Anda di halaman 1dari 3

Nama : Akbar Fadillah

Kelas : RMIK K31/19

NPM : 19303515

Bisoprolol.

1. Efek Samping

Efek samping yang dapat ditimbullkan oleh bisoprolol berupa bradikardia, hipotensi, pusing,
fatigue, blok atrioventrikular, nyeri kepala, gangguan gastrointestinal (mual, muntah, diare,
konstipasi), ekstremitas baal atau dingin, infeksi saluran napas atas, rhinitis, sinusitis, dyspnea,
arthralgia serta reaksi anafilaksis.

2. Interaksi Obat

Interaksi dengan antiaritmia kelas I (misal propafenone, quinidine, disopyramide) dapat


meningkatkan efek inotropik negatif dan mempengaruhi waktu konduksi nodus
atrioventrikular.

Konsumsi bersamaan dengan obat penekan katekolamin (misal guanthidine, reserpine) dapat
meningkatkan aktivitas simpatis berlebihan.

Konsumsi bersamaan digitalis glikosida meningkatkan risiko bradikardia karena kedua obat ini
memperlambat konduksi atrioventricular dan menurunkan laju jantung.

Hindari kombinasi bisoprolol dengan methacholine, floctafenine, ceritinib dan sultopride.


Kombinasi dengan methacholine meningkatkan efek samping atau efek toksik methacholine.
Kombinasi bisoprolol dengan floctafenine dapat meningktakan reaksi risiko hipotensi dan syok.
Kombinasi dengan sultopride akan meningkatkan risiko aritmia ventrikular. Bisoprolol
berinteraksi dengan ceritinib mengakibatkan peningkatan efek bradikardi akibat ceritinib.
Kombinasi dengan sultopride meningkatkan risiko aritmia ventrikular.

Pertimbangkan modifikasi terapi jika mengonsumsi bisoprolol disertai obat berikut: α-


agonist,monoamineoxidase (MAO) inhibitor, CYP3A4 inducer, dronedarone, derivat ergot.
Kombinasi dengan antihipertensi yang bekerja secara sentral dapat menurunkan laju jantung
dan curah jantung. Pemberhentian terapi secara mendadak berisiko menimbulkan ‘rebound
hypertension’. Kombinasi dengan MAO inhibitor selain MAO-B berisiko dapat meningkatkan
efek hipotensi akibat penggunaan bisoprolol. Dronaderone dapat meningkatkan kadar serum
bisoprolol sehingga meningkatkan efek bradikardia. Pada terapi derivat ergot, efek
vasokonstriksi dapat semakin meningkat. Kombinasi dengan CYP3A4 inducer dapat
meningkatkan metabolisme substrat CYP3A4 sehingga lebih baik mempertimbangkan
perubahan terapi.

Monitor efek terapi pada konsumsi obat berikut: inhibitor asetilkolinesterase, α1-blocker,
aminoquinolines, amiodarone, amphetamine, phenothiazine, antipsikotik generasi kedua,
barbiturate, benperidol, β2-agonis, bosentan, bupivacaine, CCB nondihydropyridine, levodopa,
lidocaine, duloxetine, agen hipotensi, pentoxifylline, dan obat antiinflamasi nonsteroid.

Kombinasi dengan calcium channel blocker (CCB) nondihydropiridine dapat menghambat


konduksi atrioventricular dan menurunkan kontraktilitas hingga hipotensi terutama pada
administrasi CCB intravena (verapamil).

Obat antiinflamasi nonsteroid dan methylphenidate dapat mengurangi efek antihipertensi


bisoprolol.

Bisoprolol dapat meningkatkan konsentrasi serum lidocaine, bupivacaine, mepivacaine dan


dasatinib.

Amiodarone dapat meningkatkan kadar bisoprolol serum sehingga meningkatkan efek


bradikardia. Hati-hati risiko henti jantung.

3. Indikasi:

hipertensi dan angina, gagal jantung kronik.

4. Peringatan:

lihat propranolol hidroklorida; pada gagal jantung pantau status klinis selama 4 jam sesudah
pemberian awal (dengan dosis rendah) dan pastikan gagal jantung tidak berbahaya sebelum
meningkatkan dosis; psoriasis; gangguan hati.

5. Interaksi:

lihat propanolol hidroklorida.

6. Kontraindikasi:

lihat propranolol hidroklorida; keadaan akut atau gagal jantung dekompensasi yang
menghendaki pemberian inotropik intravena; blok sino-atrial.

7. Dosis:
Hipertensi dan angina. Satu tablet 5 mg sehari sekali pada pagi hari sebelum atau sesudah
makan. Dalam kasus sedang/tidak terlalu berat, satu tablet sehari mungkin cukup. Kebanyakan
kasus dapat terkontrol dengan pemberian 2 tablet/hari (10 mg), kecuali pada sejumlah kecil
kasus memerlukan dosis 4 tablet/hari (20 mg). Pada pasien dengan disfungsi ginjal atau
disfungsi hati berat, maksimum dosis per hari adalah 2 tablet/hari (10 mg);

Gagal Jantung Kronik (CHF). 1,25 mg sehari sekali untuk satu minggu, jika dapat ditoleransi
dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 2,5 mg sehari sekali untuk minggu berikutnya, jika
dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 3,75 mg sehari sekali untuk minggu
berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 5 mg sehari sekali
untuk 4 minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 7,5
mg sehari sekali untuk 4 minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat
ditingkatkan menjadi 10 mg sehari sekali untuk terapi pemeliharaan. Setelah pemberian awal
1,25 mg, pasien harus diamati selama lebih kurang 4 jam (terutama berkaitan dengan tekanan
darah, detak jantung, gangguan konduksi, tanda-tanda memburuknya gagal jantung).

Anda mungkin juga menyukai