Semua nilai dasar dalam Pancasila yang universal serta adanya norma-norma
normatif yang dinamis, membuat Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan nyata
untuk menghadapi berbagai dinamika masyarakat Indonesia hingga sekarang.
Sebagai ideologi, Pancasila menjadi pedoman dan acuan dalam menjalankan
aktivitas di segala bidang. Oleh karena itu, Pancasila harus bersifat terbuka, luwes
dan fleksibel sehingga membuatnya tidak ketinggalan zaman. Namun, keterbukaan
ideologi Pancasila memiliki batas-batas yang tidak boleh dilanggar, yakni:
Stabilitas nasional yang dinamis;
Parangan terhadap ideologi marxisme, lenninisme, dan komunisme;
Pencegahan berkembangnya paham liberal;
Larangan terhadap pandangan ekstrem yang meresahkan kehidupan
masyarakat;
Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.
Contoh perbuatan sebagai pelaksanaan Pancasila sebagai ideologi terbuka,
yaitu:
Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama antara pemeluk
agama;
Membina kerukunan hidup beragama;
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya;
Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban tanpa membeda-bedakan;
Mengembangkan sikap saling menghormati dengan negara lain dan bekerja
sama dengan negara lain;
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial;
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa;
Melakukan kegiatan yang berguna untuk mewujudkan kemajuan yang merata
dan keadilan sosial;
Menerima budaya dari luar secara selektif.