Anda di halaman 1dari 19

Infeksi Parasit

Kelompok 5
Christian Tapehe
Frilyan Sarean
Octry Pangkey
Andika Ratu
Definisi Infeksi Parasit

 Infeksi parasit adalah penyakit yang


disebabkan oleh masuknya parasit ke dalam
tubuh. Parasit merupakan organisme yang
membutuhkan organisme lain sebagai
sumber makanan dan tempat tinggal untuk
bertahan hidup.
Patofisiologi

 Infeksi parasit terjadi ketika parasit masuk ke


dalam tubuh manusia melalui mulut atau
kulit. Di dalam tubuh, parasit akan
berkembang dan menginfeksi organ tubuh
tertentu.
 Terdapat tiga jenis parasit yang dapat
menyebabkan infeksi pada manusia, yaitu :
Protozoa
 Protozoa merupakan jenis parasit yang
umumnya hanya bisa dilihat melalui
mikroskop. Protozoa yang dapat menginfeksi
manusia dapat dibagi ke dalam 4 jenis, yaitu:
 Amoeba, yang menyebabkan penyakit
amebiasis
 Siliofora, yang menjadi penyebab balantidiasis
 Flagellata, yang mengakibatkan penyakit
giardiasis
 Sporozoa, yang menjadi penyebab
kriptosporidiosis, malaria, dan toksoplasmosis
Cacing
 Cacing adalah parasit yang umumnya dapat

dilihat dengan mata telanjang. Sama seperti


protozoa, cacing dapat hidup di dalam atau
di luar tubuh manusia.
 Ada tiga jenis cacing yang bisa menjadi

parasit di dalam tubuh manusia, yaitu:


 Acanthocephala atau cacing kepala duri
 Platyhelminths atau cacing pipih, termasuk di

antaranya cacing isap (trematoda) dan cacing


pita penyebab taeniasis
 Nematoda, seperti cacing gelang yang
menyebabkan penyakit ascariasis, cacing
kremi, dan cacing tambang
 Ektoparasit
 Ektoparasit adalah jenis parasit yang hidup di

kulit manusia dan mendapat makanan


dengan mengisap darah manusia. Beberapa
contoh ektoparasit adalah:
 Pediculus humanus capitus, yaitu kutu
rambut yang menyebabkan kulit kepala
terasa gatal
 Pthirus pubis, yaitu kutu kemaluan yang
membuat kulit kemaluan terasa gatal,
mengalami iritasi, dan terkadang
menimbulkan demam
 Sarcoptes scabiei, yaitu tungau penyebab

penyakit skabies atau kudis


Manifestasi Klinik
 Gejala infeksi parasit tergantung pada jenis
parasit yang menyerang dan berkembang di
dalam tubuh. Sebagai contoh, trikomoniasis
sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun,
pada beberapa kasus, dapat muncul gejala
berupa iritasi, gatal, dan kemerahan di kulit
sekitar kelamin, serta keluar cairan yang
tidak normal dari kelamin.
 Gejala lain yang mungkin muncul akibat
infeksi parasit meliputi:
 - Diare
 - Dehidrasi
 - Sakit perut
 - Tinja berminyak
 - Nyeri otot
 - Pembengkakan kelenjar getah bening
 Infeksi parasit dapat terjadi pada siapa saja.
Namun, risiko terserang penyakit ini lebih
tinggi pada orang dengan faktor berikut:
 - Menderita gangguan sistem kekebalan

tubuh
 - Hidup di area yang kekurangan pasokan air

bersih
 - Memiliki hewan peliharaan yang terinfeksi

parasit atau tidak terjaga kebersihannya


 - Berenang di sungai, danau, atau kolam

yang kotor
 - Memiliki pekerjaan yang melibatkan kontak

dengan tinja, seperti pengasuh bayi atau


anak
 Komplikasi yang dapat terjadi akibat infeksi
parasit tergantung pada jenis penyakitnya.
Pada kasus cacing kremi, komplikasi yang
mungkin muncul meliputi peradangan pada
vagina (vaginitis), peradangan pada lapisan
dalam rahim (endometriosis), dan infeksi
saluran kemih. Sedangkan komplikasi yang
dapat terjadi pada kriptosporidiosis antara
lain malnutrisi, serta peradangan pada
kantung empedu, liver, dan pankreas.
Tujuan Terapi

 Tujuan terapi pada penyakit infeksi


parasit ialah mengurangi,
melemahkan, dan membunuh parasit
penyebab infeksi, serta meningkatkan
tingkat kekebalan tubuh dan
kesehatan pasien.
Terapi Non Farmakologi
 Terapi non farmakologi ini dapat kita tempuh
dengan pendidikan dan sosialisasi tentang
gaya hidup yang baik dan sehat,
meningkatkan kesadaran akan pentingnya
menjaga, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, memperbaiki dan mengawasi
sanitasi air, makanan,tempat kerja, tempat
tidur, dan lingkungan.
Terapi Farmakologi
 1. Metronidazole.
Obat ini cukup efektif melawan sebagian besar
protozoa parasit sehingga merupakan salah satu obat
yang paling umum diresepkan.
 2. Ivermectin.

Sebagian besar dokter meresepkan obat ini untuk


mengobati infeksi cacing keremi atau cacing gelang di
usus halus.
 3. Albendazole.

Obat ini sangat kuat dan efektif melawan cacing


pita meskipun dapat juga diresepkan untuk
mengobati infeksi cacing parasit yang lain.
 4. Tinidazole.
Obat ini efektif melawan Giardia dan protozoa
parasit sejenis dan hanya perlu diminum satu kali,
dan nitazoxanide, yang tersedia dalam bentuk
cairan yang mudah ditelan.
 5. Mebendazole.
Merupakan obat lain yang umum diresepkan
untuk membasmi cacing keremi dan cacing gelang
 6. Praziquantel dan nitazoxanide
merupakan obat antiparasit lain yang umum
diresepkan untuk membasmi cacing pita
Farmakoterapi Pada Infeksi Parasit

1. Antelmintik atau obat cacing


adalah obat yang digunakan untuk
membrantas atau mengurangi cacing dalam
lumen usus atau jaringan tubuh.
Obat yang digunakan :
- Dietilkarbamazin
Menyebabkan paralisis dan perubahan pada
permukaan membran mikrofilaria hancur,
cepat diabsorpsi diusus, ekskresi lewat urin,
70% bentuk metabolitnya.
- Levamisol
Dosis tunggal digunakan untuk Ascaris dan
Trichostrongylus, efektifitas sedang untuk A.duodenale
dan rendah untuk N.americanus. mekanime kerja dari
Levamisol adalah dengan meningkatkan aksi potensial
dan menghambat transmisi neuromukular cacing
paralisis. Absorpsi oral cepat dan lengkap. 60% obat
diekskresi bersama ureum.
- Mebendazol
Efektif mengobati cacing gelang, cacing kremi, cacing
tambang danT.trichiura,
cacing pita. Efeknya bervariasi pada S. stercolarlis.
Kerjany merusak subseluler dan menghambat sekresi
asetilkolinesterase cacing, menghambat ambilan
glukosa. Absorpsi oral buruk, ekskresi terutama lewat
urin dalam bentuk utuh.
- Niklosamid
Untuk cacing pita (Cestoda), E. Granulosus dan
E.vermicularis. Kerjanya menghambat fosforilasi
anaerobik ADP.
- Niridazol
Efektif untuk S. haematobium dan S. mansoni.
Ekskresinya dalam bentuk metabolit melalui
urine dan tinja. Hati-hati pada penderita gangguan
fungsi hati, ginjal dan darah.
- Piperazin
Efektif terhadap A.lumbricoides dan E.vermicularis.
Kerjanya menyebabkan blokaderespon otot cacing
terhadap asetilkolin, paralisis dan cacing. Otot
cacing mudah dikeluarkan oleh peristaltik usus.
Absorpsi melalui saluran cerna, ekskresi melalui
urine.
2. Malaria
Klasifikasi pengobatan pada Malaria, yaitu:
a. Skizontosid jaringan dan darah, gametosid
dan sporontosid.
b. Untuk serangan klinik : skizontosid darah
(fase eritrosit). Cth : klorokuin, kuinin dan
meflokuin.
c. Pengobatan supresi : skizontosid darah
dalam waktu lama.
d. Pencegahan kausal : skizontosid jaringan
yang bekerja pada skizon yang baru
memasuki jaringan hati. Cth : pirimetamin
dan primakuin

Anda mungkin juga menyukai