Anda di halaman 1dari 42

By : Ns. Weny Amelia, M.Kep., Sp.Kep.

MB
KERJA OBAT DI SISTEM SARAF
PUSAT DAN PERIFER

Sistem saraf pusat adalah bagian dari otak dan sumsum tulang
belakang. Sistem ini adalah salah satu dari dua bagian utama dari
sistem saraf, yang lainnya adalah sistem saraf perifer yang berada di
luar otak dan sumsum tulang belakang.

Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang


merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf antara
lain mengkoordinasi, manafsirkan dan mengontrol interaksi antara
individu dengan lingkungan sekitarnya.
PENGGOLONGAN OBAT-OBAT YANG
TERDAPAT PADA SISTEM SARAF
PUSAT
A. AGENS ANSIOLITIK DAN HIPNOTIK

Obat-obatan ini disebut Ansiolitik,karena dapat mencegah


perasaan tegang atau takut. Sedangkan Hipnotik, karena
dapat menyebabkan tidur dan obat penenang minor,karena
dapat menenangkan pasien yang cemas.

1. BENZODIAZEPIN

Obat ansiolitik yang paling sering digunakan, mencegah ansietas


tanpa menyebabkan banyak sedasi atau kehilangan kesadaran .
Selain itu ,agens ini cenderung kurang menyebabkan
ketergantungan fisik daripada kebanyakan hipnotik yang telah
lebih lama digunakan untukmeredakan ansietas.
• benzodiazepine bekerja pada system limbic
dan RAS (Reticular Activating System)untuk
Cara Kerja membuat asam gama-aminobutirat (GABA)
lebih efektif,menyebabkan gangguan pada
letupan neuron.

• untuk pengobatan kondisi , seperti :


gangguan ansietas, putus alcohol,
Indikasi hipereksitabilitas dan agitasi dan peredaan
ansietas sertaketegangan praoperasi untuk
Terapeutik membatu anesthesia seimbang.

• benzodiazepine diabsorpsi dengan baik dari


saluran GI dengan kadar puncak dicapai
dalam 30 menit hingga 2 jam. Agens ini
Farmakokinetik dapat larut dalam lemak dan distribusikan
dengan baik ke seluruk tubuh, menembus
plasenta dan masuk ke ASI.
Kontraindikasi • adanya alergi terhadap benzodiazepine yaitu
psikosis,yang dapat diperburuk oleh sedasi dan
dan Glaukoma ,syok,koma,atau intoksikasi alcohol akut,
semua ini dapat diperburuk oleh efek depresan obat-
Peringatan obat ini. Kewaspadaan harus diterapkan pada pasien
lansia atau pasien yang lemah karena adanya
kemungkinan reaksi yang tidak diperkirakan.

• mengantuk, depresi, latergi, pengelihatan kabur, nyeri


kepala, apatis, berkunang-kunang dan konfusi. Kondisi
Efek Merugikan pada saluran GI seperti mulut kering, konstipasi, mual ,
muntah, dan peningkatan enzim hati. Masalah
kardiovaskular dapat mencangkup hipertensi,
hipotensi, aritmia, palpitasi, dan kesulitan nafas.

Interaksi Obat-
obat Yang • resiko depresi SSP meningkat jika benzodiazepine
digunakan bersama alcohol ,kombinasi ini harus
Penting Secara dihindari.
Kritis
2. BARBITURAT

Kelas obat yang paling tua, yang digunakan sebagai


ansiolitik,sedatif,dan hipnotik. Karena agens ini menimbulkan efek
merugikan yang berpotensi serius dan berinteraksi dengan banyak
obat lain, agens ini kurang diinginkan dibandingkan benzodiazepine.

Cara kerja dan indikasi terapeutik : barbiturate adalah


depresan SSP umum yang menghambat konduksi impuls
neuron pada RAS asenden,mendepresi korteks serebral,
mengubah fungsi serebral, dan mendepresi haluaran motorik.
Secara umum, barbiturate diindikasikan untuk mengurangi
tanda serta gejala cemas, sedasi, insomnia, pra Anestesia, dan
kejang.
• barbiturat diarsopbsi dengan baik,mencapai kadar
puncak dalam 20-60 menit. Agens ini dimetabolisme
Farmakokinetik dihati dengan tingkat berbeda-beda, bergantung pada
obat, dan ekskresi di dalam urine. Barbiturate kerja lama
cenderung dimetabolisme lebih lambat dan diekskresi
lebih banyak tanpa perubahan di urine .

Kontraindikasi
• alergi terhadap setiap barbiturate dan riwayat adiksi
dan obat-obatan sadatif atau hipnotik, karena
barbiturate lebih adiksi daripada banyak ansiolitik
Peringatan lainnya.

• Efek SSP meliputi: mengantuk, somnolen, letargi,


ataksia,vertigo, perasaan”sakit kepala berat seperti
Efek Merugikan setelah mabuk,”abnormalitas dalam berfikir, rasa
senang,paradoksikal, cemas, dan halusinasi
B. AGEN ANTIDEPRESI

Depresi merupakan gangguan efektif yang biasa terjadi pada


milyaran orang setiap tahunnya.Pada keadaan depresi,perasaan
sedihnya menjadi lebih berat dan berlangsung lebih lama dari
pada peristiwa yang memicu perasaan sedih tersebut.Penyebab
depresi bahkan mungkin tidak dapat ditelusuri.Pasien yang
mengalami depresi mempunyai sedikit energi,mengalami gangguan
tidur,kurang nafsu makan,penurunan libido,dan ketidakmampuan
untuk melakukan aktivitas harian. Mereka juga menggambarkan
perasaan sedih,putus asa, tidak berdaya,dan disorganisasi yang
sangat berlebih.
Depresi klinis merupakan gangguan aktual yang dapat
mempengaruhi kehidupan keluarga seseorang,pekerjaan,dan
interaksi sosialnya. Apabila keadaan ini tidak di tangani ,keadaan
ini dapat menyebabkan masalah fisik multipel,sehingga
menimbulkan depresi lebih lanjut atau pada kasus yang
ekstrem,bahkan tindakan bunuh diri.
1. ANTIDEPRESAN TRISIKLIK
(TCA)

TCA dan tetrasiklik,semuanya mengurangi reuptake 5-hydroxytryptamine


(5HT) dan Nor epineprin (NE) ke dalam saraf, oleh karena semua TCA
memiliki keefektifan yang serupa, pilihan TCA sangat bergantung pada
respons individu terhadap obat-obatan dan toleransinya terhadap efek
merugikan

CARA KERJA OBAT DAN INDIKASI TERAPEUTIK


TCA,menghambat reuptake neurottransmiter NE dan 5HT prasinaps,yang
mengakibatkan akumulasi neutransmiter ini dalam celah sinaps dan meningkatkan
stimulasi reseptor pascasinaps.Mekasisme kerja yang tepat dalam mengurangi
depresi masih belum diketahui,tetapi kemungkinan terkait dengan akumulasi NE dan
5HT dalam area tertentu otak.
FARMAKOKENETIK
TCA di absorsi dengan baik dari saluran GI,dan mencapai kadar
puncaknya dalam waktu 2-4 ja,.obat ini dapat larut dalam lemak dan
mudah berikatan dengan dengan protein plasma.TCA dimetabolisme
didalam hati dan di ekskresikan melalui urin,dengan jangka waktu 8-46
jam.

KONTRAINDIKASI DAN PERINGATAN


adanya alergi terhadap salah satu obat dalam kelas ini, pasien
baru mengalami infark biokardium pada saat kehamilan dan menyusui
karena efek merugikam potensial pada janin dan neonatus,
Kewaspadaan penggunaan TCA di terapkan pada pasien yang memiliki
gangguan kardiovaskular karena efek obat yang menstimulasi jantung.

EFEK MERUGIKAN
Efek merugikan pada pengguna obat TCA di hubungkan dengan
efek obat pada sistem safae pusat(SSP).Gejala yang dapat muncul
diantaranya: gangguan pola tidur, keletihan, halusinasi, gangguan
penglihatan. kesulitan berkosentrasi,kelemahan,ataksia, tremor
2. INHIBITOR REUPTAKE SEROTONIN SELEKTIF

CARA KERJA OBAT DAN INDIKASI TERAUPETIK


Selective Serotoni Reuptake Inhibitors (SSRI) diindikasikan untuk
pengobatan depresi,Obsessive Compulsive Disorder (OCD),serangan
panik,bulimia, Premenstrual Dyshoric Disorder (PMDD),gangguan stres
pascatrauma,fobia sosial,dan gangguan cemas sosial.

FARMAKOKINETIK
SSRI di absorpsi dengan mudah dari saluran pencernaan,mengalami
metabolisme dalam hati,dan di eksresikan melalui urine dan feses.waktu paruh
obat ini sangat bervariasi sesuai obat yang digunakan.

KONTRAINDIKASI DAN PERINGATAN


Kewaspadaan harus diterapkan pada pasien yang mengalami kerusakan
fungsi ginjal dan hati karena dapat mengubah metabolisme dan ekskesi obat
sehingga terjadi efek toksik,atau pada pasien diabetes,yang dapat di perparah
dengan adanya efek stimulasi dari obat ini.

EFEK MERUGIKAN : sakit kepala, mengantuk, pusing, insomsia, cemas, tremor,


agitasi, kejang.
EFEK PADA SALURAN GI: mual, muntah, diare, mulut kering, anoreksia,
konstipasi, perubahan rasa sering terjadi
EFEK PADA GU : nyeri hebat saat menstruasi, disfungsi seksual, inkontenesia
C. Agens Psikoterapeutik

1. Obat-obatan antipsikotik/neuroleptik
Obat-obatan antipsikotik, yang pada dasarnya merupakan penyekat reseptor
dopamin, digunakan untuk mengatasi gangguan yang melibatkan proses pikir.
Cara kerja obat dan indikasi terapeutik
Obat-obatan antipsikotik tipikal menghambat reseptor dopamin, mencegah
stimulasi neuron pascasinaps oleh dopamin. Obat antipsikotik diindikasikan bagi penderita
skizofrenia dan untuk manifestasi dari gangguan psikotik yang lain termasuk hiperaktivitas,
perilaku melawan, agitasi pada lansia, dan masalah perilaku yang berat pada anak-anak
(pengendalian jangka pendek).
Farmakokinetik
Obat antipsikotik diabsorpsi secara tidak teratur dari saluran GI, bergantung pada
obat serta preparat obat.
Kontraindikasi dan peringatan
Obat-obatan antipsikotik dikontraindikasikan jika pasien memiliki riwayat penyakit
yang dapat diperburuk oleh efek penyekat dopamin dari obat-obatan ini. Obat-obatan ini
juga dikontraindikasikan untuk beberapa kondisi berikut, yang dapat diperburuk oleh obat
ini: depresi sistem saraf pusat (SSP), kolapssirkulasi, penyakit parkinson, penyakit jantung,
hipotensi berat, supresi sumsum tulang, dan diskrasia darah.
2. Obat Antimania
Mania, merupakan lawan dari depresi, terjadi pada indivvidu yang
mengalami gangguan bipolar, yang mengalami periode depresi dan diikuti dengan
periode mania. Penyebab mania masih belum dimengerti dengan jelas, tetapi
diperkirakan karena adanya stimulasi yang berlebihan pada neuron tertentu di dalam
otak.
Cara kerja obat dan indikasi terapeutik
Litium diindikasikan untuk pengobatan episode mania pada penyakit mania-
depresif atau bipolar dan untuk terapi rumatan guna mencegah atau menghilangkan
frekuensi dan intensitas episode mania selanjutnya.
Farmakokinetik
Litium diabsorpsi dengan mudah di saluran GI, mencapai kadar puncaknya
falam 30 menit sampai 3 jam. Di dalam tubuh, litium mengikuti pola distribusi yang
sama seperti air. Obat tersebut secara perlahan dapat melewati barier daraj otak.
Litium dapat diekskresikan melalui ginjal, walaupun sekitar 80% obat tersebut
diabsorpsi.
Kontraindikasi dan peringatan
Litium dikontraindikasikan untuk pasien yang hipersensitif terhadap litium
atau tartrazin (ditemukan dalam Lithane). Selain itu, litium dikontraindikasikan untuk
beberapa kondisi berikut ini: penyakit ginjal atau atau jantung disignifikan yang dapat
mengalami perburukan akibat efek racun dari obat, riwayat leukimia, gangguan
metabolik, termasuk deplesi sodium, dehidrasi,dan penggunaan diuretik, karena
litium mengurangi reabsorpsi natrium sehingga dapat terjadi hiponatremia berat.
Efek merugikan
•Kadar obat dalam serum kurang dari 1,5 mEq/L: masalah pada SSP, termasuk letargi,
bicara yang tidak jelas, kelemahan otot, dan tremor ringan.
•Kadar obat dalam serum 1,5 sampai 2 mEq/L: semua reaksi di atas menjadi lebih kuat,
dengan adanya perubahan EKG.
•Kadar obat dalam serum 1,5 sampai 2,5 mEq/L: kemungkinan berkembangnya efek SSP
menjadi ataksia, pergerakkan klonik, hiperrefleksia, dan kejang.
•Kadar obat dalam serum lebih dari 2,5 mEq/L: toksisitas berbagai macam organ tubuh
yang kompleks, dengan risiko kematian yang signifikan.

3. Stimulasi sistem saraf pusat


Stimulasi SSP digunakan untuk mengatasi gangguan rentang perhatian dan
narkolepsi di klinik. Namun sebaliknya, obat-obatan ini dapat menenangkan anak-anak
yang mengalami hiperkinetik dan membantu mereka berfokus pada satu jenis aktivitas
pada waktu yang lebih lama.
Cara kerja obat dan indikasi terapeutik
Stimulan SSP diindikasikan untuk mengobati sindrom defisit perhatian, termasuk sindrom
perilaku yang memiliki karakteristik adanya hiperaktivitas dan kemudahan terdistraksi, serta
narkolepsi.
Farmakokinetik
Semua obat ini diabsorbsi dengan cepat di saluran GI, mencapai kadar puncaknya dalam 2
sampai 4 jam. Semua obat ini dimetabolisme dalam hati dan diekskresikan melalui urine,
dengan waktu paruhnya berkisar dari 2 sampai 15 jam, bergantung pada obat.
Kontraindikasi dan peringatan
Kewaspadaan harus diterapkan jik ada riwayat kejang, yang kemungkinan dapat kambuh
kembali akibat stimulasi SSP, adanya riwayat ketergantungan obat, termasuk alkoholisme,
karena obat-obatan ini dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis, dan pada
penyakit hipertensi, yang dapat diperburuk oleh efek stimulasi dari obat-obatan ini.
Efek merugikan
Efek merugikan dari penggunaan obat-obatan ini terkait dengan stimulasi SSP yang
disebabkannya. Efek pada SSP dapat berupa rasa gugup , insomnia, pusing, sakit kepala,
penglihatan kabur, dan kesulitan dalam akomodasi.
D. AGENS ANTIEPILEPSI

Epilepsi ,gangguan neurologis yang paling umum


terjadi,bukan merupakan penyakit tunggal tetapi kumpulan
dari sindrom yang berbeda.
Pengobatan epilepsi sangat bervariasi bergantung pada
masalah dan manifestasi yang muncul. Obat yang
digunakan untuk mengatasi epilepsi disebut obat
antiepilepsi .

Barbiturat dan obat-obatan semacam barbiturate


•Fenobarbital(solfoton. Luminal) ,digunakan pada kondisi darurat untuk
mengendalikan status epileptikus dan bangkitan akut yang disebabkan oleh
eklamsia,tetanus,dan kondisi lainnya.
•Primidon(mysoline),yang strukturnya sangat mirip fenobarbital,merupakan
pilihan alternative untuk pengobatan bangkitan tonik-klonik atau parsial.
•Mefobarbital (mebaral),digunakan untuk mengobati bangkitan tonik-klonik
dan bangkitan absence,juga digunakan sebagai agens ansiolitik/hipnotik.
\

BENZODIAZEPIN
benzodiazepin dapat memperkuat efek asam aminobutirat ү (GABA),sebuah
neurotransmitter penghambat yang menstabilkan membrane sel saraf.
Diazepam(valium) ,prototype benzodiazepin,merupakan obat yang berfungsi
untuk mengurangi ketegangan,kecemasan,dan spasme otot.
Klonazepam (klonopin) digunakan untuk pengobatan bangkitan absence
(petit mal) dan mioklonik.
CARA KERJA OBAT dan INDIKASI TERAPEUTIK : obat ini bekerja dengan cara
mengurangi konduksi pada jalur saraf sehingga dapat mengurangi respons
tonik-klonik,otot,dan dan emosional terhadap stimulus yang datang.baik
hidantoin maupun barbiturate dapat menstabilkan membrane saraf secara
langsung dengan cara memengaruhi saluran ion dalam membrane sel.

KONTRA INDIKASI dan PERINGATAN : hidantoin,barbiburat,dan benzodiazepin


pada umumnya dikontraindikasikan jika
•pasien memiliki alergi terhadap salah satu obat ini
•cacat lahir tertentu dan tidak boleh digunakan pada saat hamil
•masa menyusui,karena obat-obatan ini dapat masuk ke ASI dan
menyebabkan efek merugikan pada neonates,dan koma,depresi,atau
psikosis yang dapat di perparah dengan adanya depresi SSP umum.
EFEK MERUGIKAN : efek merugikan yang paling sering terjadi adalah depresi
SSP,dan efeknya pada fungsi tubuh: depresi,kebingungan,rasa
mengantuk,kelemahan,konstipasi,mulut kering,anoreksia,aritmia jantung dan
perubahan tekanan darah,retensi urine,dan kehilangan libido.
OBAT-OBATAN UNTUK MENGATASI BANGKITAN ABSENCE (PETIT MAL)
Bangkitan absence atau petit mal melibatkan kehilangan kesadaran yang singkat dan
terjadi tiba-tiba serta dapat pulih dengan sendirinya.
Suksinimid
Suksinimid mencakup agens-agens berikut ini:
•etosuksimid zarotin) merupakan obat pilihan untuk mengatasi bangkitan
absence.etosuksimid tersedia dalam bentuk oral.kedar terapeutik etosuksimid dalam
serum adalah 40 sampai 100 µg/Ml.
•metsuksimid (celontin) digunakan untuk mengatasi bangkitan absence yang resisten
•Fensuksimid (milontin) digunakan untuk mengatasi bangkitan absence yang resisten
terhadap obat antiepilepsi lainnya.

CARA KERJA OBAT dan INDIKASI TERAPEUTIK


Cara kerjanya berkaitan dengan aktifitas penghambat jalur saraf didalam
otak.
Etosuksimid merupakan obat yang harus digunakan pertama kali; fensuksimid
,dan metsuksimid digunakan jika bangkitan tidak berespons terhadap agens
lain,karena obat-obat an tersebut memiliki efek merugikan yang lebih berat.
FARMAKOKINETIK
Suksinimid diabsorbsi dengan mudah dalam saluran
GI,dan mencapai kadar puncak dalam waktu 1 sampai 7
jam,bergantung pada obatnya. Obat-obatan tersebut
dimetabolisme dalam hati dan diekskresikan melalui
urine.
KONTRAINDIKASI dan KEWASPADAAN Suksinimid
dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki alergi
terhadap obat ini.
EFEK MERUGIKAN beberapa efek merugikan pada
penggunaan suksinimid adalah efek depresi pada SSP,
meliputi: depresi,rasa
mengantuk,keletihan,ataksia,insomnia,sakit kepala,dan
penglihatan kabur.
OBAT-OBATAN UNTUK MENGATASI BANGKITAN PARSIAL (FOKAL)
Bangkitan fokal atau bangkitan parsial hanya melibatkansebagian area otak dan biasanya
berasal dari salah satu tempat atau focus.
Obat-obat yang berfungsi untuk mengatasi bangkitan parsial adalah ,sbgai berikut:
•Karbamazepin (tegretol,atretol,dan lainnya) obat ini memiliki kemampuan untuk
menghambat respons polisinaps dan menghambat saluran sodium guna mencegah
pembentukan potensial aksi berulang dalam area focus abnormal.
•Klorazepat (Tranxene,Gen-Xene dan obat lainnya) merupakan benzodiazepin yang
diindikasikan untuk mengatasi kecemasan dan putus alcohol,dan juga digunakan sebagai
terapi penunjang untuk bangkitan parsial.
•Felbamat ( felbatol )menyebabkan gagal hati yang berat dan anemia aplastik,juga
digunakan untuk mengobati bangkitan parsial dan bangkitan yang terkait dengan
sindrom lennoxgastaut pada anak-anak.
•Gabapentin (Neurontin) digunakan untuk mengatasi tremor akibat sclerosis
multiple;nyeri neuropati;gangguan bipolar;dan profilaksis migren.
•Lamotrigin (lamictal) obat ini dapat menghambat saluran kalsium dan natrium yang
sensitif terhadap voltase,menstabikan membrane sel saraf,dan mengatur pelepasan
neurotransmitter eksitaroti di prasinaps yang memerlukan kalsium.
•Levetirasetam (keppra)merupakan obat terapi penunjang untuk pengobatan bangkitan
parsial pada orang dewasa.
•Okskarbazepin ( trileptal) obat yang dapat mengatasi bangkitanparsial pada orang
dewasa dan anak-anak yang berusia 4 sampai 16 tahun. Obat ini dapat menghambat
saluran sodium yang sensitif terhadap voltase,menstabilkan membran sel saraf yang
hipereksitasi.
•Tiagabin (gabitril) obat ini berikatan dengan reseptor reuptake GABA
sehingga menyebabkan peningkatan jumlah GABA dalam otak.
•Topiramat (Topamax) merupakan obat terbaru yang digunakan sebagai
obat penunjang untuk mengatasi bangkitan parsial pada orang dewasa.obat
ini dapat menggannggu saluran natrium sehingga menyebabkan stabilisasi
membrane saraf dan meningkatkan aktivitas GABA.
CARA KERJA OBAT dan INDIKASI TERAPEUTIK
Obat-obatan yang digunakan untuk mengendalikan bangkitan parsial dapat
menstabilkan membrane saraf melalui dua cara 1.secara langsung ,dengan
mengubah saluran natrium dan kalsium 2.secara tdk langsung ,dengan cara
meningkatkan aktivitas GABA ,sebuah neurotransmitter inhibitor,sehingga
dapat menurunkan aktivitas yang berlebihan.
KONTRAINDIKASI dan PERINGATAN
•Alergi terhadap obat-obatan : supresi sumsum tulang,yang dapat
diperburuk oleh efek obat,dan disfungsi hati yang berat yang dapat
diperburuk dan memengaruhi metabolisme obat-obatan ini.
•Tindakan kewaspadaan: pada kehamilan atau laktasi,karena adanya efek
merugikan potensial pada janin atau neonatus ,adanya disfungsi ginjal atau
hati,yang dapat mengubah metabolisme dan ekskresi obat.
EFEK MERUGIKAN : rasa mengantuk,keletihan,kelemahan,kebingungan
,sakit kepala,dan insomnia.
E. AGENS ANTIPARKINSON

Penyakit Parkinson dan parkinsonlisme.


Kurangnya koordinasi merupakan karakteristik dari penyakit Parkinson atau
parkinsonlisme kemudian timbul tremor berirama yang pada awalnya yang
terjadi secara bertahap dan bersembunyi. Pada beberapa kelompok otot
tremor ini akan menyebabkan kekakuan otot dan pada kelompok otot yang lain.
Sejalan dengan perkembangan penyakit Parkinson gerakan berjalan menjadi
sebuah masalah gaya berjalan dengan kaki diseret merupakan ciri khas
penyakit ini.
Selain itu, pasien dapat mengeluarkan air liur dan cara bicara mereka menjadi
lebih lambat dan tidak jelas.
Teori Penyebab
Penyebab penyakit Parkinson masih belum diketahui, namun tanda dan gejala
yang muncul dari penyakit ini berkaitan erat dengan adanya kerusakan pada
neuron di ganglia basalis otak.Teori mengenai penyebab degenerasi berkisaran
antara adanya infeksi virus, trauma pada kepala,infeksi pada otak,ateros
klerosis,dan terpapar dengan obatan tertentu dan adanya factor lingkungan.
Walaupun penyebab sebenarnya masih belum diketahui mekanisme yang
menimbulkan tanda dan gejala penyakit parkison telah di pahami di salah satu
bagian otak yang disebut substansi anigra.
TERAPI PENGOBATAN
Pada saat ini,tidak ada pengobatan yang dapat menahan degenerasi neuron pada penyakit
Parkinson dan penurunan dan fungsi pasien yang pada akhirnya terjadi.
Pengobatan penyakit Parkinson bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan antara jumlah
dopamin yang menurun memiliki efek inhibisi pada neuron pada ganglia basalis dan neuron
yang sekarang didominasi oleh efek kolinergik yang bersifat eksitatori.

Antikolinergik
Antikolinergik merupakan obat-obatan melawan efek asetilkolin di tempat reseptor dalam
subtan sianigra dan korpus striatum sehingga membantu memulihkan keseimbangan kimia
dalam kimia dalam area ini
Obat-obatan tikolinergik yang digunakan untuk penyakit Parkinson sebagai berikut:
•Benztropin(cogentin) tersedia dalam bentuk oral dan intra muscular atau intravena.
Agens ini digunakan untuk mengatasi parkinsonisme dan gejala penyakit parkinson yang
disebabkan oleh efek obat fenotiazin.
•Biperidin (akineton) tersedia dalam bentuk oral intra muskular.
•Difenhidramin(Benadryl), juga digunakan untuk beberapa tujuan, sering kali digunakan
secara kombinasi dengan agens lain untuk mengatasi penyakit Parkinson.
•Prosiklidin (Kemadrin) tersedia dalam bentuk oral.
•Triheksifenidil (artane) digunakan sebagai terapi penunjang dengan levodopa.
Farmokokinetik
Obat-obat antikolinergik diabsorbsi dalam pencernaan mencapai kadar puncak
nyadalam 1 jam sampai 4 jam. Obat-obatan ini dimetabolisme dalam hati dan
dieksresikan melalui jalur sel. Semua obat-obatan ini melewati plasenta dan
masuk ke ASI.
Kontraindikasi dan peringatan
Obat-obatan tikolinergik dikontra dikasi pada pasien yang alergi terhadap
agens ini dan penderita glaucoma sudut sempit, absruksi saluran GI, absruksi
saluran genitouninari, dan hipertro fiprostat dan pasien penderita
miasteniagrafis yang semuanya dapat diperberat oleh efek antikolinergik
perifer.

Efekmerugikan
Efek merugikan dari pengunaan obat antikolinergik seperti disorientasi,
kebingungan dan kehilangan memori selain itu juga dapat terjadi agitasi,
rasa gugup, delirium, pusing, berkunang-kunang dan kelemahan.Efek yang
telah diperkirakan mencakup mulut kering, mual, muntah, ileus paralisis dan
kontipasi yang disebabkan oleh penurunan sekresi saluran Gidan motilitas.
F. Relaksan Otot

Relaksan Otot Rangka Yang Bekerja Di Pusat


Terjadi di dalam ssp untuk mempengaruhi reflek yang menyebab kan spasme
otot.karena obat-obatan ini mengurangi atau menghialangkan spasme atau di
sebut dengan spasmolitik.efek samping kemungkinan munculnya depresi harus
di antisifasi pada penggunaan obat ini seperti
1.Baklofen
Di gunakan untuk pengobatan spassitas otot yang di akibat kan oleh penyakit
neuromuscular seperti cedera medulla spinalis,kekakuan otot,skelorosis
multifel.tersedi dalam bentuk oral dan intratekal,dapat di berikan melalui
pompa penghantar untuk pengobatan spasitas pusat.
2.Karisofkrodol [Sama]
Di indikasikan untuk menagatasi ketidak nyamana pada nyeri
musculoskeletal.obat tersebut lebih aman untuk pasien lansia dan pasien yang
mengalami disfungsi ginjal atau hati
3.Klorfenesin Atau Malate
Memiliki indikasi yang sama dengan karisifrodol
4.Klorzoksazon [Paraflek]
Indikasi : Nyeri musculoskeletal
5.Siklobenzabprin [Fleseril]
Indikasi : Muskuloskletal menyakitkan dan akut.agen ani hanya tersedai dalam
bentuk oral dan sedikit efek samping.
6.Metaksalon [Skelaksin]
Di rekomendasikan sebagia obat penunjang ketidaknyamanan akibat kondisi
muskulosletal yang akut dan menyakitkan pasien yang menyalami kerusan hati
harus waspada dengan menggunakna obat ini.obt ini merupakan sala satu dari
sedikit obat relaksan otot yang memiliki dosis pedeatrik untuk anak berusia
12 th.
7.Metokarbamol
Obat ini mengurangi tanda tetanus .hanya tersedia dalma bentuk parenteral.
8.Orvenadrin [Banflek,Flexojeks]
Obat parenteral untuk mrngatasi kondisi muskusletal akut.
9.tuzanidin
Di gunakan penatalaksanaan akut dan intermiten pada kondisi peningkatan
tonus otot akibat spasitas obat ini menyebab kan hipotensi pada beberapa
pasien.
Cara Kerja Obat Dan Indikasi Terautik.
Walaupun mekanisme kerj semua relaksan otot rangka ini masih belum di
ketahui,obat ini di perkirakan bekerja dalm antara neuron paling atas atau
antar neurospianl.
Farmakokinetik
Sebagian besar agen di asopsi dan dalm hati.baklofen tidak di metabolism
tetapi agen ini di ekprsikan melalui urin.
Kontraindikasi kewaspadaan
Relaksan yang bekerja di pusat pada pasien yang alergi dan padaspasme otot
rangka di sebabkan reumatoit.semua relaksan otot rangka yang bekerja yang
bekerja harus di gunakan secara hati hati pada beberapa keadaan berikut
adanya epilpsi,karena depresi ssp dan ketidak seimbanagn akibat penggunaan
obat ini akan memperburuk gangguan bangkitan seperti pada keadaan disfungsi
jnatung karena fungsi dapat terdepsi.dan pada keadaan disfungsi hati atau
ginjal yang dapat mempengaaruhi metabolism dan ekresi obat sehingga
menimbulkN EFEK Yng merugikan obat.
Efek Merugikan
Seperti depresi ssp;rasa mengantuk,kelethan,kelelalahan kebingungan sakit
kepala dan insomnia.gangguan gi seperti mual ,mulut kering,anoreksial,dan
konstifasi
G. NARKOTIK DAN AGENS ANTIMIGREN

1. Agonis narkotik
Agonis narkotik merupakan obat yang bereaksi dengan reseptor opioid
diseluruh tubuh untuk menimbulkan efek anelgesia, sedasi, atau
uforia.obat ini berpotensi menimbulkan ketergantungan fisik, obat ini
digolingkan sebagai zat yang dikontrol.
Cara kerja obat dan indikasi terapeutik
Agonis narkotik bekerja disisi reseptor opioid khusus dalam SSP untuk
menghasilkan analgesia, sedasi, dan rasa sejahtera.obat-obatan ini
digunakan sebagai antitusif dan penunjang anestesia umum untuk
menghasilkan analgesis yang cepat, sedasi, dan depresi pernafasan.

Farmakokinetik
Pemberian obat secara intravena (IV) merupakan cara yang lebih dapat
diandalkan untuk mencapai kadar terapeutik narkotik.pemberian obat ini
melalui intramuskular (IM) dan subkutan (SK) memiliki kecepatan absorpsi
obat lebih lambat pada pasien wanita daripada pria.obat-obatan ini mengalami
metabolisme didalam hati dan biasanya dam dieksresikan melalui urine dan
kandung empedu.waktu paruh obat-obatan ini sangat bervariasi bergantung
pada obat yang digunakan.
• Agonis narkotik dikontraindikasikan pada beberapa
Kontraindikasi kondisi berikut ini, alergi terhadap salah satu agonis
anrkotik; kehamilan,persalinan, atau laktasi karena
dan Peringatan adanya efek merugikan potensial pada janin atau
neonatus termasuk depresi pernafasan.

• Efek merugikan yang paling sering terlihat pada


penggunaan agonis narkotik berhubungan dengan efek
Efek obat pada berbagai reseptor opioid.Depresi pernafasan
dengan disertai apnea,gagal jantung, dan syok disebabkan
Merugikan oleh depresi pernafasan SSP akibat narkotik.efek
merugikan lainnya yang juga terbiasa terjadi pada
penggunaan narkotik adalah hipotensi ortostatik.

• Saat pasien mendapatkan agonis narkotik bersamaan


dengan anestesi umum barbiturat, atau dengan beberapa
Interaksi Obat obat-obatan fenotiazin dan inhibitor monoamin oksidasi
(MAO), kemungkinan terjadinya depresi sistem
pernafasan, hipotensi, dan sedasi atau koma akan
meningkat.
2. AGONIS-ANTAGONIS NARKOTIK
Agonis-antagonis narkkotik menstimulasi reseptor opioid tertentu, tetapi
menghambat reseptor opioid lainnya.obat-obatan ini, yang kurang
berpotensi untuk disalahgunakan daripada agonis narkotik alami, semuanya
memilki efek analgesik yang sama seperti morfin.seperti
halnuamorfin,obat-obatan ini menyebabkan sedasi,depresi, pernafasan,
dan konstipasi.
Cara kerja obat dan indikasi tarapeutik
Agonis-antagonis narkotik bekerja pada sisi reseptor opioid spesifik dalam
SSP untuk menghasilkan analgesis sedasi, euforia, dan halusinasi.obat-
obatan ini menghambat reseptor opioid yang dapat distimulasi oleh obat
narkotik lainnya.obat-obat ini memiliki 3 fungsi:
1.meredakan nyeri sedang sampai berat
2.penunjang anestesia umum
3.meredakan nyeri selama kehamilan sampaipersalinan
Farmakokinetik
Obat-obatan ini diabsorpsi dengan mudah setelah pemberian melalui rute IM
dan mencapai kadar puncaknya ketika diberikan melalui rute IV.obat ini
dimetabolisme dalam hati dan dieksresikan melalui urine dan feses.obat-obat
ini digunakan untuk mengurangi nyeri selama persalinan, yang membuat janin
terpajan dalam waktu yang pendek.obat-pbatan ini dapat masuk ke ASI dan
harus digunakan dengan sangat hati-hati karena berpotensi menimbulkan efek
merugikan pada bayinya.

Kontraindikasi dan peringatan


Agonis-antagonis narkotik dikontraindikasikan jika pasien memiliki alergi
terhadap agonis –antagonis narkotik dan selama kehamilan serta laktasi karena
adanya efek merugikan potensial pada neonatus, termasuk adanya depresi
pernafasan.(namun, obat ini dapat digunakan untuk meredakan nyeri selama
persalinan dan kehamilan)

Efek merugikan
Efek merugikan yang bisa muncul pada pengggunaan agonis-antagonis
narkotik bergantung pada efek obat tersebut pada berbagai reseptor
opioid.efek merugikan seperti mual, muntah, kontipasi, dan spasme kandung
empedu dapat terjadi sebagai akibat dari stimulasi CTZ dan adanya efek
negatif pada motilitas GI.
3. ANTAGONIS NARKOTIK
Antagonis narkotik merupakan obat yang berkaitan secara kuat dengan reseptor
opioid, tetapi tidak mengaktifkan reseptor tersebut.obat-obat ini tidak memiliki
efek yang cukup besar pada sebagian besar orang, tetapi orang yang
mengalami ketergantungan narkotik akan mengalami tanda dan gejala putus
obat ketika menerima obat ini secara cepat
Cara kerja obat dan indikasi terapeutik
Antagonis narkotik dapat menghambat reseptor opioid dan membalikan efek opioid, termasuk
depresipernafasan, medasi, efek psikomimetik, dan hipotensi.Agens ini diindikasikan untuk
membalikan efek merugikan dari penggunaan narkotik, termasuk depresi pernapasan dan
sedasi, dan pengobatan overdosis.

Farmakokinetik
Agens ini diabsorbsi dengan baik setelah disuntukan dan didistribusikan secara luas keseluruh
tubuh.obat-obatan ini mengalami metabolisme di hati dan dieksresikan terutama melalui
urine.obat ini juga dapat madsuk ke ASI dan harus digunakan secara hati-hati selama laktasi
karena adanya efek merugikan potensial pada bayi.

Kontraindikasi dan Peringatan


Antagonis narkotik dikontraindikasikan pada pasien yang memilki alergi terhadap antagonis
narkotik.kewaspadaan yang tinggi harus diterapkan pada beberapa keadaan berikut ini, selam
kehamilan dan laktasi, karena adanya efek merugikan potensial pada janin dan neonatus;pada
ketergantungan narkotik, karena mencetuskan terjadinya sindrom putus obat; dan penyakit
jantung, yang dapat mengalami perburukan dengan danya efek depresi yang merugikan dari
narkotik.
4. DERIVAT ERGOT
Derivat ergot menyebabkan konstriksi pembuluh darah kranial dan mengurangi denyutan
arteri kranial.hasilnya obat tersebut mengurangi hiperperfusi pada dasar pembuluh darah
arteri basilar.
Derivat ergot yang tersedia adalah sebagi berikut.
•Dihidroergotamin (migranal)
•Ergotamin (generik)
•METISERGID (SANSERT)
Cara kerja obat dan indikasi terapeutik
Derivat ergot menghambat sisi reseptor adrenergik-α dan serotonin di dalam otak sehingga
menimbulkan konstriksi pembuluh darah kranial, penurunan denyut arteri kranial, dan
penurunan hiperperfusi dasar pembuluh darah bersilar.obat ini diindikasikan untukmencegah
atau menyingkirkan sakit kepala migren atau vaskular. Metisergid diindikasikan hanya untuk
pencegahan sakit kepala vaskular.
Farmakokinetik
Derivat ergot diabsopsi secara cepat dari berbagai rute, dengan awitan kerja berkisar antar 15-
30 menit.obat-obatan ini dimetabolisme didalam hati dan dieksresikan terutama didalam
empedu.obat ini tidak dapat digunakan selama kehamilan karena dapat menyebabkan efek
merugikan yang serius pada janin dan menimbulkan efek oksitoksik pada ibu.
Kontraindikasi dan peringatan
Derivat ergot dikontraindikasikan pada beberapa keadaan berikut
ini:alergi terhadap obat-obatan ergot; Penyakit Arteri Koroner,
hipertensi, atau penyakit pembuluh darah perifer, yang
diperburuk oleh efek obat ini pada kordiovaskular;kerusakan
fungsi hati, yang dapat mengubah metabolisme dan eksresi obat-
obatan ini.
Efek merugikan
Efek merugikan pada penggunaan derivat ergot dikaitkan dengan
konstriksi pembuluh darah yang di akibatkan oleh obat ini.Efek
pada SSP yaitu mati rasa, kesemutan, nyeri otot;efek pada
kardiovaskular meliputi tidak terabanya denyut nadi, kelemahan,
nyeri dada.
Interaksi obat-obat yang penting secara klinis
Apabial obat-obatan ini kombinasikan dengan penyekat β, resiko
terjadinya iskemia perifer dan ganggren akan
meningkat.kombinasi obat seperti itu harus dihindari.
H. AGENS PENGHAMBAT TAUT NEUROMUSKULAR

1. SUKSINILKOLIN

Cara kerja obat dan indikasi terapeutik


semua penghambat Nueromuskular Junction (NMJ) memiliki struktur yang serupa
Asetilkolin (ACH) dan bersaing dengan ACH untuk menepati sisi reseptor ACH.
Penghambat NMJ mencegah pergerakan otot dengan delaporisasi mencegah
depolarisasi membran otot.
Semua obat-obatan ini diindikasikan untuk setiap indikasi memerlukan paralis otot.

Farmakokinetik
Pada umumnya penghambat NMJ mengalami proses metabolisme
di dalam serum,walaupun metabolisme tersebut bergantung pada
hati untuk menghasilkan kolinesterase plasma.
Pasien yang mengalami kerusakan hati dapat mengelami efek obat
yang memanjang, sebagian besar metabolic akan di eksersikan
melalui urine.
KONTRADIKASI DAN PERINGATAN
Tindakan kewaspadaan harus diterapkan pada pasien yang memiliki
riwayat hipertermia maligna pada keluarga atau dirinya ,sebuah efek
merugikan serius pada penggunaan obat-obatan ini dengan beberapa
kasus dapat terjadi kematian.selain itu,perawat juga perlu melakukan
tindakan kewaspadaan ekstrim pada pasien yang memiliki genetic atau
penyakit yang menyebabkan penurunan.
EFEK MERUGIKAN
Dari penggunaan NMJ berhubungan dengan paralisis otot.paralisis
otot yang lama dan berat selalu mungkin terjadi,dan pasien harus terus
mendapat dukungan sampai pergerakan otot volunter dan involunter
kembali pulih.
Pelepasan histamine yang terjadi pada penggunaan sebagian besar
penghambat NMJ dapat menyebabkan obstruksi pernapasan dengan mengi
dan bronkospasme
PENGENALAN SISTEM SARAF OTONOM

Pengertian saraf otonom atau tak sadar adalah saraf yang dapat
melakukan perintah atau berkerja tanpa kita sadari dan bergerak secara otomatis
yang tidak di kehendaki saraf pusat terlebih dahulu. Saraf ini dapat berkerja
tanpa harus di atur terlebih dahulu.
Contoh dari saraf ini adalah denyut jantung, perubahan pada pupil
mata, mengeluarkan keringat, gerak alat pencernaan, dan lain-lain. Sistem saraf
ini terdiri dari 12 pasang saraf otak yaitu kranial dan terdiri dari 31 pasang saraf
sumsum tulang belakang atau spinal.
Sistem otonom ternyata di pengaruhi oleh hipotalamus yang ada di
dalam otak. Hipotalamus di dalam otak dapat dirangsang dan dapat
mempengaruhi dalam gerakan otonom atau seperti dapat mempercepat denyut
jantung, melebarkan pupil mata, menghambat sistem pencernaan, dan lain-lain.
Sistem saraf otonom merupakan gabungan dari saraf motorik dan juga saraf
sensorik.
A. AGENS KOLINERGIK
Obat kolinergik adalah zat kimia yang bekerja pada tempat yang sama dengan
neurotransmiter asetikolin (ACH).

1.AGONIS KOLINERGIK
Adalah obat yang meningkatkan aktifitas tempat reseptor ACH di seluruh
tubuh. Obat-obat ini dapat bekerja secara langsung maupun tidak langsung.

A.Agonis kolinergik kerja langsung


Serupa denagan ACH dan bereaksi secara langsung dengan tempoat reseptor untuk
menyebabkan reaksi yang sama dengan ACH.Obat ini digunakan untuk meningkatkan
tonus kandung kemih dan eksresi urine serta agen oftalmik.

Cara Kerja Obat Dan Indikasi Terapeutik


Agonis kolinergik kerja langsung bekerja pada reseptor kolinergik di sistem
saraf perifer untuk menyerupai efek ACH dan stimulasi parasimpatis.
Farmakokinetik
Agonis kerja langsung secra umum di absorpsi dengan baik dan memiliki
waktu paruh yang relatif singkat berkisar dari 1-6 jam.
Kontridikasi Dan Peringatan
Obat-obat ini digunakan secara terpisah karena adanya kemungkinan efek
sistemik yang tidak diinginkan dari stimulasi parasimpatis.
Efek Merugikan
Pasien harus diperingatankan tentang efek merugikan potensial dari obat obat
ini.sekalipun obat ini diberikan sebagai agens topikal,selalu terdapat kemungkinan
bahwa obat ini akan absorpsi.
Interaksi obat-obat yang penting secara klinis
Tersdapat peningkatabn resiko efek kolinergik jika obat2 ini di kombinasikan
atau diberikan bersama dengan inhibitor asetilkolinesterase.

B.AGONIS KOLINERGIK KERJA TIDAK LANGSUNG

Kolinergik ini tidak bereaksi secara cepat/langsung terhadap tepat reseptor


ACH,tetapi obat ini bereaksi secara kimiawi dengan aseptil kolinesterase dalam celah
sinaps untuk mencegah memecah ACH.

Cara Kerja Obat Dan Indikasi Terapeutik


bekerja dengan menghambat asetilkolinesterase di celah sinaps. Penghambat
ini memungkinkan akumulasi pelepasan ACH dari ujung saraf dan mengarah pada
peningkatan dan perpanjangan stimulasi tempat reseptor ACH
Farmakokinetik
Obat ini di absorbsi dengan baik dan
didistribusi ke seluruh tubuh.

Kontraindikasi Dan Peringatan


obat ini harus digunkan dengan hati-
hati jika ada kondisi yang dapat di
perburuk oleh stimulasi kolinergik.

Efek Merugikan
dapat meliputi mual,muntah,kram dan
diare.

Anda mungkin juga menyukai