Anda di halaman 1dari 6

1.

Metformin Indikasi: - Pengobatan penderita diabetes yang baru terdiagnosis setelah dewasa, dengan atau tanpa kelebihan berat badan dan bila diet tidak berhasil. - Sebagai kombinasi terapi pada penderita yang tidak responsif therhadap terapi tunggal sulfonilurea baik primer ataupun sekunder. - Sebagai obat pembantu untuk mengurangi dosis insulin apabila dibutuhkan. Kontra Indikasi: Penderita kardiovaskular, gagal ginjal, gagal hati, dehidrasi dan peminum alkohol, koma diabetik, ketoasidosis, infark miokardial, keadaan penyakit kronik akut yang berkaitan dengan hipoksia jaringan, keadaan yang berhubungan dengan asidosis laktat seprti syok, insufisiensi pulmonar, riwayat asidosis laktat. Efek Samping: Efek samping bersifat reversible pada saluran cerna termasuk anoreksia, gangguan perut, mual, muntah, rasa logam pada mulut dan diare. Dapat menyebabkan asidosis laktat tetapi kematian akibat insiden ini lebih rendah 10 - 15 kali dari fenformin dan lebih rendah dari kasus hipoglikemia yang disebabkan oleh glibenklamid/sulfonilurea. Kasus asidosis laktat dapat dibati dengan natrium bikorbonat. Kasus individual dengan metformin adalah anemia megaloblastik, pneumonitis, vaskulitis. 2. Glimepiride 2 mg Indikasi: Non-insulin-dependent (type II) Diabetes melitus (NIDDM) dimana kadar glukosa darah tidak dapat hanya dikontrol dengan diet dan olahraga saja. Kontraindikasi: Hipersensitivitas Pasien ketoasidosis diabetik, dengan atau tanpa koma Efek Samping Gangguan pada saluran cerna seperti muntah, nyeri lambung dan diare (<1%). Reaksi alergi seperti pruritus, erythema, urtikaria, erupsi morbiliform atau maculopapular, reaksi ini bersifat sementara dan akan hilang meskipun penggunaan glimipiride dilanjutkan, jika tetap terjadi maka penggunaan glimepiride harus dihentikan (<1%). Gangguan metabolisme berupa hiponatremia.

Perubahan pada akomodasi dan/atau kaburnya penglihatan mungkin terjadi pada penggunaan glimepiride (plasebo 0,7%, glimepiride 0,4%). Reaksi hematologik seperti leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, anemia aplastik, dan pansitopenia dilaporkan terjadi pada penggunaan sulfonilurea.

3. DIVASK Indikasi: Hipertensi dan angina. Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap dihidropiridin. Perhatian: Hamil, laktasi, usia lanjut. Gangguan fungsi hati, gagal jantung kongestif. Efek Samping: Sakit kepala, kelelahan menyeluruh, rasa panas dan kemerahan pada wajah, pusing, edema, mual, palpitasi, nyeri perut, somnolen.

4. levofloxacin Iindikasi Levofloxacin diindikasikan untuk orang dewasa (18 tahun) dengan infeksi-infeksi sebagai berikut: Sinusitis maksilaris akut. Bronkitis kronik dengan eksaserbasi bakteri akut. Pneumonia. Infeksi kulit dan struktur kulit tanpa komplikasi. Infeksi saluran kemih tanpa atau dengan komplikasi. Pielonefritis akut. KONTRAINDIKASI Pasien hipersensitif terhadap levofloxacin atau golongan quinolone lain. Pasien epilepsi. Pasien dengan sejarah penyakit tendon yang berhubungan dengan pemberian fluoroquinolone.

Anak-anak dan remaja. Ibu hamil dan menyusui.

5. QIDROX Indikasi: I: Infeksi sal nafas, THT, sal cema, sal urogenital, kulit & jar lunak, tulang & sendi. Kontra Indikasi: Kl: Hipersensitif thd Sefalosporin. Efek Samping: ES: Ggn Gl, sakit kepala, kolitis pseudomembran. Reaksi hipersensitif, vaginitis. Leukopenia & peningkatan serum transaminase.

6. NON FLAMIN 50 MG INDIKASI Peradangan setelah pembedahan, luka atau sarana pemeriksaan pada urologi, peradangan saluran pernapasan bagian atas akut, lumbago (sakit pinggang), nyeri punggung, atralgia (nyeri sendi), nyeri setelah pencabutan dan pemotongan gigi, nyeri pada penyakit rematik kronik.

EFEK SAMPING

Erupsi. Urtikaria (biduran/kaligata) & gatal-gatal. Gangguan hati. Gangguan saluran pencernaan. Vertigo. Mengantuk. Mulut kering.

7. omeperazole Indikasi: OMEPRAZOLE diindikasikan untuk: - Pengobatan jangka pendek pada tukak usus 12 jari, tukak lambung dan refluks esofagitis erosiva. - Perawatan sindroma Zollinger - Ellison. Kontra Indikasi: Hipersensitivitas terhadap Omeprazol. Efek Samping: Umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping berikut biasanya ringan dan bersifat sementara serta tidak mempunyai hubungan yang konsisten dengan pengobatan. Mual, sakit kepala, diare, konstipasi, kembung, ruam kulit, urtikaria, pruritus jarang terjadi.

Parenteral 1. Ceftafloxo INDIKASI Infeksi saluran kemih, saluran pernafasan, tulang & sendi, kulit & jaringan lunak, dan saluran pencernaan, gonore akut. KONTRA INDIKASI Hipersensitivitas, hamil, menyusui. Anak-anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan. EFEK SAMPING Mual, rasa tidak enak pada perut, dispepsia, kembung, diare & stomatitis, kolitis pseudomembranosa. Sakit kepala, pusing, perasaan tidak enak badan yang tidak jelas, mengantuk, kelelahan, kegelisahan, insomnia (sulit tidur), jarang : depresi, halusinasi, gangguan penglihatan, psikosis & kejang. Kemerahan pada kulit.

2. Ceftriaxone INDIKASI Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap Ceftriaxone, seperti: infeksi saluran nafas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi tulang, sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal, infeksi genital (termasuk gonore), profilaksis perioperatif, dan infeksi pada pasien dengan gangguan pertahanan tubuh. KONTRA INDIKASI Hipersensitif terhadap cephalosporin dan penicillin (sebagai reaksi alergi silang).

Anda mungkin juga menyukai