i
REFRAT
“Tractus Gastrointestinal, Peritoneal Cavity, and
Retroperitoneum”
Oleh :
Ulfadiya putri
G1A219040
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
referat yang berjudul “CT-SCAN ABDOMEN Tractus Gastrointestinal,
Peritoneal Cavity, and Retroperitoneum” sebagai kelengkapan persyaratan
dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Bedah Rumah Sakit Raden
Mattaher Provinsi Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. M. Rizal Syafiie,Sp.B KBD
yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis
selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Bedah Rumah Sakit Raden
Mattaher Provinsi Jambi.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan guna
kesempurnaan referat ini, sehingga dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca.
Jambi, 31 Agustus
2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Scan dapat menghasilkan gambar-gambar yang sangat akurat dari objek-objek di dalam
tubuh seperti tulang, organ, dan pembuluh darah. Gambar-gambar ini sangat berguna
dalam mendiagnosa berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, stroke, kelainan
tengahnya. Pemroses citra (scanner) sendiri terdapat dalam frame pipa tersebut.
Saat mesin bekerja, pipa pemroses citra itu berputar sambil menembakkan sinar
rontgen ke arah pasien dari berbagai sudut. Untuk setiap putaran, sekitar 1.000
tubuh pasien yang dapat digunakan dalam menganalisa dan mendiagnosa pasien.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
rontgen ke arah pasien dari berbagai sudut. Untuk setiap putaran, sekitar 1.000
gambar bagian dalam pasien diambil. Gambar-gambar ini kemudian di-compile
oleh komputer sehingga menghasilkan gambar cross-sectional bagian dalam
tubuh pasien yang dapat digunakan dalam menganalisa dan mendiagnosa pasien.
Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih
umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi
terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan
antara keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan
pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik
radiografi, informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak overlap (tumpang
tindih) sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada
bidang tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat
menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu,
citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga
citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang
dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.
CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan
komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh
gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja
khusus yang secara perlahan – lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan.
Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu
yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit
sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang digunakan( waktu ini termasuk
waktu check-in nya).
Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit . Sebelum dilakukan
scanning pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan
tertentu selama 4 jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada
jenis prosedur, adapula prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk
meminum suatu material cairan kontras yang mana digunakan untuk melakukan
proses scanning khususnya untuk daerah perut.
3
CT Scan memiliki beberapa kelebihan dibanding x-ray biasa: citra yang
diperoleh CT Scan beresolusi lebih tinggi, sinar rontgen dalam CT Scan dapat
difokuskan pada satu organ atau objek saja, dan citra perolehan CT Scan
menunjukkan posisi suatu objek relatif terhadap objek-objek di sekitarnya
sehingga dokter dapat mengetahui posisi objek itu secara tepat dan akurat.
Kelebihan-kelebihan tersebut telah membuat CT Scan menjadi proses radiografis
medis yang paling sering direkomendasikan oleh dokter dan, dalam banyak kasus,
telah menggantikan proses x-ray biasa secara total.
Sistem CT Scan1,2,3,4
Peralatan sistem CT Scan terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1. Sistem Pemroses Citra
2. Sistem Komputer dan Kendali
3. Stasiun Operasi dan Stasiun Pengamat
4
Gambar 3. Diagram Blok scanner (pemroses citra) CT Scan
5
mini komputer, namun harus memenuhi unjuk kerja dan kebutuhan sistem CT
Scanner. Harddisk mempunyai fungsi untuk menyimpan data dan software.
6
Gambar 5. Hasil scan kepala pasien
7
2.2 CONTOH KASUS
Case 77
Clinical presentation
Dysphagia
Radiologic fendings
Barium esophagram shows a smooth, linear indentation with regular
margins over the posterio wall of the middle third of the
esophagus with mid proximal dilatation of the cervical
esophagus (fig. 77.1) magnetic resonance angiography
(MRA) images (figs.772, 77.3) show an aberrant right
subclavian artery (ARSA) arising from the left aortic
arch. Causing an impression in the posterior wall of the
esophagus.
Diagnosis
Aberrant right subclavian artery
Differential diagnosis
Double aortic arch
Esophageal spasm
Extrinstic compression of the esophagus from nonesophageal tumors
(retrosternal extension of the thyroid) or
lymphadenopathy
Discussion
Background
The origin of the subclavian artery from the proximal descending
aorta is referred to as an aberrant subclavian artery. A
left aortic arch with an arsa is the most common
congenital anomaly of the aortic arch; the second most
common variant is a right-sided aortic arch with an
aberrant left subclavian artery (ALSA). The left
8
ligamentum arteriosum can form a vascular ring.
Causing tracheal ccompression, and is associated more
commonly with ALSA and right aortic arch.
Kommerell diverticulum is a bulbous dilatation at the
origin of the subclavian artery measuring more than
double the diameter of the distal part of the artery. It is
more commonly associated with a right aortic arch and
an ALSA. A midline descending aorta is in an abnormal
location anterior to the vertebral bodies and is associated
with a right aortic arch with ALSA.
Both ARSA and ALSA run posterior to the esophagus.
Levels of tracheal compression are different for both
varians.
Clinical findings
ARSA presents in adults with dysphagia more commonly thair airway
symptoms. ALSA presnts with
Breathing difficulties due to the airway compression and dysphagia in
children. Older patients can present with shoulder pain,
neck pain, or thromboembolic disease of the extremities.
Complications
Etiology
Embryologically the subclavius artery is derived from the seventh
intersegmental artery; a developmental anomaly leads to
aberrant subclavian arteries.
9
Imaging findings
Barium esophagram shows smooth indentation over the posterior wall
of the middle third of the esophagus.
Angiography, computed tomography scan, and MRA can all be used
to show the subclavian artery crossing posterior to the
esophagus. Additional information about the presence,
size and complications of kommerell diverticulum can be
obtained on cross-sectional studies.
Esophagoscopy shows a pulsatile extrinsic compression of the
esophagus.
Treatment
Surgical intervention is considered in symtomatic patiens and patiens
complicated disease. Surgical resection and
reanastomosis with revascularization of the vertebral and
subclavian arteries are available
Prognosis
The prognosis depends on the presentation of disease. Generally, the
prognosis is good in uncomplicated patients without
debility in whom surgical treatment is successful without
life-threatening complications. Subclavian steal
syndrome can be a possible complication in surgically
treated patients.
PEARL
Aberrant subclavian arteries should be considered in the presence of a
smooth, linear identation over the posterior wall of the
esophagus.
PITFALL
10
Posterior indentation over the esophageal wall is also caused by
double aortic arch, benign or malignant tumors of the
esophagus, nonersophageal tumors such as thyroid
neoplasms with retrosternal extension, and vertebral
spurs.
CASE 78
Clinical Presentation
Radiologic findings
Contrast - enhanced computed tomography (CT) images (Fig. 78.1)
demonstrate circumferential thicken ing of the gastric
antrum with associated gastric distention and
lymphadenopathy.
Diagnosis
Gastric mucosa-associated lymphoid tissue (MALT) lymphoma
Differential Diagnosis
Gastritis/gastric ulcer .
Gastric metastases
Gastric carcinoma
11
Discussion
Background
The stomach represents the most common primary site of extranodal
lymphomas in the gastrointesti- nal (GI) tract (65-75%),
although these tumors account for only 2 to 5% of gastric
primary malignan- cies. However, the relative frequency
of gastric lymphoma, unlike that of carcinoma, has
increased as a result of the acquired immunodeficiency
syndrome (ADS epidemic Lymphomas typically occur in
patients ages 50 to 60 years and show no evidencee of
sex predilection Chronc sastritis caused by Helicobacter
pylori plays a major ole in the development of lynphoid
tissue (MALT which is thought to be the precursor of
gastric MALT Iymphomas. At histology MALT
lymphomas can be clas sified into two types: lowgrade
(50-72 of cases) and high grade, which probably results
from the transformation of low-grade lymphomas.
Clinical Findings
Clinical presentation is usually nonspecitic. Patients may experience
symtoms mimicking gastritis or peptic ulcer disease,
such as epigastric pain and dyspepsia. Other symtoms,
such as low-grade fever, chronic fatigue. weight loss and
anema. Have been reported
Complications
Patients may experiance GI bleeding due to tumor ulceration or
obstruction. Rarely, perforation may occur.
Etiology
12
The etiology is still controversial. Several studies have demonstrated
the high frequency of H. pylori infection in patients
affected by gastric lymphoma; furthermore, some of
these neoplasms may regress after the eradication of H.
pylori. Several cytogenetic abnormalities have been
demonstrated the most common being trisomy 3 and
11:18 transiocation
Imaging Findings
Double-contrast upper GI examination demonstrates a wide spectrum
of radiologic findings, especially in cases of low-grade
lymphomas: multiple erosions and ulcers either shallow
or deep associated with converging thickened gastric
folds represent the most common finding in both Gastric
lymphonmas, particularly high-grade lymphomas, may
appear as large masses with or without ulcers. Other
fluorascopic imaging findings include round or oval
mucosal nodules of variable size and prominent areae
gastricae. However, differentiation of MALT lymphomas
from gastritis or gastric adenocarcinoma is extremely
challenging by imaging despite the presence of these
typical findings
13
These tumors commonly extend throught the pyloric region into the
duodenum, whereas gastric carcinoma tends to spread to
the gastroesophageal junction. Patients with gastric
lymphomas, unlike those with carcinomas, often present
with multiple, bulky lymph nodes usuallly extending
below the renal hilum. Another major key point in the
differential diagnosis is the degree of the wall thickening,
which is more prominent in lymphomas (average value 5
cm). The enhancement pattern of lymphomas is usually
variable and therefore nonspecific for the diagnosis of
these tumors
Treadment
Eradication of H. pylori represents the first line of therapy according
to the central role played by this bacterium in the
pathogenesis of lymphomas. Eitther chemotherapy or
monoclonal antibody therapy (rituxinab: anti-C20
monoclonal antibody) is used in case of failure of
antibiotic treatment or in those neoplasms not associated
with H. pylori infection.
Surgery has a limited role due to the efficacy of medical treatment
Prognosis
The prognoSis depends on the histologic grade: low - grade lymphomas have a
favorable prognosis as they may even regress after antibiotic
therapy
Pearl
14
Marked gastric wall thickening, especially when associated with bulky
lymphadenopathy, should place lymphoma high in the differential
diagnosis
PITFALL
Gastric lymphomas may present overlapping radiologic findings with chronic
gastritis (ulcers, erosions, and fold thickening) and gastric
adenocarcinoma(bulky intraluminal masses) Underdistention of
the stomach at CT may simulate thickening.
CASE 79
Clinical Presentation
A 28 year-old man complaits of epigastric pain, anoresia. and weight
loss.
Fig.79.1 (A.B) Axial contrast-enhanced CT images of the abdomen
show mild enhanicement and diffuse increased thid neis
of the gastsic walls; these findings are suspicious for
gastric neoplasm, although an inflammatory process
cannot be excluded. Multiple hypodense cystic lesions
are seen in the liver and both kidneys.
Radiologic Findings
Axial contrast-enhanced computed tomography (CT) images of the
abdomen (Fig. 79.1) demonstrate mild and diffuse
thickening of the gastric walls. The images from the
upper gastrointestinal (GI) series (Fig. 79.2) demonstrate
abnormal and persistent narrowing of the distal stomach.
Diagnosis
Gastric adenocarcinoma
Differential Diagnosis
Gastric metastases
15
Gastritis
Gastric mucosa-associated lymphoid tissue lymphoma
Gastric Crohn disease
Caustic ingestion
Gastric tuberculosis
Discussion
Background
Gastric carcinoma is a deadly disease, with decreasing incidence in
the past 50 years in North America and Western Europe
owing to the earlier identification at imaging and
endoscopy. Currently, the incidence of gastric carcinoma
is extremely variable worldwide, with the highest
number of cases in Japan, China, Rusia and Eastern
Europe (>30 cases per 100.000); men are usually 2 times
more commonly affected than women, with a peak
incidence in those ages of 50 to 70 years.
differend histologic types have been described:
adenocarcinomas (intestinal and diffuse types) account
for almost 95% of case, and lymphomas,
leiomyosarcomas, carcinoids, and sarcomas for the
remaining 5%. Adenocarcinomas have been classified
into four different subtypes ; papillary, tubular mucinous
and signet ring. Almost 30% of gastric malignancies
arise from the antrum, 30% from the body, and 40%
from the fundus and cardia region
Clinical Findings
Chinical presentation mostly depends on the disease stage: patients
may be asymptumatic (early stage) or may present with
bleeding epigastric, pain, anorexia, weight loss, nausea,
vomiting, and upper GI (hematemesis melena, occult
blood in stools)
16
Complications
In advanced stages, liver metastases may cause hepatomegaly and
jaundice; less common sites for metastases include the
lung, adrenal glands, and kidneys (Krukenberg tumors)
Etiology
Several dietary and environmental factors have been identified:
dietary nitrates, certain ffoods (salted fish and meat,
smoked foods), hypochlorhydria resulting from drugs or
previous surgery, cigarette smooking, and Helicabacter
pylori infection. In particular, patients with H. pylori
gastritis are 3 to 6 , times more likely to develop gastric
cancer. Other precancerous conditions include Ménétrier
disease, adenomatous gastric polyps, partial gastrectomy,
and pernicious anemia
imaging findings
Endoscopy is currently considered the diagnostic procedure of first
choice in patients with suspected gastric malignancies.
Barium studies, either with single or double contrast. have been
performed extensively for the detection of gastric
tumors, although their overall sensitivity is somewhat
lower than endoscopy.
High spatial resolution magnetic resonance imaging, used in in vitro
experimental studies, is a promising imaging modality
for the assessment of the depth of gastric tumor invasion
because of its accuracy in depicting the Distant layers of
the gastric wall.
Treatment
Complete resection of the tumor and adjacent lymph nodes is
considered the only curative treatment, although a
surgical procedure may be associated with several late
17
complications, including dumping syndrome, vitamin
B12 deficiency, and reflux esophagitis; some selected
neoplasms may benefit from endoscopic mucosal
resection.
Chemotherapy is administered in patients with systemic metastatic
disease
Prognosis
Gastric cancer presents a dismal prognosis, with overall 5-year
survival rates < 20%; however, early gastric cancers are
potentially curable, with a mean 5-year survival rate of almost
90% . Hence prompt diagnosis of these tumors is mandatory
Pearl
Distention of the gastric lumen with a negative contrast medium (water, air)
may improve the detection of small superficial gastrice lesions.
CASE 80
Clinical Presentation
A 77 year old man presents with abuluminal pain
Fig. (80.1) Contrast-enhanced CT scan show a lobulated,
heterogeneously enhancing mass arising from the
proximal stomach (arrow).
Radiologic Findings
An abdominal computed tomography (CT) scan (Fig. 80.1) shows a
large, lobulated, heterogeneously enhancing mass arising
from the proximal stomach.
Diagnosis
Gastrointestinal stromal tumor (GIST)
Differential Diagnosis
Gastric adenocarcinoma
Leiomyoma/leiomyosarcoma
Schwannoma/neurofibroma
18
Metastasis
Discussion
Background
GISTS are the most common mesenchymal tumags arising from the
gastrointestinal (GI) tract wall. Nevertheless, they are
uncommon, accounting far only 1 to 3% of all GI
neoplasms, and usually patients >50 years of age without
any gender predilection. These tumors are also reported
to occur in 10 to 25% of patients affected by
neurofibromatosis 1. Previously mistake for smooth and
neural tumors, GISTS show distinctive genetic and
histologic features. They can occur anywhere from the
rectum to the esophagus, the stomach being the most
common located site of origin: they can also be located
in the mesentery omentum, and retroperitoneum.
Clinical Findings
Complications
Etiology
Imaging Findings
19
Although tumor expression of the KIT receptor is needed for a
definitive diagnosis of GIST, imaging, especially CT,
has proved to be instrumental. GISTs are usually seen as
exophytic, heterogeneously enhancing, rarely calcified
masses arising from the GI tract wall. Most of them,
especially larger ones, show heterogeneous density due
to the presence of intratumoral necrosis (Fig. 80.2),
hemorrhagic foci, and cystic degeneration.
Treatment
Prognosis
- Recent advancements in therapy have increased the
average survival rate, especially in malignant
nonmetastatic GISTs.
CASE 81
Clinical Presentation
20
junction and pylorus. The GE junction and pylorus
maintain their normal relationship.
Radiologic Findings
Contrast-enhanced axial computed tomography (CT)
image demonstrates a large hiatal hernia (Fig.81.1A).
The distal esophagus is midline, and the
gastroesophageal (GE) junction as well as a portion of
the stomach is located within the intrathoracic hernia. An
overhead radiograph and spot fluoroscopic image (Fig.
81.1B,C) from an upper gastrointestinal (GI) series show
a large hiatal hernia. The radiograph
Diagnosis
Organoaxial gastric volvulus in a large hiatal hernia
Differential Diagnosis
Sliding hiatal hernia
Paraesophageal hernia
Large intra-abdominal mass with superior displacement of the
stomach
Discussion
Background
Gastric volvulus represents abnormal torsion of the stomnach, usually
> 180 degrees. If the greater curvature rotates superior to
the lesser curvature along the long axis of the stomach.
This is termed an organoaxial volvulus and accounts for
-60% of gastric volvulus case. If the antrum and pylorus
rotate. Anterosuperior to the fundus and GE junction,
this is termed a mesenteroaxial volvulus, representing -
30% of volvulus cases. The volvulus is also classified
with respect to the diaphragm: supradiaphragmatic (two
thirds) or subdiaphragmatic / intraperitoneal (one third)
Clinical Findings
In cases of chronic volvulus, patients typically present with
nonspecific abdominal complaints, including vague
abdominal or chest pain early satiety or fullness
dysphagia, or dyspnea. Chronic volvulus may be noted
21
incidentally on chest radiographs or an upper GI series or
esophagram. Acute volvulus demonstrates more dramatic
presentations, including severe pain, an inability to
ingest liquids or solids or pass, an enteric tube, gastric
outlet obstruction, and peritonitis when there is gastric
ischemia or perforation Purportedly diagnostic of acute
obstructing volvulus, the classic Borchardt triad
describes severe constant chest or epigastric pain, nausea
with inability to vomit, and difficulty passing a
nasogastric tube.
Complications
Organoaxial volvulus can be complicated by strangulation in-5 to 20%
of cases secondary to twisting of the left gastric artery
and occlusion of venous drainage. Ischemia in
mesenteroaxial volvulus is rare. Any type of gastric
volvulus can be associated with gastric outlet
obstruction. Obstruction with strangulation is usually
seen only in cases of acute volvulus. Mortality ranges
from < 10% for chronic cases to > 40% for acute
volvulus
Etiology
Organoaxial volvulus is usually seen in adults and is associated with a
diaphragmatic defect in 50% of cases, including hiatal
hernia, paraesophageal hernia, eventration, and
diaphragmatc rupture. This defect allows for abnormal
movement of the gastric body into the thorax with
resultant o this way, the majority of organoaxial volvulus
in this way, the majority of organoaxial volvuls case also
represent the supradiaphragmatic variety in comparison,
22
mesenteroaxial volvuli are over whelmingly
subdiaphragmatic and most often seen in children.
Thought to be de to abnormal laxity of the suspensory
ligaments of the stomach, mesenteroaxial volvulus can
be also be associated with a “wandering” ectopic spleen
Treatment
Acute gastric volvulus is initially treated with attemted nasogastric
tube decompression.
Surgical repair is indicated for all cases of volvulus and involves
untwisting of the volvulus, return of the stomach to a
subdiaphragmatic position, gastropexy in an anatomical
position, and repair of any predisposing diaphragmatic
defect. Surgical access may be via thoracotomy,
laparatomy, or peritoneal laparscopy.
Prognosis
Following successful repair with gastropexy, the risk of recurent
gastric volvulus is low and is related to failure of
gastropexy and adequancy of repair of any known
diaphragmatic defect
PEARL
Acute gastric valvulus is a surgical emergency because of the
moderate risk of ischemic strangulation and gastric outlet
obstruction and requires diaphragmatic repair of both the
gastric torsion and any defect
PITFALLS
Chronic volvulus can be intermittent, and the upper GI series may
only demonstrate hiatal or araesophageal hernia during
an asymptomatic period
CASE 82
23
Clinical Presentation
Radiologic Findings
Diagnosis
Differential Diagnosis
Discussion
Background
24
third pacts ot the duodenum within 2 cm of the a Vat
Intraluminal dundenal divecticula are sare Deticua a
Large in size and ane Iess cummn iv ula can alo be
classified as pimary o secondary (due to postbullar uloy
ampula o tend to be Lateral wall from the medial wall of
the second and third parts of the duodenum within 2 cm
of the ampulla of vater. Intraluminal duodenal diverticula
are rare. Diverticula arising from the lateral wall tend to
be larger in size and are less common. Diverticula can
also be classified as primary or secondary (due to
postbulbar ulcer)
Clinical Findings
Asympromatic
Abdominal discomfort
Pain in the epigastric ar umbilical region
Central abdominal pain radiating to the back
Jaundice in the case of compression of the biliary channels
Pain and fever in cases of diverticulitis
Complications
Diverticulitis
perforation
Pancreatitis secondary to perforation
Bleeding
Obstructive jaundice due to compression of the biliary channels
Cholangitis
Failure of endoscopic retrograde cholangiopancreatography if the
common bile duct drains into the diverticula
Increased incidence of cholelithiasis
Neoplastic change
25
Bezoar formation
Etiology
Primary diverticula are thought to arise because of the presence of a
weakened wall in the duodenum at the vessel's entry site.
biliary ductal entry sites, muscular weakness in the wall,
or heterotopic pancreatic tissue.
Imaging Findings
. On an upper gastrointestinal series with barium, the diverticula are
seen as typical outpouchings arising drom the duodenum
without any distortion of mucosal folds, which changes
their configuration with time (fig82.2). delayed retention
of barium in the diverticula is a diagnostic finding.
Intraluminal diverticula appear as intraluminal
projections of barium-filled linear structures with
surrounding lucency, giving a “typical wind sock”
appearance
Ultrasound demonstrates a clear fluid- or food-containing structure
with the presence of gas in the nondependent portion of
the lesian. The wall of the duodenal diverticula typically
shows the multilayered gut signature on ultrasound. Use
of real-time ultrasound imaging helps, and diverticula
can be better demonstratted after the ingestion of large
quantities of fluids
CT shows gas-containing diverticula (Fig. 82.3) In cases where gas s
absent, diverticula can be confused with cystic
neoplasms, pseudocysts, or abscess. In such cases,
repest scans may demonstrate the presence of gas within
the structure.
26
Fig. 82.2 Upper gastrointestinal series image in a different patient
shows the presence of diverticula arising from the medial
wall of the second and third parts of the duodenum
(arrows).
Treatment
Prognosis
PEARL
The presence of gas and continuity with the duodenum
help to differentiate duodenal diverticula from other
pathologies.
PITFALL
Duodenal diverticula filled with fluid can be mistaken
27
for cystic neoplasms from the head of the pancreas, in
which case barium examination should be considered.
CASE 83
Clinical Presentation
Fig. 83.1 (A,B) Axial CT image show small bowel loops herniating
through the abdominal wall and surrounded by arim of
soft tissue density with stranding, consistent with mild
inflammation. There is mild distention of the small
bowelproximally to the herniated loops.
Radiologic Findings
Diagnosis
Differential Diagnosis
28
Small
bowel loops are present along the left spermatic cord.
Neither inflammatory changes nor signs of strangulation
Discussion
Background
Femoral hernia: occurs medial to the femoral vein and posterior to the
inguinal ligament: com monly right-sided
Ventral hernia:
a. Midline defects: umbilical, paraumbilical, epigastric, and
hypogastric hernias. Umbilical is the most common type,
usually occurring in women (risk factors: obesity,
multiple pregnancies, ascites, intra-abdominal masses)
b. Lateral defects—spigelian hernia (Fig. 83.3): occurs
along the lateral aspect of the rectus muscle through the
hiatus semilunaris
Posterior defects—lumbar hernia: occurs either through defects in the
superior (Grynfeltt) (Fig.83.4) or inferior (Petit) lumbar
triangle
29
Fig. 83.5 Axial CT image of the pelvis shows a herni
ated bowel loop in the left obturator fossa (arrow).
Abdominal wall hernias are very common, with more than 500,000
operations performed in the United States every year.
Unfortunately, surgical repair is associated with a high
rate of complications (up to 20%), such as recurrence,
fluid collections, and infection of prosthetic materials.
The clinical diagnosis may be difficult in cases of
obesity or abdominal scarring from a previous surgery:
hence imaging plays a central role in recognizing this
pathologic entity and decreasing the morbidity associated
with complications.
Clinical Findings
Complications
30
thickening. The colon distal to the hernia is
underdistended.
These findings are consistent with strangulation.
CASE 90
Clinical Presentation
A 72 year-old woman presents with abdominal distention, fullness,
and pain in the right iliac fossa
Fig. 90.1 (A) Axial contrast-enhanced CT image shows the presence
of a cystic lesion with thick walls in the right illac fossa
with surrounding fat stranding and free fluid. (B) Axial
contrast-enhanced CT image of the liver in the same
patient thows scalloping of the liver margins and ascites
with peritoneal thickening
Radiologic Findings
Contrast computed tomography (CT) images show the presence of a
cystic lesion in the right lower quadrant with ascites and
scalloping of the liver margins (Fig. 90.1)
Diagnosis
Malignant mucocele of the appendix with pseudomyxoma peritonei
Differential Diagnosis
Abscess
Normal fluid-filled ileal loop
Tuberculous ascites
Peritoneal metastases
Malignant ascites
Ovarian cystic lesions
Bowel perforation
Peritoneal mesothelioma
Meckel diverticulitis with perforation
Discussion
Background
31
Mucocele of the appendix is the accumulation of mucus with luminal
distention of the appendix. The reported incidence is 0.2
to 0.5% of appendectomies, It can be benign or
malignant. The variety results from occlusion of the
appendiceal luminal opening into the cecum from a
phlebo-lith or impacted feces. A malignant mucocele
results from mucin-secreting adenocarcinoma of the
appendix. Either a benign or a malignant mucocele can
result in the development of pseudomyxoma peritonei on
rupture.
Clinical Findings
Chronic pain in the abdomen
Abdominal distention
Mass in the right iliac fossa
Intermittent colicky pain due to intussusception
Vomiting
Complications
Rupture of the mucocele
Development of pseudomyxoma peritonei
Intestinal obstruction
Intussusception
Etiology
Obliteration of appendiceal lumen from any cause
Imaging Findings
On ultrasound, the mucocele may appear as a thin-walled cystic mass
in the right iliac fossa, attached to the cecum, filled with
diffuse internal echoes in the dependent portion with or
with- with out septa and polypoidal luminal projections,
and with posterior acoustic enhancement. The pres- ence
of a solid mass within the nondependent portions of the
lesion indicates the possibility of adenocarcinoma.
32
Similar findings are seen with CT, with the mucocele
appearing as a low-attenu- ating structure in the right
lower abdomen.
Calcifications within an unruptured mucocele can be curvilinear or
plaquelike and can be appreciated on plain radiographs
of the (Fig. 90.2) The size of the lesion varies, with
lesions measuring up to 15 cm reported in the literature.
A ruptured mucocele show fluid-density ascites with
internal echoes and fixed bowel loops. In patients with
the development of pseudomyxoma peritonei, diffuse
coarse internal echoes within the ascitic fluid can be seen
with scattered calcifications and scalloping on the
peritoneal surfaces of the abdominal organs. Multiple
solid translucent globules of uniform size that calcify in
the course of time and shift with movement are
pathognomonic of the myxoglobulosis variant of a
mucocele.
The presence of mucinous nodules within the remnant umbilical vein
is a feature that the nondependent portions of the lesion
indicates the possibility of with lesions mucocele shows
fluid-density ascites with the development of
pseudomyxoma Multiple solid trans- differentiate
pseudomyxoma peritonei from ascites.
33
ruptured mucocele with the development of
pseudomyxoma perito nei, wide peritoneal stripping is
done for cytoreductive surgery, followed by heated
intraoperative intraperitoneal chemotherapy with
mitomycin C, doxorubicin, and fluorouracil (5-FU)
Systemic chemotherapeutic agents can be used in resistant discase
and recurrent disease.
Prognosis
Patients with an unruptured mucocele of the appendix have an excellet
prognosis. Patients with pseudomyxoma peritonei and
mucinous adenocarcinoma have a worse prognosis with
treatment resistant disease, higher mortality, and
posttreatment complications
PEARLS
A cystic oblong mass in the right iliac fossa should include mucocele
in the differentia
Scalloping of the peritoneal l surfaces of abdominal organs represents
pseudomyxoma peritonei
PITFALL
between benign Imaging cannot always differentiate appendix and
pseudomyxoma peritonei. and malignant causes of
mucocele of the
CASE 91
Clinical Presentation
34
Fig. 91.1 An axial contrast-enhanced CT image shows dif
fuse diverticulosis, most significant in the sigmoid colon,
with evidence of related mild muscular hypertrophy. No
pericolonic inflammatory changes are noticed.
Radiologic Findings
An axial contrast-enhanced computed tomography (CT) image (Fig.
91.1) shows diffuse diverticulosis, most significant in the
sigmoid colon, with evidence of related mild muscular
hypertrophy. Nopericolonic inflammatory changes are
noticed.
Diagnosis
Diverticulosis
Differential Diagnosis
Colonic carcinoma
Discussion
Background
35
Fig. 91.2 (A.B) Axial contrast-enhanced CT images show diffuse
bowel wall thickening of the sigmoid colon with
surrounding inflammatory mesenteric fat stranding.
These findings are consistent with severe diverticulitis.
Clinical Findings
Complications
Etiology
Imaging Findings
36
usually located in the sigmoid colon: the affected
intestinal segment may have thickened walls due to
muscular hypertrophy. CT is also useful to evaluate the
complications of diverticular disease, such as acute
diverticulitis (wall thickening and pericolic fat
stranding), abscesses (fluid collections with peripheral
enhancing rims), and perforation (extraluminal free air).
Colovesicular fistulas are suggested by the presence of
gas in the bladder or focal bladder wall thickening ¡n
close proximity to the affected segment of the bowel
with loss of dividing fat planes.
CASE 99
Clinical presentation
Nonspesific abdominal pain
Radiologic Findings
Upper gastrointestinal (GI) series shows an outpouching arising from
the gastric fundus (Fig. 99.1).
Diagnosis
Differential Diagnosis
Cystic adrenal, renal, or pancreatic lesions
• Necrotic lesions or abscess in cases where air—fluid levels are
present
• Duplication cysts
Discussion
Background
37
wall: they are variable in size, ranging from 1 to 10 cm.
Clinical Findings
Patients are often asymptomatic Some patients may present with
intermittent pain, worse when supine.
Complications
Usually these are asymptomatic; however, cases of bleeding and
ulcerations exist. Patients may present with pain and
abdominal discomfort If diverticu are large, impaired
emptying may occur. Additionally, the condition may
lead to excessive workup due to misinterpretation of a
diverticulum as an adrenal mass.
Imaging Findings
PEARL
Pitffal
When poirly dioles with oral Congrast pr id collapsed, Hattrick fundal
Diverticula mau mimik adrenal lesions
38
CASE 103
Clinical Presentation
Radiologic Findings
Diagnosis
Differential Diagnosis
Discussion
Background
Clinical Findings
39
Abdominal fullness
Flank pain
Vomiting
Abnormal renal function tests in patients with renal invasion
Hematuria
Complications
Invasion of adjacent organs, mainly kidneys
Metastases (very rare)
Etiology
Unknown
Imaging Findings
Treatment
Surgical resection of the tumor is the treatment of choice in patients
without metastases. Contiguity with the kidneys
necessitates nephrectomy in adittion to resection of the
primary neoplasm
40
Prognosis
The prognosis is worse in patients with renal involvement and
vascular encasement of the aorta and o/r inferior vena
cava. However, in patients with surgically resectable
liposarcoma without adjacent organ involvement, the
prognosis remains excellent after treatment, althought
long - tern Followup up imaging is important to deret
recurrence
Pearl
Large, ill-defined, heterogenous, fat-density retroperitoneal lesion
Pitfall
CASE 108
Clinical Presentation
Radiologic Findings
Diagnosis
Misty mesentery
Differential Diagnosis
Mesenteric panniculitis
41
Malignancy, specifically non-Hodgkin lymphoma
Infection
Mesenteric edema/lymphedema
Discussion
Background
Clinical FIndings
Clinical FIndings may be nonspecific or secondary to the underlying
condition. FIndings may be incidental in an asymtomatic
patients imaged for Outher respons.
Etiologi
The increased CT attenuatiob may be the result of the mesentric fat
by a barier of causes. Depending on the underlying
condition. Cause include fluid as mesenteric edema dus
to hypoalbuminemic states, cirhosis, inferior vena cava
obstruction, budd-chiari syndrome, or lymphatic
obstruction: hemorrhage; or imflamatory cell as in
mesenteric paniculitis, tumor cell, and fibrosis.
Imaging findings
Minta mesenteric regresi to nonspesific increased CT attenuation of
the mesenteric fat.
Treatment
Close followup with CT is recommended to search for occult
malignancy. Followup examinations may demonstratif
resolution of the imflamatory condition. In cases of
persistent misty mesentery with unknown Cause, biopsy
may be necessary for definitipe diagnosis.
Prognosis
42
The prognosis depends on the underlying condition
PEARL
Misty mesentery refers to increased CT attenuation of the
mesenteric fat and is a nonspecific finding that may
occur in a variety of Clinical situations
Pitfall
Failure to recognize misty mesentery on CT may luas to a delay in
diagnosis and treatment of infiltrating neoplastic
conditions
Translate B. Indonesia
Case 77
Temuan radiologis
Barium esophagram menunjukkan indentasi linear yang halus dengan
margin teratur di atas dinding posterio sepertiga tengah
esofagus dengan dilatasi proksimal pertengahan esofagus
serviks (gambar 77.1) gambar magnetic resonance
angiography (MRA) (gambar.772, 77.3) menunjukkan arteri
subklavia kanan menyimpang (ARSA) yang timbul dari
lengkung aorta kiri. Menyebabkan kesan di dinding posterior
kerongkongan.
43
Diagnosis
Aberrant right subclavian artery
Differential diagnosis
Double Archus aorta
Dosamu esophageal
Tekanan ekstrinsik pada esofagus yang disebabkan nonesophageal tumor
atau lymphadenopathy
Discussion
Background
Asal usul arteri subklavia dari aorta descending proksimal disebut sebagai
arteri subklavia yang menyimpang. Lengkungan aorta kiri
dengan arsa adalah anomali kongenital yang paling umum
dari lengkung aorta; varian kedua yang paling umum adalah
lengkungan aorta sisi kanan dengan arteri subklavia kiri
menyimpang (ALSA). Ligamentum arteriosum kiri dapat
membentuk cincin pembuluh darah. Menyebabkan kompresi
trakea, dan lebih sering dikaitkan dengan ALSA
Kommerell diverticulum adalah dilatasi bulbous pada asal
arteri subklavia yang berukuran lebih dari dua kali lipat
diameter bagian distal arteri. Ini lebih sering dikaitkan
dengan lengkungan aorta kanan dan ALSA. Aorta desendens
garis tengah berada di lokasi abnormal anterior tubuh
vertebra dan dikaitkan dengan lengkung aorta kanan dengan
ALSA.
Baik ARSA dan ALSA berjalan di posterior ke kerongkongan.
Tingkat kompresi trakea berbeda untuk kedua varian.
Temuan klinis
ARSA muncul pada orang dewasa dengan gejala disfagia yang lebih umum.
ALSA setuju dengan
Kesulitan bernapas karena kompresi jalan napas dan disfagia pada anak-
anak. Pasien yang lebih tua dapat mengalami nyeri bahu,
nyeri leher, atau penyakit tromboemboli pada ekstremitas.
44
Komplikasi
Etiologi
Secara embriologis, arteri subclavius berasal dari arteri intersegmental
ketujuh; anomali perkembangan mengarah ke arteri
subklavia yang menyimpang.
Temuan pencitraan
Barium esophagram menunjukkan lekukan yang halus di atas dinding
posterior sepertiga tengah esofagus.
Angiografi, pemindaian tomografi terkomputasi, dan MRA semuanya dapat
digunakan untuk menunjukkan arteri subklavia yang
melintasi posterior ke esofagus. Informasi tambahan tentang
keberadaan, ukuran dan komplikasi divertikulum kommerell
dapat diperoleh pada studi cross-sectional. Esofagoskopi
menunjukkan kompresi ekstrinsik pulsatil pada esofagus.
Pengobatan
Intervensi bedah dipertimbangkan pada pasien dengan gejala simptomatik
dan pasien dengan penyakit yang rumit. Reseksi bedah dan
reanastomosis dengan revaskularisasi arteri vertebralis dan
subklavia tersedia
Prognosis
Prognosis tergantung pada presentasi penyakit. Secara umum,
prognosisnya baik pada pasien tanpa komplikasi tanpa
kelemahan di mana perawatan bedah berhasil tanpa
45
komplikasi yang mengancam jiwa. Sindrom mencuri
subklavia dapat menjadi kemungkinan komplikasi pada
pasien yang diobati dengan pembedahan.
CASE 78
Presentasi klinis
Temuan radiologis
Gambar Contrast-Enhanced Computed Tomography (CT) (Gbr. 78.1)
menunjukkan penebalan melingkar antrum lambung dengan
distensi lambung dan limfadenopati yang terkait.
Diagnosis
Gastric mucosa-associated lymphoid tissue (MALT) lymphoma
Differential Diagnosis
Gastritis/gastric ulcer .
Gastric metastases
Gastric carcinoma
Temuan klinis
46
Presentasi klinis biasanya tidak spesifik. Pasien mungkin mengalami gejala
yang menyerupai gastritis atau penyakit tukak lambung,
seperti nyeri epigastrium dan dispepsia. Gejala-gejala lain,
seperti demam ringan, kelelahan kronis. penurunan berat
badan dan anema. Telah dilaporkan.
Komplikasi
Pasien mungkin mengalami perdarahan saluran cerna karena ulserasi atau
obstruksi tumor. Jarang, perforasi dapat terjadi.
Etiologi
Etiologinya masih kontroversial. Beberapa penelitian telah menunjukkan
frekuensi tinggi infeksi H. pylori pada pasien yang terkena
limfoma lambung; lebih jauh lagi, beberapa neoplasma ini
dapat mengalami kemunduran setelah eradikasi H. pylori.
Beberapa kelainan sitogenetik telah menunjukkan translokasi
trisomi 3 dan 11:18 yang paling umum
Temuan Pencitraan
Pemeriksaan GI kontras ganda menunjukkan spektrum luas dari temuan
radiologis, terutama dalam kasus limfoma tingkat rendah:
erosi dan ulkus multipel baik yang dangkal atau dalam yang
terkait dengan konvergensi lipatan lambung yang menebal
merupakan temuan yang paling umum di kedua limfonma
lambung, terutama yang tinggi. limfoma tingkat, dapat
tampak sebagai massa besar dengan atau tanpa borok.
Temuan pencitraan fluorascopic lainnya termasuk nodul
mukosa bulat atau oval dengan ukuran variabel dan gastricae
areae yang menonjol. Namun, diferensiasi limfoma MALT
dari gastritis atau adenokarsinoma lambung sangat
menantang dengan pencitraan meskipun adanya temuan
khas ini
47
Multidetektor CT telah semakin banyak dilakukan untuk mendeteksi
keganasan lambung primer karena kemampuan
multiplanarnya: distensi lumen lambung yang tepat
(pemberian air oral sebelum pemindaian) direkomendasikan
untuk meningkatkan penilaian mukosa lambung. Pola ct khas
limfoma lambung meliputi penebalan difus dinding (> 50%
terlibat), penebalan tersegmentasi, dan massa polipoid
terlokalisasi.
Terapi
Pemberantasan H. pylori merupakan terapi lini pertama menurut peran sentral yang
dimainkan oleh bakteri ini dalam patogenesis limfoma. Kemoterapi
yang lebih baik atau terapi antibodi monoklonal (rituxinab: antibodi
monoklonal anti-C20) digunakan dalam kasus kegagalan pengobatan
antibiotik atau pada neoplasma yang tidak berhubungan dengan infeksi
H. pylori.
Pembedahan memiliki peran terbatas karena kemanjuran perawatan medis
Prognosa
48
PrognoSis tergantung pada tingkat histologis: limfoma tingkat rendah memiliki
prognosis yang menguntungkan karena bahkan dapat mengalami
kemunduran setelah terapi antibiotik.
CASE 79
Presentasi klinis
Seorang pria berusia 28 tahun memuji rasa sakit epigastrium, anoresia.
dan penurunan berat badan.
Gambar.79.1 (A.B) Gambar CT dengan kontras aksial pada abdomen
menunjukkan peningkatan ringan dan peningkatan difusnya
neis dari dinding gastus; Temuan ini mencurigakan untuk
neoplasma lambung, meskipun proses inflamasi tidak dapat
dikecualikan. Lesi kistik hipodense multipel terlihat di hati
dan kedua ginjal.
Temuan Radiologis
Gambar-gambar computed tomography (CT) yang diperbesar dengan
kontras aksial (Gambar 79.1) menunjukkan penebalan
dinding lambung yang ringan dan difus. Gambar-gambar dari
seri gastrointestinal atas (GI) (Gbr. 79.2) menunjukkan
penyempitan perut distal yang abnormal dan persisten.
Diagnosis
Gastric adenocarcinoma
Differential Diagnosis
Gastric metastases
Gastritis
Gastric mucosa-associated lymphoid tissue lymphoma
Gastric Crohn disease
Caustic ingestion
49
Gastric tuberculosis
Diskusi
Latar Belakang
Karsinoma lambung adalah penyakit yang
mematikan, dengan penurunan kejadian dalam 50 tahun
terakhir di Amerika Utara dan Eropa Barat karena identifikasi
sebelumnya pada pencitraan dan endoskopi. Saat ini,
kejadian karsinoma lambung sangat bervariasi di seluruh
dunia, dengan jumlah kasus tertinggi di Jepang, Cina, Rusia
dan Eropa Timur (> 30 kasus per 100.000); pria biasanya 2
kali lebih sering terkena daripada wanita, dengan insiden
puncak pada usia 50 hingga 70 tahun.
tipe histologis differend telah dijelaskan:
adenokarsinoma (tipe usus dan difus) menyumbang hampir
95% dari kasus, dan limfoma, leiomyosarcomas, karsinoid,
dan sarkoma untuk 5% sisanya. Adenokarsinoma telah
diklasifikasikan menjadi empat subtipe yang berbeda;
papillary, tubular mucinous dan cincin meterai. Hampir 30%
keganasan lambung timbul dari antrum, 30% dari tubuh, dan
40% dari daerah fundus dan kardia
Temuan klinis
Presentasi Chinical sebagian besar tergantung pada stadium penyakit:
pasien mungkin asimptumatik (stadium awal) atau mungkin
datang dengan perdarahan epigastrik, nyeri, anoreksia,
penurunan berat badan, mual, muntah, dan GI atas
(hematemesis melena, darah samar dalam feses)
Komplikasi
Pada stadium lanjut, metastasis hati dapat menyebabkan hepatomegali
dan ikterus; situs yang kurang umum untuk metastasis
termasuk paru-paru, kelenjar adrenalin, dan ginjal (tumor
Krukenberg)
Etiologi
50
Beberapa faktor makanan dan lingkungan telah diidentifikasi: nitrat
makanan, makanan tertentu (ikan asin dan daging, makanan
asap), hipoklorhidria yang dihasilkan dari obat-obatan atau
pembedahan sebelumnya, merokok, dan infeksi Helicabacter
pylori. Secara khusus, pasien dengan gastritis H. pylori
adalah 3 sampai 6, kali lebih mungkin untuk mengembangkan
kanker lambung. Kondisi prakanker lainnya termasuk
penyakit Ménétrier, polip lambung adenomatosa,
gastrektomi parsial, dan anemia pernisiosa
temuan pencitraan
Endoskopi saat ini dianggap sebagai prosedur diagnostik pilihan pertama
pada pasien dengan dugaan keganasan lambung.
Studi barium, baik dengan kontras tunggal atau ganda. telah dilakukan
secara luas untuk mendeteksi tumor lambung, meskipun
sensitivitas keseluruhannya agak lebih rendah daripada
endoskopi.
Pencitraan resonansi magnetik resolusi spasial tinggi, yang digunakan
dalam studi eksperimental in vitro, adalah modalitas
pencitraan yang menjanjikan untuk penilaian kedalaman
invasi tumor lambung karena akurasinya dalam
menggambarkan lapisan yang jauh dari dinding lambung.
Pengobatan
Reseksi lengkap tumor dan kelenjar getah bening yang berdekatan
dianggap sebagai satu-satunya pengobatan kuratif, meskipun
prosedur bedah dapat dikaitkan dengan beberapa komplikasi
akhir, termasuk sindrom dumping, defisiensi vitamin B12, dan
refluks esofagitis; beberapa neoplasma yang dipilih mungkin
mendapat manfaat dari reseksi mukosa endoskopi.
Kemoterapi diberikan pada pasien dengan penyakit metastasis sistemik
Prognosa
51
Kanker lambung menyajikan prognosis yang buruk, dengan tingkat
kelangsungan hidup 5 tahun secara keseluruhan <20%; Namun, kanker
lambung dini berpotensi disembuhkan, dengan tingkat kelangsungan
hidup 5 tahun rata-rata hampir 90%. Oleh karena itu diagnosis segera
dari tumor ini adalah wajib
CASE 80
Presentasi klinis
Seorang pria berusia 77 tahun mengalami sakit perut
Gambar. (80.1) CT scan yang ditingkatkan kontras menunjukkan massa
berlobulasi, heterogen yang muncul dari perut proksimal
(panah).
Temuan Radiologis
Pemindaian computed tomography (CT) abdominal (Gbr. 80.1)
menunjukkan massa yang besar, berlobulasi, dan heterogen
yang timbul dari perut proksimal.
Diagnosis
Gastrointestinal stromal tumor (GIST)
Differential Diagnosis
Gastric adenocarcinoma
Leiomyoma/leiomyosarcoma
Schwannoma/neurofibroma
Metastasis
Diskusi
Latar Belakang
GIS adalah tumag mesenchymal paling umum yang timbul dari dinding
saluran gastrointestinal (GI). Namun demikian, mereka
jarang, terhitung hanya 1 sampai 3% dari semua neoplasma
GI, dan biasanya pasien> 50 tahun tanpa kecenderungan jenis
kelamin. Tumor ini juga dilaporkan terjadi pada 10 hingga
52
25% pasien yang terkena neurofibromatosis 1. Sebelumnya
kesalahan untuk tumor halus dan saraf, GISTS menunjukkan
fitur genetik dan histologis yang berbeda. Mereka dapat
terjadi di mana saja dari rektum ke kerongkongan, lambung
menjadi lokasi asal yang paling umum: mereka juga dapat
ditemukan di omentum mesenterium, dan retroperitoneum.
Temuan klinis
Komplikasi
Etiologi
GIST memiliki sifat imunohistokimia yang khas, yang paling penting adalah
ekspresi KIT (CD1I7), reseptor faktor pertumbuhan tirosin
kinase, yang mempromosikan pertumbuhan sel-sel
neoplastik mesenkim.
Temuan Pencitraan
Meskipun ekspresi tumor dari reseptor KIT diperlukan untuk diagnosis pasti
GIST, pencitraan, terutama CT, telah terbukti berperan. GISTs
biasanya dilihat sebagai massa exophytic, penambah
heterogen, jarang terkalsifikasi yang timbul dari dinding
saluran GI. Sebagian besar dari mereka, terutama yang lebih
besar, menunjukkan kepadatan yang heterogen karena
adanya nekrosis intratumoral (Gambar 80.2), fokus
hemoragik, dan degenerasi kistik.
Pengobatan
53
Operasi pengangkatan direkomendasikan, tetapi meskipun reseksi lengkap,
tingkat kekambuhan tinggi, terutama dalam pengaturan lesi
yang kurang terdiferensiasi dengan baik.
Obat baru yang menargetkan reseptor faktor pertumbuhan KIT tampak
menjanjikan, tetapi sejauh ini mereka hanya digunakan untuk
tumor yang tidak dapat dioperasi.
Prognosa
- Kemajuan terbaru dalam terapi telah meningkatkan tingkat kelangsungan
hidup rata-rata, terutama pada GIST nonmetastatik ganas.
CASE 81
Presentasi klinis
Seorang pria paruh baya hadir untuk evaluasi disfagia lama dengan
periode episodik ketidaknyamanan yang lebih intens.
54
Temuan Radiologis
Gambar CT (CT) aksial kontras ditingkatkan menunjukkan hernia
hiatal besar (Gbr.81.1A). Esofagus distal adalah garis
tengah, dan sambungan gastroesofageal (GE) serta
sebagian lambung terletak di dalam hernia intrathoraks.
Gambar radiografi overhead dan spot fluoroskopi
(Gambar 81.1B, C) dari seri saluran cerna bagian atas
(GI) menunjukkan hernia hiatal yang besar. Radiograf
Diagnosis
Organoaxial gastric volvulus in a large hiatal hernia
Differential Diagnosis
Sliding hiatal hernia
Paraesophageal hernia
Large intra-abdominal mass with superior displacement of the
stomach
Diskusi
Latar Belakang
Volvulus lambung merupakan torsi abnormal stomnach, biasanya> 180
derajat. Jika kelengkungan yang lebih besar berputar lebih
baik dari kelengkungan yang lebih rendah di sepanjang
sumbu panjang perut. Ini disebut volvulus organoaxial dan
menyumbang -60% dari kasus volvulus lambung. Jika antrum
dan pilorus diputar. Anterosuperior ke fundus dan GE
persimpangan, ini disebut volvulus mesenteroaxial, mewakili
-30% dari kasus volvulus. Volvulus juga diklasifikasikan
sehubungan dengan diafragma: supradiaphragmatic (dua
pertiga) atau subdiaphragmatic / intraperitoneal (sepertiga)
Temuan klinis
Dalam kasus volvulus kronis, pasien biasanya datang dengan keluhan perut
yang tidak spesifik, termasuk sakit perut atau dada yang tidak
jelas rasa kenyang dini atau disfagia penuh, atau dispnea.
Volvulus kronis dapat dicatat secara kebetulan pada
radiografi dada atau seri GI atas atau esofagram. Volvulus
55
akut menunjukkan presentasi yang lebih dramatis, termasuk
rasa sakit yang hebat, ketidakmampuan untuk menelan
cairan atau padatan atau lewat, tabung enterik, obstruksi
saluran keluar lambung, dan peritonitis ketika ada iskemia
atau perforasi lambung. Diagnosis diagnostik dari volvulus
penghambat akut, dijelaskan oleh triad klasik Borchardt triad.
dada konstan yang parah atau nyeri epigastrium, mual
dengan ketidakmampuan untuk muntah, dan kesulitan
melewati tabung nasogastrik.
Komplikasi
Volvulus organoaxial dapat menjadi rumit dengan mencekik di-5 sampai
20% dari kasus sekunder karena memutar arteri lambung kiri
dan oklusi drainase vena. Iskemia pada volvulus
mesenteroaxial jarang terjadi. Semua jenis volvulus lambung
dapat dikaitkan dengan obstruksi saluran keluar lambung.
Obstruksi dengan strangulasi biasanya hanya terlihat pada
kasus volvulus akut. Angka kematian berkisar dari <10%
untuk kasus kronis hingga> 40% untuk volvulus akut
Etiologi
Volvulus organoaxial biasanya terlihat pada orang dewasa dan dikaitkan
dengan defek diafragma pada 50% kasus, termasuk hernia
hiatal, hernia paraesofageal, kejadian, dan ruptur
diafragmatik. Cacat ini memungkinkan untuk pergerakan
abnormal tubuh lambung ke dalam toraks dengan akibat dari
cara ini, sebagian besar volvulus organoaxial dengan cara ini,
sebagian besar kasus volvul organoaxial juga mewakili variasi
supradiafragmatik dalam perbandingan, volvuli
mesenteroaxial berakhir dengan subdiaphragmatik dan
sebagian besar sering terlihat pada anak-anak. Dianggap
sebagai kelonggaran abnormal ligamen suspensori lambung,
56
volvulus mesenteroaxial juga dapat dikaitkan dengan limpa
ektopik "berkeliaran"
Pengobatan
Volvulus lambung akut awalnya diobati dengan dekompresi tabung
nasogastrik yang berat.
Perbaikan bedah diindikasikan untuk semua kasus volvulus dan melibatkan
pelepasan volvulus, kembalinya perut ke posisi
subdiaphragmatik, gastropeksi dalam posisi anatomi, dan
perbaikan setiap cacat diafragma predisposisi. Akses bedah
dapat melalui torakotomi, laparatomi, atau laparscopy
peritoneal.
Prognosa
Setelah perbaikan yang berhasil dengan gastropeksi, risiko volvulus
lambung rekuren rendah dan terkait dengan kegagalan
gastropeksi dan kecukupan perbaikan dari setiap cacat
diafragma yang diketahui.
KASUS 82
Presentasi klinis
Temuan Radiologis
57
Ultrasonografi perut bagian atas menunjukkan struktur hypoechoic
yang berbatas tegas (Gbr. 82.1) yang berdekatan dengan
bagian kedua duodenum. Struktur ini memiliki ciri khas
usus pada USG dengan lapisan hiper dan hypoechoic
bergantian di dinding.
Diagnosis
Differential Diagnosis
Diskusi
Latar Belakang
58
Temuan klinis
Asimpromatik
Ketidaknyamanan perut
Nyeri pada regio aromatik umbilical epigastrium
Nyeri perut bagian tengah menjalar ke punggung
Ikterus dalam kasus kompresi saluran empedu
Nyeri dan demam pada kasus divertikulitis
Komplikasi
Divertikulitis
perforasi
Pankreatitis sekunder akibat perforasi
Berdarah
Ikterus obstruktif akibat kompresi saluran empedu
Kolangitis
Kegagalan endoskopi retrograde kolangiopancreatography jika saluran
empedu mengalir ke divertikula
Peningkatan kejadian kolelitiasis
Perubahan neoplastik
Formasi bezoar
Etiologi
Divertikula primer diduga timbul karena adanya dinding yang melemah di
duodenum di lokasi masuknya kapal. situs entri duktus bilier,
kelemahan otot di dinding, atau jaringan pankreas
heterotopik.
Temuan Pencitraan
. Pada seri gastrointestinal bagian atas dengan barium, divertikula
dianggap sebagai outpouching khas yang timbul dari
duodenum tanpa distorsi lipatan mukosa, yang mengubah
konfigurasi mereka dengan waktu (gambar 82.2). retensi
59
barium yang tertunda di divertikula adalah temuan
diagnostik. Divertikula intraluminal muncul sebagai proyeksi
intraluminal dari struktur linier yang diisi barium dengan
lucency di sekitarnya, memberikan penampilan "tipikal wind
sock"
Ultrasonografi menunjukkan struktur yang mengandung cairan atau
makanan yang bening dengan adanya gas di bagian lesian
yang tidak tergantung. Dinding divertikula duodenum
biasanya menunjukkan tanda tangan usus berlapis-lapis pada
ultrasonografi. Penggunaan pencitraan ultrasound real-time
membantu, dan divertikula dapat diperagakan dengan lebih
baik setelah menelan sejumlah besar cairan
CT menunjukkan divertikula yang mengandung gas (Gbr. 82.3) Dalam kasus
di mana gas tidak ada, divertikula dapat dikacaukan dengan
neoplasma kistik, pseudokista, atau abses. Dalam kasus
seperti itu, scan ulang dapat menunjukkan keberadaan gas
dalam struktur.
Gambar 82.2 Gambar seri saluran cerna bagian atas pada pasien yang
berbeda menunjukkan adanya divertikula yang timbul
dari dinding medial bagian kedua dan ketiga duodenum
(panah).
Pengobatan
Prognosa
60
Prognosis untuk penyakit divertikular duodenum primer sangat baik
dengan insidensi komplikasi yang lebih sedikit. Pada
pasien dengan divertikula sekunder akibat ulkus
postbulbar yang dirawat, prognosisnya baik; Namun,
tingkat komplikasi lebih tinggi.
CASE 83
Presentasi klinis
Temuan Radiologis
Diagnosis
Differential Diagnosis
61
Fig. 83.2An axial contrast-enhanced CT image through
the pelvis demonstrates a direct left inguinal hernia.
Small
bowel loops are present along the left spermatic cord.
Neither inflammatory changes nor signs of strangulation
Diskusi
Latar Belakang
Gambar. 83.4 (A.B) Hernia Lumbar dari Grynfeilt terlihat pada CT (panah).
Perhatikan bahwa hernia ini mengandung sebagian
dariGerota fascia. Isi hernia ini dapat dikacaukan dengan
tumor lipomatosa.
62
Hernia obturator: terjadi melalui foramen obturator, biasanya pada wanita
multipara lanjut usia (Gambar 83.5)
Hernia internasional: merupakan komplikasi bedah abdomen yang
tertunda
Hernia dinding perut sangat umum, dengan lebih dari 500.000 operasi
dilakukan di Amerika Serikat setiap tahun. Sayangnya,
perbaikan bedah dikaitkan dengan tingkat komplikasi yang
tinggi (hingga 20%), seperti kekambuhan, pengumpulan
cairan, dan infeksi bahan prostetik. Diagnosis klinis mungkin
sulit pada kasus obesitas atau jaringan parut abdomen akibat
pembedahan sebelumnya: karenanya pencitraan memainkan
peran sentral dalam mengenali entitas patologis ini dan
mengurangi morbiditas yang terkait dengan komplikasi.
Temuan klinis
Komplikasi
CASE 90
Presentasi klinis
63
Seorang wanita 72 tahun datang dengan perut kembung, kenyang, dan
nyeri di fossa iliaka kanan
Gambar. 90.1 (A) Gambar CT dengan kontras aksial menunjukkan adanya
lesi kistik dengan dinding tebal di fossa illac kanan dengan
lapisan lemak di sekitarnya dan cairan bebas. (B) Gambar CT
dengan kontras aksial yang ditingkatkan dari hati pada pasien
yang sama menunjukkan scalloping margin hati dan asites
dengan penebalan peritoneum
Temuan Radiologis
Gambar Contrasted Computed Tomography (CT) menunjukkan adanya lesi
kistik di kuadran kanan bawah dengan asites dan scalloping
margin hati (Gambar 90.1)
Diagnosis
Malignant mucocele of the appendix with pseudomyxoma peritonei
Differential Diagnosis
Abscess
Normal fluid-filled ileal loop
Tuberculous ascites
Peritoneal metastases
Malignant ascites
Ovarian cystic lesions
Bowel perforation
Peritoneal mesothelioma
Meckel diverticulitis with perforation
Diskusi
Latar Belakang
Mukokel pada apendiks adalah akumulasi lendir dengan distensi luminal
apendiks. Kejadian yang dilaporkan adalah 0,2 hingga 0,5%
dari appendektomi, bisa jinak atau ganas. Variasi hasil dari
oklusi pembukaan luminal appendiceal ke dalam sekum dari
64
phlebo-lith atau tinja yang terkena dampak. Mukokel ganas
dihasilkan dari adenokarsinoma yang mensekresi mukus pada
apendiks. Mukokel jinak atau ganas dapat menyebabkan
pseudomixoma peritonei pecah.
Temuan klinis
Nyeri kronis di perut
Distensi perut
Massa di fossa iliaka kanan
Nyeri kolik intermiten karena intususepsi
Muntah
Komplikasi
Pecahnya mukokel
Perkembangan pseudomyxoma peritonei
Obstruksi usus
Intususepsi
Etiologi
Penghapusan lumen usus buntu dari sebab apa pun
Temuan Pencitraan
Pada USG, mukokel dapat muncul sebagai massa kistik berdinding tipis di
fossa iliaka kanan, melekat pada sekum, diisi dengan gema
internal difus di bagian dependen dengan atau tanpa septa
dan proyeksi luminal polipoidal, dan dengan akustik
posterior. peningkatan. Kehadiran massa padat dalam
bagian lesi yang tidak tergantung menunjukkan kemungkinan
adenokarsinoma. Temuan serupa terlihat dengan CT, dengan
mucocele muncul sebagai struktur dengan atensi rendah di
perut kanan bawah.
65
Kalsifikasi dalam mukokel yang tidak pecah dapat berbentuk lengkung atau
seperti plaquel dan dapat dihargai pada foto polos dari
(Gambar. 90.2) Ukuran lesi bervariasi, dengan lesi berukuran
hingga 15 cm dilaporkan dalam literatur. Sebuah mucocele
yang pecah menunjukkan ascites densitas cairan dengan
gema internal dan loop usus yang tetap. Pada pasien dengan
perkembangan pseudomyxoma peritonei, gema internal
kasar difus dalam cairan asites dapat dilihat dengan kalsifikasi
yang tersebar dan scalloping pada permukaan peritoneum
organ perut. Beberapa globula padat yang bening dengan
ukuran seragam yang mengalami kalsifikasi dalam perjalanan
waktu dan bergeser dengan gerakan adalah patognomonik
dari varian myxoglobulosis dari mukokel.
Adanya nodul lendir dalam vena umbilikalis yang tersisa merupakan
gambaran bahwa bagian yang tidak tergantung dari lesi
menunjukkan kemungkinan dengan lesi mukokel
menunjukkan asites densitas cairan dengan perkembangan
pseudomixoma.
66
Agen kemoterapi sistemik dapat digunakan dalam discase resisten dan
penyakit berulang.
Prognosa
Pasien dengan mukokel usus yang tidak mengalami kerusakan memiliki
prognosis excellet. Pasien dengan pseudomyxoma peritonei
dan adenokarsinoma mucinous memiliki prognosis yang lebih
buruk dengan penyakit yang resisten terhadap pengobatan,
mortalitas yang lebih tinggi, dan komplikasi pasca perawatan
CASE 91
Presentasi klinis
Seorang pria berusia 74 tahun mengalami sakit perut bagian bawah dan
ketidaknyamanan terkait dengan perubahan kebiasaan buang
air besar baru-baru ini.
Temuan Radiologis
Gambar computed tomography (CT) kontras ditingkatkan (Gbr. 91.1)
menunjukkan divertikulosis difus, paling signifikan pada kolon
sigmoid, dengan bukti terkait hipertrofi otot ringan.
Perubahan inflamasi noperikolonik diperhatikan.
Diagnosis
Diverticulosis
Differential Diagnosis
Colonic carcinoma
67
Small bowel diverticulosis
Diskusi
Latar Belakang
Clinical Findings
Komplikasi
68
lokal, mis., Kandung kemih, uterus, atau vagina),
obstruksi perut, atau perforasi gratis.
Etiologi
Temuan Pencitraan
Enema kontras yang larut dalam air merupakan studi pencitraan yang
aman tetapi agak ketinggalan zaman untuk
divertikulosis.
69
lemak.
CASE 99
Presentasi klinis
Nyeri perut nonspesifik
Gbr. 99.1 Seri saluran cerna bagian atas menunjukkan kantung keluar
(panah) yang timbul dari fundus lambung.
Temuan Radiologis
Seri saluran cerna bagian atas (GI) menunjukkan kantung keluar yang
timbul dari fundus lambung (Gbr. 99.1).
Diagnosis
Differential Diagnosis
Cystic adrenal, renal, or pancreatic lesions
• Necrotic lesions or abscess in cases where air—fluid levels are
present
• Duplication cysts
Diskusi
Latar Belakang
Temuan klinis
Pasien seringkali asimptomatik. Beberapa pasien mungkin mengalami
nyeri intermiten, lebih buruk saat telentang.
Komplikasi
70
Biasanya ini tidak menunjukkan gejala; Namun, ada kasus
perdarahan dan ulserasi. Pasien mungkin mengalami
nyeri dan ketidaknyamanan perut. Jika diverticu besar,
pengosongan yang terganggu dapat terjadi. Selain itu,
kondisi ini dapat menyebabkan pemeriksaan berlebihan
karena salah tafsir divertikulum sebagai massa adrenal.
Temuan Pencitraan
CASE 103
Presentasi klinis
Temuan Radiologis
71
tidak terdefinisikan dengan jelas di daerah perinefrik kiri
yang mengelilingi ginjal kiri. Lesi menunjukkan area
dengan kepadatan lemak dan fokus kalsifikasi yang
berdekatan dengan ginjal kiri (Gambar 103.1).
Diagnosis
Differential Diagnosis
Diskusi
Latar Belakang
Temuan klinis
Kepenuhan perut
Nyeri sisi
Muntah
Tes fungsi ginjal abnormal pada pasien dengan invasi ginjal
Hematuria
Komplikasi
Invasi organ yang berdekatan, terutama ginjal
Metastasis (sangat jarang)
Etiologi
Tidak dikenal
Temuan Pencitraan
72
Pada pencitraan, terlihat massa retroperitoneal, besar, tidak jelas,
heterogen, dan mengandung lemak dengan keterlibatan
organ yang berdekatan dan menjembatani seluruh
bidang fasia. Tumor hampir selalu berukuran besar
pada presentasi, dan pasien biasanya hadir dengan
gejala nonspesifik.
CT dapat menunjukkan kalsifikasi yang biasanya nodular dalam
konfigurasi.
Keterlibatan organ yang berdekatan, pembuluh mesenterika, dan
pembuluh ginjal adalah umum dan harus dinilai dengan
hati-hati saat pencitraan. Persentuhan dengan organ
yang berdekatan tetap menjadi masalah penting untuk
penilaian lengkap karena tumor cenderung menyerang
organ yang berdekatan tanpa bukti langsung
keterlibatan pada pencitraan.
Kehadiran lemak pada CT dan magnetic resonance imaging (MRI)
membantu dalam mendiagnosis kondisi; namun, lemak
makroskopik tidak selalu ada pada liposarkoma (Gambar
103.2).
Pengobatan
Reseksi bedah tumor adalah pengobatan pilihan pada pasien tanpa
metastasis. Kedekatan dengan ginjal memerlukan
nefrektomi sebagai tambahan untuk reseksi neoplasma
primer
Prognosa
Prognosisnya lebih buruk pada pasien dengan keterlibatan ginjal dan
pembuluh darah aorta dan o / r inferior vena cava.
Namun, pada pasien dengan liposarkoma yang dapat
direseksi dengan pembedahan tanpa keterlibatan organ
yang berdekatan, prognosisnya tetap sangat baik
73
setelah perawatan, walaupun pencitraan lanjutan
sangat penting untuk menghilangkan kekambuhan.
CASE 108
Presentasi klinis
Temuan Radiologis
Diagnosis
Misty mesentery
Differential Diagnosis
Mesenteric panniculitis
Infection
Mesenteric edema/lymphedema
Diskusi
Latar Belakang
74
Istilah mesentery berkabut mengacu pada peningkatan atenuasi lemak
lemak mesenterika yang disebabkan oleh infiltrasi dengan
cairan, sel-sel inflamasi, tumor, atau fibrosis.
Temuan Klinis
Temuan klinis mungkin tidak spesifik atau sekunder terhadap kondisi yang
mendasarinya. Temuan mungkin insidental pada pasien
asimtomatik yang dicitrakan untuk respons Outher.
Etiologi
Peningkatan attenuatiob CT mungkin merupakan hasil dari lemak
mesentrik oleh penyebab yang lebih buruk. Tergantung pada
kondisi yang mendasarinya. Penyebabnya termasuk cairan
sebagai edema mesenterika hingga keadaan
hipoalbuminemia, sirosis, obstruksi vena kava inferior,
sindrom budd-chiari, atau obstruksi limfatik: perdarahan;
atau sel imflamatory seperti pada paniculitis mesenterika, sel
tumor, dan fibrosis.
Temuan pencitraan
Regresi mesenterika minta terhadap peningkatan CT atenuasi lemak
nonspesifik.
Pengobatan
Tutup tindak lanjut dengan CT dianjurkan untuk mencari keganasan gaib.
Pemeriksaan lanjutan dapat menunjukkan resolusi kondisi
imflamatory. Dalam kasus mesenterium berkabut persisten
dengan Penyebab yang tidak diketahui, biopsi mungkin
diperlukan untuk diagnosis definitipe.
Prognosa
Prognosis tergantung pada kondisi yang mendasarinya
75
76
BAB III
KESIMPULAN
77
CT Scan dapat menghasilkan gambar-gambar yang sangat akurat dari objek-objek di
dalam tubuh seperti tulang, organ, dan pembuluh darah. Gambar-gambar ini sangat
berguna dalam Proses mengakkan diagnosa berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit
78
DAFTAR PUSTAKA
1. Primamedika – Radiology.http://www.primamedika.com/radiology.htm
2. Elektro Indonesia – 3D CT
Scan.http://www.elektroindonesia.com/elektro/no3d.html
3. X-ray computed tomography (CT
Scan).http://en.wikipedia.org/wiki/Computed_tomography
4. NN, Alat Radiologi IV. Akademi Teknik Elektromedik
79