Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengertian Infeksi Parasit

Infeksi parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, misalnya cacing atau
kutu. Infeksi parasit terjadi ketika parasit masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau
minuman yang terkontaminasi, gigitan serangga, atau kontak langsung dan tidak langsung
dengan penderita infeksi parasit.

Parasit adalah mikroorganisme yang hidup dan menggantungkan hidup dari


organisme lain. Sebagian parasit tidak berbahaya, sedangkan sebagian lain dapat
hidup dan berkembang di dalam tubuh manusia kemudian menyebabkan infeksi.

Infeksi parasit kadang dapat sembuh dengan sendirinya. Walau demikian,


seseorang yang mengalami gejala infeksi parasit disarankan untuk memeriksakan diri
ke dokter. Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan infeksi ke orang lain.

B. Penyebab Infeksi Parasit

Infeksi parasit terjadi ketika parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui
mulut atau kulit. Di dalam tubuh, parasit akan berkembang dan menginfeksi organ
tubuh tertentu.

Terdapat tiga jenis parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia,
yaitu:

a. Protozoa

Protozoa merupakan jenis parasit yang umumnya hanya bisa dilihat melalui
mikroskop. Protozoa yang dapat menginfeksi manusia dapat dibagi ke dalam 4 jenis,
yaitu:

 Amoeba, yang menyebabkan penyakit amebiasis


 Siliofora, yang menjadi penyebab balantidiasis
 Flagellata, yang mengakibatkan penyakit giardiasis
 Sporozoa, yang menjadi penyebab kriptosporidiosis, malaria, dan toksoplasmosis
b. Cacing

Cacing adalah parasit yang umumnya dapat dilihat dengan mata telanjang.
Sama seperti protozoa, cacing dapat hidup di dalam atau di luar tubuh manusia.

Ada tiga jenis cacing yang bisa menjadi parasit di dalam tubuh manusia, yaitu:

 Acanthocephala atau cacing kepala duri


 Platyhelminths atau cacing pipih, termasuk di antaranya cacing isap
(trematoda) dan cacing pita penyebab taeniasis
 Nematoda, seperti cacing gelang yang menyebabkan
penyakit ascariasis, cacing kremi, dan cacing tambang

Cacing dewasa umumnya hidup di saluran pencernaan, darah, sistem getah


bening, atau jaringan di bawah kulit. Namun, cacing tidak dapat memperbanyak
diri di dalam tubuh manusia. Selain bentuk cacing dewasa, bentuk larva dari
cacing juga dapat menginfeksi berbagai jaringan tubuh.

c. Ektoparasit

Ektoparasit adalah jenis parasit yang hidup di kulit manusia dan mendapat
makanan dengan mengisap darah manusia. Beberapa contoh ektoparasit adalah:

 Pediculus humanus capitus, yaitu kutu rambut yang menyebabkan kulit kepala


terasa gatal
 Pthirus pubis, yaitu kutu kemaluan yang membuat kulit kemaluan terasa gatal,
mengalami iritasi, dan terkadang menimbulkan demam
 Sarcoptes scabiei, yaitu tungau penyebab penyakit skabies atau kudis

C. Penularan Infeksi Parasit

Parasit dapat hidup di dalam atau di luar tubuh manusia dan hewan.
Mikroorganisme ini bisa ditemukan di tanah, air, tinja, serta benda yang
terkontaminasi tinja.
Oleh karena itu, penderita infeksi parasit yang tidak mencuci tangannya
dengan bersih setelah buang air besar (BAB) dapat menularkan parasit ke orang lain
melalui kontak langsung atau benda apa pun yang disentuhnya.

Infeksi parasit juga dapat terjadi melalui cara lain, seperti:

 Konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi parasit


 Kontak dengan hewan yang terinfeksi parasit atau penderita infeksi parasit, baik
langsung maupun tidak langsung, misalnya lewat sisir atau topi
 Gigitan nyamuk atau serangga lain yang terinfeksi parasit
 Hubungan seks secara oral (melalui mulut) dan anal (melalui dubur)

Pada kasus yang jarang terjadi, parasit juga dapat menular melalui transfusi
darah, transplantasi organ, dan dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya.

D. Faktor Risiko Infeksi Parasit

Infeksi parasit dapat terjadi pada siapa saja. Namun, risiko terserang penyakit
ini lebih tinggi pada orang dengan faktor berikut:

 Menderita gangguan sistem kekebalan tubuh


 Hidup di area yang kekurangan pasokan air bersih
 Memiliki hewan peliharaan yang terinfeksi parasit atau tidak terjaga
kebersihannya
 Berenang di sungai, danau, atau kolam yang kotor
 Memiliki pekerjaan yang melibatkan kontak dengan tinja, seperti pengasuh bayi
atau anak.

E. Tanda-tanda dan gejala infeksi parasit

Gejala infeksi biasanya bervariasi tergantung pada apa organisme


penyebabnya dan sistem organ yang diserangnya. Maka, satu kasus infeksi bisa
menimbulkan serangkaian tanda dan gejala yang beda dari kasus lainnya. Akan tetapi,
biasanya gejala yang muncul cenderung lama sembuh.
Secara umum, berikut adalah gejala-gejala yang menandakan adanya parasit
dalam tubuh Anda:

1. Berat badan turun drastis

Jangan senang dulu jika berat badan Anda tahu-tahu turun drastis. Penurunan
berat badan secara tiba-tiba dapat menjadi salah satu gejala dari berbagai penyakit.
Apalagi jika Anda tidak sedang menjalani diet atau memang tidak ada keinginan
untuk menurunkan berat badan. Bisa jadi, ini merupakan suatu gejala adanya parasit
yang hidup di dalam tubuh Anda.
Salah satu jenisnya yang paling sering menyebabkan penurunan berat badan
adalah cacing pita. Cacing pita umumnya mengambil nutrisi yang ada di usus Anda.
Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
Tidak jarang, orang yang memiliki cacing pita dalam tubuhnya mengalami
sakit perut dan kehilangan nafsu makan, sehingga membuat berat badan turun secara
drastis dan tiba-tiba.

2. Menderita diare

Virus, bakteri, dan parasit merupakan penyebab utama terjadinya diare. Jenis
parasit yang membuat Anda diare adalah Giardia lamblia.
Giardia adalah parasit kecil yang hidup di usus manusia dan hewan, yang
dapat menular. Anda dapat terinfeksi bila tidak sengaja menelannya, lewat makanan
yang kurang matang atau air yang terkontaminasi feses dan bakteri lainnya.

3. Mengalami reaksi alergi

Seperti yang dilansir dari American Association for The Advancement


Science, reaksi alergi bisa menjadi tanda ada parasit yang hidup dalam tubuh Anda.
Alergi terjadi ketika antibodi tubuh mengenali protein pada parasit (seperti
protein pada kacang) sebagai alergen, sehingga menimbulkan reaksi yang berlebihan.
Reaksinya bisa berupa pilek hingga syok anafilaktik.
Para peneliti menilai bahwa reaksi ini merupakan salah satu reaksi pertahanan
tubuh.
Bila Anda mengalami reaksi alergi secara tiba-tiba, seperti iritasi, atau muncul
ruam kulit tiba-tiba yang disertai gatal-gatal, silakan konsultasikan kepada dokter
meskipun belum tentu ada parasit di tubuh Anda yang menyebabkan alergi.

4. Keputihan yang tidak normal

Jenis parasit yang memengaruhi organ kewanitaan seseorang adalah


Trichomonas vaginalis. Parasit Trichomonas paling sering menyerang bagian
kewanitaan, seperti vagina, vulva, leher rahim, hingga uretra. Namun, pria juga bisa
terkena infeksi ini di penisnya.
Parasit ini hidup di tubuh Anda dan menyebar lewat hubungan seks. Belum
diketahui secara pasti apa yang menyebabkan parasit ini muncul. Untuk tindakan
pencegahan, gunakanlah alat kontrasepsi, seperti kondom.
Parasit yang ditularkan melalui penyakit menular seksual ini dapat
menyebabkan perubahan pada keputihan Anda, seperti:
 Warna keputihan berubah menjadi kuning hingga hijau

 Keputihan berbau amis

Selain itu, Anda mungkin merasakan nyeri pada alat kelamin Anda, tidak nyaman
saat buang air kecil, dan sakit saat melakukan hubungan intim.

F. Gejala-gejala lainnya

Selain gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, Anda mungkin juga bisa
mengalami gejala-gejala infeksi parasit berikut ini:
 Ada bercak putih di feses; dapat muncul setelah bepergian dari tempat baru.
 Sulit tidur atau terbangun beberapa kali di malam hari

 Pegal linu, nyeri otot, nyeri persendian yang bisa bertahan hingga sebulan.

 Sering kelelahan, kecapekan, selalu letih

 Pembengkakan kelenjar getah bening


 Dehidrasi

Beberapa jenis parasit yang hidup di dalam tubuh mungkin tidak menimbulkan
gejala atau tanda-tanda khusus. Bila Anda mencurigai tubuh Anda terinfeksi parasit,
segera periksakan ke dokter agar mendapatkan penanganan lebih awal.

Anda mungkin juga menyukai