INTERAKSI OBAT
SSRI merupakan kelompok kimia obat antidepresan yang unik yang khusus
menghambat re-uptake serotonin, memiliki selektivitas 300-3000 kali lebih besar terhadap
transporter serotonin dibandingkan transporter norepinefrin.SSRI memiliki sedikit
kemampuan untuk memblok transporter dopamine.Obat ini berlawanan dengan
antidepresan trisiklik yang tidak selektif menghambat uptake norepinefrin dan
serotonin.Selain itu, SSRI sedikit memblok aktivitas muskarinik, α-adrenergik, dan
reseptor histamine H1.Sehingga efek samping yang umum terjadi yang berhubungan
dengan antidepresan trisiklik, seperti hipotensi orthostatic, sedasi, mulut kering, dan
pandangan kabur, tidak terlihat pada SSRI.Karena SSRI memiliki efek samping lebih
sedikit dan relative aman meski pada penggunaan overdosis, SSRI secara luas digunakan
sebagai obat pilihan untuk mmengobati depresi menggantikan antidepresan trisiklik dan
monoamine oxidase inhibitor. SSRI terdiri dari fluoxetine, citalopram, escitalopram,
fluvoxamine, paroxetine, dan sertraline.7,10
A. FARMAKOKINETIK
Ekskresi: SSRI secara primer diekskresikan melalui ginjal, kecuali paroxetine dan
sertraline, yang juga mengalami ekskresi melalui feses (35-50%). Dosis semua obat
SSRI harus disesuaikan pada pasien dengan gangguan hati.
B. FARMAKODINAMIK
C. INDIKASI
Indikasi primer SSRI adalah untuk depresi, yang sama efektifnya dengan
antidepresan trisiklik. Sejumlah gangguan psikiatrik lainnya juga memberikan
respon yang baik terhadap SSRI, meliputi gangguan obsesif-kompulsif (indikasi
satu-satunya untuk fluoxamine), gangguan panic, kecemasan umum, dan bulimia
nervosa.7
D. DOSIS
Dosis awal dewasa fluoxetine 20 mg/hari diberikan setiap pagi, bila tidak
diperoleh efek terapi setelah beberapa minggu, dosis dapat ditingkatkan 20 mg/hari
hingga 30 mg/hari. Dosis awal sertraline untuk dewasa adalah 50 mg/hari pagi atau
sore.Dapat dinaikkan hingga 50 mg/hari dengan rentang waktu 7 hari. Dosis awal
citalopram adalah 20 mg sekali sehari pagi atau sore dengan dosis maksimum 60
mg/hari.5
E. EFEK SAMPING
Walaupun SSRI memiliki efek samping yang lebih rendah dan sedikit
dibandingkan antidepresan trisiklik dan monoamine oxidase inhibitor, SSRI dapat
menyebabkan efek gastrointestinal, lemah, disfungsi seksual, dan interaksi obat.7
F. INTERAKSI OBAT
2.7 INDIKASI
Antidepresan trisiklik efektif mengobati depresi mayor yang erat. Beberapa gangguan
panik juga responsif dengan TCA. Indikasi TCA yaitu untuk depresi berat termasuk depresi
psikotik kombinasi dengan pemberian antipsikotik, depresi melankolik dan beberapa jenis ansietas.
PENGATURAN DOSIS :
Dalam pengaturan dosis perludipertimbangkan. Onset efek Primer : sekitar 2-4
minggu.Onset efek sekunder : sekitar 12-24 jam.Waktu paruh : 12 –48 jam (pemberian 1-
2 x/hari.
Ada 5 proses dalam pengaturan dosis :
1. .Initiating Dosage (test dose)untuk mencapai dosis anjuran selamaMinggu I.
Misalnya, Amitriptyline 25 mg/hari 1 dan 250 mg/h = hari 3 dan 4100 mg/h = hari
5 dan hari 6.
2. Titrating Dosage (optimal dose) mulai dosis anjuran sampai mencapaidosis
efektif dosis optimal.
Misalnya Amitriptyline 150 mg/hari 7 s/d14 (minggu II). Minggu III : 200 mg/h
minggu IV : 300 mg/h3.
3. Stabilizing Dosage (stabilization dose)dosis optimal yangdipertahankan selama
2-3 bulan.
Misalnya Amitriptyline 300 mg/h dosisoptimal selama 2-3 bulan diturunkan
sampai dosis pemeliharaan.
4. Maintaining Dosage (maintainance dose)selama 3-6 bulan. Biasanya dosis
pemeliharaan ½ dosis optimal.
Misalnya, Amitriptyline 150 mg/h selama 3-6 bulan
5. Tapering Dosage (tapering dose) selama 1 bulan. Kebalikan dariproses “
initatingdosage
Misalnya, Amitriptyline 150 mg/h100 mg/h (1minggu)75 mg/h (1 minggu), 75
mg/h50 mg/h (1 minggu), 50 mg//h25 mg/h (1 minggu)
Lama Pemberian:
Pemberian Obat Anti-Depresi dapat dilakukan dalam jangka panjang olehkarena
“addiction potential”nya sangat minimal.
Perhatian khusus :
Kegagalan terapi obat anti-depresi pada umumnya disebabkan :
Kepatuhan pasien menggunakan obat (compliance), yang dapat hilangoleh karena
adanya efek samping, perlu diberikan edukasi dan informasi
Pengaturan dosis obat belum adekuat
Tidak cukup lama mempertahankan dosis optimal
Dalam menilai efek obat terpengaruh oleh persepsi pasien yang tendensinegatif,
Sehingga penilaian menjadi “bias”