Anda di halaman 1dari 6

Interaksi Obat

Yeza Destiani

Kelas C1
S1, Semester 5

Dalam penelitian yang diterbitkan di Journal Syifa Sciences and Clinical Research

(JSSCR) Volume 5 Nomor 2 tahun 2023, yang berjudul "Potensi Interaksi Obat Antidiabetes

Melitus Tipe-2 dengan Obat Antihipertensi," peneliti, Widy Susanti Abdulkadir dan tim,

melakukan penelitian untuk mengevaluasi potensi interaksi obat pada pasien yang

mengkonsumsi obat antidiabetes dan antihipertensi secara bersamaan.

Penelitian ini berfokus pada pasien diabetes melitus tipe-2 (DM tipe-2) yang juga

memiliki penyakit penyerta hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengidentifikasi potensi interaksi antara obat-obatan antidiabetes dan antihipertensi

yang dapat menguntungkan atau merugikan pasien.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien perempuan lebih banyak dibandingkan

laki-laki, dan kelompok usia terbanyak adalah kelompok 50-59 tahun. Obat yang paling

berpotensi mengalami interaksi adalah metformin dan amlodipin. Interaksi obat yang

terjadi adalah fase farmakodinamik, dan tingkat keparahan interaksi diklasifikasikan

sebagai tingkat moderat.

Penggunaan metformin dan amlodipine secara bersamaan dapat mengurangi efektivitas

metformin dan potensial menyebabkan penurunan kadar gula dalam darah

(hipoglikemik). Oleh karena itu, interaksi ini harus diperhatikan dalam pengobatan

pasien DM tipe-2 dengan komplikasi hipertensi.

Penelitian ini didasarkan pada data retrospektif dari rekam medik pasien diabetes

melitus dengan hipertensi yang dirawat di puskesmas Batudaa Kabupaten Gorontalo

periode Januari-Desember 2021. Total sampel dalam penelitian ini adalah 70 pasien,

yang merupakan pasien yang menerima pengobatan obat diabetes melitus tipe-2
Interaksi Obat
bersama dengan obat hipertensi.

Penelitian ini memberikan pemahaman penting tentang masalah interaksi obat pada

pasien dengan DM tipe-2 dan hipertensi, sehingga dapat membantu praktisi medis

dalam pengelolaan pengobatan pasien-pasien ini. Intervensi yang tepat dapat dilakukan

untuk menghindari efek samping atau komplikasi yang mungkin timbul akibat interaksi

obat.
Interaksi Obat
Bagaimana Interaksi obat dengan makanan/obat herbal?

1. Simvastatin
Interaksi dengan Jus Jeruk:
• Penurunan Penyerapan: Jus jeruk, terutama jus jeruk segar,
mengandung senyawakimia yang dikenal sebagai flavonoid.
Salah satu flavonoid yang penting dalam jus jeruk adalah
bergamottin. Bergamottin dapat mempengaruhi enzim
sitokrom P450 3A4 dalam hati, yang berperan dalam
pemecahan obat-obatan dalam tubuh.
• Efek pada Metabolisme: Simvastatin dimetabolisme di
hati melalui enzim CYP3A4. Konsumsi jus jeruk dapat
menghambat aktivitas enzim ini, sehinggapenyerapan
dan metabolisme simvastatin dalam tubuh dapat
terpengaruh.
• Risiko Efek Samping: Interaksi antara simvastatin dan jus
jeruk dapat meningkatkan kadar obat dalam darah Anda.
Ini dapat meningkatkan risiko efeksamping, terutama efek
samping yang terkait dengan toksisitas obat, seperti
kerusakan otot yang parah.
2. Captopril
Interaksi dengan Makanan Kaya Kalium:
• Penjelasan: Captopril dapat menyebabkan peningkatan
kadar kalium dalam darah(hiperkalemia). Makanan yang
mengandung kalium tinggi dapat memperburuk kondisi ini.
Kadar kalium yang normal dalam tubuh sangat penting,
karena perubahan yang signifikan dapat menyebabkan
masalah jantung dan otot.
• Contoh Makanan Kaya Kalium: Beberapa contoh makanan
yang kaya kalium meliputi pisang, jeruk, tomat, kentang,
sayuran berdaun hijau, alpukat, dan produksusu.
• Rekomendasi: Penting untuk menghindari atau membatasi
konsumsi makanan yang kaya kalium saat Anda
menggunakan captopril. Dokter Anda mungkin akan
Interaksi Obat
memberikan panduan tentang seberapa banyak kalium yang
dapat Anda konsumsisetiap hari. Dalam beberapa kasus,
dokter juga dapat meresepkan diuretik (obat penurun
tekanan darah) bersamaan dengan captopril untuk
membantu mengontrolkadar kalium dalam darah.
3. Amlodipine
Interaksi Amlodipine dengan Jus Grapefruit:
Interaksi Obat

• Jus grapefruit, terutama jus jeruk grapefruit, dapat berinteraksi dengan


amlodipine. Hal ini disebabkan oleh senyawa-senyawa dalam jus grapefruit
yangmempengaruhi enzim dalam tubuh yang terlibat dalam pemrosesan obat-
obatan. Dalam kasus amlodipine, konsumsi jus grapefruit dapat
meningkatkan kadar obatdalam darah, yang dapat meningkatkan risiko efek
samping.
• Jus grapefruit dapat menghambat aktivitas enzim siktohrom P450 3A4 dalam
sistem pencernaan dan hati. Amlodipine adalah obat yang diproses oleh enzim
ini. Akibatnya, ketika Anda minum jus grapefruit secara bersamaan dengan
amlodipine, obat tersebut dapat lebih lambat terurai dalam tubuh, sehingga
kadar obat dalam darah meningkat. Hal ini dapat meningkatkan risiko efek
samping seperti peningkatan tekanan darah rendah, edema (pembengkakan),
atau gangguanirama jantung.
4. Cetirizine
St. John's Wort adalah tumbuhan yang sering digunakan dalam pengobatan alternatif
untuk depresi ringan hingga sedang, kecemasan, dan masalah tidur. Namun, interaksi
antara cetirizine dan St. John's Wort adalah subjek perhatian karena St. John's Wort
dapatmemengaruhi metabolisme obat di dalam tubuh.
• Interaksi Potensial:
o Metabolisme Obat: St. John's Wort dapat meningkatkan aktivitas
enzim hati, seperti sitokrom P450 3A4, yang berperan dalam
pemecahan dan penghilangan obat dari tubuh. Ini berarti bahwa ketika
Anda mengonsumsiSt. John's Wort bersamaan dengan cetirizine,
metabolisme cetirizine dalamtubuh Anda dapat dipercepat. Akibatnya,
kadar cetirizine dalam darah Anda dapat menurun, dan efektivitas
cetirizine dalam mengatasi alergi atau gejala pilek dapat berkurang.
• Dampak:
o Penurunan efektivitas cetirizine, yang dapat menyebabkan gejala
alergiatau pilek Anda tidak teratasi dengan baik.
• Rekomendasi:
Interaksi Obat
o Jika Anda sedang menggunakan cetirizine dan ingin mencoba atau sudah
mengonsumsi St. John's Wort atau obat herbal lainnya, penting untuk
berbicara dengan dokter Anda. Dokter Anda dapat memberikan panduan
terbaik tentang apakah interaksi antara obat cetirizine dan obat herbal
tertentumerupakan masalah dan apa yang harus Anda lakukan.
5. Methylprednisolone
Interaksi yang mungkin terjadi antara metilprednisolon dan ekstrak bawang putih:
• Peningkatan Risiko Pendarahan: Bawang putih telah dilaporkan memiliki sifat
antikoagulan (mengurangi pembekuan darah). Jika dikonsumsi bersamaan
dengan metilprednisolon, yang juga dapat mempengaruhi pembekuan darah,
ada potensi peningkatan risiko pendarahan. Ini terutama penting jika Anda
mengonsumsi dosistinggi metilprednisolon.
• Pengaruh terhadap Metabolisme Obat: Bawang putih mengandung senyawa
yang dapat memengaruhi aktivitas enzim hati yang terlibat dalam metabolisme
obat. Ini dapat mempengaruhi sejauh mana metilprednisolon dihilangkan dari
tubuh Anda. Sebagai akibatnya, dapat terjadi peningkatan atau penurunan kadar
metilprednisolondalam darah Anda.

Pengaruh pada Kondisi Medis yang Diterapkan: Penggunaan bawang putih secara
bersamaandengan metilprednisolon mungkin mengurangi efektivitas kortikosteroid
dalam mengobati kondisi medis tertentu, seperti peradan

Anda mungkin juga menyukai