Anda di halaman 1dari 6

JENIS-JENIS OBAT DAN BESERTA PENGERTIANNYA

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

“Farmakologi”

OLEH :

Ni Luh Komang Aryana Dewi


(18.14401.001)

Akademi Keperawatan Mandiri Bangli

Tahun Ajaran 2018/2019


 Jenis – Jenis Obat dan Beserta Pengertiannya

Obat Antibiotik

Yang dimaksud dengan antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi
bakteri. Antibiotik mampu membunuh bakteri dan mencegah perkembangannya.

Jenis-jenis antibiotik meliputi :

1. Penisilin
Penisilin digunakan untuk banyak kondisi akibat adanya infeksi bakteri, beberapa
di antaranya adalah infeksi Streptococcus, meningitis, gonore, faringitis, dan juga
untuk pencegahan endocarditis. Terutama pada penderita atau memiliki riwayat
gangguan ginjal, akan lebih baik penggunaan penisilin melalui anjuran dan
pengawasan dokter.

Penisilin tersedia dalam berbagai bentuk, seperti kaplet, sirop kering, dan
suntikan. Masing-masing bentuk obat dapat digunakan untuk kondisi yang
berbeda. Yang termasuk obat Penisilin yaitu ; Amoxicillin

2. Sefalosporin
Sefalosforin tersedia dalam bentuk suntik, tablet, dan sirop kering. Konsultasikan
dengan dokter terkait cara penggunaan obat, karena beda bentuk obat dapat
berbeda pula kondisi yang ditangani.

Beberapa kondisi yang diobati menggunakan sefalosporin, di antaranya adalah


infeksi tulang, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih. Obat ini berpotensi
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala, nyeri pada dada, bahkan syok.
Penggunaan sefalosporin harus dengan anjuran dan pengawasan dokter. Yang
termasuk obat Sefalosporin yaitu ; Cefadroxil, Cefuroxime, Cefotaxim, Cefotiam,
Cefepime, Ceftarolin.

3. Aminoglikosida
Aminoglikosida adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi banyak
penyakit infeksi bakteri, seperti otitis eksterna, infeksi kulit, dan peritonitis.
Penggunaan aminoglikosida harus dengan anjuran serta pengawasan dokter,
karena obat ini berpotensi menimbulkan efek samping berupa gangguan
kesadaran.

Aminoglikosida tersedia dalam banyak bentuk, di antaranya adalah salep, tetes


mata, dan suntik. Masing-masing bentuk obat dapat diresepkan untuk kondisi
yang berbeda. Yang termasuk obat Aminoglikosida yaitu ; Paromomycin,
Tobramycin, Gentamicin, Amikacin, Kanamycin, Neomycin.
4. Tetrasiklin
Tetrasiklin tersedia dalam berbagai macam bentuk obat, yakni salep, salep mata,
kapsul, dan suntik.

Tetrasiklin digunakan untuk mengobati berbagai macam kondisi yang muncul


akibat adanya infeksi bakteri. Beberapa di antaranya adalah sifilis, anthrax, tifus,
brucellosis, dan jerawat. Yang termasuk obat Tetrasiklin yaitu ; Doxycycline,
Minocycline, Tetracycline.

5. Makrolid
Beberapa kondisi yang diobati menggunakan antibiotik makrolid adalah
bronkitis, servisitis, penyakit Lyme, pemfigus, dan sinusitis. Makrolid sendiri
tersedia dalam banyak bentuk, yakni tablet, kaplet, sirop kering, dan suntik.
Yang termasuk obat Makrolid yaitu ; Erythromycin, Azithromycin,
Clarithromycin.

6. Quinolone
Quinolone memiliki bentuk yang berbeda, dan dengan indikasi yang berbeda.
Bentuk obat ini, di antaranya adalah tablet, suntik, dan kaplet.
Quinolone digunakan untuk mengatasi banyak kondisi yang disebabkan oleh
infeksi bakteri. Beberapa di antaranya adalah infeksi tulang, cystitis, servisitis,
dan infeksi kulit. Yang termasuk obat Quinolone yaitu; Ciprofloxacin,
Levofloxacin, Moxifloxacin, Norfloxacin.

Obat Analgesic

Analgetik dan antipiretik adalah kombinasi golongan obat yang umumnya digunakan untuk
meredakan gejala demam dan meredakan rasa nyeri yang dialami pada infeksi, peradangan otot dan sendi,
serta dysmenorrhea. Yang termasuk obat Analgesic yaitu ; Salisilat, seperti aspirin, Paracetamol, Obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen, naproxen sodium, dan ketoprofen.

Obat Anti Peritik

Antipiretik adalah jenis obat yang dapat menurukan demam dan mengatasi gejalanya, Obat-
obatan antipiretik dapat menurunkan demam dengan cara menghambat sintesa dan
pelepasan prostaglandin E2. Hambatan sintesa dan pelepasan ini distimulasi oleh pirogen endogen pada
hipotalamus. Yang termasuk obaT Antipiretik yaitu ; Salisilat (seperti aspirin, salisilamid),
Paraaminofenol (misalnya asetaminofen, fenasetin), Obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) – ibuprofen,
naproxen, dan ketoprofen.

Obat Anti Hipertensi

Obat antihipertensi adalah golongan obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan
darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi merupakan kondisi yang sering diderita sebagian orang, ditandai
dengan tekanan darah yang berada di atas level normal (lebih tinggi dari 130/80 milimeter merkuri
(mmHg). Tekanan darah yang melebihi batas normal dapat menekan dinding arteri. Jika dibiarkan,
kondisi ini dapat mengakibatkan penyakit yang lebih berbahaya seperti stroke, serangan jantung, gagal
jantung, hingga penyakit ginjal.
Yang termasuk obat Anti Hipertensi yaitu ; ACE (angiotensin-converting enzyme inhibitors) inhibitor,
Alpha-2 receptor agonist, Angiotensin II receptor blockers (ARB), Antagonis kalsium (calcium channel
blockers), Diuretik, Penghambat adrenergik perifer, Penghambat alfa (alpha-blockers), Penghambat beta
(beta-blockers), Penghambat renin.

Obat Anti Aritmia

Antiaritmia adalah kelompok obat yang digunakan untuk menangani kondisi aritmia. Aritmia
merupakan kondisi yang mengacu ketika denyut jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak
teratur. Kondisi ini terjadi akibat adanya gangguan pada impuls listrik yang mengatur detak jantung.
Gejala-gejala yang dialami penderita aritmia berupa jantung berdebar, lemas, pusing, sesak napas,
berkeringat, dan nyeri dada.

Golongan obat antiaritmia tersedia dalam bentuk tablet atau cairan suntik (infus). Konsumsi tablet
antiaritmia biasa digunakan untuk pengobatan jangka panjang, sedangkan cairan suntik diberikan pada
kondisi gawat darurat. Yang termasuk obat Antiaritmia yaitu ; Antiaritmia golongan I: Lidocaine,
Propafenone, Antiaritmia golongan II: Propranolol, Antiaritmia golongan III: Amiodarone,
Antiaritmia golongan IV: Diltiazem, Verapamil, Antiaritmia golongan V: Digoxin.

Obat Inotropic

adalah obat yang mengubah tekanan kontraksi otot jantung (detak jantung). Ada dua tipe berbeda
obat-obatan inotropik: negatif dan positif. Ada 2 jenis inotropes: inotropes positif dan inotropes negatif.
Inotropes positif menguatkan tekanan detak jantung. Inotropes negatif melemahkan tekanan detak jantung
dan membuat jantung berdetak lebih lemah. Keduanya digunakan untuk menangani berbagai kondisi yang
mempengaruhi fungsi jantung. Yang termasuk obat Inotropic yaitu ; Amrinone, Digoxin, Dobutamine,
Dopamine, Inamrinone, Intropin, Lanoxin, Milrinone.

Obat Anti Angina

Obat- obatan yang digunakan untuk mencegah dan meringankan serangan angina dan juga pada
penanganan penyakit koroner jantung lainnya. Obat-obatan antianginal dikelompokkan menjadi
pengobatan yang menurunkan permintaan jaringan jantung pada oksigen dan meningkatkan persediaan
darah pada jantung (nitral, calcium channel blockers); pengobatan yang menurunkan efek catecholamines
(beta-blockers) dan obat-obatan yang meningkatkan persediaan darah ke jantung. Dua kelompok utama
dari pengobatan antianginal adalah nitrat organik dan kalsium antagonis. Yang termasuk obat Anti
Angina yaitu ; Nitroglycerin, Isosorbide mononitrate, Isosorbide dinitrate.
Obat Anti Emeti

Antiemetik atau anti muntah merupakan obat yang secara fungsi utamanya dikhususkan untuk
menghentikan muntah dan mual. Sesuai dengan fungsinya, antiemetik biasanya diberikan bagi pasien
yang tengah atau akan bepergian jauh yang dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak lambung yang naik
turun sehingga menimbulkan mual dan muntah.

Yang termasuk obat Antiemetik (obat anti muntah) yaitu ;

1. Antagonis Reseptor 5 – HT3


Obat ini menghambat rangsangan pada reseptor serotonim yang berada pada sistem saraf
pusat dan saluran pencernaan. Contohnya obat ; Dolasetron, Granisetron, Ondansetron,
Tropisentron, Palonosetron atau aloxi.

2. Antagonis dopamine
Bekerja pada otak untuk mengatasi mual dan muntah akibat dari radiasi dan anestetik
umum. Beberapa jenis obat yang termasuk ke dalam golongan antagonis dopamin antara lain
adalah domperidon, droperidol, haloperidol, klorprozamin, prometazin, proklorperazin,
metoklopramid dan alizapride.

3. Antihistamin
Berfungsi sebagai obat anti mabuk kendaraan dan morning sickness pada ibu hamil yang
biasanya terjadi pada pagi hari. Yang termasuk ke dalam golongan obat ini antara lain adalah
siklizin, difenhidramin, dimenhidrinat, meklizin, prometazin, hidroksizin.

4. Kanadinoid
Atau yang biasa disebut dengan obat yang memiliki fungsi untuk menghilangkan mual
dan muntotoksik. Contoh obat yang termasuk ke dalam jenis ini adalah dronabinol, nabilon dan
sativex.

Obat Laksative

Obat pencahar atau laksatif adalah obat yang menginduksi gerakan usus dan/atau melunakkan
tinja sehingga memudahkan proses buang air besar. Obat laksatif juga disebut sebagai katarsis, selain
digunakan untuk mengobati sembelit, obat pencahar ternyata juga berguna untuk mengosongkan usus
dari kotoran sebelum dilakukan pemeriksaan kolonoskopi atau operasi.

Berdasarkan bentuknya, ada beberapa jenis obat pencahar yang beredar di pasaran, umumnya berbentuk
pil, kapsul, sirup, supositoria (jenis obat yang penggunaannya dimasukkan ke rektum) dan enema (obat
cair yang dimasukkan ke rektum). Tiap jenis pencahar ini memiliki manfaat spesifik serta kemungkinan
efek samping, jadi harus tepat penggunaannya.
Yang termasuk obat Laksative yaitu ;
Obat pencahar untuk melunakkan tinja,
1. Docusate
Merek dagang: Bufiron, Laxatab, Neolaxa
Bentuk obat: tablet
2. Laktulosa
Merek dagang Laktulosa: Constuloz, Dulcolactol, Duphalac, Extralac, Graphalac, Lactofid,
Lactulax, Laxadilac, Opilax, Pralax, Solac
Bentuk obat: sirop
3. Glycerin
Merek dagang : Glycerin: Laxadine, Triolax, Glycerol
Bentuk obat: sirop
4. Sodium biphosphate/ sodium phosphate
Merek dagang: Fleet enema
Bentuk obat: supositoria

Obat pencahar untuk menstimulasi kerja usus,


1. Bisacodyl
Merek dagang Bisacodyl: Bicolax, Bisacodyl, Custodiol, Dulcolax, Laxacod, Laxana, Laxamex,
Prolaxan, Stolax
Bentuk obat: tablet
2. Senna
Merek dagang Senna: Daun Senna Semesta, Herba Senna Aloe, GNC Herbal Plus Senna Leaf
Extract, Senna
Bentuk obat: kapsul
3. Sodium Picosulfate
Merek dagang: Laxoberon, Pisucon
Bentuk obat: obat tetes

Obat Anti Diarhea

Diare adalah gangguan pencernaan yang menyebabkan Anda sering BAB dengan feses cair.
Dalam satu jam, Anda bahkan bisa berkali-kali bolak-balik ke toilet ketika sedang diare. Jika tidak segera
diobati, diare dapat mengakibatkan dehidrasi hingga bahkan kematian, meski jarang. Selain dengan
mencukupi makanan berserat dan banyak minum air putih, Anda juga bisa minum obat diare dari apotek
terdekat. Yang termasuk Obat Anti Diare yaitu ;
1. Loperamide (Imodium)
Obat ini bekerja memperlambat gerak usus guna menghasilkan tekstur feses yang lebih
padat. Selain itu, loperamide juga mencegah dehidrasi dengan mengurangi jumlah cairan tubuh
yang keluar. Loperamide tersedia dalam bentuk kapsul, tablet kunyah, dan obat cair (sirup).
Untuk kasus diare akut, minum 4 mg obat setelah BAB pertama dan dilanjut 2 mg setiap kali
habis BAB seterusnya. Jangan melebihi 16 mg dalam 24 jam. Dosis obat tidak boleh lebih dari 8
mg per 24 jam untuk tablet kunyah.

2. Bismuth subsalicylate (Pepto-Bismol®)


Bismuth subsalicylate adalah obat diare yang bekerja memperlambat
perkembangan bakteri penyebab diare.Obat bismuth memperkuat lapisan dinding
lambung dan usus kecil berkat kandungan agen sitoprotektifnya. Obat ini juga sekaligus
mampu meredakan rasa mual.

3. Attapulgite
Attapulgite adalah zat yang terkandung dalam beberapa obat diare. Attapulgite
bekerja merangsang usus agar dapat menyerap lebih banyak air sehingga tekstur feses
Anda akan jauh lebih padat. Sakit perut akibat diare juga akan berangsur-angsur pulih
setelah minum obat ini. Obat ini bisa diminum sebelum atau sesudah makan, pilih salah
satu saja. Efek samping yang ditimbulkan dari attapulgite adalah sembelit dan perut
kembung. Jangan lupa juga untuk tetap minum banyak air putih untuk mencegah
dehidrasi selama diare.

Anda mungkin juga menyukai