Anda di halaman 1dari 5

OBAT ANTIINFLAMASI

Inflamasi adalah salah satu respon utama dari system kekebalan tubuh terhadap infeksi atau
iritasi.

Adapun tanda – tanda inflamasi adalah :

1. tumor atau membengkak

2. calor atau menghangat

3. dolor atau nyeri

4. rubor atau memerah

5. functio laesa atau daya pergerakan menurun dan kemungkinan disfungsi organ atau jaringan.

PEMBAGIAN OBAT ANTIINFLAMASI :PEMBAGIAN OBAT NNFLAMASI NON STEROID

I. KORTIKOSTEROID

Kortikosteroid bersifat kurang spesifik, dan telah digunakan bertahun-tahun untuk terapi
inflamasi dan penyakit imunologis pada mata.

Mekanisme Kerja :
Peran hamper pada semua aspek inflamasi :
Vaskuler : Permeabilitas pembuluh darah menurun
Seluler :
 Penghambatan proliferasi limfosit (limfosit T) dengan imunitas selular menurun.
 Penekanan kerja limfokin dalam migrasi makrofag dan produksi faktor pertumbuhan
 Inhibisi degranulasi netrofil granulosit, makrofag, sel mati dan basophil
 Supresi sintesis asam arakidonat  produksi prostaglandin menurun

II. OAINS (OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID)

Prototip obat golongan ini adalah aspirin

Mekanisme Kerja Umum OAINS : menghambat sintesa PG dengan hambatan pada enzim
siklooksigenase (COX) sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu.

Obat mirip aspirin bersifat analgetik, antipiretik dan antiinflamasi :

1. Efek analgetik : efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah-sedang misalnya sakit
kepala, mialgia, artralgia dan efektif jg untuk nyeri yg berkaitan dg inflamasi.

2. Efek antipiretik : akan menurunkan suhu tubuh hanya pada keadaan demam, tapi tidak
semuanya bersifat antipiretik
3. Efek anti-inflamasi : terutama obat yang baru, lebih dimanfaatkan sebagai anti-inflamasi
pada pengobatan klainan muskuloskeletal seperti artritis reumatoid, osteoartritis dan
spondilitis ankilosa.

Obat AINS

AINS COX AINS COX AINS COX-2


-NonSelektif - Preferential -Selektif

 Aspirin
 Indometasin  Nimesulide Generasi I :
 Piroksikam  Meloksikam  Celecoxib
 Naproxen  Diklofenak  Rofecoxib
 Asam Mefenamat  Valdecoxib
 Parecoxib
 Etoricoxib
Generasi II:
• Lumiracoxib

* AINS mempunyai efek samping pada tiga sistem organ yaitu saluran cerna, ginjal, dan hati.

* Efek yang paling sering adalah tukak peptik (tukak duodenum dan tukak lambung) yang
kadang – kadang terjadi anemia sekunder karena perdarahan saluran cerna.

* Ada dua mekanisme iritasi lambung, iritasi yang bersifat lokal menimbulkan difusi asam
lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan, iritasi dan perdarahan secara
sistemik akan melepaskan PGE2 dan PGI2 yang akan menghambat sekresi asam lambung
dan merangsang sekresi mukus usus halus.

* Efek samping lain adalah gangguan fungsi trombosit akibat penghambatan biosistesis
tromboksan A2 (TXA2) yang berakibat bertambahnya panjang waktu perdarahan efek ini
dimanfaatkan untuk th/ profilaksis tromboemboli
* Penghambatan biosintesis PG di ginjal menyebabkan gangguan homeostasis. Pada orang
normal gangguan ini tidak begitu berpengaruh pada fungsi ginjal. Namun, pada pasien
hipovolemia, gagal jantung, sirosis hepatis, aliran darah ginjal dan kecepatan filtrasi
glomerolus akan berkurang, bahkan dapat terjadi gagal ginjal akut

* Pada beberapa orang dapat terjadi hipersensitivitas. Reaksi ini umumnya dapat berupa
rhinitis vasomotor, urtikaria, asma bronkial, hipotensi, sampai presyok dan syok.

* Harus diingat bahwa obat mirip-aspirin ini hanya meringankan gejala nyeri dn inflamasi
yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik, tidak menghentikan, memeperbaiki
atau mencegah kerusakan jaringan pada kelainan muskuloskeletal.

* Penggunaan AINS secara habitual bertahun-tahun dihubungkan dengan terjadinya nefropati


analgesik  perlu peringatan akan kemungkinan terjadinya gangguan ginjal.

* Fungsi ginjal harus lebih diperhatikan pada penggunaan obat AINS

DERIVAT ASAM SALISILAT :


ASETOSAL=ASAM ASETIL SALISILAT=ASPIRIN ®
Aspirin merupakan obat yang banyak digunakan sebagai analgetik, antipiretik dan antiinflamasi.

I : nyeri ringan – sedang, demam, arthritis rhematoid, mencegah trombus koroner dan
trombus vena dalam.

ES : gangguan GIT pada dosis besar  berikan pc (post coenam)

Efek terhadap darah  pemakian jangka lama menyebabkan perdarahan mukosa


lambung  dosis kecil untuk profilaksis trombosis koroner atau serebral

Efek terhadap hati berkaitan dengan dosis dapat meningkatkan SGOT dan SGPT 
hepatomegali, anoreksia, mual, ikterus

Sindroma Reye  tjd kerusakan hati dan ensefalopati

Reaksi hipersensitifitas : kemerahan pd kulit.

KI : tukak lambung, hemofilia atau def. Vit K dan kerusakan hati kronik  kerusakan hati yg
fatal, anak & remaja usia< 16 th

D : sebagai analgetik&antipiretik 325-65- mg/kali 4-6 jam


DERIVAT ASAM PROPIONAT
IBUPROFEN=PRORIS®
Memiliki efek analgesik sekuat Aspirin dengan antiinflamasi yang tidak terlalu kuat.

I : Nyeri ringan-sedang, demam

ES :Terhadap sal. Cerna lebih ringan dari pada Aspirin. Eritema kulit, sakit kepala,
trombositopenia jarang terjadi.

KI : wanita hamil dan menyusui

IO : Waspada pada pemberian dg Warfarin  memperpanjang masa perdarahan


Mengurangi efek Furosemid dan HCT, Beta Bloker, Prazosin dan Kaptopril.

D : Dewasa 3-4x 200-400 mg/hari; Anak: 20-30 mg/kgBB 3-4 dosis

KETOPROFEN=Profenid®, Pronalges®, Kaltrofen®


I : Nyeri dan radang pada penyakit reumatik dan gangguan otot skelet lainnya, setelah
pembedahan ortopedik, gout akut, dismenorea
ES : Nyeri pada tempat injeksi, iritasi rektum pada pemberian suppositoria, perdarahan dan
ulserasi sal cerna, sakit kepala, vertigo, gangguan fungsi hati dan ginjal.
KI : riwayat asma, urtikaria, atau reaksi alergi lain setelah penggunaan OAINS, gagal ginjal
dan hati berat, tukak peptik aktif, hamil trimester III
D : Kap CR 1 kaps 1x sehari; Supp 1 supp 2x sehari; Tab 2-3x 50-100 mg sehari; Inj AR dan
OA : 3-4x 50 mg/hari; Nyeri: 25-50 mg/6-8 jam

DEXKETOPROFEN TROMETAMOL= Ketesse®


I : Nyeri muskuloskeletal akut, dismenorea, sakit gigi, nyeri paskaoperasi
ES : Gangguan sal cerna, nyeri pada tempat injeksi.
KI : riwayat asma, bronkospasme, rinitis akut, urtikaria, gangguan ginjal sedang-berat dan
hati berat, tukak peptik, hamil, laktasi.
D : Dewasa Oral: 12,5 mg tiap 4-6 jam atau 25 mg tiap 8 jami; Inj 50 mg tiap 8-12 jam
DICLOFENAC=Cataflam®, Voltaren®
Memiliki efek analgetik, antiinflamasi dan antipiretik
Perbedaan antara Na dan K adalah Kdiklofenak lebih larut diair dan dapat diabsorbsi dengan
cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding NaDiklofenak.
I : NaD: Arthritis rheumatoid, ankylosa spondilitis, OA dan spondilartritis, serangan akut
dr gout, nyeri paskabedah.
KD: terapi jangka pendek nyeri inflamasi, nyeri setelah trauma, nyeri setelah operasi,
nyeri pada infeksi THT.
ES : Nyeri pada tempat injeksi, iritasi rektum pada pemberian suppositoria, perdarahan dan
ulserasi sal cerna, sakit kepala, vertigo, gangguan fungsi hati dan ginjal.
KI : riwayat asma, urtikaria, rinitis akut, tukak peptik, hamil
D : NaD=KD: Dewasa: 100-150 mg/hari 2-3 dosis

KETOROLAC= Toradol®, Torasic®


Memiliki aktivitas sebagai analgetik dan antiinflamasi
I : Penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut sedang – berat setelah prosedur
bedah
ES : Diare, dispepsia, nyeri sal cerna, perdarahan sal cerna, nausea
KI : riwayat asma, urtikaria, atau reaksi alergi setelah penggunaan asetosal atau OAINS
lainnya, gagal ginjal, hamil, laktasi, anak<16th, penyakit jantung, gangguan koagulasi,
hipovolemia
D : Oral 10 mg 4-6 jam (lansia 6-8 jam Max 40 mg/hari
Inj dosis awal 10 mg kemudian 10-30 mg 4-6 jam Max 90 mg sehari. Lama pengobatan
Max 2 hari

PIROKSIKAM=FELDENE®,MELOKSIKAM=MOVI-COK®
Waktu paruh lebih dari 45 jam sehingga dapat diberikan hanya sekali sehari
I : penyakit inflamasi sendi misalnya arthritis rematoid, osteoarthritis, spondilitis ankilosa,
gangguan muskuloskeletal akut dan gout akut.
ES : tukak lambung, kembung, diare, pusing, nyeri kepala, eritema kulit, somnolen,
penururnan Hb dan Ht
KI : hamil, penderita tukak lambung dan sedang mengkonsumsi antikoagulan
D : RA,OA dan ankilosing spondilitis : 1x 20 mg sehari; Gout Akut 40 mg sehari; gangguan
muskuloskeletal akut 1x 40 mg/hari

Anda mungkin juga menyukai