Anda di halaman 1dari 4

- Gagal ginjal akut atau acute kidney injury adalah kondisi ketika ginjal berhenti berfungsi

secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan aliran darah ke ginjal, gangguan
pada ginjal, atau masalah sumbatan pada saluran urine
Penggolongan obat = Pemberian obat-obatan, yaitu dengan memberikan obat yang dapat
menyeimbangkan kadar elektrolit di dalam darah, memberikan obat diuretik untuk
mengeluarkan kelebihan cairan, antibiotik jika gagal ginjal disebabkan oleh infeksi bakteri
Indikasi =
- Diuretik adalah obat yang digunakan untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam
tubuh melalui urine. Obat ini memiliki beberapa jenis, yaitu loop diuretic, diuretik hemat
kalium, dan thiazide. Diuretik atau diuretic tersedia dalam bentuk obat minum atau suntik.
- Antibiotik Antibiotik adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.
Beberapa jenis antibiotik juga bisa digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri
pada kondisi-kondisi tertentu. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi
akibat virus, seperti flu.
Furosemid
Dosis
Dewasa : 20–50 mg suntikan IM/IV atau tablet 40 mg per hari
Anak : 0,5–1,5 mg/kgBB suntikan IM/IV per hari. Dosis maksimal 20 mg suntikan IM/IV per
hari.

Ampicillin

Antibiotik : Dewasa: 0,25–1 g setiap 6 jam sekali


Anak-anak usia <10 tahun: Setengah dari dosis orang dewasa

Mekanisme kerja
Furosemid : Furosemide bekerja dengan cara menghalangi penyerapan natrium di dalam sel-
sel tubulus ginjal dan meningkatkan jumlah urine yang dihasilkan oleh tubuh. Obat ini
tersedia dalam bentuk tablet dan suntik.
Efek samping : Pusing Vertigo,Mual dan muntah Diare Penglihatan buram Sembelit
Ampicillin : Obat ini bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab infeksi. Obat ini tidak
dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus, seperti flu dan pilek

Efek samping: Diare, mual, muntah

Kontroindikasi furosemid: prekoma dan koma hepatik, defisiensi elektrolit, hipovolemia,


hipersensitivitas.
Kontroindikasi ampicillin : Kontraindikasi ampicillin adalah pasien dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap penisilin dan derivat penisilin lainnya.

Interaksi obat furosemid : Peningkatan risiko terjadinya kerusakan telinga, jika digunakan
bersama antibiotik golongan aminoglikosida Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia, jika
digunakan bersama dengan obat diuretik hemat kalium Peningkatan risiko terjadinya
kerusakan jantung, jika digunakan bersama dengan obat glikosida jantung, seperti digoxin
atau antihistamin

Interaksi ampicillin : Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksi tifus, vaksin BCG, atau
vaksin kolera Peningkatan risiko terjadinya perdarahan bila digunakan dengan warfarin
Peningkatan risiko munculnya ruam kulit jika digunakan dengan allopurinol Penurunan
efektivitas ampicillin jika digunakan bersama chloroquine, doxycycline, chloramphenicol,
erythromycin, atau tetracycline

Obat yang beredar di pasaran


Furosemid, ampicillin, Sanpicillin, Viccillin, Lasix, Uresix, dan Yekasix.

Gagal ginjal kronis


- Gagal ginjal kronis adalah kondisi ketika fungsi ginjal menurun secara bertahap akibat
kerusakan jaringan ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan
laju penyaringan ginjal selama 3 bulan atau lebih.
- Penggolongan obat
- Obat hipertensi
- Tekanan darah tinggi dapat menurunkan fungsi ginjal lebih parah dan mengubah komposisi
elektrolit dalam tubuh. Obat yang dapat diberikan untuk mencegah ini adalah ACE inhibitor
atau ARB.

- Obat kortikosteroid
- Obat ini diberikan pada penderita GGK akibat glomerulonefritis atau penyakit lain yang
menyebabkan peradangan pada ginjal.

Indikasi = Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau penghambat enzim pengubah


angiotensin adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi, gagal jantung, dan
gagal ginjal kronis. Obat ini membuat dinding pembuluh darah rileks sehingga tekanan darah dapat
menurun.

Kortikosteroid adalah kelompok obat yang mengandung hormon steroid sintesis. Obat ini
dapat menghambat produksi zat yang menimbulkan peradangan dalam tubuh, serta bisa bekerja
sebagai imunosupresan dalam menurunkan aktivits dan kerja sistem imun.

Dosis Ace inhibitor

Dewasa: 2,5–5 mg, 1 kali sehari.

Anak-anak usia 6 tahun ke atas: 0,2 mg/kgBB, 1 kali sehari.

Dosis kortikosteroid

Dewasa : Dewasa: Dosis awal 0,5–9 mg per hari yang di bagi ke dalam beberapa kali pemberian.

Anak anak : Dosis awal 0,02–0,3 mg/kgBB per hari, dibagi ke dalam 3–4 konsumsi

Mekanisme kerja : ACE inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim dalam tubuh untuk
memproduksi hormon angiotensin II, yaitu zat yang dapat menyempitkan pembuluh darah dan
meningkatkan kerja jantung. Dengan begitu, dinding pembuluh darah akan melebar dan kerja
jantung menjadi lebih ringan.

Mekanisme kerja : Kortikosteroid diklasifikasikan sebagai: Glucocorticoids (anti-inflamasi) yang


menekan peradangan dan kekebalan dan membantu dalam pemecahan lemak, karbohidrat, dan
protein, atau sebagai. Mineralokortikoid (penahan garam) yang mengatur keseimbangan garam dan
air dalam tubuh.
Efek samping Ace inhibitor : Batuk kering Penglihatan kabur Kelelahan Pusing Kehilangan daya
pengecap Tekanan darah rendah (hipotensi) Hiperkalemia Demam Diare Nyeri sendi Pingsan

Efek samping kortikosteroid : Kenaikan berat badan Kaki bengkak Tekanan darah tinggi Hipokalemia
Sakit kepala Lemah otot

Kontraindikasi Ace inhibitor : Penghambat ACE dikontraindikasikan pada pasien yang hipersensitif
terhadap penghambat ACE (termasuk angioedema) dan pada pasien yang diduga atau dipastikan
menderita penyakit renovaskuler.

Kontraindikasi kortikosteroid : penderita hipersensitif terhadap salah satu komponen sediaan; infeksi
herpes simpleks akut dan penyakit virus lainnya pada kornea dan konjungtiva, tuberkulosis pada
mata, penyakit jamur pada mata, trakoma, infeksi purulent akut pada mata; otitis eksterna disertai
perforasi membran pada telinga.

Interaksi obat Ace inhibitor : ACE inhibitor juga dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat.
Misalnya, ibuprofen, naproxen, dan obat anti-peradangan non-steroid lain dapat menurunkan
efektivitas ACE inhibitor.

Interaksi obat kortikosteroid : Peningkatan risiko terjadinya penurunan kadar kalium (hipokalemia)
jika digunakan bersama obat golongan diuretik Peningkatan risiko terjadinya infeksi yang fatal jika
digunakan dengan obat imunosupresan lain, seperti adalimumab, bariticinib, atau fingolimod
Peningkatan risiko terjadinya radang tendon (tendinitis) atau rupture tendon jika digunakan dengan
antibiotik golongan quinolone, seperti moxifloxacin

Obat yang beredar di pasaran

Kortikosteroid : betamethason, dexamethason, metylprednisolon, prednisolon, prednison, dll

Ace inhibitor : captopril, fosinopril, enalapril, lisinopril, ramipril, dll

Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih adalah kondisi ketika organ yang termasuk ke dalam sistem kemih mengalami
infeksi. Organ tersebut bisa ginjal, ureter, uretra, atau kandung kemih. Namun, infeksi saluran kemih
umumnya terjadi di uretra dan kandung kemih.

Penggolongan obat = antibiotik

Indikasi = Antibiotik adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Beberapa
jenis antibiotik juga bisa digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri pada kondisi-kondisi
tertentu

Dosis = Dewasa: 250-500 mg, 2 kali sehari, selama 3 hari atau 500 mg, 1 kali sehari, selama 3 hari

Anak-anak: 10-20 mg/kgBB, 2 kali sehari, selama 10-21 hari

Mekanisme

Mekanisme kerja antibiotik adalah menghentikan bakteri berkembang biak sekaligus


menghancurkannya.

Efek samping

Sakit maag
Mual dan muntah

Diare

Sakit kepala

Sulit tidur

Vagina terasa gatal atau keputihan

Kontraindikasi = obat ini sebaiknya tidak di gunakan oleh orang yang mengalami alergi terhadap obat
ini, Penggunaan antibiotik tidak boleh sembarangan karena bisa meningkatkan risiko
terjadinya resistensi atau kekebalan terhadap antibiotik.
Interaksi obat =

Anda mungkin juga menyukai