Anda di halaman 1dari 3

Ciri khas ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar,

melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya sendiri.
Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan oleh negara, melainkan ditemukan dalam
masyarakatnya sendiri. Oleh sebab itu, ideologi terbuka adalah milik dari semua rakyat dan
masyarakat dapat menemukan dirinya di dalamnya. Ideologi terbuk bukan hanya dapat
dibenarkan melainkan A. Aco Agus, Relevansi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka....|231
dibutuhkan. Nilai-nilai dasar menurut pandangan negara modern bahwa negara modern hidup
dari nilai-nilai dan sikap-sikap dasarnya. Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat
berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber
semangat ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD 1945, yang
menyatakan, “ .. terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang
tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang
menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah cara
membuatnya, mengubahnya dan mencabutnya”. Selanjutnya dinyatakan, “... yang sangat
penting dalam pemerintahan dan dalam hidupnya bernegara ialah semangat, semangat para
penyelenggara negra, semangat para pemimpin pemerintahan”. Sehingga Hatta
pernahberpendapat bahwa elite bangsa sendiri akan bisa lebih kejam daripada penjajah bila
tidak dikontrol dengan demokrasi.

Pancasila sebagai ideologi terbuka hadir dengan kemampuan untuk menyesuaikan dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi, dan perkembangan aspirasi masyarakat.
Hal ini dikarenakan pancasila sebagai ideologi terbuka bersifat aktual, dinamis, dan antisipatif.

Meski Pancasila sebagai ideologi terbuka bersifat dinamis namun hal itu tidak mengubah
sedikitpun nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya.

Nilai-nilai dasar yang begitu kuat dalam Pancasila mampu memecahkan masalah-masalah yang
selalu berkembangnya zaman dan kondisi di masyarakat.

Baca artikel detikedu, "Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka, Begini Penjelasan Lengkapnya"
selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5618619/pancasila-sebagai-ideologi-
terbuka-begini-penjelasan-lengkapnya.
Kaelan dalam Negara Kebangsaan Pancasila : Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis dan
Aktualisasinya (2013) menjelaskan mengenai beberapa nilai yang terkandung di Pancasila
sebagai ideologi terbuka.
 
Pertama, nilai dasar yang mencakup ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Kelima hal ini adalah pedoman fundamental yang sifatnya universal, mengandung
cita-cita negara, dan tujuan yang baik dan benar.
 
Kedua, nilai instrumental yang mencakup arahan, kebijakan, strategi, sasaran, dan lembaga
yang melaksanakannya.
 
Konsep ini merupakan perkembangan dari yang sebelumnya dasar. Berkatnya, penyesuaian
pelaksanaan dari sesuatu yang dasar akan lebih jelas untuk bisa menyelesaikan masalah yang
terjadi.
 
Ketiga, nilai praksis, meliputi realisasi dari instrumental yang sifatnya nyata dan bisa digunakan
utuk kehidupan bernegara. Dengan nilai terakhir ini, Pancasila bisa melakukan pengembangan
serta perubahan agar bisa sesuai jika diterapkan dalam kondisi masyarakat Indonesia yang
berubah.

 
Syarat Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
 
Selain nilai, terdapat tiga dimensi yang merupakan syarat Pancasila diklaim sebagai gagasan
atau ideologi terbuka. Berikut ini beberapa dimensi yang terdapat dalam Pancasila.

1. Dimensi Idealistis
 
Bagian ini menyangkut nilai dasar yang sebelumnya disebutkan, yakni ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Keberadaan Pancasila disebutkan Soeryanto dalam Pancasila sebagai Ideologi Ditinjau dari Segi
Pandangan Hidup Bersama.
Dalam “Pancasila Sebagai Indonesia” (1991:59) sebagai ideologi yang bersumber pada nilai
filosofis.
 
Selain itu, Koento Wibisono dalam Pancasila sebagai Ideologi Terbuka, Makalah pada
Lokakarya Dosen-dosen Pancasila di PTN dan PTS se Kopertis Wilayah V (1989) menerangkan,
idealistis dari Pancasila mampu memberikan harapan, optimisme, dan memotivasi masyarakat
sesuai cita-cita bangsa.
 
2. Dimensi Normatif
 
Nilai dasar yang terdapat dalam Pancasila musti diperjelas dengan aturan atau sistem norma
negara. Masih menurut Soeryanto, bagian ini mengartikan bahwa Pancasila bisa mengatur
sesuatu secara mendalam untuk pelaksanaannya melalui norma yang dibuat atau diubah.
 
3. Dimensi Realistis
 
Poin ini mencerminkan Pancasila bisa hidup dalam segala keadaan yang sedang terjadi di
Indonesia. Berkat dimensi ini, realita yang ada di Indonesia bisa diselesaikan dengan
keterbukaan ideologi negara.
 
Dengan nilai dasar (yang disebutkan universal) dan norma-norma normatif yang bisa diubah,
Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan nyata menghadapi berbagai dinamika masyarakat
Indonesia. (YP/ER)

Anda mungkin juga menyukai