OWA Golongan 1
Golongan 1: Obat-obat pada golongan ini adalah obat yang dapat digunakan untuk
mengatasi keluhan kesehatan yang ringan dan umumnya tersedia dalam bentuk sediaan topikal
atau oral.
1.1. Kontrasepsi telan
• Levonorgestrel
o Indikasi: mencegah kehamilan
o Kontraindikasi: alergi terhadap levonorgestrel atau
ethinylestradiol, riwayat atau risiko tinggi terkena trombosis,
dan kondisi medis tertentu seperti penyakit hati, kanker
payudara, dan migrain dengan aura.
o Efek samping: mual, muntah, sakit kepala, perubahan mood,
perubahan siklus menstruasi, dan nyeri payudara.
• Norethisterone
1.2. Pencernaan
• Metoclopramide (Antimual)
• Omeprazole
o Indikasi: mengatasi gangguan pencernaan seperti GERD,
ulkus lambung, dan Zollinger-Ellison syndrome.
• Povidone iodine
o Indikasi: digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan kulit
sebelum operasi, membersihkan luka, dan membersihkan mulut
sebelum prosedur medis.
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap povidone iodine.
• Ipratropium bromide
o Indikasi: mengatasi bronkospasme pada
pasien dengan asma, bronkitis kronis, dan emfisema.
• Theophylline
o Indikasi: mengatasi bronkospasme pada pasien dengan
asma, bronkitis kronis, dan emfisema.
• Diazepam
o Indikasi: kecemasan, insomnia, status epileptikus, kejang
berulang, kejang demam, sebagai tambahan pada gejala putus
alkohol, premedikasi
Golongan 2: Obat-obat pada golongan ini adalah obat yang digunakan untuk mengatasi
keluhan kesehatan yang lebih serius dan tersedia dalam bentuk sediaan oral atau injeksi.
Contoh obat pada golongan 2 antara lain Albendazol, Bacitracin, Bismuth Subsilate,
Clindamisin, Dexametason, Diclofenak, Fenoterol, Flumetason
Peraturan mengenai daftar obat wajib apotek tercantum dalam Keputusan Menteri
Kesehatan No. 925 tahun 1993 tentang perubahan golongan OWA No.1, Keputusan Menteri
Kesehatan No. 924 tahun 1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2, dan Keputusan
Menteri Kesehatan No. 1176 tahun 1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3
3. OWA Golongan 3
Golongan 3: Obat-obat pada golongan ini adalah obat yang digunakan untuk mengatasi
keluhan kesehatan yang lebih serius dan tersedia dalam bentuk sediaan oral atau injeksi.
Berikut adalah golongan-golongan obat dan contoh obat pada OWA No. 3:
a. Obat saluran pencernaan:
• Ranitidin
o
o Indikasi:
o Kontraindikasi:
➢ Penggunaan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap
ranitidin atau kandungan lain dalam sediaan
o Efek samping:
➢ Mengantuk
• Allopurinol dan
• Piroksikam
• Cetirizin dan
o Indikasi: Mengatasi gejala alergi seperti rinitis alergi dan urtikaria kronis
idiopatik pada orang dewasa dan anak-anak
o Kontraindikasi: Hipersensitivitas terhadap cetirizin atau levocetirizin
o Efek samping: Efek samping yang umum terjadi adalah mengantuk, sakit
kepala, pusing, dan mulut kering. Efek samping yang jarang terjadi adalah
mual, muntah, diare, dan ruam kulit
• Siproheptadin
• obat TB
• Rifampisin:
• Pirazinamid:
• Ethambutol:
• Streptomisin:
➢ Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi TB
Peraturan mengenai daftar obat wajib apotek tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
925 tahun 1993 tentang perubahan golongan OWA No. 1, Keputusan Menteri Kesehatan No. 924
tahun 1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2, dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1176
tahun 1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3
. Penyerahan OWA oleh apoteker kepada pasien harus memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis
obat per pasien yang disebutkan dalam Obat Wajib Apotek yang bersangkutan, membuat catatan
pasien serta obat yang telah diserahkan, dan memberikan informasi meliputi dosis dan aturan
pakainya, kontraindikasi, efek samping, dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien