Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN TIPIKOR

OLEH :
LINDA TRIANA (18/FAM/)
NGATOUL WAHID (18/FAM/101)
NIRA DWI A (18/FAM/106)
Tindak pidana korupsi di ,Indonesia sudah meluas dalam masyarakat perkembangannya
terus meningkat dari tahun ke tahun, baik dari jumlah kasus yang terjadi dan jumlah
kerugian negara maupun dari segi kualitas tindak pidana yang dilakukan semakin sistematis
serta lingkupnya yang memasuki seluruh aspek kehidupan masyarakat meningkatnya tindak
pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan
perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada
umumnya.
TINDAK PIDANA KORUPSI (TIPIKOR)

Modus operandi tindak pidana korupsi dilakukan secara terselubung, terorganisir dan
berdasarkan suatu keahlian yang dimiliki seseorang oleh sebab itu sulit untuk menentukan
siapa yang menjadi korban, siapa yang menjadi pelaku kejahatan, dan bagaimana
membuktikan hubungan kausal secara langsung antara perbuatan dan timbulnya korban
namun demikian dampak luar biasa pelan namun pasti akan merugikan negara dan
masyarakat & contoh konkrit dari dampak luar biasa akibat tindak pidana ini adalah kasus e
KTP yang saat ini masih bergulir, dampaknya telah dirasakan oleh semua rang di ,Indonesia
yaitu berupa ketiadaan formulir untuk e KTP sehingga sejak tahun tidak dapat dilakukan
pembaharuan KTP sebagaimana seharusnya telah diperbaharui.
Dalam UU nomor 31 tahun 1999 jo 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi, tindak pidana korupsi dapat dikelompokan menjadi 30 jenis yang di kelompokkan
menjadi 7 jenis yaitu merugikan keuangan negara, penyuapan, pemerasan, penggelapan
dalam jabatan, perbuatan curang, gratifikasi dan benturan dalam jabatan.
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Indonesia mengatur TPPU dalam Undang-Undang nomor 8 tahun 2010 tentang pemberantasan dan
pencegahan tindak pidana pencucian uang beberapa tindak pidana yang menjadi pemicu TPPU
sebagaimana diatur dalam UU TPPU adalah korupsi, penyuapan, narkotika, psikotropika,
penyelundupan tenaga kerja, penyelundupan imigran, penyelundupan di bidang perbankan,
penyelundupan di bidang pasar modal, penyelundupan di bidang perasuransian, kepabeaan, cukai,
perdagangan orang, perdagangan senjata gelap, terorisme, penculikan, pencurian, penggelapan,
penipuan, pemalsuan uang, perjudian, prostitusi, bidang perpajakan, bidang kehutanan, bidang
lingkungan hidup, bidang kelautan dan perikanan, atau tindak pidana lain yang diancam dengan
pidana penjara
empat tahun atau lebih.
Praktik pencucian uang adalah suatu jalan bagi para pelaku kejahatan ekonomi untuk
dengan leluasa dapat menikmati dan memanIaatkan hasil kejahatannya selain itu uang hasil
kejahatan merupakan nadi bagi kejahatan terorganisasi organized crimes dalam
mengembangkan jaringan kejahatan mereka, maka penghalangan agar pelaku dapat
menikmati hasil kejahatan menjadi sangat penting.
Dalam tindak pidana pencucian uang ini, ada dua katagori golongan tindak pidana yaitu unsur
obyektiI (actus reus) dan unsur subjektiI (mens rea) unsur actus reus dapat dilihat dengan adanya
suatu kegiatan menempatkan, mentransfer, membayarkan atau membelanjakan, menghibahkan atau
menyumbangkan, menitipkan, membawa keluar negeri, menukarkan atau perbuatan lain atas harta
kekayaan yang diketahui atau patut diduga berasal dari kejahatan sedangkan unsur mens rea dilihat
dari perbuatan seseorang yang dengan sengaja, mengetahui atau patut menduga bahwa harta
kekayaan berasal dari hasil kejahatan, dengan maksud untuk menyembunyikan atau menyamarkan
harta tersebut. Sedangkan unsur mens rea dilihat dari perbuatan seseorang yang dengan sengaja,
mengetahui atau patut menduga bahwa harta kekayaan berasal dari hasil kejahatan, dengan maksud
untuk menyembunyikan atau menyamarkan harta tersebut
Dalam TPPU terdapat katagori pelaku dengan katagori pelaku aktif dan pelaku pasif
dimaksudkan sebagai pelaku aktif adalah sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat 1 UU
TPPU, yaitu yang menempatkan, mentransfer, membayarkan atau membelanjakan,
menghibahkan atau menyumbangkan, menitipkan, membawa keluar negeri, menukarkan
atau perbuatan lain atas harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga berasal dari
kejahatan. Pelaku pasif tindak pidana pencucian uang adalah mereka yang menerima,
menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan
penukaran, atau menggunakan yang diketahuinya patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana.
WHISTLEBLOWER (WB) DAN JUSTICE
COLLABORATOR (JC)
WHISTLEBLOWER (WB)
WB secara harfiah dalam bahasa ,Indoensia diterjemahkan sebagai si peniup peluit apakah
sebenarnya pengertian WB ? WB adalah seseorang yang bersedia mengungkapkan fakta
kepada publik penegak hukum atas sebuah skandal kejahatan yang terjadi di lingkungan
dimana dia berada WB tidak terlibat dalam tindak pidana yang terjadi, dia hanya berada
dalam lingkungan tersebut, sehingga WB tidak dikenai hukuman sebagai contRh karyawan
suatu kantor mengetahui atasannya atau temannya melakukan korupsi, dia melaporkan
kejadian tersebut kepada penegak hukum, maka dia merupakan WB.
JUSTICE COLLABORATOR (JC)
JC adalah seseorang yang menjadi salah satu dari pelaku tindak pidana, mengakui kejahatan
yang dilakukannya, bukan pelaku utama dalam kejahatan tersebut, serta memberikan
keterangan sebagai saksi di dalam proses peradilan yang sangat signifkan sehingga dapat
mengungkap tindak pidana dimaksud secara eIektif, mengungkap pelaku-pelaku lainnya
yang memiliki peran yang lebih besar dan mengembalikan asset-asset hasil suatu tindak
pidana JC akan mendapatkan keringanan hukuman.
SYARAT UNTUK SESEROANG DAPAT DIKATAKAN
SEBAGAI JUSTICE COLLABORATOR
• Tindak pidana yang diungkap merupakan tindak pidana yang serius dan atau teroganisir,
seperti korupsi, pelanggaran HAM berat, narkoba, terorisme, TPPU , trafcing, kehutanan
-jadi untuk hal tindak pidana ringan tidak mengenal istilah ini
• Keterangan yang diberikan signifkan, relevan dan andal keterangan yang diberikan benar
benar dapat dijadikan petunjuk oleh aparat penegak hukum dalam mengungkapkan suatu
tindak pidana sehingga memudahkan kinerja aparat penegak hukum.
• Dia mengakui perbuatannya di depan hukum dan bersedia mengembalikan aset yang
diperolehnya dengan cara kejahatan itu secara tertulis
• Orang yang berstatus justice collaborator bukanlah pelaku utama dalam perkara tersebut
karena kehadirannya sebagai justice collaborator adalah untuk mengungkapkan siapa pelaku
utama dalam kasus tersebut dia hanya berperan sedikit didalam terjadinya perkara itu tetapi
mengetahui banyak tentang perkara pidana yang terjadi itu.
• Jaksa penuntut umum di dalam tuntutannya menyatakan bahwa yang bersangkutan telah
memberikan keterangan dan bukti-bukti yang sangat signifkan sehingga penyidik dan atau
penuntut umum dapat mengungkap tindak pidana yang dimaksud secara eIektif,
mengungkap pelaku-pelaku lainnya yang memiliki peran lebih besar dan atau
mengembalikan asset-asset hasil suatu tindak pidana.
SABER PUNGLI

Pada 21 Oktober 2016 Menko Polhukam mengumumkan pembentukan satuan tugas pungutan liar
saber pungli dengan dasar pembentukannya adalah Perpres nomor 87 tahun 2016 satgas ini bertugas
memberantas praktik pungutan liar secara eIektiI dan efsien dengan cara mengoptimalkan
pemanfaatan personel satuan kerja dan sarana prasarna baik yang berada di kementrian lembaga atau
pemerintah daerah satgas itu memiliki empat fungsi yaitu intelejen, pencegahan dan sosialisasi,
penindakan dan yustisi selain itu satgas ini juga berwenang melakukan operasi tangkap tangan.
Keberadaan satgas saber pungli diharapkan mampu mempercepat upaya pemberantasan tindak pidana
korupsi di Indonesia sehingga masyarakat akan memperoleh hak-hak sebagai warga negara yaitu
memperoleh pelayanan yang cepat mudah dan murah disemua lini fasilitas yang diberikan oleh
negara bagi kesejahteraan hidup masyarakat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai