Nyeri sendi, Perubahan suasana
hati, Jerawat, kulit kering, atau penipisan kulit, Mudah memar, Luka
terbuka sembuh lebih lama, Mudah berkeringat, Sakit kepala, Mual,
muntah, atau kembung
- 6-α-metilprednisolon
Efek samping yaitu Mual, muntah, pusing, sakit kepala, perut
kembung, sakit maag, nyeri otot, sulit tidur, peningkatan kadar gula
darah, mudah terkena infeksi, siklus haid tidak teratur, muncul jerawat,
pembengkakan di tangan atau kaki akibat penumpukan cairan
- Prednisolon
Efek samping yaitu peningkatan berat badan, perubahan suasana hati
(ringan), mudah kembung, nyeri ulu hati, atau asam lambung naik,
gelisah, gangguan tidur, keringat berlebih
- Prednisone
Efek samping yaitu mual, muntah, diare, konstipasi, keringat berlebih,
jerawat, sulit tidur, dan hilang nafsu makan
- Triamsinolon
Efek samping yaitu gangguan tidur (insomnia), perubahan suasana
hati, kulit menipis, memar, kulit kering atau berjerawat, luka yang
diderita lebih lambat untuk sembuh, keringat berlebih, sakit kepala,
pusing, atau vertigo, sakit perut, perut kembung, atau mual, otot terasa
lemah, perubahan proporsi lemak pada tubuh, terutama pada area
lengan, kaki, wajah, leher, payudara, atau pinggang
- Betametason
Efek samping yaitu kulit terasa gatal, kemerahan di kulit, rasa terbakar
pada kulit, kulit melepuh dan kulit kering
- Deksametason

Efek samping yaitu sakit perut, rasa panas di dada (heartburn), sakit
kepala, gangguan tidur, nafsu makan meningkat
b) Mineralokortikoid
- Aldosteron
Efek samping yaitu gangguan saluran cerna, impotensi,
ginekomastia, menstruasi tidak teratur, letargi, sakit kepala, bingung;
ruam kulit, hiperkalemia, hiponatremia, hepatotoksisitas, osteomalasia,
dan gangguan darah dilaporkan.
- Fluorokortison
Efek samping yaitu kardiomegali, gagal jantung kongestif,
hipertensi, sindrom hipokalemia, seperti denyut jantung ireguler,
kehilangan nafsu makan, keram atau nyeri otot, mual, muntah dan
kelemahan lengan dan kaki
- Desoksikortikosteron asetat
Efek samping yaitu kenaikan berat badan,tekanan darah tinggi,
hipokalemia, sakit kepala, kelemah otot, buffalo hump “pembengkakan
seperti punuk di punggung atas”, moon face “pembengkakan di wajah
sehingga wajah tampak lebih bulat”, penipisan kulit, mudah memar,
luka sulit sembuh, tukak lambung atau ulkus duodenum dan siklus
menstruasi tidak teratur

7) Golongan Obat Bronkodilator


a. Golongan Beta 2 Agonis

1. Short acting beta 2 agonist (SABA)


Salbutamol  Efek samping yaitu tremor (muncul pada dosis salbutamol 4
mg, solusi turunkan dosis), sakit kepala, vasodilatasi perifer, reaksi
hipersensitivitas, kram otot, berpotensi hipokalemia, aritmia jantung, dan
takikardia.
2. Long Acting Beta 2 Agonist (LABA)
Salmaterol + Fluticasone Propionat  Efek samping yaitu suara serak,
disfonia, sakit kepala, kandidiasis mulut, dan tenggorokan, iritasi tenggorokan,
palpitasi, tremor, kram otot, dan arthralgia

b. Kortikosteroid Inhalasi
- Budenoside
Efek samping yaitu iritasi ringan di tenggorokan, batuk, suara serak,
infeksi kandida di orofaring, urtikaria, ruam, dermatitis, dan angioedema.
c. Antagonis Reseptor Leukotrien
- Montelukast
Efek samping yaitu infeksi saluran napas atas, diare, mual, muntah,
peningkatan kadar transminase serum (ALT,AST); ruam kulit, dan pireksia.
d. Anti muskarinik
- Ipratropium Bromida
Efek samping yaitu gangguan motilitas saluran cerna, mulut kering, sakit
kepala, takikardi, palpitasi, fibrilasi atrial, gangguan mata, mual, retensi urin,
batuk, dan reaksi alergi.
e. Anti Ig E Reseptor
- Omalizumab
Efek samping yaitu sakit kepala, reaksi pada tempat injeksi seperti nyeri,
eritema, pruritus, dan bengkak; nyeri perut dan demam.
f. Golongan Metyl Xanthine
- Teofilin
Efek samping yaitu takikardi, mual, sakit kepala, insomnia, aritmia, dan
konvulsi. Pada dosis aman (yang direkomendasikan) efek samping hanya sikit
g. Phospodiesterase 4 Inhibitor
- Roflumilast
Efek samping yaitu penurunan BB dan nafsu makan; insomnia; sakit kepala;
diare, mual, dan sakit perut.

8) Golongan Obat Antikolestrol


a. Golongan Statin
- Simvastatin
Efek samping yaitu gangguan saluran cerna (nyeri abdomen, flatulens,
konstipasi, diare, mual, dan muntah), ruam kulit, reaksi hipersensitivitas, sakit
kepala, pusing, miopati, rhabdomiolisis, dan disfungsi ereksi.
Efek samping paling gede daripada statin lainnya. Supaya tidak terjadi, dosis
diturunin.
b. Inhibitor Absorpsi Kolesterol
- Ezetimibe
Efek samping yaitu sakit kepala, nyeri abdomen, diare. Efek samping jika
dikombinasi dengan statin yaitu sakit kepala, lemas, sakit perut, konstipasi,
diare, kembung, mual, dan mialgia.
c. Golongan Fibrat
- Fenofibrat
Efek samping yaitu gangguan saluran cerna (mual, mencret, perut kembung)
kolelitiasis, agranulositosis, trombositopenia, hipersensivitas, miopati,
pankreatitis, tromboemboli vena, sakit kepala, pusing, pruritus, ruam kulit, dan
urtikaria.
d. Bile Acid Sequestrant
- Kolesteramin
Efek samping yaitu sistem pencernaan seperti rasa kenyang, terbentuknya gas,
dan konstipasi.
e. Asam Nikotinik (Niacin)
- Niacin
Efek samping yang paling sering terjadi adalah flushing yaitu perasaan panas
dan kemerahan pada daerah wajah bahkan badan.

9) Golongan Lainnya

Efek samping INH (OAT)


Biasanya dipakai bersama rimpaficin (urin merah efek sampingnya)
Kalau INH  harus ditambah dengan vitamin B6 (selalu). Karena obat ini
diminum untuk ajngka panjang, INH dalam tubuh kalau diberikan jangka
panjang akan menggeser ikatan protein dengan vitamin dengan B6
(pirisoksin). Keluarnya piridoksin (defisiensi B6) akan muncul gejala klinis
yaitu jari kerasa kesemutan (neuropati). Untuk menghindari makanya HARUS
ditambah vit B6 (10mg; cukup sekali sehari)

Anda mungkin juga menyukai