Penyakit asma
Obat- obat yang berhubungan yaitu:
2. Ada beberapa pilihan obat yang bisa dikonsumsi oleh pengidap PPOK, yaitu:
Jika rhinitis sudah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya, dokter dapat
meresepkan obat yang dapat membantu mengatasi gejala rhinitis tersebut. Obat-obatan yang
umum diberikan adalah:
Antihistamin
Antihistamin berfungsi untuk meredakan peradangan di hidung akibat pelepasan senyawa
histamin saat terjadi reaksi alergi. Contoh obat antihistamin adalah loratadine, cetirizine,
chlorpheniramine, fexofenadine, atau mebhydrolin.
Dekongestan
Dekongestan dapat digunakan untuk meredakan hidung tersumbat. Obat ini tidak boleh
digunakan secara berlebihan atau dalam jangka panjang, justru dapat memperburuk gejala.
Contoh obat dekongestan adalah phenylephrine, pseudoephedrine, xylometazoline, atau
oxymetazoline.
Kortikosteroid
Obat semprot hidung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi peradangan pada hidung.
Sama seperti dekongestan, kortikosteroid juga hanya boleh digunakan dalam jangka pendek.
Contoh obat semprot hidung kortikosteroid yang digunakan adalah mometasone, budesonide,
atau fluticasone.
Penghambat leukotrien
Leukotrien adalah senyawa kimia yang dilepaskan oleh tubuh sebagai bentuk respons terhadap
alergen. Senyawa ini dapat menyebabkan pembengkakan pada saluran pernapasan. Obat
penghambat leukotrien bekerja dengan menghambat efek leukotriene tersebut.
1. Isoniazid (INH)
Isoniazid merupakan jenis antituberkulosis yang paling ampuh untuk membunuh bakteri
penyebab tuberkulosis. Obat ini bisa membunuh 90% kuman TB dalam beberapa hari
pada tahap pengobatan intensif.
Isoniazid lebih efektif membunuh bakteri yang sedang aktif berkembang. Obat ini bekerja
dengan cara mengganggu pembuatan mycolic acid, yaitu senyawa yang berperan dalam
membangun dinding bakteri.
Apabila Anda menderita penyakit hati kronis, masalah fungsi ginjal, atau riwayat kejang,
informasikan kepada dokter.
Selain itu, peminum alkohol, penderita berusia di atas 35 tahun, serta wanita hamil harus
mendapat pengawasan khusus.
2. Rifampicin
Rifampicin dapat membunuh bakteri bersifat setengah aktif yang biasanya tidak bereaksi
terhadap isoniazid. Obat ini bekerja dengan cara mengganggu kerja enzim bakteri.
Rifampicin dapat menimbulkan sejumlah efek samping, tetapi Anda tidak perlu khawatir
karena efek samping ini bersifat sementara.
Kendati umumnya aman dikonsumsi, rifampicin berisiko bagi ibu hamil karena
meningkatkan peluang kelahiran dengan masalah tulang belakang (spina bifida).
3. Pyrazinamide
yrazinamide mampu membunuh bakteri yang bertahan setelah dilawan oleh makrofag
(bagian dari sel darah putih yang pertama kali melawan infeksi bakteri di dalam tubuh).
Obat ini juga bisa bekerja membunuh bakteri-bakteri yang berada dalam sel dengan pH
asam.
Efek samping yang khas dalam penggunaan obat TBC ini adalah peningkatan asam urat
dalam darah (hiperurisemia).
Itu sebabnya pengidap TB paru yang diresepkan obat ini harus juga rutin mengontrol
kadar asam uratnya.
Selain itu, kemungkinan efek samping lainnya adalah penderita juga akan mengalami
anoreksia, hepatotoksisitas, mual, dan muntah.
4. Etambutol
5. Streptomisin
Streptomisin adalah antibiotik pertama yang dibuat khusus untuk melawan bakteri
penyebab tuberkulosis.
Cara kerja obat TBC ini adalah dengan membunuh bakteri yang sedang membelah diri,
yaitu dengan menghambat proses pembuatan protein bakteri.
Biasanya, obat TBC yang disuntikkan ke jaringan otot ini dipilih jika Anda sudah
mengalami penyakit TB untuk kedua kali atau penggunaan obat minum streptomisin
tidak efektif lagi.
Obat – obatan TB Paru (pilihan pertama ), yaitu : Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z)
dan Etambutol (E). Obat-Obat TB Paru (Pilihan Kedua) : Sikloserin, Amikasin / Kanamisin,
Ethionamide, Asam p-aminosalisilat (PAS) dan Levofloxacin.
Cara minum obat anti tuberkulosis ( OAT ) adalah sebagai berikut : 1). Rifampisin ? Diminum
pada saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan) . 2). Pirazinamid ?
Diminum pada saat perut isi (setelah makan) . 3). Isoniazid ? Diminum pada saat perut kosong
( 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan ). 4). Etambutol ? Diminum pada saat perut isi
(setelah makan) .
Jika pasien lupa minum obat ? minum segera obat ketika ingat dan konsultasi ke dokter, Jangan
minum 2 dosis sekaligus.
Adanya pilihan obat anti tuberkulosis (OAT) pertama dan kedua karena :
1). Pilihan pertama, diberikan pada pasien yang baru pertama kali terinfeksi TB.
2). Pilihan kedua, diberikan pada Pasien TB yang kebal terhadap obat pilihan pertama .
Resistensi (kebal)
Kondisi ketika kuman terkait sudah tidak dapat lagi dibunuh dengan Obat. Bagaimana caranya
supaya tidak terjadi resistensi :
1). Patuhi minum obat. Pasien TB wajib patuh minum obat sesuai dengan anjuran dokter.
2). Minum antibiotik secara baik. Jangan minum antibiotik tanpa resep dokter.
Referensi :
Kemenkes RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Yayasan KNCV Indonesia, Laporan Kasus Tuberkulosis (TBC) Global Dan Indonesia 2022,
diakses pada tanggal 19 Agustus 2023, https://yki4tbc.org/laporan-kasus-tbc-global-dan-
indonesia-2022/