Anda di halaman 1dari 11

1.

OWA Golongan 1
Golongan 1: Obat-obat pada golongan ini adalah obat yang dapat digunakan untuk
mengatasi keluhan kesehatan yang ringan dan umumnya tersedia dalam bentuk sediaan topikal
atau oral.
1.1. Kontrasepsi telan

• Levonorgestrel
o Indikasi: mencegah kehamilan
o Kontraindikasi: alergi terhadap levonorgestrel atau
ethinylestradiol, riwayat atau risiko tinggi terkena trombosis,
dan kondisi medis tertentu seperti penyakit hati, kanker
payudara, dan migrain dengan aura.
o Efek samping: mual, muntah, sakit kepala, perubahan mood,
perubahan siklus menstruasi, dan nyeri payudara.
• Norethisterone

o Indikasi: mencegah kehamilan, mengatur siklus


menstruasi, dan mengobati endometriosis.
o Kontraindikasi: alergi terhadap norethisterone,
riwayat atau risiko tinggi terkena trombosis, dan
kondisi medis tertentu seperti penyakit hati, kanker
payudara, dan migrain dengan aura.
o Efek samping: perubahan siklus menstruasi, sakit
kepala, mual, muntah, dan nyeri payudara.
• Ethinylestradiol
o Indikasi: mencegah kehamilan, mengatur siklus menstruasi, dan mengobati gejala
menopause.
o Kontraindikasi: alergi terhadap ethinylestradiol, riwayat atau risiko tinggi terkena
trombosis, dan kondisi medis tertentu seperti penyakit hati, kanker payudara, dan
migrain dengan aura.
o Efek samping: mual, muntah, sakit kepala, perubahan mood, perubahan siklus
menstruasi, dan nyeri payudara.

1.2. Pencernaan
• Metoclopramide (Antimual)

o Indikasi: mengatasi mual dan muntah akibat


kemoterapi, radioterapi, atau pembedahan, serta
mengatasi gangguan pencernaan seperti GERD dan
gastroparesis.
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap
metoclopramide, perdarahan gastrointestinal, obstruksi mekanik pada saluran
pencernaan, dan epilepsi.
o Efek samping: kelelahan, pusing, sakit kepala, diare, kram perut, dan reaksi alergi
seperti ruam kulit dan gatal-gatal.
• Domperidone
o Indikasi: mengatasi mual dan muntah,
mempercepat kontraksi usus atau lambung, serta
meningkatkan produksi ASI.
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap
domperidone, perdarahan gastrointestinal, obstruksi
mekanik pada saluran pencernaan, dan epilepsi.
o Efek samping: sakit kepala, diare, kram
perut, dan reaksi alergi seperti ruam kulit dan gatal-
gatal.

• Omeprazole
o Indikasi: mengatasi gangguan pencernaan seperti GERD,
ulkus lambung, dan Zollinger-Ellison syndrome.

o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap omeprazole, dan


penggunaan bersamaan dengan nelfinavir.
o Efek samping: sakit kepala, diare, sembelit, mual, muntah,
dan reaksi alergi seperti ruam kulit dan gatal-gatal.
1.3. Rongga Mulut dan Tenggorokan
• Chlorhexidine

o Indikasi: digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan


kulit sebelum operasi, membersihkan luka, dan membersihkan
mulut sebelum prosedur medis.

o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap chlorhexidine.


o Efek samping: reaksi alergi, iritasi kulit, dan gatal-gatal.

• Povidone iodine
o Indikasi: digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan kulit
sebelum operasi, membersihkan luka, dan membersihkan mulut
sebelum prosedur medis.
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap povidone iodine.

o Efek samping: reaksi alergi, iritasi kulit, dan gatal-gatal.


• Benzocaine
o Indikasi: digunakan sebagai anestesi topikal untuk
mengurangi rasa sakit pada kulit dan membran mukosa.
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap
benzocaine.

o Efek samping: reaksi alergi, iritasi kulit, dan gatal-


gatal.
1.4. Pernapasan
• Salbutamol

o Indikasi: mengatasi bronkospasme pada pasien


dengan asma, bronkitis kronis, dan emfisema.
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap
salbutamol atau komponen lain dalam obat ini.
o Efek samping: sakit kepala, gemetar, jantung
berdebar, dan mulut kering.

• Ipratropium bromide
o Indikasi: mengatasi bronkospasme pada
pasien dengan asma, bronkitis kronis, dan emfisema.

o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap


ipratropium bromide atau komponen lain dalam obat
ini.
o Efek samping: mulut kering, sakit kepala,
pusing, dan batuk.

• Theophylline
o Indikasi: mengatasi bronkospasme pada pasien dengan
asma, bronkitis kronis, dan emfisema.

o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap theophylline atau


komponen lain dalam obat ini, serta pasien dengan riwayat
gangguan jantung, hipertiroidisme, dan kejang.

o Efek samping: sakit kepala, mual, muntah, jantung berdebar,


dan kejang.
1.5. Sistem Neuromuskular

• Diazepam
o Indikasi: kecemasan, insomnia, status epileptikus, kejang
berulang, kejang demam, sebagai tambahan pada gejala putus
alkohol, premedikasi

o Kontraindikasi: depresi napas, acute pulmonary


insufficiency, henti napas saat tidur (sleep apnoea), gangguan
hati berat, myasthenia gravis
o Efek samping: mengantuk, lelah, pusing, kebingungan,
gangguan koordinasi, penurunan kemampuan berpikir dan
berkonsentrasi, mual, muntah, sembelit, mulut kering, penurunan
libido, reaksi alergi
• Baclofen
o Indikasi: spastisitas, spasme otot

o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap obat ini, gagal


ginjal, epilepsi, stroke, penyakit Parkinson, gangguan
pernapasan, gangguan hati

o Efek samping: mengantuk, lelah, pusing, sakit kepala, mual,


muntah, diare, sembelit, mulut kering, penurunan libido, reaksi
alergi
• Carbamazepine

o Indikasi: mengontrol dan mencegah terjadinya


kejang akibat epilepsi, gangguan bipolar, nyeri di wajah
akibat gangguan saraf, trigeminal neuralgia
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap obat ini,
gagal hati, gagal jantung, depresi sumsum tulang belakang,
porfiria
o Efek samping: pusing, sakit kepala, mengantuk,
mual, muntah, diare, sembelit, mulut kering, penurunan
selera makan, reaksi alergi, peningkatan risiko infeksi.
2. OWA Golongan 2
Berikut adalah daftar obat wajib apotek golongan 2 beserta penjelasannya:
• Albendazol: obat cacing yang digunakan untuk mengobati infeksi cacing usus dan cacing
hati
o Indikasi: infeksi cacing usus, cysticercosis,
neurocysticercosis, echinococcosis
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap
albendazol, kehamilan, menyusui
o Efek samping: sakit kepala, pusing, mual, muntah,
diare, sakit perut, ruam kulit, demam, leukopenia,
trombositopenia, agranulositosis, hepatitis, peningkatan
enzim hati
• Bacitracin: obat antibiotik topikal yang digunakan untuk mengobati infeksi kulit
o Indikasi: infeksi kulit, infeksi mata, infeksi saluran
kemih
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap bacitracin
o Efek samping: reaksi alergi, iritasi kulit, gatal-gatal,
ruam kulit
• Bismuth Subsilate: obat antidiare yang digunakan untuk mengobati diare
o Indikasi: diare, dispepsia, infeksi
Helicobacter pylori
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap
bismuth subsilat
o Efek samping: tinja hitam, lidah hitam, mual,
muntah, sembelit, reaksi alergi

• Clindamisin: obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri


o Indikasi: infeksi bakteri, infeksi gigi, infeksi
saluran kemih, infeksi kulit
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap
clindamycin, kolitis pseudomembran, kehamilan,
menyusui
o Efek samping: diare, mual, muntah, sakit
perut, ruam kulit, gatal-gatal, reaksi alergi,
penurunan jumlah sel darah putih
• Dexametason: obat kortikosteroid yang digunakan untuk mengurangi peradangan dan
alergi
o Indikasi: peradangan, alergi, asma, kanker, penyakit
autoimun
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap
dexamethasone, infeksi jamur sistemik, vaksinasi hidup,
kehamilan, menyusui
o Efek samping: peningkatan tekanan darah,
peningkatan gula darah, peningkatan risiko infeksi,
penurunan sistem kekebalan tubuh, peningkatan nafsu
makan, peningkatan berat badan, gangguan tidur, depresi,
kecemasan, sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit perut,
kulit tipis, mudah memar, penurunan kalsium dalam tulang,
katarak, glaukoma, peningkatan risiko ulkus lambung
• Diclofenak: obat antiinflamasi nonsteroid yang digunakan untuk mengurangi peradangan
dan nyeri
o Indikasi: nyeri, peradangan, demam
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap
diclofenac, asma, ulkus lambung, gangguan perdarahan,
gagal jantung, kehamilan, menyusui
o Efek samping: sakit kepala, pusing, mual, muntah,
diare, sakit perut, perdarahan lambung, reaksi alergi,
peningkatan risiko serangan jantung dan stroke
• Fenoterol: obat bronkodilator yang digunakan untuk mengobati asma dan penyakit paru
obstruktif kronis
o Indikasi: asma, bronkospasme
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap fenoterol, aritmia
jantung, gagal jantung, hipertensi, kehamilan, menyusui
o Efek samping: sakit kepala, pusing, tremor, jantung
berdebar, peningkatan tekanan darah, penurunan kalium dalam darah,
reaksi alergi
• Flumetason: obat kortikosteroid yang digunakan untuk mengurangi peradangan dan alergi
o Indikasi: peradangan, alergi, asma
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap flumethasone, infeksi jamur sistemik,
vaksinasi hidup, kehamilan, menyusui
o Efek samping: peningkatan risiko infeksi, penurunan sistem kekebalan tubuh,
peningkatan tekanan darah, peningkatan gula darah, peningkatan nafsu makan,
peningkatan berat badan, gangguan tidur, depresi, kecemasan, sakit kepala, pusing,
mual, muntah, sakit perut, kulit tipis, mudah memar, penurunan kalsium dalam
tulang, katarak, glaukoma, peningkatan risiko ulkus lambung

Golongan 2: Obat-obat pada golongan ini adalah obat yang digunakan untuk mengatasi
keluhan kesehatan yang lebih serius dan tersedia dalam bentuk sediaan oral atau injeksi.
Contoh obat pada golongan 2 antara lain Albendazol, Bacitracin, Bismuth Subsilate,
Clindamisin, Dexametason, Diclofenak, Fenoterol, Flumetason
Peraturan mengenai daftar obat wajib apotek tercantum dalam Keputusan Menteri
Kesehatan No. 925 tahun 1993 tentang perubahan golongan OWA No.1, Keputusan Menteri
Kesehatan No. 924 tahun 1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2, dan Keputusan
Menteri Kesehatan No. 1176 tahun 1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3
3. OWA Golongan 3
Golongan 3: Obat-obat pada golongan ini adalah obat yang digunakan untuk mengatasi
keluhan kesehatan yang lebih serius dan tersedia dalam bentuk sediaan oral atau injeksi.
Berikut adalah golongan-golongan obat dan contoh obat pada OWA No. 3:
a. Obat saluran pencernaan:

• Ranitidin

o
o Indikasi:

➢ Tukak lambung dan tukak duodenum


➢ Refluks esofagitis

➢ Dispepsia episodik kronis


➢ Tukak akibat AINS

➢ Tukak duodenum karena H.pylori


➢ Sindrom Zollinger-

o Kontraindikasi:
➢ Penggunaan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap
ranitidin atau kandungan lain dalam sediaan

➢ Riwayat porfiria akut


➢ Gangguan fungsi paru-paru

➢ Gangguan irama jantung


➢ Diabetes
➢ Gangguan fungsi ginjal

o Efek samping:
➢ Mengantuk

➢ Penurunan gairah seks


➢ Kesulitan melakukan orgasme

➢ Perut tidak nyaman atau nyeri


➢ Rasa terbakar, gatal, dan nyeri sementara di tempat bekas suntikan
pada injeksi ranitidine
b. Obat sistem muskuloskeletal:

• Allopurinol dan

o Indikasi: Allopurinol digunakan untuk


menurunkan kadar asam urat yang berlebih di
dalam darah pada penyakit gout. Obat ini juga
digunakan pada penanganan batu ginjal yang
terbentuk dari asam urat
o Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap
Allopurinol dan serangan asam urat akut
o Efek samping: Beberapa efek samping yang
dapat terjadi setelah mengonsumsi allopurinol
adalah sakit perut, mual, muntah, diare, kantuk,
pusing, sakit kepala, kehilangan fungsi indra
pengecap, gatal-gatal, dan rambut rontok

• Piroksikam

o Indikasi: Piroksikam digunakan untuk mengurangi


rasa sakit dan peradangan pada kondisi seperti osteoartritis
dan rheumatoid arthritis

o Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap Piroksikam,


pasien yang memiliki riwayat asma, urtikaria, atau reaksi
alergi lainnya setelah menggunakan aspirin atau obat
antiinflamasi nonsteroid lainnya
o Efek samping: Beberapa efek samping yang dapat
terjadi setelah mengonsumsi Piroksikam adalah sakit perut,
mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, dan gangguan tidur
c. Obat antihistamin:

• Cetirizin dan

o Indikasi: Mengatasi gejala alergi seperti rinitis alergi dan urtikaria kronis
idiopatik pada orang dewasa dan anak-anak
o Kontraindikasi: Hipersensitivitas terhadap cetirizin atau levocetirizin

o Efek samping: Efek samping yang umum terjadi adalah mengantuk, sakit
kepala, pusing, dan mulut kering. Efek samping yang jarang terjadi adalah
mual, muntah, diare, dan ruam kulit
• Siproheptadin

o Indikasi: Mengatasi gejala alergi seperti rinitis alergi,


konjungtivitis alergi, dan urtikaria pada orang dewasa dan
anak-anak

o Kontraindikasi: Hipersensitivitas terhadap


siproheptadin, pasien dengan glaukoma sudut tertutup,
pasien dengan gangguan fungsi kandung kemih, pasien
dengan gangguan fungsi hati atau ginjal, dan pasien dengan
penyakit jantung

o Efek samping: Efek samping yang umum terjadi


adalah mengantuk, pusing, dan mulut kering. Efek samping
yang jarang terjadi adalah mual, muntah, diare, dan ruam
kulit
d. Obat organ sensorik:

• Gentamisin tetes mata,

o Indikasi: infeksi bakteri pada mata, seperti


konjungtivitis, keratitis, dan blepharitis

o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap


gentamisin atau komponen lain dalam obat ini
o Efek samping: iritasi mata, rasa terbakar, gatal,
kemerahan, pembengkakan, dan keluar cairan dari mata

• Kloramfenikol obat mata,

o Indikasi: infeksi bakteri pada mata, seperti konjungtivitis, keratitis, dan


blepharitis
o Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap kloramfenikol atau komponen
lain dalam obat ini, serta pasien dengan riwayat gangguan darah atau
penyakit hati
o Efek samping: iritasi mata, rasa terbakar, gatal, kemerahan, pembengkakan,
dan keluar cairan dari mata. Efek samping yang lebih serius seperti anemia
aplastik dan agranulositosis juga dapat terjadi, meskipun jarang

e. Obat antiinfeksi umum:

• obat TB

• Rifampisin:

➢ Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi TB dan


infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri

➢ Kontraindikasi dari obat ini adalah hipersensitivitas


terhadap rifampisin
➢ Efek samping yang mungkin terjadi adalah sakit
kepala, mual, muntah, diare, ruam kulit, dan gangguan
fungsi hati
• Isoniazid:

➢ Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi TB


➢ Kontraindikasi dari obat ini adalah hipersensitivitas
terhadap isoniazid
➢ Efek samping yang mungkin terjadi adalah sakit
kepala, mual, muntah, diare, ruam kulit, dan gangguan
fungsi hati

• Pirazinamid:

➢ Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi TB


➢ Kontraindikasi dari obat ini adalah hipersensitivitas
terhadap pirazinamid

➢ Efek samping yang mungkin terjadi adalah sakit


kepala, mual, muntah, diare, ruam kulit, dan gangguan
fungsi hati

• Ethambutol:

➢ Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi TB


➢ Kontraindikasi dari obat ini adalah hipersensitivitas terhadap
ethambutol

➢ Efek samping yang mungkin terjadi adalah sakit kepala, mual,


muntah, diare, ruam kulit, dan gangguan fungsi hati

• Streptomisin:
➢ Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi TB

➢ Kontraindikasi dari obat ini adalah hipersensitivitas terhadap


streptomisin
➢ Efek samping yang mungkin terjadi adalah gangguan pendengaran,
gangguan fungsi ginjal, dan gangguan fungsi saraf

Peraturan mengenai daftar obat wajib apotek tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
925 tahun 1993 tentang perubahan golongan OWA No. 1, Keputusan Menteri Kesehatan No. 924
tahun 1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2, dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1176
tahun 1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3

. Penyerahan OWA oleh apoteker kepada pasien harus memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis
obat per pasien yang disebutkan dalam Obat Wajib Apotek yang bersangkutan, membuat catatan
pasien serta obat yang telah diserahkan, dan memberikan informasi meliputi dosis dan aturan
pakainya, kontraindikasi, efek samping, dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien

Anda mungkin juga menyukai