Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATAKULIAH INTERAKSI OBAT

CONTOH INTERAKSI OBAT

KATEGORI MAYOR

Kelompok 1 :

Ainayatul Hidayah

Anggi Marlina

Arivia Deniyana

Dea Septi

Della Astary

Deshiderarhtis Bupu

Desi Marlinarahman

Deyana Oredo Cova

Dian Attikasari

Dita Herdianti

Dwi Nurafifah

Hamidah

STIKES BANI SALEH

PRODI S1 FARMASI SORE SEMESTER 6


INTERAKSI OBAT CONTOH INTERAKSI OBAT MAYOR

1. Interaksi antara Viagra (Sildenafil) dan NitroBid (Nitroglyceryn)


Menggunakan sildenafil bersama dengan nitrogliserin tidak
dianjurkan. Menggabungkan obat ini dapat menyebabkan tekanan darah
turun secara berlebihan, yang dapat menyebabkan kolaps kardiovaskular.
Risiko efek samping lainnya seperti pusing, pingsan, sakit kepala, palpitasi
jantung, dan priapisme juga meningkat.
Saran : sebaiknya salah satu obat diganti karena penggunaan
kedua obat tersebut kontraindikasi dan beresiko sangat tinggi (Mayor)
untuk dikombinasikan. Apabila muncul efek seperti  nyeri dada atau sesak
saat melakukan perawatan dengan sildenafil, pasien diharap segera
menghubungi tenaga medis. Jangan menggunakan nitrogliserin tanpa
berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, walaupun sudah beberapa
hari sejak riwayat minum sildenafil. Penting untuk memberi tahu dokter
tentang obat lain yang digunakan pasien, termasuk vitamin dan herbal.

2. Interaksi Lortab (acetaminophen / hydrocodone) dengan makanan


Jangan gunakan alkohol atau obat-obatan yang mengandung
alkohol saat menerima terapi dengan Lortab. Hal ini dapat meningkatkan
efek samping pada sistem saraf seperti kantuk, pusing, ringan, sulit
berkonsentrasi, dan gangguan dalam pemikiran dan penilaian. Pada kasus
yang parah dapat menimbulkan tekanan darah rendah, gangguan
pernapasan, pingsan, koma, atau bahkan kematian. Konsumsi alkohol juga
dapat menyebabkan pelepasan obat secara cepat, sehingga kadar obat
dalam darah tinggi sehingga dapat berpotensi mematikan.
Saran : Hindari mengkonsumsi alkohol, grapefruit, dan jus jeruk.
Hindari aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan mental seperti
mengemudi atau mengoperasikan mesin. Penting untuk memberi tahu
dokter mengenai obat lain yang digunakan bila ada, termasuk vitamin dan
herbal. Jangan berhenti menggunakan obat apapun tanpa terlebih dahulu
berdiskusi dengan dokter.

3. Interaksi Zocor (Simvastatin) dengan makanan


Jus grapefruit secara signifikan dapat meningkatkan kadar
simvastatin dalam darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko efek samping
seperti kerusakan hati dan rhabdomyolysis.
Saran : harus menghindari konsumsi grapefruit selama pengobatan
dengan simvastatin. Apabila muncul efek seperti rasa sakit otot, nyeri
tekan, demam, menggigil, nyeri sendi atau pembengkakan, pendarahan
atau memar yang tidak biasa, ruam kulit, gatal, kehilangan nafsu makan,
kelelahan, mual, muntah, dan / atau kulit yang menguning terutama jika
gejala ini disertai demam atau urine berwarna gelap. Pasien harus segera
menghubungi tenaga medis. Penting untuk memberi tahu dokter Anda
tentang semua obat lain yang Anda gunakan, termasuk vitamin dan herbal.
Jangan berhenti menggunakan obat apapun tanpa terlebih dahulu berbicara
dengan dokter.

4. Xanax dan Lortab


Menggunakan obat secara bersamaan dapat menyebabkan depresi
sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan efek samping yang serius
termasuk gangguan pernapasan, koma, dan bahkan kematian.
Saran : sebaiknya salah satu obat diganti karena penggunaan
kedua obat tersebut kontraindikasi dan beresiko sangat tinggi (Mayor)
untuk dikombinasikan. Hindari penggunaan alkohol, dan beritahu tenaga
medis mengenai obat lain yang sedang dikonsumsi/ riwayat pengobatan

5. Interaksi propranolol dan salbutamol


Interaksi propranolol dan salbutamol Termasuk dalam tingkat
signifikansi 0 dengan onset rapid. Tingkat keparahan interaksi ini
termasuk major dengan dokumentasi suspected. Mekanisme interaksinya
termasuk farmakodinamik dimana agen beta bloker non selektif bersifat
antagonis terhadap efek agen beta agonis sehingga dapat terjadi
bronkospasme.
Saran: Sebaiknya penggunaan kedua obat ini secara bersamaan,
jika memang dibutuhkan gunakan beta bloker yang bersifat selektif

6. Interaksi furosemide dan digoxin


Interaksi furosemide dan digoxin termasuk dalam tingkat
signifikansi dengan onset delayed. Tingkat keparahan interaksi ini
termasuk major dengan dokumentasi probable. Mekanisme interaksinya
termasuk farmakokinetika dalam fase ekskresi yaitu dengan cara
furosemid meningkatkan ekskresi urin dari ion kalium dan magnesium
yang mempengaruhi aktifitas otot jantung sehingga gangguan
keseimbangan elektrolit dapat memicu terjadinya aritmia.jika kedua obat
ini digunakan bersama-sama maka diperlukan pengukuran kadar kalium
dan magnesium.
Saran: Pencegahan gangguan keseimbangan elektrolit dapat
diatasi dengan diet rendah natrium dan penambahan diuretik hemat kalium

7. kaptopril bersama diuretik hemat kalium (misal: spironolakton,


amilorid,triamteren)
Menyebabkan terjadinya hiperkalemia yang mengancam
kehidupan. Beberapa penyakit seperti penyakit hati kronik dan kongesti
hati menyebabkan penghambatan metabolisme obat-obat tertentu yang
dimetabolisme di hati (misalnya simetidin) sehingga toksisitasnya dapat
meningkat. Pemberian relaksans otot bersama aminoglikosida pada
penderita miopati, hipokalemia, atau disfungsi ginjal, dapat menyebabkan
efek relaksans otot meningkat dan kelemahan otot meningkat.

8. Ciprofloxacin dengan Sulcrafate


Kejadian interaksi tingkat keparahan mayor terjadi antara
ciprofloxacin dengan sucralfat. Interaksi antara ciprofloxacin dengan
sucralfat terjadi secara farmakokinetik. Interaksi ini tejadi sebanyak 1
kejadian. Interaksi ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang
tidak larut antara ciprofloxacin dengan komponen alumunium dari
sucralfat sehingga mengurangi absorbsi antibiotik. Sucralfat bekerja
dengan menempel pada protein di permukaan ulkus dengan membentuk
kompleks larutan yang stabil. Kompleks ini berfungsi sebagai pelindung
permukaan ulkus, hal inilah yang menyebabkan absorbs ciprofloxacin
Interaksi ini dapat diminimalkan dengan pemberian ciprofloxacin
setidaknya 2 jam sebelum atau 6 jam setelah dosis sucralfat. Pemberian
jeda ini lebih signifikan untuk mengurangi resiko interaksi obat.

9. Azitromisin dan levofloxacin


Penggunaan azitromisin dan levofloksasin secara bersama-sama
dapat memicu terjadinya aritmia jantung . Azitromisin dan levofloksasin
merupakan antibiotik yang digunakan secara kombinasi dengan tujuan
untuk meningkatkan efek antibiotik pada terapi pneumonia. Interaksi ini
membahayakan bagi jiwa, namun demikian apabila memang diperlukan
untuk dilakukan terapi dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan
bagi pasien. Potensi membahayakan yang mungkin timbul katena interaksi
antara azitromisin dan levofloksasin dapat dilakukan dengan melihat
kondisi pasien. Jika kondisi pasien cenderung akan mengalami efek
membahayakan, maka rekomendasi harus diubah.

10. Azitromisin dan digoksi atau amiodaron (terapi penyerta hipertensi)


Interaksi obat mayor yang berkaitan dengan terapi pneumonia juga
terjadi pada penggunaan secara bersama-sama antibiotik untuk terapi
pneumonia dan obat lain yang digunakan untuk terapi penyerta hipertensi,
yaitu interaksi antara azitromisin dengan amiodaron dan digoxin.
Penggunaan azitromisin dan amiodaron akan menimbulkan efek
peningkatan interval depolarisasi dan repolarisasi jantung. Efek bahaya
yang mungkin dapat ditimbulkan adalah terjadinya aritmia jantung.
Kombinasi antara azitromisin dan digoksin dapat menghambat ekskresi
digoxin sehingga terjadi penumpukan digoxin di dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai