Anda di halaman 1dari 16

MONITORING EFEK SAMPING OBAT

PADA KASUS REUMATIK ARTHRITIS


POSITIF GOUT

1. Khasanah
2. Dean Wilianto
3. Willi Arif Munandar
4. Nira Dwi Anggraeni
DASAR TEORI

MESO adalah (Monitoring Efek Samping


Obat), MESO ini seperti sebuah lembaga,
adanya pusat MESO Nasional digunakan
untuk melaporkan setiap kejadian ESO yang
dialami pada seorang penderita/pasien.
Dengan pelaporan ESO menggunakan
formulir berwarna kuning. Monitoring
dilakukan menyeluruh dengan beredarnya obat
dan digunakan dalam pelayanan kesehatan.
NEXT

Informasi KTD atau ESO yang hendak


dilaporkan diisikan kedalam formulir
pelaporan. Tenaga kesehatan dapat menggali
informasi dari pasien atau keluarga pasien
untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan
dalam pelaporan dapat diperoleh dari catatan
medis pasien.
NEXT

Reumatik Arthritis Gout adalah salah satu


penyakit yang sebagian besar menyerang laki-
laki usia paruh baya sampai lanjut dan
perempuan pada masa post-monopouse.
Penyakit ini timbul karena adanya
penumpukan monosodium urate monohydrate
crystals pada sendi dan jaringan ikat tophi.
ALAT DAN BAHAN

1. ALAT
• Peralatan tulis
• Kertas HVS
• Laptop/pc
• Formulir kuning
2. BAHAN
-
PROSEDUR KERJA
1. Pasien Tn Ridwan rafael 50 th , BB 85 , tinggi badan 150 cm
mengeluhkan nyeri pada sendi kaki kiri pekerjaan sopir , luar kota
benjolan muncul 3 bulan terakhir, pasien tn R, melakukan pemeriksaan
uric acid 8 mg/dl,riwayat merokok.dr mendiagnosis Reumatik arthitis
positif gout. Dengan riwayat hiper urisemi, kadar leukosit menujukan
17.000 mcl, mendapatkan terapi :
R/ Colcitin 2dd1
Metyl Prednisolon 4mg 2dd1
Kalium diklofenak 50 mg 3dd1
Methampyron 500mg 3dd1
Pasien Tn R, Memiliki riwayat magh kronis dan sering menggunakan
lanzoprazole 2dd1 . Pasien Tn R mengeluhkan nyeri perut 2 jam
sesudah mengkonsumsi resep diatas. Dan mengalami biduran (bintik
merah) 1jam sesudah meminum resep diatas
2. Analisis MESO pada kasus
• Colcitine
Colcitine digunakan untuk mencegah asam urat akut, dan mengobati asam urat
akut.
Kontra indikasi :
Tidak boleh diminum pada pasien dengan kondisi:
- Ginjal berat (termasuk pasien hemodialisis) atau gangguan hati.
- Penggunaan bersamaan inhibitor P-glikoprotein, inhibitor kuat CYP3A4,
inhibitor HIV-protease.
- Riwayat diskrasia darah.
Efek Samping :
- Aritmia (gangguan irama jantung) - Mual, Muntah
- Perdarahan saluran pencernaan - Diare, nyeri perut
- Nyeri faringolaringeal, gagal napas - Ruam, alopesia (kebotakan)
- Hepatitis - Hipersensitif
• Methylprednisolone
obat untuk mengatasi penyakit yang menyebabkan peradangan, seperti lupus
dan multiple sclerosis
Kontra indikasi :
- Alergi terhadap methylprednisolone.
- Infeksi fungal sistemik.
- Administrasi intramuskular pada ITP (Idiopathic Thrombocytopenic
Purpura). Pada kondisi ini, methylprednisolone dapat diberikan secara
intravena.
- Pemberian dosis imunosupresan bersamaan dengan vaksinasi.
Efek Samping :
Lebih mudah terkena infeksi Nafsu makan menurun
Naiknya kadar gula dalam darah Sulit tidur
Mual dan muntah Keringat berlebih
Sakit kepala Sakit maag
Gangguan emosi dan suasana hati, seperti mudah marah.
• Kalium diklofenak
Indikasi : terapi akut dan kronik, AR, OA, dismenore, nyeri tulang
belakang, paska operasi gigi dan nyeri lainnya.
Kontra indikasi : pendarahan, ulserasi atau perforasi saluran cerna.
Interaksi obat : litium, digoksin, diuretic, AINS, antikoagulan, anti
diabetes oral, siklosporin dan kuinolon.
Efek samping : gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare,
keram abdomen, dyspepsia, kembung, sakit kepala, pusing, vertigo
dan erupsi kulit atau kemerahan.
• Methampyron
Indikasi : meredakan nyeri ringan sampai dengan berat, demam.
Kontra indikasi : hipersensitif, hamil dan menyusui
Efek samping : agralunositasis, reaksi hipersensitif, reaksi pada kulit
misalnya kemerahan.
3. ESO pada kasus

Pasien Tn R mengeluhkan nyeri perut 2 jam


sesudah mengkonsumsi resep diatas. Dan
mengalami biduran (bintik merah) 1jam
sesudah meminum resep yang diberikan oleh
dokter.
HASIL
PEMBAHASAN
Pada kasus dalam praktikum kali ini, pasien
tersebut mengeluhkan nyeri pada sendi kaki kiri.
Pasien melakukan pemeriksaan asam urat dengan
hasil 8mg/dl dan didiagnosa rheumatoid arthtritis
oleh dokter. Pasien juga memiliki riwayat magh
kronis dengan sering meminum lansoprazole
sehari 2x dan perokok. Setelah di berikan resep
oleh dokter masalah yang terjadi adalah pasien
tersebut mengalami efek samping dan reaksi
alergi. Dari Analisa MESO pada lembar kuning
obat yang di curigai menyebabkan nyeri perut
adalah colcitine, kalium diklofenak dan
methampyron, karena efek samping dari ketiga
obat tersebut adalah mengarah kepada gangguan
saluran cerna sepert nyeri perut. Apalagi obat
tersebut di minum secara bersamaan sehingga
efek timbulnya nyeri perut semakin besar
walaupun sudah di imbangi sebelumnya dengan
minum lansoprazole. Kemudian untuk obat yang
dicurigai menyebabkan biduran adalah
methampyron, karena dari efek samping
methampyron yaitu reaksi alergi pada kulit.
Kejadian tersebut dapat di minimalisir dengan
penguranggan dalam penggunaan anti nyeri dan
di berikan antihistamin untuk kasus biduran.
Analgetik yang dikurangi contohnya methampyron
karena methampyron juga dicurigai
penyebab dari biduran.
KESIMPULAN
• RA adalah penyakit kronis yang menyebabkan nyeri,
kekakuan, pembengkakan dan keterbatasan gerak serta
fungsi dari banyak sendi.
• Tanda dan gejala RA yaitu kaku dipagi hari pada sendi
dan sekitarnya, pembengkakan di jaringan lunak dan
perubahan gambarang radiologis yang khas pada RA
pada sendi/pergelangan tangan yaitu erosi/dekalsifikasi
tulang pada sendi yang terlibat.
• Dalam kasus tersebut obat yang dicurigai menyebabkan
nyeri perut adalah colcitine, kalium diklofenak,
methampyron dan yang menyebabkan reaksi biduran
adalah methampyron.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai