Anda di halaman 1dari 5

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI YANG REFORMATIK, DINAMIS DAN

TERBUKA


Pancasila sebagai suatu ideology tidak bersifat kaku dan tertutup, namun
bersifat reformatik, dinamis dan terbuka. Hal ini dimasuksudkan bahwa ideologi
pancasila adalah bersifat actual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu
menyesuaikan dengan perkembangan zaman , ilmu pengetahuan dan teknologi serta
dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi pancasila bukan
berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya ,namun
mengeksplisitkan wawasannya secara lebih kongkrit, sehingga memiliki kemanpuan
yang reformatif untuk memecahkan masalah masalah actual yang senantiasa
berkembang seiring dengan aspirasi rakyat.
Dalam ideology terbuka terdapat cita cita dan nilai nilai yng mendasar
yang bersifat tetap dan tidak berubah sehingga tidak langsung bersifat operasional,
oleh karena itu setiap kali harus dieksplistasi dilakukan dengan menghadapkannya
pada bagian masalah yang selalu silih berganti melalui refleksi yang rasional
sehingga terungkap makna operasionalnya. Dengan demikian penjabaran ideology
dilaksanakan dengan interpretasi yang kritis dan rasional ( Soeryanto, 1991 : 59 ).
Sebagai suatu contoh keternbukaan ideologi pancasila antara lain dalam kaitannya
dengan kebebasan berserikat berkumpul sekarang terdapat 48 partai polotik, dalam
kaitan dalam ekonomi (misalnya ekonomi kerakyatan) demikian pula dengan
kaitanya pendidikan, hokum, kebudayaan, iptek, hankam, dan bidang lainya.


Berdasarkan pengertian tentang idiologi terbuka tersebut nilai-nilai yang terkandung
dalam idiologi pancasila sebagai idiologi terbuka adalah sebagai berkut :
1. Nilai dasar, yaitu hakikat ke lima sila pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai dasar tersebut adalah merupakan
esensi dari sila-sela pancasila yang sifatnya universal, sehingga dalam nilai
dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, serta nial-nilai yang benar. Nilai
dasar idiologi tersebut tertuang dalam pembuakaan UUD 19945, sehingga
oleh karena pembukkan memuat nilai-nilai dasar idiologi pancasila maka
pembukaan UUD 1945 merupakan suatu norma dasar yang merupakan tertib
hokum tertinggi sebagai sumber hukum positif sehingga dalam Negara
memiliki kedududkan sebagai Staaatsfundamentalnorm atau Pokok Kaidah
Negara yang fundamental yang terletak pada kelangsungan hidup Negara.
Sebagai idiologi terbuka nialai dasar inilah yang bersifaat tetap dan oleh
karena pembukaan UUD 1945 juga memuat nilai-nilai dasar tersebut maka
pembukaan UUD 1945 juga memiliki sifat yang terap dan melekat pada
kelangsungan pada Negara, sehingga mengubah pembukaan UUD 1945 yang
memuat nilai dasaridiologi pancasila tersebut sama halnya dengan
pembubaran Negara. Adapun niali dasar tersebut kemudian dijabarkan dalam
pasal-pasal UUD 1945 yang dilamnya terkandung lembaga-lembaga
penyelenggaraan negara, hubungan antara lembaga penyelenggara Negara
beserta tugas dan wewenangnya. Departemen-departemen sebagai lembaga
pelaksanaan dan lain sebagainya. Pada aspek ini senantiasa dapat dilakukan
perubahan reformatif.

2. Nilai Praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu
realisasi pengalaman yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam realisasi praksis inilah maka
penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat
dilakukan perubahan dan perbaikan ( reformasi ) sesuai dengan perkembangan
zaman ilmu pengetahuan dan teknologi serta aspirasi masyarakat.
Suatu ideologi selain memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal yang berupa
cita-cita, pemikiran-pemikiran serta nilai-nilai yang dianggap baik, juga harus
memiliki norma-norma yang jelas karena ideology harus mampu di
realisasikan dalam kehidupan praksis yang merupakan suatu pengalaman
nyata. Oleh karena itu Pancasila sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka
memiliki tiga dimensi yaitu :
a. Dimensi idealistis
Dimensi idealistis yaitu nilai dasar yang terkandung dalam pancasila yang
bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila pancasila yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Hakikat nilai-nilai Pancasila tersebut
bersumber pada filsafat Pancasila ( nilai nilai filosofis yang terkandung
dalam pancasila ) . karena setiap ideology yang bersumber pada nilai- nilai
filosofis atau system filsafat. Kadar serta idealisme yang terkandung
dalam Pancasila mampu memberikan harapan, optimism serta mampu
menggugah motivasi para pendukungnya untuk berupaya mewujudkan
apa y6ang di cita citakan.

b. Dimensi Normatif
Dimensi Normatif, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu system norma, sebagaimana terkandung dalam
norma-norma kenegaraan. Dalam pengertian ini Pancasila terkandung
dalam pembukaan UUD 19945 yang merupakan norma terrtib hokum
terrtinggi dalam Negara Indonesia serta merupakan
Staatsfundamentalnorm (Pokok Kaidah Negara yang Fundamental).
Dalam pengertian ini idiologi Pancasila agar mampu dijabarkan ke dalam
langkah operasional maka perlu memiliki norma yang jelas.
c. Dimensi Realistis
Dimensi Realistis, yaitu suatu suatu idiologi harus mencerminkan realitas
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu, Pancasila
selain memiliki dimensi nilai-nilai ideal serta normative, maka pancasila
harus mampu dijabarkan dalam kehidupan masyarakat secara nyata
(konkrit) baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
penyelenggaraan Negara. Dengan demikian pancasila sebagai ideology
terbuka tidak bersifat utopis yang hanya berisi ide ide yang bersifat
mengawang, melainkan suatu ideology yang bersifat realistis
artinyamampu dijabarkan dalam segala aspek kehidupan nyata.

Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh pancasila sebagai ideology
terbuka, maka sifat ideology pancasila tidak bersifat utopis yaitu hanya
merupakan system ide ide belaka yang jauh dari kehidupan sehari-hari
secara nyata. Demikian pula ideology pancasila bukanlah merupakan
suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup yang merupakan norma-norma
yang beku melainkan disamping memiliki idealisme pancasila juga
bersifat nyata dan refermatif yang mampu melakukan perubahan.
Akhirnya pancasila juga bukan merupakan suatu ideology yang prakmatis
yang hanya menekankan segi praktis-praktis belaka tanpa adanya aspek
idealisme. Maka ideology pancasila yang bersifat terbuka pada
hakikatnya, nilai-nilai dasar ( hakikat sila-sila pancasila yang bersifat
universal dan tetap, adapun penjabaran dan realisasinya senantiasa di
eksplisitkan secara dinamis reformatif yang senantiasa mampu melakukan
perubahan sesuai dengan dinamika aspirasi masyarakat ).

Anda mungkin juga menyukai