Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok PPKN

Nama Kelompok: Bagas Satrio Pramana


Ari Ferdiansyah
Safril Meilana
Zikri Nurwaliyanto
Nurul Qomariyah
Muti Atillah Munawaroh

Materi:
Kedudukan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila merupakan bentuk ideologi negara Indonesia yang terwujud dari berbagai
nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat. Karena itu ideologi tersebut sangat
menentukan pribadi suatu bangsa.
Pada masa modern kini yang terkenal memiliki dinamisasi dan transformasi tinggi
membutuhkan ideologi negara terbuka yang bisa menyesuaikan nilai dalam masyarakat
terhadap perkembangan zaman.
Pancasila sebagai ideologi terbuka selalu berkembang seiring berjalannya waktu dan
memiliki sifat tidak kaku, dinamis dan reformatif serta mampu beradaptasi dengan
tujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.

Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka


Kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka berarti ideologi Pancasila bersifat
aktual, dinamis, dan antisipatif.
Di samping itu, Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki arti bahwa ideologi
Pancasila mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan,
teknologi, dan perkembangan aspirasi masyarakat, seperti dikutip dari buku Mengenal
Ideologi Negara oleh D.C. Tyas.

Ideologi terbuka terdiri dari nilai dasar, nilai instrumen, dan nilai praktis. Nilai dasar
adalah nilai yang tidak dapat diubah. Nilai instrumen adalah nilai yang dinamis sesuai
perkembangan zaman. Sementara itu, nilai praktis adalah nilai yang dilaksanakan secara
nyata.

Ideologi terbuka hanya berisi orientasi dasar, sementara penerjemahannya ke dalam


tujuan dan norma sosial politik dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan
prinsip moral yang berkembang di masyarakat.
Kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka juga memiliki arti bahwa ideologi
negara ini tidak mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya.

Nilai-nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,


kerakyatan, dan keadilan. Sehingga Pancasila dapat memecahkan masalah yang
berkembang seiring dengan aspirasi masyarakat, teknologi, dan zaman.
Ciri khas ideologi terbuka yaitu nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar,
melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat
sendiri.

Nilai-Nilai Dalam Pancasila Sebagai Ideologi


Terbuka
Kaelan dalam Negara Kebangsaan Pancasila : Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis dan
Aktualisasinya (2013) menjelaskan mengenai beberapa nilai yang terkandung di
Pancasila sebagai ideologi terbuka.
 
Pertama, nilai dasar yang mencakup ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan. Kelima hal ini adalah pedoman fundamental yang sifatnya universal,
mengandung cita-cita negara, dan tujuan yang baik dan benar.
 
Kedua, nilai instrumental yang mencakup arahan, kebijakan, strategi, sasaran, dan
lembaga yang melaksanakannya.
 
Konsep ini merupakan perkembangan dari yang sebelumnya dasar. Berkatnya,
penyesuaian pelaksanaan dari sesuatu yang dasar akan lebih jelas untuk bisa
menyelesaikan masalah yang terjadi.
 
Ketiga, nilai praksis, meliputi realisasi dari instrumental yang sifatnya nyata dan bisa
digunakan utuk kehidupan bernegara. Dengan nilai terakhir ini, Pancasila bisa
melakukan pengembangan serta perubahan agar bisa sesuai jika diterapkan dalam
kondisi masyarakat Indonesia yang berubah.

Syarat Pancasila sebagai Ideologi Terbuka


Selain nilai, terdapat tiga dimensi yang merupakan syarat Pancasila diklaim sebagai
gagasan atau ideologi terbuka. Berikut ini beberapa dimensi yang terdapat dalam
Pancasila.

1. Dimensi Idealistis
 
Bagian ini menyangkut nilai dasar yang sebelumnya disebutkan, yakni ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Keberadaan Pancasila disebutkan Soeryanto dalam Pancasila sebagai Ideologi Ditinjau
dari Segi Pandangan Hidup Bersama.
Dalam “Pancasila Sebagai Indonesia” (1991:59) sebagai ideologi yang bersumber pada
nilai filosofis.
 
Selain itu, Koento Wibisono dalam Pancasila sebagai Ideologi Terbuka, Makalah pada
Lokakarya Dosen-dosen Pancasila di PTN dan PTS se Kopertis Wilayah V (1989)
menerangkan, idealistis dari Pancasila mampu memberikan harapan, optimisme, dan
memotivasi masyarakat sesuai cita-cita bangsa.
 
2. Dimensi Normatif
 
Nilai dasar yang terdapat dalam Pancasila musti diperjelas dengan aturan atau sistem
norma negara. Masih menurut Soeryanto, bagian ini mengartikan bahwa Pancasila bisa
mengatur sesuatu secara mendalam untuk pelaksanaannya melalui norma yang dibuat
atau diubah.
 
3. Dimensi Realistis
 
Poin ini mencerminkan Pancasila bisa hidup dalam segala keadaan yang sedang terjadi
di Indonesia. Berkat dimensi ini, realita yang ada di Indonesia bisa diselesaikan dengan
keterbukaan ideologi negara.
 
Dengan nilai dasar (yang disebutkan universal) dan norma-norma normatif yang bisa
diubah, Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan nyata menghadapi berbagai
dinamika masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai