0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas interaksi obat antara obat-obatan tertentu seperti obat anti tuberkulosis, obat diabetes, obat tiroid, dan obat lainnya. Beberapa interaksi obat yang dijelaskan antara lain menyebabkan gangguan hati, penurunan kadar obat dalam darah, dan peningkatan atau penurunan efek obat.
Dokumen tersebut membahas interaksi obat antara obat-obatan tertentu seperti obat anti tuberkulosis, obat diabetes, obat tiroid, dan obat lainnya. Beberapa interaksi obat yang dijelaskan antara lain menyebabkan gangguan hati, penurunan kadar obat dalam darah, dan peningkatan atau penurunan efek obat.
Dokumen tersebut membahas interaksi obat antara obat-obatan tertentu seperti obat anti tuberkulosis, obat diabetes, obat tiroid, dan obat lainnya. Beberapa interaksi obat yang dijelaskan antara lain menyebabkan gangguan hati, penurunan kadar obat dalam darah, dan peningkatan atau penurunan efek obat.
Kasus tuberkulosis (TB) dapat digolongkan berdasarkan tempat infeksi, beratnya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologis dan riwayat pengobatan sebelumnya. OAT dan Rifampisin Rifampisin merupakan komponen kunci dalam setiap regimen pengobatan. Sebagaimana halnya INH, rifampisin juga sebaiknya selalu diikutkan kecuali bila ada kontraindikasi. Pada dua bulan pertama pengobatan dengan rifampisin, sering terjadi gangguan sementara pada fungsi hati (peningkatan transaminase serum), tetapi biasanya tidak memerlukan penghentian pengobatan. Kadang-kadang terjadi gangguan fungsi hati yang serius yang mengharuskan penggantian obat terutama pada pasien dengan riwayat penyakit hati. Selama fase intermiten (fase lanjutan) dilaporkan adanya 6 gejala toks is itas: influenza, sakit perut, gejala pernafasan, syok, gagal ginjal, purpura trombositopenia, dialami oleh 20-30% pasien. Rifampisin menginduksi enzim-enzim hati sehingga mempercepat metabolisme obat lain seperti estrogen, kortikosteroid, fenitoin, sulfonilurea dan antikoagulan. Interaksi obat: peggunaan dengan antasida, opiat, antikolinergik dan ketokonazol, berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal, obat antiretroviral (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors dan protease inhibitors). Interaksi laboratorium: positif palsu dengan metode KIMS (Kinetic Interaction of Microparticles in Solution).
OAT dan Fenitoin
Interaksi Obat: Penggunaan fenitoin bersama beberapa obat tertentu dapat meningkatkan kadar obat, menurunkan kadar obat, atau mengganggu fungsi obat. Selain itu, terdapat juga interaksi obat yang tidak bisa diprediksi, seperti pada penggunaan bersama phenobarbital atau asam valproat.
OAT dan Obat Tiroid
- Levothyroxine Interaksi Obat: Levothyroxine dengan Obat Lain: Penggunaan levothyroxine bersama obat lain dapat menyebabkan beberapa efek interaksi obat, seperti: 1. Penurunan penyerapan levothyroxine jika digunakan dengan zat besi, antasida, asam empedu, cholestyramine, simeticone, kalsium karbonat, atau sukralfat 2. Penurunan kadar hormon tri-iodothyronine (T3) dalam darah jika digunakan dengan amiodarone atau propranolol 3. Penurunan kadar levothyroxine dalam darah jika digunakan dengan carbamazepine, phenytoin, phenobarbital, rifampicin, lithium, estrogen, hormon androgen, atau sertraline. 4. Pengaruh terhadap efektivitas obat antidiabetes 5. Peningkatan risiko terjadinya hipertensi atau takikardia jika digunakan dengan ketamine 6. Peningkatan risiko terjadinya efek samping, seperti tekanan darah tinggi, jantung berdebar, atau nyeri dada jika digunakan dengan epinephrine 7. Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan warfarin
OAT dan Pil Pelangsing
- Levonorgestrel/ Etinil Estradiol Interaksi obat: di antaranya dengan obat yang menginduksi CYP3A4, seperti phenytoin, lamotrigine, dan griseofulvin. OAT dan Diuretika - Hydrochlorothiazide
Interaksi Hydrochlorothiazide dengan Obat Lain: Menggunakan hydrochlorothiazide
bersamaan dengan obat lain dapat menimbulkan efek interaksi, antara lain: 1. Peningkatan risiko terjadinya sunburn jika digunakan bersama asam aminolevulinik 2. Peningkatan risiko terjadinya denyut jantung tidak teratur jika digunakan bersama amiodarone, dolasetron, cisapride, atau pimozide 3. Peningkatan efektivitas dari lithium 4. Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan bersama obat salbutamol 5. Penurunan penyerapan hydrochlorothiazide jika digunakan bersama cholestyramine 6. Peningkatan risiko terjadinya hipotensi ortostatik jika digunakan bersama phenobarbital atau morfin 7. Penurunan efektivitas obat hydrocholorothiazide jika digunakan dengan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) 8. Peningkatan efektivitas obat neuromuscular blocking drugs (NMBDs) atau pelemas otot nondepolarisasi, sepert tubocurarine
OAT dan Kostikosteroid
Interaksi obat: Ritonavir: penggunaan bersama flutikason intranasal harus dihindari karena menimbulkan efek sistemik kortikosteroid seperti sindroma Cushing dan menekan fungsi ginjal. Ketokonazol: meningkatkan paparan sistemik terhadap flutikason propionat.
INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES
Obat Diabetes dan Metilfenidat (Ritalin)
Interaksi Methylphenidate dengan Obat Lain: Beberapa efek interaksi antarobat yang dapat terjadi jika methylphenidate digunakan dengan obat-obatan tertentu adalah: 1. Peningkatan risiko terjadinya krisis hipertensi yang bisa berakibat fatal jika digunakan bersama obat golongan monoamine oxidase inhibitors (MAOI), seperti isocaboxazid atau selegiline 2. Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat clonidine 3. Peningkatan kadar obat phenytoin dan obat antidepresan trisiklik dalam darah 4. Penurunan efektivitas obat antihipertensi
Obat Diabetes (Oral) – Fenitoin (Dilantin)
Efek obat diabetes dilawan. Akibatnya : kadar gula darah dapat tetap terlalu tinggi. Gejala hiperglikemia yang dilaporkan : haus berlebihan, pengeluaran urin banyak, kehilangan berat badan, lapar, letargi, mengantuk, kehilangan koordinasi. Fenitoin digunakan untuk mengendalikan serangan pada kelainan seperti ayan. Obat sejenis fenitoin yang berinteraksi adalah : mesantoin (mefenitoin), dan Peganone (etotoin) Obat Diabetes (oral) – Rifampicin (Rifadin, Rimactane) Efek obat diabetes berkurang. Akibatnya : kadar gula darah tetap terlalu tinggi. Gejala hiperglikemia yang dilaporkan : haus berlebihan, pengeluaran urin banyak, kehilangan berat badan, lapar, letergi, mengantuk, kehilangan koordinasi. Rifampicin digunakan untuk mengobati tuberculosis dan dapat diberikan pada orang yang diduga pengidap meningitis. Obat Diabetes (oral dan insulin) – Obat Tiroid Efek obat diabetes berkurang. Akibatnya : kadar gula darah dapat tetap terlalu tinggi. Gejala hiperglikemia yang dilaporkan : haus berlebihan, pengeluaran urin banyak, kehilangan berat badan, lapar, letargi, mengantuk, kehilangan koordinasi. Hormon tiroid digunakan sebagai terapi pengganti tiroid pada hipotiroidisme atau gondok (pembesaran kelenjar tiroid). Nama paten obat tiroid (nama generic kelenjar ): Armour tyroid (tiroid) Cytomel (liotironim) Euthroid (liotriks) Levothroid (Levotiroksin) Proloid (Tiroglobulin)