Anda di halaman 1dari 6

Tugas Interaksi Obat

1. Herbesser CD 200mg
a) Indikasi :
 Mengobati angina pektoris, terapi profilaksis angina pektoris varian,
dan angina karena kejang arteri koroner.
 Untuk mengobati hipertensi ringan sampai sedang, baik sebagai terapi tunggal
maupun kombinasi dengan anti hipertensi lainnya.
b) Interaksi obat
 Diltiazem meningkatkan konsentarsi plasma obat-obat berikut : teofilin,
takrolimus, sirolimus, buspiron, midazolam, karbamazepin, ivabradin,
imipramin, dan digoksin.
 Meningkatkan resiko terjadinya miopati jika diberikan bersamaan dengan
simvastatin.
 Rifampisin mempercepat metabolisme diltiazem sehingga
mengurangi efektivitasnya.
 Jika diberikan bersamaan dengan nifedipin, konsentrasi kedua obat meningkat.
2. Candesartan
a) Indikasi
Candesartan digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Menurunkan tekanan darah tinggi dapat membantu mengurangi risiko
terkena stroke, serangan jantung, dan masalah ginjal. Selain itu, candesartan dapat
digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat lain untuk mengobati gagal
jantung kongestif, yaitu suatu kondisi ketika jantung tidak dapat memompa cukup
darah ke bagian lain dari tubuh.
b) Interaksi obat
 Obat peluruh urine (diuretik) : Penggunaan candesartan dengan obat di atas
dapat meningkatkan risiko kadar kalium tinggi dalam darah
(hiperkalemia).
 NSAID, seperti ibuprofen dan asam mefenamat : Obat di atas dapat
mengurangi efek antihipertensi dan meningkatkan risiko gangguan
fungsi ginjal.
 Lithium : Kandesartan dapat meningkatkan kadar lithium, sehingga dapat
menyebabkan toksisitas atau keracunan.
 Aliskiren : Penggunaan bersama aliskiren pada pasien diabetes dapat
meningkatkan risiko gangguan ginjal, menurunkan tekanan darah (hipotensi),
dan meningkatkan kadar kalium dalam darah (hiperkalemia).
3. Bisoprolol
a) Indikasi
Obat untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi, angina pektoris,
aritmia, dan gagal jantung. Bisoprolol termasuk ke dalam golongan obat
penghambat beta (beta blockers). Bisoprolol bekerja dengan cara memperlambat
detak jantung dan menurunkan tekanan otot jantung saat berdetak.
b) Interaksi obat
 Peningkatan risiko terjadinya bradikardia (denyut jantung lambat) jika
dikonsumsi bersama digoxin
 Peningkatan risiko terjadinya hipotensi berat dan atrioventricular block
(terhambatnya aliran impuls listrik di jantung) jika digunakan bersama
obat antagonis kalsium, seperti diltiazem dan nifedipine
 Peningkatan risiko bertambah parahnya kondisi gagal jantung jika digunakan
bersama obat metildopa atau klonidin
 Penurunan efektivitas bisoprolol jika digunakan bersama obat golongan obat
antiinflamasi nonsteroid dan rifampicin
4. Gliquidan
a) Indikasi
 Gliquidone adalah obat untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita
diabetes tipe 2. Penggunaan obat ini harus diiringi dengan penerapan pola
hidup yang sehat agar pengobatan efektif.
 Gliquidone merupakan obat antidiabetes golongan sulfonilurea generasi
kedua yang bekerja dengan cara merangsang produksi insulin dan
meningkatkan metabolisme karbohidrat. Dengan begitu, kadar gula darah
dapat lebih terkontrol.
b) Interaksi obat
 Bertambahnya efek penurunan gula darah jika digunakan dengan ACE
inhibitor, allopurinol, antijamur golongan azole, cimetidine,
clofibrate,
antikoagulan, halofenate, octreotide, ranitidine, sulfinpyrazone, antidepresan
trisiklik, MAOI, chloramphenicol, atau tetrasiklin
 Peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia dan menyamarkan
gejala hipoglikemia jika digunakan dengan obat penghambat beta
 Berkurangnya efek penurunan gula darah jika digunakan dengan adrenalin,
aminoglutethimide, diazoxide, rifamycin, chlorpromazine, kortikosteroid, pil
KB, obat hormon, atau diuretik thiazide
5. Nitrokaf
a) Indikasi
Obat untuk pencegahan dan terapi jangka panjang pada penderita angina pektoris.
Obat ini mengandung bahan aktif berupa nitrogliserin yang bersifat vasodilator
(dapat memperlebar pembuluh darah).
b) Interaksi obat
 Efek vasodilatasi dari nitroglycerin bersifat aditif terhadap obat antihipertensi
seperti jenis beta blocker, kalsium channel blocker dan antidepresan trisiklik.
Oleh karena itu penggunaan bersamaan sebaiknya dihindari atau hanya jika
disarankan dokter.
 Pemberian bersamaan dengan sildinefil tidak dianjurkan karena
dapat menyebabkan hipotensi.
 Nitroglycerin pada dosis tinggi dapat mengganggu efek antikoagulan
dari heparin.
6. Atorvastatin
a) Indikasi
 Obat atorvastatin merupakan salah satu jenis obat yang digunakan untuk
menurunkan kadar kolesterol di dalam darah atau hiperkolesterolemia.
Karena dapat membantu penurunan kadar kolesterol, maka obat atrovastatin
juga dapat membantu mencegah serta mengurangi resiko serangan jantung
dan penyakit stroke jika diimbangi dengan diet dan olahraga yang teratur.
 Atorvastatin merupakan jenis obat golongan penghambat HMG-CoA
reduktase atau disebut statin. HMG-COA merupakan enzim yang dapat
memetabolisme dan memproduksi kolesterol. Kolesterol yang kita kenal
terdiri dari LDL (low Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat dan HDL
(high Density Lipoprotein) atau kolesterol baik.
b) Interaksi obat
 Obat-obat yang menghambat enzim sitokrom p450 secara kuat seperti,
itraconazole, ketoconazole, posaconazole, vorikonazol, erythromycin,
clarithromycin, telitromisin sebaiknya dihindari. Jika obat-obat itu
sangat dibutuhkan, hentikan pemakaian atorvastatin.
 Penghambat enzim sitokrom p450 yang lebih lemah seperti fluconazole,
siklosporin, verapamil, diltiazem harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
 Pemberian atorvastatin dengan anti lipid lain seperti gemfibrozil
harus dihindari, karena dapat menurunkan tingkat lipid secara drastis.
 Pemberian bersamaan atorvastatin dengan colchicine, amiodaron,
dronedarone, ranolazine, sakuinavir , ritonavir, atau calcium channel blockers
(misalnya verapamil, diltiazem, atau amlodipine) meningkatkan resiko
cedera otot (miopati) termasuk rhabdomyolysis.
 Atorvastatin dapat menurunkan efek antikoagulan.
 Vitamin D menurunkan kadar atorvastatin dan konsentrasi metabolit
aktifnya, namun keduanya secara sinergis mengurangi kadar LDL
dan konsentrasi kolesterol total.
 Jus jeruk diketahui mengandung senyawa inhibitor CYP3A4 di dalam usus.
Meminum jus jeruk saat menggunakan atorvastatin dapat menyebabkan
peningkatan Cmax dan AUC, yang dapat menyebabkan meningkatnya
potensi efek samping atau toksisitas.
7. Clopidogrel
a) Indikasi
Indikasi diberikan clopidogrel adalah penyakit jantung koroner (terutama sindrom
koroner akut), stroke iskemik, dan penyakit arteri perifer. Obat ini sering
digunakan bersamaan dengan aspirin (dual therapy) pada kasus sindrom koroner
akut. [1-4]
b) Interaksi obat
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama aspirin,
antikoagulan, antiplatelet, OAINS, COX-2 inhibitor, trombolitik,
glycoprotein IIb/IIIa inhibitor, antidepresan SSRI, atau SNRI
 Penurunan efek clopidogrel jika digunakan bersama esomeprazole,
omeprazole, fluvoxamine, moclobemide, voriconazole, ticlopidine,
carbamazepine, atau efavirenz
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat repaglinide atau paclitaxel
 Penurunan penyerapan clopidogrel jika digunakan bersama obat golongan
opoid, seperti morfin
8. Ursodioksikolat
a) Indikasi
 Asam ursodeoksikolat atau ursodeoxycholic acid adalah obat untuk
mengatasi batu empedu berukuran kecil yang tidak bisa dioperasi dan
mencegah pembentukan batu empedu pada pasien obesitas yang sedang
menjalani penurunan berat badan.
 Asam ursodeoksikolat adalah derivat asam empedu yang bekerja dengan cara
untuk menurunkan jumlah kolesterol yang diproduksi oleh hati dan diserap
oleh saluran pencernaan. Obat ini juga digunakan untuk mengobati penyakit
primary biliary cholangitis.
b) Interaksi obat
Asam Ursodeoksikolat dapat berkurang absorbsinya atau penyerapannya
apabila digunakan bersama dengan antasida yang mengandung Alumunium,
efektivitas dari Asam Ursodeoksikolat dapat berkurang apabila digunanakan
bersamaan dengan klofibrat, esterofen, dan konstrasepsi oral, dan dapat
meningkatkan penyerapan siklosporin.
9. Prorenal
a) Indikasi
 obat yang di gunakan untuk terapi insufisiensi ginjal kronik dalam hubungan
dengan diet tinggi kalori rendah protein pada retensi yang terkompensasi
atau tidak terkompensasi.
 Insufisiensi ginjal kronik dlm hubungan dg diet tinggi kalori rendah protein
pd retensi yg terkompensasi atau tak terkompensasi
b) Intraksi obat
Prorenal dapat berinteraksi dengan kalsium. Jika Anda sedang mengonsumsi
atau menggunakan obat-obatan lainnya, beritahukan kepada dokter.
10. Furosemid
a) Indikasi
obat untuk mengatasi penumpukan cairan di dalam tubuh atau edema. Obat
yang termasuk ke dalam kelompok diuretik ini juga bisa digunakan untuk
mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi.
b) Interaksi obat
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan
bersama antibiotik golongan sefalosporin
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan telinga jika digunakan bersama
antibiotik golongan aminoglikosida, polymyxin, vancomycin, cisplatin,
atau ethacrynic acid
 Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia jika digunakan bersama
dengan obat diuretik hemat kalium, seperti spironolactone
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan jantung jika digunakan bersama
dengan antihistamin, antipsikotik, atau obat glikosida jantung, seperti digoxin
 Peningkatan risiko terjadinya hiponatremia jika digunakan bersama
carbamazepine
 Peningkatan risiko terjadinya tekanan darah terlalu rendah jika digunakan
dengan obat antihipertensi ACE inhibitor dan ARB atau antidepresan MAOI
 Penurunan efektivitas furosemide jika digunakan dengan obat
golongan NSAID, seperti ibuprofen dan asam mefenamat
 Penurunan efektivitas obat antidiabetes

Anda mungkin juga menyukai