Anda di halaman 1dari 8

Dr monica- parasit

Pengantar Parasitologi Blok 12

Kali ini kita akan belajar mengenai ilmu dasar parasitology. Apa itu parasitology? Parasitologi
adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang parasit yang hidup dalam tubuh manusia
atau hewan, baik yang hidup sementara atau menetap untuk mengambil makanan sebagian atau
seluruhnya dari manusia atau hewan tersebut dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Jadi yang dimaksud dengan parasit adalah suatu organisme yang tidak dapat hidup sendiri, hidup
selalu membutuhkan mahluk hidup untuk mempertahankan hidupnya karena mahluk hidup
tersebut merupakan sumber makanannya untuk hidup.  Nah, berdasarkan pembagiannya,
parasitology kedokteran dibagi menjadi 3 bidang yaitu….

Gambar 1. Pembagian parasitology kedokteran

Yang akan adik-adik pelajari tentang parasitology adalah mencangkup zooparasite baik protozoa
dan metazoa serta artropoda dan fitoparasit yang mencangkup fungus atau jamur. bakteri,
spirochaeta dan virus akan dipelajari dibagian mikrobiologi kedokteran. Ilmu yang mempelajari
tentang parasit yang termasuk dalam golongan cacing adalah helmintologi kedokteran.
Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang parasit dari golongan protozoa adalah Protozoologi
kedokteran, Ilmu yang mempelajari tentang berbagai serangga penular dan penyebab penyakit
seperti nyamuk, lalat, kutu dan tungau adalah entomologi kedokteran. Ilmu yang mempelajari
tentang jamur dan penyebab penyakit pada manusia  adalah mikologi kedokteran. 

Dialam, selalu terjadi symbiosis, yaitu hubungan timbal balik antara dua organisme atau mahluk
hidup. Simbiosis ini dapat berlangsung sementara ataupun permanen. 
Pada gambar diatas dapat dilihat terdapat tiga hubungan antara hospes dan parasite yaitu
mutualisme, komensalisme dan parasitisme. 

Pembagian Jenis Parasit

Pembagian jenis parasite berdasarkan cara hidup dan tempat hidupnya sebagai berikut:
Endoparasit dapat diklasifikasi lagi sebagai berikut :
Parasit obligat adalah parasit yang menggantungkan hidupnya pada hospes dan tidak dapat hidup
bila di luar hospes, contoh : Plasmodium, Toxoplasma gondii.

Parasit accidental adalah parasit yang menginfeksi hospes secara tidak disengaja,
contoh : Echinococcus granulosus yang menginfeksi manusia dan berkembang menjadi kista
hidatid.

Parasit abberant adalah parasit yang dapat menginfeksi hospes, tetapi tidak dapat berkembang
menjadi cacing dewasa pada hospes, contoh : Toxocara canis yang menginfeksi manusia. 

Pembagian jenis hospes

Untuk beradaptasi dengan lingkungannya, maka parasit memerlukan tempat hidup dan
berkembang sehingga memerlukan hospes definitif. 

Hospes definitif adalah hospes yang menjadi tempat hidup parasit dan berkembang biak secara
seksual dan menjadi dewasa. Contoh : manusia merupakan hospes definitif dari cacing
gelang/Ascaris lumbricoides. 

Hospes perantara atau hospes intermediate adalah hewan yang dapat menularkan atau membawa
bentuk infektif di dalam tubuhnya dan berkembang biak secara aseksual. Contoh : keong air
tawar

Hospes reservoar adalah hewan yang mengandung parasit dan terus-menerus menjadi sumber
infeksi. Contoh : Kera di Sumatera dan Semenanjung Malaka yang menjadi sumber penyakit
Filariasis Malayi.

Hospes paratenik adalah hewan yang mengandung stadium infektif parasit, tidak dapat
berkembang menjadi stadium dewasa, namun dapat menularkan stadium infektif dan
berkembang menjadi dewasa pada hospes definitif. 

Vektor adalah hewan atau serangga yang dapat menularkan parasit pada manusia dan hewan.

Penularan Penyakit Parasit

Penularan penyakit parasit terjadi karena stadium infektif berpindah dari satu hospes ke hospes
yang lain. Macam-macam cara perpindahan adalah sebagai berikut:

a.       Melalui mulut (per oral), misalnya menelan makanan maupun minuman yang
terkontaminasi oleh tinja yang mengandung stadium telur atau larva parasite dari Ascaris
lumbricoides.

b.       Melalui kulit, misalnya kontak langsung kulit penderita yang terinfeksi dengan kulit sehat.
Misalnya scabies atau melalui gigitan nyamuk pada filariasis, malaria dan trypanosomiasis.
c.       Melalui saluran pernapasan/hidung misalnya ketika berenang stadium trofozoit
dari Naegleria fowleri.

d.       Melalui organ genital yaitu melalui hubungan seksual, misalnya akibat masuknya stadium
trofozoit dari Trichomonas vaginalis.

e.       Melalui transplasenta misalnya dari ibu yang hamil menularkan penyakit kepada bayi yang
ada dalam kandungannya melalui plasenta pada kasus Toxoplasmosis.

f.        Melalui transmisi iantrogenik : transfuse misalnya kasus malaria, toksoplasmosis.

Sumber infeksi

Manusia merupakan sumber infeksi yang paling sering dan paling utama, sumber infeksi lainnya
dapat berupa tanah (larva infektif yang ada di tanah dapat menembus kulit), air (bentuk infektif
kista amuba atau Giardia yang tertelan), makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh telur
atau larva cacing, vektor baik vektor mekanik maupun vektor biologi misalnya stadium telur
parasite yang menempel pada kaki vektor mekanik seperti kecoa, binatang baik binatang
peliharaan atau binatang lainnya seperti anjing, kucing, babi, sapi, serangga penghisap darah
misalnya nyamuk. 

Gejala penyakit dan pathogenesis penyakit

Gejala yang terjadi akibat infeksi parasit umumnya bervariasi dari asimptomatik atau tanpa
gejala, gejala ringan sampai berat. Hal ini tergantung dari beberapa hal : 

a. Jumlah parasite yang masuk ke dalam tubuh

b. Penyebaran parasite di dalam organ tubuh, bila semakin banyak, maka akan menyebabkan
kerusakan

    mekanis akibat iritasi dan toksin yang dihasilkan oleh parasite sehingga organ dan jaringan
dapat

    mengalami gangguan. 

c. Sifat parasit

Mekanisme pathogenesis penyekit parasite terdiri dari beberapa mekanisme yaitu:

a. Nekrosis litik, beberapa parasit dapat memproduksi enzim yang dapat menekrosis dan
melisiskan jaringan. Misalnya Entamoeba histolytica yang dapat memproduksi enzim sistein
proteinase sehingga dapat melisiskan dan menekrosiskan jaringan sehingga terjadi ulkus amuba.
b. Trauma, disebabkan oleh penempelan cacing tambang pada mukosa jejunum menggunakan
dua pasang gigi atau sepasang gigi dengan benda kitin sehingga menyebabkan trauma pada villi
usus dan perdarahan pada mukosa usus.

c. Manifestasi alergi, gejala klinis yang timbul disebabkan oleh respon imun host terhadap
parasit. Misalnya infeksi oleh Ascaris lumbricoides akan menimbulkan pneumonia eosinofilik. 

d. Obstruksi atau sumbatan fisik, disebabkan oleh infeksi Ascaris lumbricoides dengan jumlah
parasit yang banyak dan infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum yang dapat
menyumbat kapiler otak pada penderita malaria berat. 

e. Reaksi inflamasi, gejala penyakit disebabkan oleh perubahan inflamasi dan fibrosis akibat
infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria (limfadenitis) dan infeksi oleh Schistosoma
haematobium (granuloma pada kandung kemih)

f. Neoplasia/ keganasan, infeksi oleh Clonorchis sinensis dapat menginduksi timbulnya


karsinoma kantong empedu  dan Schistosoma haematobium dapat menimbulkan kanker kandung
kemih.

Gejala penyakit yang disebabkan oleh parasit biasanya mirip dengan penyakit lainnya, oleh
karena itu perlu menegakkan diagnosisnya. 

Cara menegakkan diagnosis

Cara menegakkan penyakit parasite adalah berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan
penunjang. Untuk menunjang dan membantu menegakkan diagnosis penyakit parasite, maka
dapat dilakukan berbagai pemeriksaan dimana specimen dapat diambil dari : tinja, urin, darah,
dahak/sputum, biopsy jaringan, cairan empedu, cairan serebrospinal, dan dari specimen genitalia
misalnya usap atau swab vagina (dapat dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop). Spesimen
lain dapat diambil dari kultur, pemeriksaan serologi, skin test, molekuler, inokulasi binatang,
xenodiagnoses khusus untuk chagas disease dan pemeriksaan rontgen maupun imaging yang
lain. 

Pencegahan penyakit parasit

Pencegahan penyakit parasite dapat dilakukan secara massal maupun individual. Tujuan utama
pencegahan adalah memutus rantai penularan atau siklus hidup parasite dengan melakukan
pengobatan pada host dan parasitnya. Selain itu dapat juga dilakukan pemberantasan vektor dan
sumber infeksi. 

 
Sistem Imun terhadap infeksi parasite

Sistem imun host baik seluler maupun humoral berperan dalam mengeliminasi infeksi parasite.
Namun, kerja sistem imun host terhadap parasite berbeda dengan virus dan bakteri karena parasit
memiliki sistem pertahanan yang unik supaya dapat terhindar dari sistem imun hospesnya karena
beberapa hal, diantaranya :

a. Parasit memiliki struktur yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan virus dan bakteri
dengan variasi antigen.

b. Parasit protozoa hidup intraseluler sehingga sulit dieliminasi oleh sistem imun host

c. Reinfeksi dapat terjadi pada hospes. Hospes tetap rentan terhadap infeksi parasite walaupun
sudah dinyatakan sembuh dari infeksi parasite.

d. Antibodi yang diproduksi olah host berbeda-beda

e. Infeksi parasite menyebabkan kerusakan sistem pertahanan hospes khususnya sistem


retikuloendotelial. 

Penggolongan Parasit 
 

Anda mungkin juga menyukai