MB
KERJA OBAT DI SISTEM SARAF
PUSAT DAN PERIFER
Sistem saraf pusat adalah bagian dari otak dan sumsum tulang
belakang. Sistem ini adalah salah satu dari dua bagian utama dari
sistem saraf, yang lainnya adalah sistem saraf perifer yang berada di
luar otak dan sumsum tulang belakang.
1. BENZODIAZEPIN
Interaksi Obat-
obat Yang • resiko depresi SSP meningkat jika benzodiazepine
digunakan bersama alcohol ,kombinasi ini harus
Penting Secara dihindari.
Kritis
2. BARBITURAT
Kontraindikasi
• alergi terhadap setiap barbiturate dan riwayat adiksi
dan obat-obatan sadatif atau hipnotik, karena
barbiturate lebih adiksi daripada banyak ansiolitik
Peringatan lainnya.
EFEK MERUGIKAN
Efek merugikan pada pengguna obat TCA di hubungkan dengan
efek obat pada sistem safae pusat(SSP).Gejala yang dapat muncul
diantaranya: gangguan pola tidur, keletihan, halusinasi, gangguan
penglihatan. kesulitan berkosentrasi,kelemahan,ataksia, tremor
2. INHIBITOR REUPTAKE SEROTONIN SELEKTIF
FARMAKOKINETIK
SSRI di absorpsi dengan mudah dari saluran pencernaan,mengalami
metabolisme dalam hati,dan di eksresikan melalui urine dan feses.waktu paruh
obat ini sangat bervariasi sesuai obat yang digunakan.
1. Obat-obatan antipsikotik/neuroleptik
Obat-obatan antipsikotik, yang pada dasarnya merupakan penyekat reseptor
dopamin, digunakan untuk mengatasi gangguan yang melibatkan proses pikir.
Cara kerja obat dan indikasi terapeutik
Obat-obatan antipsikotik tipikal menghambat reseptor dopamin, mencegah
stimulasi neuron pascasinaps oleh dopamin. Obat antipsikotik diindikasikan bagi penderita
skizofrenia dan untuk manifestasi dari gangguan psikotik yang lain termasuk hiperaktivitas,
perilaku melawan, agitasi pada lansia, dan masalah perilaku yang berat pada anak-anak
(pengendalian jangka pendek).
Farmakokinetik
Obat antipsikotik diabsorpsi secara tidak teratur dari saluran GI, bergantung pada
obat serta preparat obat.
Kontraindikasi dan peringatan
Obat-obatan antipsikotik dikontraindikasikan jika pasien memiliki riwayat penyakit
yang dapat diperburuk oleh efek penyekat dopamin dari obat-obatan ini. Obat-obatan ini
juga dikontraindikasikan untuk beberapa kondisi berikut, yang dapat diperburuk oleh obat
ini: depresi sistem saraf pusat (SSP), kolapssirkulasi, penyakit parkinson, penyakit jantung,
hipotensi berat, supresi sumsum tulang, dan diskrasia darah.
2. Obat Antimania
Mania, merupakan lawan dari depresi, terjadi pada indivvidu yang
mengalami gangguan bipolar, yang mengalami periode depresi dan diikuti dengan
periode mania. Penyebab mania masih belum dimengerti dengan jelas, tetapi
diperkirakan karena adanya stimulasi yang berlebihan pada neuron tertentu di dalam
otak.
Cara kerja obat dan indikasi terapeutik
Litium diindikasikan untuk pengobatan episode mania pada penyakit mania-
depresif atau bipolar dan untuk terapi rumatan guna mencegah atau menghilangkan
frekuensi dan intensitas episode mania selanjutnya.
Farmakokinetik
Litium diabsorpsi dengan mudah di saluran GI, mencapai kadar puncaknya
falam 30 menit sampai 3 jam. Di dalam tubuh, litium mengikuti pola distribusi yang
sama seperti air. Obat tersebut secara perlahan dapat melewati barier daraj otak.
Litium dapat diekskresikan melalui ginjal, walaupun sekitar 80% obat tersebut
diabsorpsi.
Kontraindikasi dan peringatan
Litium dikontraindikasikan untuk pasien yang hipersensitif terhadap litium
atau tartrazin (ditemukan dalam Lithane). Selain itu, litium dikontraindikasikan untuk
beberapa kondisi berikut ini: penyakit ginjal atau atau jantung disignifikan yang dapat
mengalami perburukan akibat efek racun dari obat, riwayat leukimia, gangguan
metabolik, termasuk deplesi sodium, dehidrasi,dan penggunaan diuretik, karena
litium mengurangi reabsorpsi natrium sehingga dapat terjadi hiponatremia berat.
Efek merugikan
•Kadar obat dalam serum kurang dari 1,5 mEq/L: masalah pada SSP, termasuk letargi,
bicara yang tidak jelas, kelemahan otot, dan tremor ringan.
•Kadar obat dalam serum 1,5 sampai 2 mEq/L: semua reaksi di atas menjadi lebih kuat,
dengan adanya perubahan EKG.
•Kadar obat dalam serum 1,5 sampai 2,5 mEq/L: kemungkinan berkembangnya efek SSP
menjadi ataksia, pergerakkan klonik, hiperrefleksia, dan kejang.
•Kadar obat dalam serum lebih dari 2,5 mEq/L: toksisitas berbagai macam organ tubuh
yang kompleks, dengan risiko kematian yang signifikan.
BENZODIAZEPIN
benzodiazepin dapat memperkuat efek asam aminobutirat ү (GABA),sebuah
neurotransmitter penghambat yang menstabilkan membrane sel saraf.
Diazepam(valium) ,prototype benzodiazepin,merupakan obat yang berfungsi
untuk mengurangi ketegangan,kecemasan,dan spasme otot.
Klonazepam (klonopin) digunakan untuk pengobatan bangkitan absence
(petit mal) dan mioklonik.
CARA KERJA OBAT dan INDIKASI TERAPEUTIK : obat ini bekerja dengan cara
mengurangi konduksi pada jalur saraf sehingga dapat mengurangi respons
tonik-klonik,otot,dan dan emosional terhadap stimulus yang datang.baik
hidantoin maupun barbiturate dapat menstabilkan membrane saraf secara
langsung dengan cara memengaruhi saluran ion dalam membrane sel.
Antikolinergik
Antikolinergik merupakan obat-obatan melawan efek asetilkolin di tempat reseptor dalam
subtan sianigra dan korpus striatum sehingga membantu memulihkan keseimbangan kimia
dalam kimia dalam area ini
Obat-obatan tikolinergik yang digunakan untuk penyakit Parkinson sebagai berikut:
•Benztropin(cogentin) tersedia dalam bentuk oral dan intra muscular atau intravena.
Agens ini digunakan untuk mengatasi parkinsonisme dan gejala penyakit parkinson yang
disebabkan oleh efek obat fenotiazin.
•Biperidin (akineton) tersedia dalam bentuk oral intra muskular.
•Difenhidramin(Benadryl), juga digunakan untuk beberapa tujuan, sering kali digunakan
secara kombinasi dengan agens lain untuk mengatasi penyakit Parkinson.
•Prosiklidin (Kemadrin) tersedia dalam bentuk oral.
•Triheksifenidil (artane) digunakan sebagai terapi penunjang dengan levodopa.
Farmokokinetik
Obat-obat antikolinergik diabsorbsi dalam pencernaan mencapai kadar puncak
nyadalam 1 jam sampai 4 jam. Obat-obatan ini dimetabolisme dalam hati dan
dieksresikan melalui jalur sel. Semua obat-obatan ini melewati plasenta dan
masuk ke ASI.
Kontraindikasi dan peringatan
Obat-obatan tikolinergik dikontra dikasi pada pasien yang alergi terhadap
agens ini dan penderita glaucoma sudut sempit, absruksi saluran GI, absruksi
saluran genitouninari, dan hipertro fiprostat dan pasien penderita
miasteniagrafis yang semuanya dapat diperberat oleh efek antikolinergik
perifer.
Efekmerugikan
Efek merugikan dari pengunaan obat antikolinergik seperti disorientasi,
kebingungan dan kehilangan memori selain itu juga dapat terjadi agitasi,
rasa gugup, delirium, pusing, berkunang-kunang dan kelemahan.Efek yang
telah diperkirakan mencakup mulut kering, mual, muntah, ileus paralisis dan
kontipasi yang disebabkan oleh penurunan sekresi saluran Gidan motilitas.
F. Relaksan Otot
1. Agonis narkotik
Agonis narkotik merupakan obat yang bereaksi dengan reseptor opioid
diseluruh tubuh untuk menimbulkan efek anelgesia, sedasi, atau
uforia.obat ini berpotensi menimbulkan ketergantungan fisik, obat ini
digolingkan sebagai zat yang dikontrol.
Cara kerja obat dan indikasi terapeutik
Agonis narkotik bekerja disisi reseptor opioid khusus dalam SSP untuk
menghasilkan analgesia, sedasi, dan rasa sejahtera.obat-obatan ini
digunakan sebagai antitusif dan penunjang anestesia umum untuk
menghasilkan analgesis yang cepat, sedasi, dan depresi pernafasan.
Farmakokinetik
Pemberian obat secara intravena (IV) merupakan cara yang lebih dapat
diandalkan untuk mencapai kadar terapeutik narkotik.pemberian obat ini
melalui intramuskular (IM) dan subkutan (SK) memiliki kecepatan absorpsi
obat lebih lambat pada pasien wanita daripada pria.obat-obatan ini mengalami
metabolisme didalam hati dan biasanya dam dieksresikan melalui urine dan
kandung empedu.waktu paruh obat-obatan ini sangat bervariasi bergantung
pada obat yang digunakan.
• Agonis narkotik dikontraindikasikan pada beberapa
Kontraindikasi kondisi berikut ini, alergi terhadap salah satu agonis
anrkotik; kehamilan,persalinan, atau laktasi karena
dan Peringatan adanya efek merugikan potensial pada janin atau
neonatus termasuk depresi pernafasan.
Efek merugikan
Efek merugikan yang bisa muncul pada pengggunaan agonis-antagonis
narkotik bergantung pada efek obat tersebut pada berbagai reseptor
opioid.efek merugikan seperti mual, muntah, kontipasi, dan spasme kandung
empedu dapat terjadi sebagai akibat dari stimulasi CTZ dan adanya efek
negatif pada motilitas GI.
3. ANTAGONIS NARKOTIK
Antagonis narkotik merupakan obat yang berkaitan secara kuat dengan reseptor
opioid, tetapi tidak mengaktifkan reseptor tersebut.obat-obat ini tidak memiliki
efek yang cukup besar pada sebagian besar orang, tetapi orang yang
mengalami ketergantungan narkotik akan mengalami tanda dan gejala putus
obat ketika menerima obat ini secara cepat
Cara kerja obat dan indikasi terapeutik
Antagonis narkotik dapat menghambat reseptor opioid dan membalikan efek opioid, termasuk
depresipernafasan, medasi, efek psikomimetik, dan hipotensi.Agens ini diindikasikan untuk
membalikan efek merugikan dari penggunaan narkotik, termasuk depresi pernapasan dan
sedasi, dan pengobatan overdosis.
Farmakokinetik
Agens ini diabsorbsi dengan baik setelah disuntukan dan didistribusikan secara luas keseluruh
tubuh.obat-obatan ini mengalami metabolisme di hati dan dieksresikan terutama melalui
urine.obat ini juga dapat madsuk ke ASI dan harus digunakan secara hati-hati selama laktasi
karena adanya efek merugikan potensial pada bayi.
1. SUKSINILKOLIN
Farmakokinetik
Pada umumnya penghambat NMJ mengalami proses metabolisme
di dalam serum,walaupun metabolisme tersebut bergantung pada
hati untuk menghasilkan kolinesterase plasma.
Pasien yang mengalami kerusakan hati dapat mengelami efek obat
yang memanjang, sebagian besar metabolic akan di eksersikan
melalui urine.
KONTRADIKASI DAN PERINGATAN
Tindakan kewaspadaan harus diterapkan pada pasien yang memiliki
riwayat hipertermia maligna pada keluarga atau dirinya ,sebuah efek
merugikan serius pada penggunaan obat-obatan ini dengan beberapa
kasus dapat terjadi kematian.selain itu,perawat juga perlu melakukan
tindakan kewaspadaan ekstrim pada pasien yang memiliki genetic atau
penyakit yang menyebabkan penurunan.
EFEK MERUGIKAN
Dari penggunaan NMJ berhubungan dengan paralisis otot.paralisis
otot yang lama dan berat selalu mungkin terjadi,dan pasien harus terus
mendapat dukungan sampai pergerakan otot volunter dan involunter
kembali pulih.
Pelepasan histamine yang terjadi pada penggunaan sebagian besar
penghambat NMJ dapat menyebabkan obstruksi pernapasan dengan mengi
dan bronkospasme
PENGENALAN SISTEM SARAF OTONOM
Pengertian saraf otonom atau tak sadar adalah saraf yang dapat
melakukan perintah atau berkerja tanpa kita sadari dan bergerak secara otomatis
yang tidak di kehendaki saraf pusat terlebih dahulu. Saraf ini dapat berkerja
tanpa harus di atur terlebih dahulu.
Contoh dari saraf ini adalah denyut jantung, perubahan pada pupil
mata, mengeluarkan keringat, gerak alat pencernaan, dan lain-lain. Sistem saraf
ini terdiri dari 12 pasang saraf otak yaitu kranial dan terdiri dari 31 pasang saraf
sumsum tulang belakang atau spinal.
Sistem otonom ternyata di pengaruhi oleh hipotalamus yang ada di
dalam otak. Hipotalamus di dalam otak dapat dirangsang dan dapat
mempengaruhi dalam gerakan otonom atau seperti dapat mempercepat denyut
jantung, melebarkan pupil mata, menghambat sistem pencernaan, dan lain-lain.
Sistem saraf otonom merupakan gabungan dari saraf motorik dan juga saraf
sensorik.
A. AGENS KOLINERGIK
Obat kolinergik adalah zat kimia yang bekerja pada tempat yang sama dengan
neurotransmiter asetikolin (ACH).
1.AGONIS KOLINERGIK
Adalah obat yang meningkatkan aktifitas tempat reseptor ACH di seluruh
tubuh. Obat-obat ini dapat bekerja secara langsung maupun tidak langsung.
Efek Merugikan
dapat meliputi mual,muntah,kram dan
diare.