NPM : 19303515
Bisoprolol.
1. Efek Samping
Efek samping yang dapat ditimbullkan oleh bisoprolol berupa bradikardia, hipotensi, pusing,
fatigue, blok atrioventrikular, nyeri kepala, gangguan gastrointestinal (mual, muntah, diare,
konstipasi), ekstremitas baal atau dingin, infeksi saluran napas atas, rhinitis, sinusitis, dyspnea,
arthralgia serta reaksi anafilaksis.
2. Interaksi Obat
Konsumsi bersamaan dengan obat penekan katekolamin (misal guanthidine, reserpine) dapat
meningkatkan aktivitas simpatis berlebihan.
Konsumsi bersamaan digitalis glikosida meningkatkan risiko bradikardia karena kedua obat ini
memperlambat konduksi atrioventricular dan menurunkan laju jantung.
Monitor efek terapi pada konsumsi obat berikut: inhibitor asetilkolinesterase, α1-blocker,
aminoquinolines, amiodarone, amphetamine, phenothiazine, antipsikotik generasi kedua,
barbiturate, benperidol, β2-agonis, bosentan, bupivacaine, CCB nondihydropyridine, levodopa,
lidocaine, duloxetine, agen hipotensi, pentoxifylline, dan obat antiinflamasi nonsteroid.
3. Indikasi:
4. Peringatan:
lihat propranolol hidroklorida; pada gagal jantung pantau status klinis selama 4 jam sesudah
pemberian awal (dengan dosis rendah) dan pastikan gagal jantung tidak berbahaya sebelum
meningkatkan dosis; psoriasis; gangguan hati.
5. Interaksi:
6. Kontraindikasi:
lihat propranolol hidroklorida; keadaan akut atau gagal jantung dekompensasi yang
menghendaki pemberian inotropik intravena; blok sino-atrial.
7. Dosis:
Hipertensi dan angina. Satu tablet 5 mg sehari sekali pada pagi hari sebelum atau sesudah
makan. Dalam kasus sedang/tidak terlalu berat, satu tablet sehari mungkin cukup. Kebanyakan
kasus dapat terkontrol dengan pemberian 2 tablet/hari (10 mg), kecuali pada sejumlah kecil
kasus memerlukan dosis 4 tablet/hari (20 mg). Pada pasien dengan disfungsi ginjal atau
disfungsi hati berat, maksimum dosis per hari adalah 2 tablet/hari (10 mg);
Gagal Jantung Kronik (CHF). 1,25 mg sehari sekali untuk satu minggu, jika dapat ditoleransi
dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 2,5 mg sehari sekali untuk minggu berikutnya, jika
dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 3,75 mg sehari sekali untuk minggu
berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 5 mg sehari sekali
untuk 4 minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 7,5
mg sehari sekali untuk 4 minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat
ditingkatkan menjadi 10 mg sehari sekali untuk terapi pemeliharaan. Setelah pemberian awal
1,25 mg, pasien harus diamati selama lebih kurang 4 jam (terutama berkaitan dengan tekanan
darah, detak jantung, gangguan konduksi, tanda-tanda memburuknya gagal jantung).