Anda di halaman 1dari 19

DEMAM, BATUK, PILEK

KELOMPOK 1

1. AMALIA PRIMADANI
2. HENDI GUS INDRATNO
3. LISA FITRIANA
4. NIRA DWI ANGGRAENI
5. RENI RAFIANTI
6. RIZKI AKBAR NUR BARKAH
DEMAM

DEFINISI
Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila diukur pada
rektal >38°C (100,4°F), diukur pada oral >37,8°C, dan bila diukur melalui
aksila >37,2°C (99°F).
ETIOLOGI DEMAM
• Demam merupakan akibat kenaikan set point (oleh sebab infeksi)
atau oleh adanya ketidakseimbangan antara produksi panas dan
pengeluarannya. Demam pada infeksi terjadi akibat mikro organisme
merangsang makrofag atau PMN membentuk PE (faktor pirogen
endogenik) seperti IL-1, IL-6, TNF (tumuor necrosis factor), dan IFN
(interferon). Zat ini bekerja pada hipotalamus dengan bantuan enzim
cyclooxygenase pembentuk prostaglandin. Prostaglandin-lah yang
meningkatkan set point hipotalamus. Hal lain yang juga berperan
sebagai faktor non-infeksi penyebab demam adalah gangguan sistem
saraf pusat seperti perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera
hipotalamus, atau gangguan lainnya.
PATOFISIOLOGI DEMAM
Demam terjadi oleh karena pengeluaran zat pirogen dalam tubuh. Zat
pirogen sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu eksogen dan
endogen. Pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh
seperti mikroorganisme dan toksin. Sedangkan pirogen endogen
merupakan pirogen yang berasal dari dalam tubuh meliputi interleukin-
1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), dan tumor necrosing factor-alfa (TNF-A).
PENANGANAN DEMAM
Penatalaksanaan demam dapat dilakukan dengan obat
analgesic/antipiretik. Antipiretik bekerja menghambat enzim COX
sehingga pembentukan prostaglandin terganggu dan selanjutnya
menyebabkan terganggunya peningkatan suhu tubuh.
Contoh : Parasetamol, ibuprofen, aspirin, metamizole dan turunan
pirazolon.
Sedangkan penatalaksanaan non farmakologis diantaranya : minum air
yang banyak, tempatkan di ruangan bersuhu normal, menggunakan
pakaian yang tidak tebal dan memberikan kompres.
BATUK
A.Definisi
Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks
yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia
dan suhu. Batuk juga merupakan mekanisme
pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga
agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan
jalan mencegah masuknya benda asing ke saluran
nafas dan mengeluarkan benda asing atau sekret
yang abnormal dari dalam saluran nafas.
 Batuk berdasarkan waktu :
1.batuk akut
2.batuk subakut
3.batuk kronis
 Batuk berdasarkan sebabnya :
1.batuk berdahak
2.batuk kering
3.batuk yang khas
Etiologi
1.Asma
2.TBC
3.GERD
4.Merokok
5.PPOK
6.Kanker Paru-Paru
7.Post nasal drip
8.Bronkhitis kronis
9.Penggunaan ACE-Inhibitor
10.Benda asing
11.Common Cold
12.Idiopatik
D.Patofisiologi Batuk

Setiap batuk terjadi melalui stimulasi refleks arkus yang kompleks. hal ini diprakarsai
oleh iritasi reseptor batuk yang berada pada trakea, carina, titik percabangan saluran
udara besar, dan saluran udara yang lebih kecil dibagian distal, mereka juga ada dalam
faring.
Laring dan tracheobronchial reseptor berespon baik terhadap rangsangan mekanik dan
kimia.
Reseptor kimia peka terhadap asam, panas, dan senyawa capsaicin seperti memicu refleks
batuk melalui reseptor aktivitas tipe 1 vanilloid (capsaicin). Selain itu, reseptor saluran
nafas yang lebih dalam ada di kanal eksternal auditori, gendang telinga, sinus paranasal,
faring, diafragma, pleura, perikardium, dan perut.
Ini mungkin bentuk reseptor mekanik saja, yang dapat
dirangsang oleh pemicu seperti sentuhan atau perpindahan.
Impuls dari reseptor batuk dirangsang melintasi jalur aferen
melalui saraf Vagus ke 'pusat batuk' di medula, yang dengan
sendirinya mungkin berada di bawah kendali pusat kortikal
yang lebih tinggi.
Pusat batuk menghasilkan sinyal eferen yang bergerak
menuruni vagus, saraf frenikus, dan saraf motorik tulang
belakang untuk otot-otot ekspirasi yang berguna menghasilkan
batuk.
swamedikas E.Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat
Swamedikasi

i 6.Mengetahui cara
penyimpanan obat yang
baik
1.Mengenali kondisi
pasien

5.Mengetahui cara 2.Memahami bahwa


penggunaan obat batuk ada kemungkinan
yang benar interaksi obat

3.Mengetahui obat-
4.Meneliti obat yang obat yang dapat
akan dibeli digunakan untuk
swamedikasi
PILEK
A. Definisi
• Pilek merupakan infeksi rongga hidung dan
saluran napas karena adanya virus serta suatu
gejala berupa gangguan pernapasan karena
terjadi sumbatan hidung, bersin-bersin, dan
dihasilkannya ingus (lendir dari hidung).
• Beberapa hal yang dapat menyebabkan pilek
adalah alergi (cuaca dingin, debu, dan bulu
hewan) dan menghirup benda asing atau yang
sifatnya iritan, seperti asap dan debu.
B. Etiologi Pilek
• Dikenal tiga jenis influenza musiman (seasonal) yakni A, B
dan tipe C.
• Influenza musiman menyebar dengan mudah saat
seseorang yang terinfeksi batuk, tetesan yang terinfeksi
masuk ke udara dan orang lain bisa tertular (air borne
transmission).
• Virus juga dapat menyebar oleh tangan yang terinveksi
virus.
• Virus influenza A inang alamiahnya adalah unggas
akuatik.
• Virus ini dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat
menimbulkan wabah yang berdampak besar pada
peternakan unggas domestik atau menimbulkan suatu
wabah influenza manusia.
• Virus A merupakan patogen manusia yang paling virulen di antara ketiga tipe influenza dan
menimbulkan penyakit paling berat, yang paling terkenal di Indonesia adalah flu babi (H1N1) dan flu
burung (H5N1).
• Virus influenza B hampir secara ekslusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan virus
influenza A, karena tidak mengalami keragaman antigenik, beberapa tingkat kekebalan diperoleh pada
usia muda, tapi sistem kekebalan ini tidak permanen karena adanya kemungkinan mutasi virus.
• Virus influenza C menginfeksi manusia, anjing dan babi, kadangkala menyebabkan penyakit yang berat
dan epidemi lokal.
• Namun influenza C jarang terjadi dibanding jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan
pada anak-anak.
C. Patofisiologi Pilek
• Infeksi virus yang menyebar melalui droplet pernapasan.
• Partikel virus mengikat sel-sel epitel pernapasan yang kaya reseptor virus.
Neuraminidase pada virus membantu proses infeksi dengan melepaskan partikel
virus yang telah terikat lendir pada permukaan sel epitel.
• Penularan penyakit pilek dapat melalui udara (yang disebarkan oleh penderita
penyakit pilek) atau melalui kontak langsung dengan penderita
• Masa inkubasi untuk pilek antara 1 sampai 4 hari, degan rata-rata inkubasi 2 hari.
• Penularan dapat terjadi sepanjang orang yang terinfeksi virus dari saluran
pernafasan.
• Penularan pada orang dewasa terjadi 1-5 hari, pada anak-anak lebih dari 10 hari.
• Patogenesis pilek pada manusia belum dipahami dengan baik, keparahan penyakit
merupakan hasil dari kemampuan yang kurang dari mekanisme defisiensi sel
semang (host) dalam menghambat replikasi virus dan kelebihan produksi sitokin
yang menyebabkan kerusakan jaringan pada sel semang (host)
Mekanisme penetrasi virus pilek meliputi
tiga tahap yaitu, yang pertama virus
masuk ke dalam sel semang (host) dan
mengeluarkan asam nukleat, yang kedua
Virus yang menyebabkan pilek adalah
terjadi replikasi genom dan sintesis
orthomyxovirus.
protein virus, yang ketiga yaitu
penyusunan partikel virus baru kemudian
dilepaskan dan akan menginvasi sel
semang yang lain.
D.Hal-hal yang perlu diperhatikan saat swamedikasi pilek
• Mengenali kondisi pasien
• Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat
• Mengetahui obat-obat yang dapat digunakan untuk
swamedikasi
• Meneliti obat yang akan dibeli
• Mengetahui cara penggunaan obat pilek yang tepat
• Mengetahui cara penyimpanan obat yang benar
• Hindari dosis melebihi yang dianjurkan
• Hindari penggunaan obat pilek bersama minuman beralkohol
atau obat tidur
• Memberikan informasi terkait efek samping pada obat yang
diberikan
• Jangan minum obat pilek bila akan mengemudikan kendaraan
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai