Diuretik
Central agonist
Adrenoreseptor bloker
ACE inhibitor
Angiotensin II Reseptor Antagonis Losartan Candesartan Irbesartan Telmisartan Valsartan Eprosartan Olmesartan medoxomil
Dihidropiridin
Direct Vasodilator
HCT (proximal tubulus) Hydrochlorotiazide, Benzthiazide Chlorothiazide, Chlortalidone, Cyclopenthiazid, Indapamide, Metolazone, Trichlormethiazide, Tripamide
Non selektif Alprenolol Carvedilol Labetolol Metipranolol Carteolol Nadolol Oxprenolol Pindolol Sotalol Timolol Propanolol
Captopril Lisinopril Benazepril Delapril Fosinopril Benazepril Enalapril Moexipril Ramipril Trandolapril Quinapril Imidapril Perindopril
Amlodipine Nifedipine Barnidipine Benidipine Felodipine Isradipine Lacidipine Lercanidipine Manidipine Nicardipine Nisoldipine Nitrendipine Benzothiazepine Diltiazem Phenylalkylami nes Verapamil Gallopamil
Hidralazine Minoksidil
Loop of Henle Furosemid, Bumetanid, Torasemide, Piretanide Antagonist Aldosteron Spironolakton Penahan kalium Amiloride Diuretic osmotik Manitol, Urea, Gliserin, Isosorbid Non ISA Betaxolol Pindolol Esmolol Metoprolol Atenolol
Nama Golongan
Diuretik
Mekanisme Kerja Menghambat transport bersama (symport) Na-Cl di tubulus distal ginjal ekskresi Na+ dan Clmeningkat
ADME
A : cepat di GIT, bioavailibility 65-70%, efek muncul setelah 2 jam per oral, kadar puncak setelah 4 jam, durasi 6-12 jam D : ikatan ke eritrosit, volume distribusi 0,8 l/kg, melewati plasenta dan ke ASI, ikatan protein 64% M: E : hampir sempurna dieliminasi ginjal tanpa diubah Tidak efektif pada creatinin clearence < 30 ml/menit T 5-15 jam
Indikasi
Hipertensi Edema,
Efek Samping
Gangguan metabolik pada dosis tinggi Hiperglikemi & glukosuri pada DM Hiperurisemi serangan GOUT Gangguan elektrolit alkalosis hipokloremi, hipokalemi, hiponatremi, hipomagnesemi mulut kering, haus, lemah, nyeri & keram perut, kejang, oliguri, hipotensi, gangguan GIT Anorexia, iritasi gaster, mual, muntah, konstipasi, diare Hipersensitif Kolestitis jaundice, pankreatitis, diskrasia darah, ulkus usus
Interaksi
Meningkatkan toksisitas digitalis, meningkatkan resiko aritmia pd obat yang memperpanjang QT interval seperti Astemizole, terfenadine, halofantrine, primozide, meningkatkan kerja bloker neuromuskular seperti Atrakurium menimbulkan hipokalemi, Hipotensi ortostatik oleh alkohol, barbiturat/opioid, Efek antihipertensi oleh kortikosteroid, NSAID, carbenoxolone, efek nefrotoksik oleh NSAID, Hiponatremi bersama trimetroprim, carbamazepin Absorbsi menurun oleh colestiramin & coletipol CaCO3 + HCT milk alkaly syndrome (hiperkalsemi, metabolik asidosis, gagal ginjal)
Dosis
Dosis: per oral pagi, untuk Hipertensi awal : 12,5 mg, 25-50 mg/hari Untuk edema 25-100 mg, 25-50 mg/hari Anak 1-2 mg/kg/hari 1 atau 2x < 6 bulan 3 mg/kg/hari
BSO
Tablet 25, 50 mg
Peringatan
Gangguan cairan & elektrolit (tua) Gangguan hepar berat, CHF, DM, Addison disease, hiperkalsemi, gangguan ginjal, SLE, porfiria, gout, hamil, laktasi
Loop diuretik yang membantu ekskresi natium, klorida, kalium dan menghambat resorpsi air dan elektrolit dengan aksi langsung pada ascending limb loop of henle
A: bioavailibility 60% (berkurang bila bersamaan dengan makan, dan pada insuffisiensi jantung kanan) D : volume distribusi 0,1 l/kg (pada bayi baru lahir 0,8 l/kg), ikatan protein 98% M : di hepar 10% E : 90% di ginjal utuh (terutama sekresi tubuler)
Hiponatremi, hipovolemi, hipotensi, resiko tinggi tjd trombosis hipomagnesemi, hipokalsemi, hipokalemi (kadang terjadi alkalosis hipokloremi), urea & asam urat, gangguan GIT, pankreatitis, ikterus, Konsentrasi plasma > 25 g/ml kesulitan mendengar karena gangguan telinga dalam& tinnitus (terutama IV cepat) Fotosensibilitas, urtikaria, dermatitis exfoliata, eritema multiforme dosis tinggi pada insuffisiensi ginjal Jarang : trombositopeni, agranulositosis Pada kehamilan akhir : ototoksik dan alkalosis hipokalemi bagi fetus, & hambatan laktasi
toksisitas dan nefrotoksisitas dari aminoglikosida efek nefrotoksik dari sefalosporin efek antikoagulan oral karena pendesakan dari ikatannya dengan protein plasma Hipokalemi memperkuat efek dari glikosida digitalis dan efek curare Retensi litium konsentrasi Memperkuat efek teofilin, antihipertensi lain Pengurangan sekresi furosemide tubuler pada pemberian bersama probenecid Pelemahan efek pada pemberian bersama phenobarbital, phenytoin
Dosis: per oral dewasa, usia tua , inisial 2080 mg/dosis. Anak 1-6 mg/kg/hari dibagi 3-4 dosis. IV/IM dewasa, usia tua 20-40 mg/dosis, Anak 1-2 mg/kg/dosis 24 x/hari, neonatus 1-2 mg/kg/dosis 12 x/hari. Infus IV dewasa,usia tua bolus 0,1 mg/kg diikuti infus 0,1 mg/kg/jam dapat ditingkatkan 2x lipat tiap 2 jam, maksimal 0,4 mg/kg/jam. Anak 0,05 mg/kg/hari Edema : PO awal 20-80 mg tunggal dpt s/d 600 mg/hari kecuali gagal ginjal Anak 1-2 mg/kg tunggal IV/IM dws awal 20-40 mg tunggal Anak 1 mg/kg maks 6 mg/kg
Hamil, laktasi, DM, gout, ggn keseimbangan elektrolit & cairan tubuh, ggn berkemih, ggn fs.hati, SLE, BPH, pre koma pada sirosis hepatis, ggn ginjal
Spironolakton
Diuretik hemat
A : diabsorbsi
Hipertensi,
Hiperkalemi
Dosis peroral
Tablet 25 mg,
Ggn fungsi
(Aldactone, Spirolacton)
kalium yang mempengaruhi reabsorbsi natrium dengan secara kompetitif menginhibisi aktivitas aldoteron di tubulus distalis, yang menstimulasi ekskresi natrium dan air serta meningkatkan retensi kalium
baik di GIT, bioavailibility 70%, absorbsi ditingkatkan oleh makanan D : Vd 0,05 l/kg Ikatan protein plasma > 98% M : menjadi cantreonat yang aktif dan metabolit lain di hepar E: T : 1,5 jam
Edema
Kerja sentral, mengalami decarboxylasi di CNS menjadi metilnoradrenalin stimulasi 2 adrenoseptor penurunan tonue simpatis dan tekanan darah
A : bervariasi dan inkomplete bioavailibility 50% D : Vd 0,4 l/kg, ikatan protein 10% melewati blood brain barrier M : di dinding usus dan hepar terutama menjadi metabolit yang bersifat farmakolofik aktif ringan yaitu methyldopa-Osulfat
(pada fungsi ginjal terganggu) Hiponatremi, dehidrasi, hiperkalsiuri, eskresi magnesium berkurang, asidosis hiperkloremik pada sirosis hepatis dekompensata Libido , impoten, ginekomasti, gangguan menstruasi (efek anti androgen) Gangguan GIT Sakit kepala, mengantuk, kebingungan, jarang : ataksia, urtikaria Mengantuk, sedatif, sakit kepala, nervositas, parestesi, parkinsonoid, jarang : parese fasialis, chore, halusinasi, depresi, psikosis Hipotensi ortostatik, pusing, lemah, bradikardi s/d serangan angina pectoris & carotis-sinus syndrome Retensi Na & air, edema perifer, berat badan
bersamaan dengan asam asetilsalisilat, bahaya hiperkalemi bersama kaptopril, litium-clearence renal, Mengurangi reaksi jaringan terhadap noradrenalin konsentrasi digoksin karena hambatan sekresi tubuler pada ginjal efek carbenoxolon
100 mg
Ginjal, laktasi, hamil, anastesi, tua, gangguan fungsi Hepar, DM, asidosis
Memperkuat efek penurunan tekanan darah bersama bloker, CCB, vasodilator, diuretik Penguatan sedasi oleh obat penekan saraf pusat yang lain dan alkohol efek penurun tekanan darah oleh antidepresan trisiklik dan bloker, pada terapi sebelumnya dgn reserpin dan MAO inhibitor Bersama MAO
Dosis: Dewasa awal 125-250 mg/hari (malam) dosis dpt dinaikkan max 3 gr/hari 3x/hari Anak : dosis awal 10 mg/kg/hari 24x/hari max 65 mg/kg atau 3 gr/hari
Tablet 250 mg
bertambah Mulut kering, pembengkakan mukosa hidung, luka pada lidah (glossophytie) Libido , hiperprolaktinemi a, ginekomasti, laktasi, amenore Mual, muntah, mencret/obstipasi , jarang : pankreatitis, sialodenitis Sering : gangguan hati ringan, kadang dengan demam, hepatitis akut (dan juga kronis) atau kolestasis Exantema, gatal, eosinofilia, demam, sindrom mirip SLE, miokarditis, perikarditis Coombs tes (+) (10-20%) dgn gangguan reaksi silang sebelum transfusi, anemia hemolitik (5%), jarang : leukopeni, granulositopeni, trombopeni reversibel, depresi sutul ANA, sel LE, faktor Rheuma (+), sakit otot dan sendi, pembengkakan
inhibitor krisis hipertensi berat Reaksi hipertensi paradoksal setelah bersama propanolol toksisitas lithium (berkurangnya ekskresi) dan haloperidol Mengantagonis efek levodopa Diagnosa palsu pheocromacytoma (keliru mengukur katekolamin dalam urin)
sendi Clonidine (Catapres) Efek sentral menurunkan tonus simpatis menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, serta denyut jantung. stimulasi 2 adrenoseptor dan reseptor imidazoline sentral. (efek simphatethic outflow) A : baik di GIT, kadar puncak setelah 3-5 jam, bioavailibility 75%, efek muncul setelah 30-60 menit, durasi 8 jam D : Vd 2 l/kg, ikatan protein 20-40% M : 50% di hepar E : 40-60% utuh lewat ginjal, 20% lewat feses melalui sirkulasi enterohepatic T : 6-24 jam Hipertensi Amp : krisis hipertensi Mulut kering, pembengkakan mukosa hidung, parotis dan mata kering Mengantuk, sedasi, tidak bisa tidur, penekanan dari fase tidur REM, halusinasi, takut, depresi Pusing, kolaps, hipotensi ortostatik sbg tanda kelebihan dosis Sinus bradikardi, gangguan penghantaran AV Retensi Na & air dengan hilangnya efek antihipertensi dari clonidin Hiperglikemi krn pembebasan insulin Ginekomasti (jarang), Rebound Phenomenon tensi, nervositas, sakit kepala, gemetar, mual Pada kelebihan dosis atau IV cepat stimulasi 2 reseptor perifer vasokonstriksi & TD Jarang : Raynaud phenomenon, Memperkuat efek penurunan tekanan darah bersama bloker, CCB, vasodilator, diuretik Penguatan sedasi oleh obat penekan saraf pusat yang lain dan alkohol efek penurun tekanan darah oleh antidepresan trisiklik dan bloker bradikardi & AV blok oleh glikosida digitalis & bloker Memperbanyak sekresi STH (somatotrophormo n), menekan pelepasan dari katekolamin dan aldosteron, mengurangi aktifitas renin plasma dan mempengaruhi efek dari obat2 yang bekerja pada sistem ini Dosis: per oral awal dgn 0,075-0,15 mg/hari (malam), hipertensi berat dapat dinaikkan s/d 0,3 mg/hari 3x/hari IV 0,2 mcg/kg/menit infus IV dgn kecepatan tdk lebih 0,5 mcg/kg/menit max 0,15 mcg/ infus bila perlu dpt 4x/hari Tablet : 0,075; 0,15 mg Inj : 0,15 mg/ml Ggn ritme & konduksi AV, ggn ginjal, ggn perfusi otak dan perifer, depresi, polineuropati, konstipasi, ggn mengemudi atau mengoperasikan mesin, penghentian obat tiba-tiba. Hamil laktasi
parastesi, parotis terasa sakit, exantema, gatal, urtikaria, alopesia, edema angineuritik Post ganglionik simpatetik Neuro terminal bloker Reserpine (Resapin, Serpasil) Mengurangi katekolamin dan 5hydroxytryptamine di banyak organ termasuk otak dan medulla adrenal. (menghambat proses penyimpanan/upta ke0 katekolamin (epinefrin & norepinefrin) ke dlm vesikel Depresi fungsi saraf simpatis sehingga menurunkan heart rate dan menurunkan tekanan darah arterial Antagonis adrenergic 1 perifer-> mendilatasi arteri & vena A: onset lambat dan efek perlahan Bioavaibilty50 % IV D: protein binding 96%, dapat melewati plasenta dan didapatkan di air susu M: E: melalui urine dan feses T1/2 33 jam Hipertensi Psychiatric disorder Mengantuk, depresi, lethargi, hidung tersumbat, mulut kering, gangguan GI, diare, perdarahan, nafsu makan meningkat, edema, impotensi, galaktore, ginekomastia Dosis tinggi parkinsonisme, edema serebral, gangguan postural, purpura. Non selective MAOIs: reaksi hipertensi Adrenaline: meningkatkan sensitivitas adrenalin Ephedrine: menurunkan efek reserpine HCT dan antihipertensi lain: potensiasi hipotensi Dosis Dws awal 0,5 mg/hr kemudian 1-2 mgu 0,1-0,25 mg/hr Tablet 0,1 mg & 0,25 mg Depresi Parkinson Epilepsi Feokromositoma Ulkus peptikum Kolitis ulserative MAOI Hamil Laktasi
Selektif 1 bloker
Prazosin (Minipress)
A: diabsorpsi dari usus 80% D: Po: Bioav: 50 %, ik.potein : 90%,tersebar luas dlm jar.tubuh, melintasi plasenta, BBB, & ASI M: sebag.dimetab dihati E: urin(prop. bebas, konj,&
Hipotensi (postural) pada pemberian pertama mendadak & hebat. Kekurangan Na (sering akibat diet/Tx diuretic pd Px HT). jg bisa tjd edema, mulut kering, kongesti, sakit kepala, mimpi buruk, disfungsi seksual & letargi
Fenobarbital (luminal) memperpendek T1/2 prazosin Efek hipotensi prazosin dpt ditingkatkan jika diberikan bersama anti HT yg lain
Selektif 1 bloker
Anti hipertensi yg memblok adrenerguk reseptor 1 pada jaringan jantung Efek: memperlambat denyut jantung sinus dan menurunkan tek. darah
A: baik diserap dari GIT D: protein binding 25-33% M: di hepar E: melalui urine T 9-12 jam (meningkat pd gagal ginjal)
Hipertensi
Efek sentral (rasa kantuk, halusinasi, depresi), ggn lambung-usus, Rx kulit (gatal-gatal, ruam, kesemutan). HDL, LDL &TG. Penggunaan lamatoleransi Frequent: Hipotensi-pusing, mual, sakit kepala, akral dingin, lemas, konstipasi atau diare Occasional: Insomnia, Flatulence, sering kencing, impotensi atau penurunan libido Jarang Rash, nyeri sendi dan otot, hilang nafsu makan
Adenosin: bradikardi 1 adrenergik reseptor: membatasi potensi dosis pertama Amiodarone: meningkatkan efek bradikardi bisoprolol Antidiabetic: mengurangi efek hipoglikemi Barbiturat: membatasi metabolisme bisoprolol Cimetidin: meningkatkan level plasma bloker Clonidin: rebound hipertensi Cocaine: Vasokonstriksi koroner Digoxin, digitoxin: bradikardia potensiasi, perpanjangan waktu konduksi atriventricular Dypiridamol: additive bradikardi
Dosis: Hipertensi Dewasa, awal 5 mg/hr dapat ditingkatkan 20 mg/hr Org tua Awal 2.5-5 mg/hr dapat ditingkatkan 2,5-5 mg/hr Max. 20 mg/hr
Memblok res. Adr.1, frek.jantung& curah jantung pelepasan rennin. Efek bronkokontriksi kurang disbanding zat yg berikatan dgn res.2
A: Po.50% dosis diserap dr sal.cerna D: ke seluruh jaringan,penetra si ke otak buruk (efek SSP>sedikit). M: tidak/sedikit dimetabolisme di hati. E:urin, dlm bentuk tdk dimetab. Turunkan dosis pd disfungsi ginjal T 6-7 jam A: diabsorbsi baik di GIT D: ikatan protein 93%, didistribusi luas M: di hepar E: terutama melalui urine T 3-5 jam
Tx awal yg baik u/HT ringan & sedang, angina pectoris akibat arterioskleros is primer
Lebih jauh menekan gagal jantung, depresi & sedasi SSP Ggn sal.cerna, nafas, CNS, trigliserida serum meningkat, pruritus, hipoglikemia
NSAID: menurunkan efek antihipertensi Semua bloker dpt efek digoksin & lidokain
Dosis: 50-100 mg/hr HT: 50mg/hr, ditingkatkan stlh 1 mg mjd 100 mg/hr, jika dpt angina 100 mg/hr dosis tunggal atau dosis bagi.
Paten: 50 mg,100 mg
KI: diabetes berat, bradikardi, blok jantung parsial, gagal jantung, asma, emfisema.
Memblok reseptor 1 dan 2, frekuensi jantung & curah jantung, pelepasan rennin. Bronkokontriksi mll antag.res 2
Sal.cerna: mual muntah, diare, konstipasi, kembung, keram abdomen, xerostomia Karvas:palpitasi, bradikardi yg parah, blok jantung A-V, henti jantung, hipotensi Pernafasan: dispnea, laringospasme, bronkuspasme SSP: konfusi, agitasi, pusing, vertigo, sinkop Batuk kering, stomatitis, ruam, pruritus, demam, anemia, iritasi GI,
Simetidin, quinidin, quinolon, Ca kanal bloker meningkatkan konsentrasi propanolol, 1 bloker potensial meningkatkan respon dosis pertama
Dosis:antiangi na oral dws 34x10 mg dpt dinaikkan bertahap 3-7 hr.antiaritmia dws 4x10-20 mg Anak-anak 0.51 mg/kg dibagi 3-4 dosis, u/ mencegah takikardi supraventrikel Anti HT dws:2x40 mg, dpt 120-240 mg/hr Dosis: Awal 12,5-25 mg/23x/hr dapat ditingkatkan
Paten:Tab10mg; 40 mg
Penghentian medadak rebound HT & takikardiaresi ko strok, angina, aritmia & infark
(ACE-I)
menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II Menurunkan kadar angiotensin II, meningkatkan aktivitas renin, dan menurunkan sekresi aldosteron. Menurunkan tahanan perifer Dgradasi bradikinin dihambat Gol ACE inhibitor yang menekan sistem angiotensialdosteron dan menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II Menurunkan kadar angiotensin II, meningkatkan aktivitas renin, dan menurunkan sekresi aldosteron. Menurunkan tahanan perifer Degradasi badikinin dihambat Menghambat sekresi aldosteron, hipoproliferasi ot. Polos, efek kardioprotektif blok Ang II (AT1) reseptor pd system karvas & renal
hipersensitif
A: tidak sempurna dari GI & lambat Peak 7 jam D: protein binding 25% M: E: melalui urine dlm bentuk utuh T 12 jam
Sakit kepala, postural hipotensi, ruam, pruritus, demam, anemia, iritasi GI,, angioedema,takik ardia, proteinuria, peningkatan ureum, creatinin, porphyria.
A:absorpsi di usus baik, tetapi BA 33%, FPE besar. po: puncak3-4 jam,respon puncak 6 jam, Bioav po 2535%. <10% efek makanan;
Ht, resiko reduksi strok pd Px dgn HT+LVH, (CHF(left ventr.disfung si), miokard infark, diabet nefropati
CNS : pusing, insomnia CV: ortostatik hipotensi, sinkop EENT: kongesti nasal, ggn sinus GI:diare, dispepsi,enz.live r GU:BUN,
Allopurinol: predisposisi meningkatkan reaksi hipersensitif lisinopril Aspirin & NSAID menghambat efek antihipertensi lisinopril Insulin:meningkatk an sensitivitas insuln Loop diuretic: lisinopril induce renal insuficiency Spironolacton, Trimethroprim: meningkatkan resiko hiperkalemi Fluconazole:peru bahan metab. (inhibisi CYP2C9)), mghilangkan aksi antiHT Litium: reabsopsi litium renal.
Tablet 5 dan 10 mg
Dosis: per oral 25-50 mg /hr 2x/hari, dapat ditingkatkan hingga 100 mg 1x/hari
Tablet 50 mg (Acetensa)
Agen kalsium Chanell blocker Vaskuloselektif yang menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard.
ik.protein 98% ( Sebag.dimetab dihepar CYP2C9, 3A4metab aktif, ekskresi min.mll urin (13%), eliminasi T1/2 1.5-2 jam (metabolit 4-9 jam) A: lambat diabsorbsi di GI D: protein binding 93% M: di hepar E: melalui urine T 30-50 jam
kreatinin Heme:anemia, purpura Metab: hiperkalemi MS: nyeri punggung, ny.kaki, keram otot, mialgia Lain-lain: angioedema Hipertensi Chronic angina pectoris Renal impairement Edema perifer, sakit kepala, flushing, palpitasi, mual, bradikardia, & hipotensi Diltiazem, eriromisin: menurunkan bersihan amlodipin Cimetidine, PPI, quinidine: meningkatkan plasma amlodipin Rifampin:menurun kan plasma amlodipin Barbiturat, rifampin, rifabutin: menurunkan plasma konsentrasi nifedipin -bloker: mempertinggi efek -bloker, hipotensi Cimetidine, ranitidin,famotidin: meningkatkan konsentrasi nifedipin Digitalis: meningkatkan kadar digitalis Diltiazem: meningkatkan konsentrasi serum nifedipin Histamin H2 Dosis:Dws awal 5 mg/hr single dose. Max 10 mg/hr Lansia 2,5 mg/hr Tablel 5 mg, 10 mg Hipersensitif Syok kardiogenik Stenosis aorta berat Unstable angina IMA Hipotensi berat Gangguan hati
Agen Antiangina dan antihipertensi yang menghambat pergerakan ion kalsium melewati membran sel, menekan kontraksi jantung dan otot polos vaskuler Efek: meningkatkan denyut jantung dan cardiac output, menurunkan resistensi vaskuler dan tek. darah
A: lengkap diabsorbsi di GIT D: protein binding 92%98% M: di hepar E: melalui urine T 2-5 jam
Frequent: Edema periferpusing,, sakit kepala, Occasional: Mual, gemetar kram otot dan nyeri, mengantuk, palpitasi, kongesti nasal, batuk, sesak, wheezing Jarang Hipotensi, rash pruritus, urticaria, konstipasi, rasa tidak nyaman di perut, flatulense
Dosis: per oral Angina, Dewasa, org tua, 10 mg 3 kali sehari, ditingkatkan 714 hari interval Maintenace 10 mg 3 kali sehari sampai 30 mg 4 kali sehari Per oral (extended release) Awal 30-60 mg/hr. Maintenance sampai 20 mg/hari Hipertensi
Hipotensi parah, DM
antagonis: meningkatkan kadar nifedipin dalam darah Lansoprazole: meningkatkan absorpsi nifedipin Phenitoin: meningkatkan konsentrasi phenitoin Kalsium Kanal Bloker (non dihidropiridin) Verapramil (Cardiover, Corpamil, Isoptin SR) Agen Kalsium chanell bloker dan anti angina, anti aritmia, dan anti hipertensi Yg menghambat penyebrangan ion kalsium ke jantung dan membran otot polos vaskuler. Menyebabkan dilatasi darai arteri koroner, arteri perifer, dan arteriles Efek: Menurunkan denyut jantung dan kontraksi myocardial dan melambtkan konduksi SA dan AV. Menurunkan resistensi perifer A: baik diserap dari GIT D: protein binding 90% (60% pada bayi) M: First pass metabolismedi hepar E: melalui urine T 2-8 jam Hipertensi Sering konstipasi, Pusing, sakit kepala, asthenia, mual, edema perifer, hipotensi Jarang bradikardi, dermatitis Amiodaron: cardiotoxicity dg bradikardi dan menurunkan CO Barbiturat: menurunkan konsentrasi Verapamil Benzodiazepin: meningkatkan efek sedasi B-bloker: Meningkatkan konsentrasi Bbloker Carbamezepin: meningkatkan toksisitas Carbamazepin Cimetidin: meningkatkan konsentrasi Verapamil Digitalis: Meningkatkan konsentrasi digoxin Theophilin: meniingkatkan konsentrasi theophylin B blocker: aditif Cimetidine:
essensial PO (extended release) Dewasa, org tua Awal 30-60 mg/hr. Maintenance sampai 20 mg/hari
Dosis: per oral Dewasa dan org tua, awal 40-80 mg 3 kali sehari maintenance: 480 mg atau kurang Extended release 120-240 mg/ hari
Diltiazem (Cordizem,
A: peak 11-18 PO
Hipertensi essensial
Bradikardia, first-degree AV
Herbesser, Dilmen)
kanal L sehingga menghambat masuknya ion Ca+ melewati slow channel yang terdapat pada membran sel inotropik negative, kronotropik negative, penghambatan konduksi nodus AV dan nodus SA, vasodilatasi perifer, penurunan frekuensi denyut jantung, meningkatkan suplai oksigen dan menurunkan kebutuhan oksigen
IV 2-5 mnt Onset < 3 mnt IV, dan > 30 mnt PO D: protein binding 70-80% M: di hepar melalui enzim cytochrome P450 Bioavaibilias 40-65%. Metabolit utama diltiazem adalah desasetildiltiaze m yang aktif, mempunyai efek vasodilatasi separuh diltiazem E: Eksresi IV 3,4 jam, ER 49 jam, dan IR 34,5 jam. Sekitar 2%-4% tidak mengalami perubahan saat dieksresi dalam urine T 3-8 jam
block, angina, aritmia, AV block (second- or thirddegree), bundle branch block, CHF, ECG abnormal, hipotensi, palpitasi, sincope, tachycardia, ventricular extrasystoles, edema perifer, asystole, dan MI, Dizziness (6%), sakit kepala, fatigue, depressi, hallusinasi, insomnia, tremor, gejala extrapiramidal Nausea, vomiting, anorexia, konstipasi, diare, mulut kering, haus, abdominal discomfort, kram, dyspepsia, dan gingival hyperplasia., Albuminuria, crystalluria, hyperuricemia, impotensi, nocturia, polyuria, gynecomastia, Hyperglycemia, penambahan berat badan, kram otot, nyeri pada persendian., batuk dan dyspneu
maningkatkan konsentrasi diltiazem Digoksin, carbamazepin: meningkatkan konsentrasi obat di atas Rifampin: menurunkan konsentrasi diltiazem
Angina: LA : 180 mg 1x/hr. Hipertensi: CD atau LA atau XR : 180-240 mg 1x/hr Diltiazem SR : 60-120 mg 2x/hr Short-acting: Angina: 30 mg 3x perhari. Injeksi: Arrimia LD 0,25 mg/kg 2 mnt MD 10 mg/jam
30mg, 60mg. Patent kaplet SR 240 mg kapsul SR 90 mg; kapsul SR 180 mg; kapsul CD 100 mg; kapsul CD 200 mg; injeksi vial 5 mg/mL x 5 mL, ampul 10 mg; 50 mg
pace maker Second or third degree AV block Hipotensi (sistolik < 90 mmHg) Hipersensitif terhadap diltiazem Infark miokard akut
2. Pengendalian factor risiko stroke ? Factor risiko Tekanan darah Atrial fibrillation Merokok Kolesterol Diabetes Latihan Stroke pada keluarga Diet Risiko Tinggi >140/90 Denyut jantung tidak teratur Perokok >240 Ya Tidak pernah Ya Kegemukan Hati-hati 120-139/80-89 Tidak tahu Mencoba untuk berhenti 200-239 Perbatasan Beberapa latihan Tidak yakin Sedikit kelebihan berat badan Risiko Tinggi 3: Tanyakan tentang pencegahan stroke segera. Perhatian 4-6: Sebuah awal yang baik. Bekerja pada pengurangan resiko. Risiko Rendah 6-8: Anda melakukannya dengan sangat baik dalam mengendalikan risiko stroke! Tanyakan dokter Anda bagaimana mengurangi risiko stroke. Antara lain : 1. Kontrol tekanan darah Anda. 2. Cari tahu apakah Anda memiliki atrial fibrilasi. 3. Jika Anda merokok, berhentilah. 4. Mencari jalan keluar jika Anda memiliki kolesterol tinggi. Rendah Risiko < 120/80 Detak jantung regular Bukan perokok < 200 Tidak Olahraga secara teratur Tidak Berat badan sesuai
Cara terbaik dalam menurunkan, mencegah dan menjaga kestabilan kolesterol dalam tubuh, hal pertama yang kita lakukan adalah dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh yang banyak berasal dari sumber produk hewani. Penyakit kolesterol membawa dampak buruk bagi tubuh dan menjadi salah satu media penghantar dari timbulnya penyakit lain seperti diabetes mellitus, hipertensi, serangan jantung, stroke dan penyempitan pembuluh darah. Ada beberapa tips untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi, diantaranya adalah 1. Makan havermurt disaat sarapan pagi dapat menurunkan kolesterol tinggi. 2. Diperbolehkan konsumsi telur namun hanya bagian putih telur saja yang boleh dikonsumsi. 3. Susu rendah lemak 4. Diperbolehkan pula mengkonsumsi daging tanpa kulit. 5. Mengubah cara masak yang tadinya menggunakan minyak goreng diganti dengan minyak zaitun atau dengan cara direbus. Jenis makanan yang wajib dihindari sebagai salah satu upaya untuk menurunkan kolesterol, seperti : 1. Goreng-gorengan dan Mentega. Ganti minyak goreng dengan minyak zaitun atau minyak canola. 2. Gajih sapi, gajih kambing daging, dan sapi berlemak. 3. Susu yang berlemak tinggi, sosis dan Keju 4. Kerang, kepiting, Udang, belut dan siput perlu dihindari. 5. Kuning telur 6. Cumi-cumi 7. Telur puyuh 8. Otak sapi Selain dengan cara menjaga pola makan sehat, olahraga teratur juga dianjurkan penderita kolesterol tinggi. Olahraga yang cocok bagi penderita kolesterol tinggi adalah olahraga yang berhubungan dengan kardio seperti aerobic, lari ringan dan treadmill seminggu 3-5 kali. Tidak merokok dan menghindari minum alkohol juga bisa membantu menurunkan kolesterol tinggi. 5. Jika diabetes, ikuti rekomendasi untuk mengontrol diabetes Anda. Berikut ini merupakan beberapa tips yang bisa digunakan :
Lakukan lebih banyak aktifitas fisik Dapatkan banyak serat dalam makanan Makanlah kacang-kacangan dan biji-bijian Turunkan berat badan Perbanyak minum produk susu rendah lemak Kurangi lemak hewani Kurangi konsumsi gula Berhenti merokok Hindari minyak trans Dapatkan dukungan 6. Atur jadwal olahraga dalam rutinitas harian Anda.
7. Nikmati, rendah sodium (garam), dan rendah lemak
3. Pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi PUS ? Klien muda : Remaja yang sehat bisa memakai metode apa saja dengan aman Kontap biasa nya tidak cocok untuk remaja karena metode tersebut tidak mudah dikembalikan kesemula Metode yang memperhatikan masa subur mungkin tidak cocok jika siklus haid tidak teratur Klien usia 40-an : Ibu yang berisiko penyakit jantung (baik yang mempunyai tekanan darah tinggi, diabetes atau merokok ) TIDAK BOLEH memakai pil atau suntik bulanan Ibu yang mendekati masa menopause JANGAN menggunakan KB Alamiah. Pemasangan AKDR mungkin lebih sulit pada ibu dengan usia ini. Selain itu AKDR juga dapat menambah perdarahan Kontap wanita maupun pria bisa menjadi pilihan tepat untuk pasangan usia 40-an yang tidak ingin menambah anak
Klien baru melahirkan : Jika menyusi : Jika klien memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama, klien bisa menggunakan Metode Amenore Laktasi (MAL) Metode lain yang baik selama menyusui adalah metode non-hormonal, seperti kondom, AKDR, kontap, metode yang hanya progestin saja juga bisa digunakan selama menyusui. Jika tidak menyusui : Kondom, AKBK, dan suntik 3 bulanan dapat segera digunakan setelah persalinan
Klien pasca keguguran : Jika tidak ada infeksi atau komplikasi, ia bisa menggunakan metode KB apa saja dengan aman Jika sudah pasti atau ada dugaan infeksi : Obati infeksi Nasihati klien untuk tidak bersenggama sampai infeksi sembuh
Klien dengan IMS/HIV Metoode yang tidak sesuai untuk ibu dengan HIV antara lain : Metode KB alamiah MAL Pil, suntik bulanan atau susuk
Pemakaian kondom yang benar dan konsisten, kondom saja atau dengan metode lain AKDR Efektifitas Mencegah HIV dan beberapa IMS Baik selama menyusui Bisa punya anak lagi >6mg >6mg PIL SUNTIK 3 BULANAN SUNTIK 1 BULANAN AKBK KONTAP PRIA KONTAP WANITA KONDOM MAL
Tidak mudah dikembalikan kesemula Sedikit efek samping Mudah dipakai Mudak untuk berhenti Dipakai jika perlu Tidak menyentuh kelamin Pilihan terbaik untuk kebutuhan Pilihan tepat untuk kebutuhan
4. Gambar dan penjelasan tentang septi tank ? Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu diperhatikan hal-hal berikut: Kemiringan pipa. Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran, sebaiknya sebesar mungkin. Agar mengalir lancar, kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm. Pilih pipa saluran yang tepat. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC. Ukuran minimalnya adalah 4 inci. Rumah yang memiliki banyak toilet, sebaiknya menggunakan diameter pipa yang lebih besar. Buatlah saluran dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut, rentan mampat. Sesuaikan kapasitas dengan kebutuhan. Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni hingga empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran 1,5mx1,5mx2m. Bak endapan dan sumur resapan bisa dibuat dengan ukuran 1mx1mx2m. Semakin banyak penghuni rumah, semakin besar ukuran yang dibutuhkan. Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir. Spesifikasi bahan untuk pembuatan septic tank tersebut antara lain:
dinding septic tank terbuat dari pasangan batu bata 1pc: 4 ps lantai kerja dari cor beton tanpa tulangan
Penutup sep tic tank terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan 12 cm sehingga kuat menahan beban kendaraan melintas diatasnya. resapan terbuat dari bahan ijuk, pasir, dan kerikil.
5. Siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti ? Nyamuk Aedes aegypti dalam siklus hidupnya mengalami meta morfosa lengkap (helometabola), sebagaimana serangga lain dalam ordo diptera. Stadium yang dialami meliputi stadium telur, larva, pupa dan dewasa . a. Telur Telur nyamuk Aedes berbentuk lonjong, berwarna hitam dan terdapat gambaran seperti anyaman (sarang lebah) telur diletakkan oleh nyamuk betina secara terpisah-pisah ditengah atau di tepi permukaan air jernih yang tenang. Nyamuk betina ini akan di genangan air jernih baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Tempat-tempat ini dikenal sebagai tempat perindukan. Tempat perindukan biasanya terlindung dari pancaran sinar matahari
secara langsung dan mengandung air jernih. Telur ini akan berumur 1 2 hari yang kemudian menetas, apabila kondisi memungkinkan yaitu terdapat genangan air, namun pada keadaan kering telur dapat bertahan lama bahkan dapat bertahan sampai bertahun-tahun. b. Larva (jentik-jentik) Larva nyamuk berbentuk seperti cacing, aktif bergerak dengan gerakan-gerakan naik ke permukaan dan turun ke dasar secara berulang-ulang. Larva ini makan mikroba di dasar genangan dan disebut sebagai pemakan di dasar (ground feeder). c. Pupa / kepompong Pupa Aedes aegypti mempunyai ciri morfologi yang khas yaitu seperti koma, bersifat aktif dan sensitif terhadap gerakan dan cahaya. Biasanya pupa terbentuk pada sore hari dan umurnya hanya dua hari untuk segera menjadi nyamuk dewasa (Wulandari,2001). d. Nyamuk Dewasa
Setelah keluar dari kepompong, nyamuk beristirahat di kulit kepompong untuk sementara waktu, setelah sayapnya kuat ia mulai terbang untuk mencari mangsa/makanan. Nyamuk betina menghisap darah yang diperlukan untuk mematangkan telur agar dapat menetas dan apabila dibuahi oleh nyamuk jantan. Proses pencarian darah biasanya pada siang hari, aktifitas menggigit dimulai pada pagi hari yakni antara jam 09.00 10.00 dan pada sore hari jam 16.00 17.00 WIB. Nyamuk Aedes aegypti mempunyai kebiasaan menghisap darah berulang-ulang dan setelah menghisap ia hinggap dan istirahat di dalam rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya. Kemampuan terbang nyamuk dewasa adalah 40 atau maksimal 100 M