Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

FARMAKOLOGI

Disusun Oleh :

Kelompok 11

1. Putri andriyani 144011.01.20.358


2. Putri Rukhayati 144011.01.20.359
3. Rafiqa 144011.01.20.3
4. Sheila Handayani 144011.01.20.3

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


PROGRAM KEPERAWATAN DIPLOMA III AKADEMIK KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT MARTHEN INDEY TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “ FARMAKOLOGI “.
Makalah ini diambil dari beberapa referensi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam meyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami meminta pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang tepat
yang dapat membangun kami.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Rumusan Masalah
Bab II Tinjauan Teori
1. Antibiotik
2. Analgesik
3. Anti Histamin
4. Anti Tuberkulosis
5. Anti Kanker
6. Anti Digestivus
7. Anti Piretik
8. Anti Koagulan
9. Anti Diuretik
10. Anti Depresan
11. Anti Hipertensi
12. Anti Inflamasi Non Steroid
13. Anti Infamasi Steroid
14. Anti Emetik
15. Anti Jamur
16. Anti Oksidan
17. Anti Spasmolitik
18. Anti Virus
19. Anti Aging
20. Anti Bakteri
Bab III Penutup
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmakologi berasal dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu
pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
obat dan cara kerjanya pada system biologis.
Farmakologi klinik adalah ilmu farmakalogi yang mempelajari
pengaruh kondisi klinis pasien terhadap efikasi obat, misalkan kondisi
hamil dan menyusui, neonates dan anak, geriatric, inefisiensi ginjal dan
hepar.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dasar
farmakologi secara umum.

1.3 Rumusan Masalah


Dalam perumusan masalah ini kami akan merumuskan tentang
macam-macam bentuk obat dan tujuan penggunannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANTIBIOTIK
Pengertian antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungsi,
yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.
Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan
mkiro organisme hidup terutama fungsi dan bakteri ranah. Yang memiliki kahsiat
mematikan atau mengahambat pertumbuahn banyak bakteri dan beberapa virus
besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.

B. Pembuatan Antibiotika

Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana mikro


organisme dibiak dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus. Kedalam
cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna mempercepat
pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi setelah diisolasi dari
cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan ditetapkan aktifitasnya beberapa
antibiotika tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini, melakukan secara kimiawi,
antara lain kloramfenikol
Aktivitas Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg),kecuali zat yang belum
sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya polimiksin
B basitrasin, atau karena belum diketahui struktur kimianya, seperti, nistatin.

C. Mekanisme Kerja
Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosforin) atau
membran sel (kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang terpenting adalah
perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga sintesis protein bakteri,
sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak
berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin.
Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat gizi
tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi
penisilin, tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam
sehari harinya, bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit.
D. Jenis-jenis Antibiotik
Antibiotik terbagi menjadi beberapa jenis, dan masing-masing digunakan untuk
mengatasi kondisi yang berbeda. Jenis-jenis antibiotik meliputi:

1. Penisilin

Penisilin digunakan untuk banyak kondisi akibat adanya infeksi bakteri,


beberapa di antaranya adalah infeksi Streptococcus, meningitis, gonore, faringitis,
dan juga untuk pencegahan endocarditis.
Penisilin tersedia dalam berbagai bentuk, seperti kaplet, sirop kering, dan suntikan.
Masing-masing bentuk obat dapat digunakan untuk kondisi yang berbeda
Berikut adalah jenis-jenis antibiotik penisilin:
• Amoxicillin
• Ampicillin
• Oxacillin
• Penicillin G
2. Sefalosporin

Sefalosforin tersedia dalam bentuk suntik, tablet, dan sirop kering. Beberapa
kondisi yang diobati menggunakan sefalosporin, di antaranya adalah infeksi tulang,
otitis media, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
Obat ini berpotensi menimbulkan efek samping berupa sakit kepala, nyeri pada
dada, bahkan syok. Penggunaan sefalosporin harus dengan anjuran dan pengawasan
dokter.
Jenis-jenis sefalosporin meliputi:
• Cefadroxil
• Cefuroxime
• Cefixime
• Cefoperazone
• Cefotaxim
• Cefotiam
• Cefepime
• Ceftarolin
3. Aminoglikosida
Aminoglikosida adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi banyak
penyakit infeksi bakteri, seperti otitis eksterna, infeksi kulit, dan peritonitis.
Penggunaan aminoglikosida harus dengan anjuran serta pengawasan dokter, karena
obat ini berpotensi menimbulkan efek samping berupa gangguan kesadaran.
Aminoglikosida tersedia dalam banyak bentuk, di antaranya adalah salep, tetes
mata, dan suntik. Masing-masing bentuk obat dapat diresepkan untuk kondisi yang
berbeda. Sebelum menggunakan obat, pasien disarankan untuk membaca
keterangan cara penggunaan yang ada di kemasan obat.
Jenis-jenis aminoglikosida meliputi:
• Paromomycin
• Tobramycin
• Gentamicin
• Amikacin
• Kanamycin
• Neomycin
4. Tetrasiklin
Tetrasiklin tersedia dalam berbagai macam bentuk obat, yakni salep, salep mata,
kapsul, dan suntik.
Tetrasiklin digunakan untuk mengobati berbagai macam kondisi yang muncul akibat
adanya infeksi bakteri. Beberapa di antaranya adalah sifilis, anthrax, tifus,
brucellosis, dan jerawat. Tetrasiklin tertentu tidak dapat digunakan pada anak usia di
bawah 12 tahun. Jangan menggunakan tetrasiklin tanpa anjuran dokter.
Jenis-jenis tetrasiklin meliputi:
• Doxycycline
• Minocycline
• Tetracycline
• Oxytetracycline
• Tigecycline
5. Makrolid
Beberapa kondisi yang diobati menggunakan antibiotik makrolid adalah bronkitis,
servisitis, penyakit Lyme, pemfigus, dan sinusitis. Makrolid sendiri tersedia dalam
banyak bentuk, yakni tablet, kaplet, sirop kering, dan suntik.
Beberapa jenis makrolid tidak dapat digunakan bersamaan dengan obat seperti
cisapride. Dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum
menggunakan makrolid atau mengombinasikannya dengan obat lain.
Jenis-jenis makrolid meliputi:
• Erythromycin
• Azithromycin
• Clarithromycin

6. Quinolone
Quinolone memiliki bentuk yang berbeda, dan dengan indikasi yang berbeda. Bentuk
obat ini, di antaranya adalah tablet, suntik, dan kaplet.
Quinolone digunakan untuk mengatasi banyak kondisi yang disebabkan oleh infeksi
bakteri. Beberapa di antaranya adalah infeksi tulang, cystitis, servisitis, dan infeksi
kulit. Penggunaan quinolone dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan
pada sistem saraf pusat. Maka dari itu, jangan gunakan obat ini tanpa anjuran
dokter.
Jenis-jenis quinolone meliputi:
• Ofloxacin
• Ciprofloxacin
• Levofloxacin
• Moxifloxacin
• Norfloxacin
B. ANALGESIK

A. Pengertian analgetik atau analgesik


Analgetik atau analgesik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.
Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak
menyenangkan, berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau
kondisi yang menggambarkan kerusakan tersebut. Gejala Nyeri dapat digambarkan
sebagai rasa benda tajam yang menusuk, pusing, panas seperti rasa terbakar,
menyengat, pedih, nyeri yang merambat, rasa nyeri yang hilang timbul dan berbeda
tempat nyeri.
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita
sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu
komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgetik atau pereda nyeri.
Pada umumnya (sekitar 90%) analgetik mempunyai efek antipiretik.

B. Mekanisme
Menghambat sintase PGS di tempat yang sakit/trauma jaringan.
C. Karakteristik:
1. Hanya efektif untuk menyembuhkan sakit
2. Tidak ada narkotika dan tidak menimbulkan rasa senang dan gembira
3. Tidak mempengaruhi pernapasan
4. Gunanya untuk nyeri sedang, contohnya: sakit gigi

C. ANTI HISTAMIN
A. Pengertian
Antihistamin adalah kelompok obat-obatan yang digunakan untuk
mengobati reaksi alergi, seperti rinitis alergi, reaksi alergi akibat sengatan
serangga, reaksi alergi makanan, urtikaria atau biduran. Tidak hanya alergi,
antihistamin juga kerap digunakan untuk mengatasi gejala mual atau
muntah yang biasanya diakibatkan oleh mabuk kendaraan.

Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang


diproduksi tubuh. Zat histamin, pada dasarnya berfungsi melawan virus atau
bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh
akan mengalami peradangan. Namun pada orang yang mengalami alergi,
kinerja histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi bisa
membedakan objek yang berbahaya dan objek yang tidak berbahaya bagi
tubuh, misalnya debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil, tubuh tetap
mengalami peradangan atau reaksi alergi ketika objek tidak berbahaya itu
masuk ke tubuh.

Ada dua jenis antihistamin, yaitu antihistamin generasi pertama dan


generasi kedua. Antihistamin generasi pertama lebih menyebabkan rasa
kantuk dibandingkan dengan generasi kedua.
Obat-obat antihistamin generasi pertama adalah:

 Chlorpheniramine
 Cyproheptadine
 Hydroxyzine
 Ketotifen
 Mebhydrolin
 Promethazine
 Dimethindene maleate

Sedangkan obat-obat antihistamin generasi kedua adalah:


 Desloratadine
 Fexofenadine
 Levocetirizine
 Cetirizine
 Terfenadine
 Loratadine.

 Efek Samping Antihistamin


Sama seperti obat-obat lain, obat antihistamin juga berpotensi
menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang umumnya
terjadi setelah mengonsumsi obat antihistamin ini adalah:

 Mengantuk
 Mulut kering
 Disfagia
 Pusing
 Sakit kepala
 Nyeri perut
 Sulit buang air kecil
 Mudah marah
 Penglihatan kabur.
D. ANTI TUBERKULOSIS
A.PENGERTIAN
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang
sangat kuatsehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini
lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di
seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah
kesehatan,baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit
(morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200
juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal
jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.

B. PENYEBAB PENYAKIT TBC


Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan
asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini
pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882,
sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch.
Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum
(KP). Bakteri Mikobakterium tuberkulosa.

C. PENCEGAHAN TBC
Adapan tujuan dari pencegahan TBC, yaitu;
1. Menyembuhkan penderita.
2. Mencegah kematian.
3. Mencegah kekambuhan.
4. Menurunkan tingkat penularan.

Tips Terbaik Mencegah Penularan TBC


Ingat bahwa di Indonesia, penyakit TBC masih merupakan penyakit
epidemiologi, sehingga jumlah penderita TBC masih sangat banyak dan
berpotensi untuk terus menularkan bakteri TBC. Agar kita dapat tehindar dari
penyakit TBC, maka kita dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Imunisasi BCG; imunisasi BCG biasanya didapat ketika bayi. Jika Anda
memiliki bayi, maka berikanlah imunisasi dasar lengkap agar si bayi juga
mendapatkan imunisasi BCG.
2. Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera
mendapatkan pengobatan sampai tuntas agar tidak menjadi penyakit yang
lebih berat dan menjadi sumber penularan bakteri TBC.
3. Bagi penderita tidak meludah sembarangan. Pada dasarnya penularan
bakteri TBC berasal dari dahak penderita TBC. Walaupun dahak dari penderita
TBC sudah mengering, tetap berpotensi menyebarkan bakteri TBC melalui
udara.
4. Tidak melakukan kontak udara dengan penderita. Bagi Anda yang masih
sehat, sebaiknya membatasi interaksi dengan orang yang menderita TBC atau
Anda dapat menggunakan alat pelindung diri (masker) ketika Anda harus
kontak dengan mereka.
5. Minum obat pencegah dan hidup secara sehat.
6. Rumah harus memiliki ventilasi udara yang baik, sehingga sinar matahari
pagi dapat masuk ke dalam rumah.
7. Menutup mulut dengan sapu tangan bila batuk serta tidak
meludah/mengeluarkan dahak di sembarangan tempat dan menyediakan
tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter dan
untuk mengurangi aktivitas kerja serta menenangkan pikiran
8. Tips berikutnya adalah dengan melakukan sinar ultraviolet untuk membasmi
bakteri. Sinar ini bertujuan untuk membasmi bakteri penyebab penyakit TBC
tersebut.
9. Tips terakhir untuk mencegah penyakit TBC adalah dengan pemberian obat
isoniazid. Obat ini sangat efektif memberikan dampak terhadap pencegahan
TBC. Walaupun hasil uji lab menunjukkan hasil tes tuberkulin positif, akan
tetapi hasil photo ronsen Anda tidak akan menunjukkan adanya penyakit
TBC.ah mengetahui cara mencegah penuaran TBC, segeralah Anda mengambil
tindakan yang bijak agar tetap sehat dan terhindar dari TBC.

E. ANTI KANKER
A. Pengertian
Kanker adalah sel yang berkembang tak terkendali dan memiliki
potensimenyerang jaringan lokal dan menyebar ke bagian lain tubuh,
prosesnyadisebut metastasis (Dipiro, 2015). Secara garis besar, kanker dibagi
menjadi 4 jenis yaitu karsinoma, sarkoma, leukemia, dan limfoma. Karsinoma
adalahkanker yang tumbuh dan berkembang di sel epitel. Sarkoma adalah
kanker yang tumbuh dan berkembang di jaringan penunjang, seperti jaringan
penunjang payudara. Leukimia adalah kanker yang menyerang jaringan yang
menghasilkan darah, sedangkan limfoma adalah kanker yang menyerang
jaringan limfa

B. Gejala penyakit kanker secara umum yang timbul tergantung dari jenis atau
organ tubuh yang terserang,yaitu :
 Perubahan kebiasaan membuang air besar
 Luka yang tiudak sembuh sampai sembuh
 Benjolan pada payudara
 Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok.
 Gangguan pencernaan, misalnya sukar menelan yang terus menerus.
 Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan
protein(kaheksia)
 Tuli, atau adanya suara - suara dalam telinga yang menetap.
 Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas menekan syaraf dan
pembuluhdarah disekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan terhadap
kanker yangsedang tumbuh, dan nyeri juga disebabkan karena ketakutan
ataukecemasan.
 Gejala lokal : pembesaran atau pembengkakan yang tidak biasa
tumor,pendarahan (hemorrhage), rasa sakit dan/atau tukak
lambung/ulceration.
 Gejala pembesaran kelenjar getah bening, batuk, hemoptisis,
hepatomegali(pembesaran hati), rasa sakit pada tulang, fraktur pada tulang-
tulang yangterpengaruh, dan gejala-gejala neurologis.
 Gejala sistemik : berat badan turun, nafsu makan berkurang secarasignifikan,
kelelahan dan kakeksia(kurus kering), keringat berlebihan padasaat
tidur/keringat malam, anemia.
 Gejala migrasi sel tumor, yang ditandai dengan degradasi
matriksekstraselular (ECM), jaringan ikat yang menyangga struktur sel, oleh
enzim

F. ANTI DIGESTIVUS
A. PENGERTIAN
Traktus digestivus adalah sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus)
merupakan sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Sistem pencernaan akan
memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana
dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Sistem perncernaan mengolah makanan makanan sehingga dapat diserap dan
digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia. Sistem
pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muscular
panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris,
seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan pankreas. Saluran
pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut saluran
grastrointestinal. Sedangkan pengertian dari fisiologi pencernaan itu sendiri
adalah mempelajari fungsi atau kerja sistem pencernaan dalam keadaan normal.
 Organ-Organ Yang Terdapat Dalam Traktus Digestivus
Organ-organ yang termasuk dalam sistem digestif terdiri dari:
1. Mulut atau oris
2. Pharing
3. Oesophagus
4. Ventrikulus atau maag atau lambung
5. Duodenum
6. Intestinum tenue terdiri dari jejunum dan ileum

G. ANTI PIRETIK
A. Pengertian Antipiretik

Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya


menurunkan temperatur tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal.
Dapat menurunkan panas karena dapat menghambat prostatglandin pada CNS.
Demam adalah tingkat suhu yg lebih tinggi; gejala penyerta infeksi; reaksi tangkis
bagi tubuh terhadap infeksi. Suhu > 37°C limfosit & makrofag lebih aktif; suhu > 40 -
41°C menjadi kritis & fatal (tidak terkendalikan oleh tubuh). Reseptor suhu & pusat
termoregulasi terletak di hipotalamu

B. Contoh Obat Antipiretik


parasetamol, panadol, paracetol, paraco, praxion, primadol, santol, zacoldin,
poldan mig, acetaminophen, asetosal atau asam salisilat, salisilamida.

C. Mekanisme kerja obat antipiretik


Secara umum, Mekanisme obat nya bekerja dengan cara menghambat
produksi prostaglandin di hipotalamus anterior (yang meningkat sebagai respon
adanya pirogen endogen).
H. ANTI KOAGULAN
A. Pengertian
Antikoagulan adalah obat yang berfungsi mencegah penggumpalan darah.
Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja protein yang terlibat dalam
proses pembekuan darah.

Obat antikoagulan sering disebut sebagai obat pengencer darah, namun sebutan
ini kurang tepat. Obat antikoagulan tidak mengencerkan darah, tetapi
memperpanjang waktu darah untuk membeku.

B. Jenis Obat Antikoagulan


Antikoagulan terbagi ke dalam empat golongan. Pembagian ini berdasarkan
fungsinya dalam menghambat fungsi protein yang berperan dalam proses
penggumpalan darah. Keempat golongan tersebut adalah:

 Warfarin, yaitu jenis obat antikoagulan coumarin yang bekerja dengan


menghambat kerja vitamin K di dalam darah
 Penghambat faktor Xa, yaitu jenis obat antikoagulan yang bekerja dengan
menghambat kerja faktor Xa
 Penghambat thrombin, yaitu golongan obat antikoagulan yang berfungsi
mencegah aktivasi thrombin
 Heparin, yaitu jenis obat antikoagulan yang berperan dalam menghambat
thrombin dan faktor Xa

C. Efek Samping dan Bahaya Antikoagulan


Perdarahan merupakan efek samping yang paling mungkin terjadi
akibat penggunaan obat antikoagulan. Beberapa keluhan yang bisa
menandakan terjadinya perdarahan adalah:
 Mimisan yang sering berulang dan lama berhenti
 Mudah memar
 Gusi berdarah
 Feses berwarna hitam
 Muntah darah atau batuk darah
 Menstruasi berlebihan pada wanita
 Sakit punggung parah yang muncul tiba-tiba
 Terdapat darah pada urine dan feses
 Efek samping lain yang mungkin muncul akibat penggunaan obat
antikoagulan tergantung pada jenis antikoagulan yang digunakan, antara
lain:
 Mual
 Kulit gatal
 Hilang nafsu makan
 Diare atau sembelit
 Rambut rontok
 Sakit kepala
 Rasa terbakar di dada (heartburn)
 Kulit dan putih mata menguning (penyakit kuning)
 Nyeri dan iritasi di area bekas suntikan
 Sesak napas
 Nyeri dada

I. ANTI DIURETIK
A. Pengertian
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.
Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya
penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah
pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem yang
berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan
ekstrasel menjadi normal.

Secara umum diuretik dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
1) Diuretik osmotik
2) Penghambat mekanisme transport elektrolit di
dalam tubuli ginjal
 Diuretik dapat dibagai menjadi 5 golongan yaitu :
 Diuretik osmotic
 Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhydrase
 Diuretik golongan tiazid
 Diuretik hemat kalium
 Diuretik kuat
 Xantin
 EFEK SAMPING
 Hipokalemia
Diuretik dengan tempat kerja di segmen dilusi distal, ansa henle
bagian asenden dari tubuli proksimal dapat menyebabkan
kehilangan kalium. Rasio kehilangan kalium dan natrium lebih
besar pada penggunaan tiazi dari pad furosemid, mungkin karena
furosemid tidak mempunyai aktivitas penghambat karbonak
anhidrase. Tetapi furosemid mempunyai efek natriuresis lebih
kuat, sehingga biasanya akan diikuti deplesi kalium. Penggunaan
tiazid dosis kecil pada hipertensi, misalnya dengan klorotiazid 500
mg/hari atau klortaidon 25 mg/hari tidak akn banyak
mempengaruhi kadar kalium atau asam urat plasma. Tetapi
dengan dosis lebih besar pada pengobatan udem, perlu diadakan
pemantauan kadar kalium dalam serum
 Hiperurisemia.
Hampir semua diurretik menyebabkan peningkatan kadar
asamurat dalam serum melalui pengaruh langsung terhadap
sekresi asam urat dan efek ini berbanding lurus dengan dosis
diuretic yang digunakan. Pada penggunaan diuretic dapat terjadi
penyakit pirai, baik pada orang normal maupun mereka yang
rentan terhadap gout.Hiperurisemia dapat diperbaiki dengan
pemberian alopurinol atau probenesid
 Gangguan toleransi glukosa dan diabetes.
Tiazid dan furosemid dapat menyebabkan gangguan toleransi
glukosa terutama pada penderita diabetes laten, sehingga
manifestasi diabetes. Mekanisme pasti penyebab keadaan ini
belum jelaskarena menyangkut berbagai macam faktor, antara
lain berkurangnya sekresi inslin dari pancreas , meningkatnya
glikogenolisis dan berkurangnya glikogenesis. Bila keadaan ini
terjadi maka penggunaan diuretic harus dihentian.
 Hiperkalesemia.
Tiazid dapat mengakibatkan peninggian kadar kalsium serum.
Diuretic hemat kalium dapat mengakibatkan hiperkalemia yang dapat
merupakan komplikasi yang fatal. Oleh karena itu obat golonga ini
tidak boleh diberikan dengan dosis berlebihan dan juga tidak boleh
diberikan pada penderita gagal ginjal
 Sindrom udem idiopatik
Penggunaan diuretic kuat pada keadaan ini kadang-kadang justru
menyebabkan retensi garam dan air. Dengan menghentikan
pemberian diuretic, biasanya dalam waktu 5-10 hari akan timbul
dieresis
 Volume depletion
Pemberian dieretik kuat pada penderita gagal jantung berat dapat
mengaibatkan berkurangya volume darah yang beredar secara
akut.Dan ha ini ditandai dengan turunnya tekanan darh, rasa lelah dan
lemah. Biasanya dieresis jstru akan terjadi setelah pemberian diuretic
dihentiakn.
 Hiponatremia
hiponatremia ringan yang sering kali terjadi tidak menimbulkan
masalah. Hiponatremia mudah terjadi pada penggunaan furosemid
dosis besar bersama deuretik lain yang bekerja di tubuli distal;
keadaan ini akan lebih berat bila penderita juga dianjurkan pantang
garam tetapi bebas minum air.

J. ANTI DEPRESAN
A. Pengertian
Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk menangani depresi. Obat
ini bekerja dengan cara menyeimbangkan kandungan senyawa kimia alami
di dalam otak yang disebut neurotransmitter, sehingga bisa meredakan
keluhan dan membantu memperbaiki suasana hati dan emosi.
Selain untuk mengobati depresi, antidepresan juga dapat digunakan untuk
mengobati kondisi lainnya, seperti gangguan obsesif kompulsif (OCD),
gangguan kecemasan umum, gangguan stress pasca-trauma (PTSD), fobia,
dan bulimia serta keluhan nyeri. Obat ini hanya boleh digunakan dengan
resep dokter. Perlu dipahami, antidepresan tidak dapat menyembuhkan
depresi. Obat ini hanya membantu mengendalikan atau mengurangi gejala
depresi atau menurunkan tingkat keparahannya.

B. Jenis Antidepresan
Ada beberapa jenis obat antidepresan yang terbagi berdasarkan cara kerja
dan efek samping yang ditimbulkan, di antaranya:
 Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)
Antidepresan jenis ini umumnya menjadi pilihan utama untuk mengobati
depresi karena risiko efek samping yang rendah. SSRIs bekerja dengan cara
menekan penyerapan kembali serotonin di dalam otak. Contoh obat
golongan SSRI adalah:
• Escitalopram
• Fluoxetine
• Fluvoxamine
• Sertraline

 Antidepresan trisiklik (TCAs)


Golongan ini merupakan jenis antidepresan yang pertama kali
dikembangkan. Meski sudah lama digunakan, namun obat ini sering kali
banyak menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan antidepresan
lainnya. TCAs bekerja dengan cara memengaruhi senyawa pengirim pesan
di otak sehingga mood bisa terkendali dan akan meredakan depresi. Contoh
obat golongan TCAs adalah:
• Amitriptyline
• Doxepin
• Clomipramine

 Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs)


Antidepresan jenis ini bekerja dengan cara menghambat serotonin dan
norepinephrine agar tidak diserap kembali oleh sel saraf. SNRIs bekerja
lebih spesifik dibandingkan dengan TCAs, sehingga kemungkinan efek
samping yang terjadi lebih kecil. Contoh obat golongan SNRI adalah:
• Duloxetine
• Venlafaxine

 Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)


Antidepresan jenis ini diberikan jika obat antidepresan lain tidak mampu
mengatasi keluhan. Monoamine oxidase inhibitor (MAOIs) bekerja
menghambat kinerja senyawa noradrenalin dan serotonin untuk mencegah
timbulnya gejala-gejala depresi.
Meskipun aman digunakan, MAOI dapat menimbulkan berbagai efek
samping, terutama jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan tertentu.
Contoh obat golongan MAOIs adalah:
• Isocarboxazid
• Phenelzine
• Tranylcypromine
• Seleginile
 Antidepresan atipikal
Antidepresan jenis ini berbeda dengan antidepresan lainnya. Obat ini
bekerja dengan cara memengaruhi senyawa pengirim pesan di otak
(neurotransmiter) yang digunakan untuk berkomunikasi antar sel otak
sehingga bisa mengubah suasana hati dan meredakan depresi. Contoh obat
golongan antidepresan atipikal adalah:
• Bupropin
• Mirtazapine

C. Efek Samping dan Bahaya Antidepresan

Antidepresan dapat menyebabkan efek samping yang berbeda-beda,


tergantung dari karakteristik masing-masing obat dan kondisi penggunanya.
Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat
penggunaan obat antidepresan:
• Mual
• Pusing
• Agitasi
• Berat badan bertambah
• Hilangnya hasrat seksual
• Disfungsi ereksi
• Penurunan orgasme
• Retensi urine
• Kelelahan
• Gelisah
• Mengantuk
• Sulit tidur atau insomnia
• Mulut kering
• Penglihatan kabur
• Gangguan irama jantung atau aritmia
• Sembelit
Beberapa obat antidepresan tertentu juga dapat menyebabkan
meningkatkan risiko terjadinya diabetes. Meski jarang terjadi, obat
antidepresan juga dapat menyebabkan beberapa efek samping yang lebih
serius dan fatal, yaitu:
• Sindrom serotonin, yang ditandai dengan berkeringat, diare, kejang,
detak jantung tidak teratur, dan pingsan.
• Hiponatremia, yang ditandai dengan sakit kepala, nyeri otot, nafsu
makan berkurang, lemah dan lesu, disorientasi, psikosis, kejang, bahkan
koma.

K. ANTI HIPERTENSI
A. Pengertian
Anti hipertensi adalah obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Hipertensi adalah suatu keadaan medis di mana terjadi peningkatan tekanan
darah melebihi normal.Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
sehingga tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih
besar dari 90 mmHg.
 Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi
esensial dan hipertensi sekunder:
 Hipertensi esensial/hipertensi primer/hipertensi idiopatik adalah
hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas, lebih dari 90%
kasus merupakan hipertensi esensial. Penyebabnya meliputi
faktor genetik (kepekaan terhadap natrium, stress, dll) dan faktor
lingkungan (gaya hidup, stress emosi, dll)
 Hipertensi sekunder meliputi 5-10% kasus. Dapat berupa
hipertensi kardiovaskuler (peningkatan resistensi perifer akibat
aterosklerosis), hipertensi ginjal (oklusi arteri renalis atau penyakit
jaringan ginjal), hipertensi endokrin (feokromositoma dan sindrom
Conn) dan hipertensi neurogenik (akibat lesi saraf, menyebabkan
gangguan di pusat kontrol, baroreseptor atau penurunan aliran
darah ke otak).
B. Obat Antihipertensi
Obat antihipertensi dikelompokkan menjadi
1. Diuretik : Diuretik tiazid, Loop Diuretik, dll
2. Antiadrenergik : antiadrenergik sentral, antriadrenergik
perifer, bloker alfa dan beta.
3. Vasodilator : penghambat ACE, Bloker pintu masuk
kalsium, dan Vasodilator langsung.
C. Mekanisme kerja
Obat hipertensi dan cara kerjanya dapat dibagi dalam beberapa jenis
yaitu:
 Meningkatkan pengeluaran air dalam tubuh : Diuretika
 Memperlambat kerja jantung :Beta-blokers)
 Memperlebar pembuluh : Vaso dialtor
langsung(di/hidralazim,minoxidil),antagonis
kalsium,penghambat ACE dan AT II-blocker
 Menstimulasi SSP : alfa-2 agonis sentral seperti kronidin dan
moxonidin,metil-dopa,guanfanin dan resepin.
 Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh,
yakni
 Alfa-1-blockers:derivate quinazolin (prazosin, doxasosin,
terazosin, alfuzosin, tamsulozin), ketanserin (ketansin), dan
urapidil (ebrantil).
 Alfa-1 dan 2-blockers : fentolamin,
 Beta blockers : propranolol, atenolol, metoprolol, pindolol,
bisoprolol,timolol, dll.
 Alfa/beta-blockers: labetolol dan carvedilol (Eu-cardic).

 Efek samping
 Hipotensi ortostatis, yakni turunnya TD lebih kuat bila tubuh tegak
(= ortho, Lat.) daripada dalam keadaan berbaring, dapat terjadi
pada terutama simpatolitika.
 Depresi, terutama pada obat-obat yang bekerja sentral, khususnya
reserpin dan metildopa, juga pada beta-blockers yang bersifat
lipofil, antara lain propra-nolol, alprenolol, dan metoprolol.
 Retensi garam dan air, dengan bertambahnya berat badan atau
terjadinya udema, anatra lain antagonis Ca, reserpin, metildopa
dan hidralazin. Efek samping ini dapat diatasi degan kombinasi
bersama suatu deuretikum.
 Penurunan ratio HDL: LDL. Sejumlah obat mempengaruhi
metabolisme lipida secara buruk, yakni menurunkan kadar
kolesterol-HDL plasma yang dianggap sebagai faktor-pelindung
terhadap penyakit jantung-pembuluh. Atau, juga meningkatkan
kolesterol-LDL yang dianggap sebagai faktor risiko bagi PJP. Sifat
ini telah dipastikan pada diuretika (kelompok thiazida dan
klortalidon) dan pada beta-blockers, khususnya obat-obat yang
hhhhtak kardioselektif atau tak memiliki ISA

L. ANTI INFLAMASI NON STEROID


A. Pengertian Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)

Obat anti inflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal
dengan sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs)/AINS
adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda
nyeri), anti piretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti radang).
Istilah "non steroid" digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan
ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat serupa. AINS bukan
tergolong obat-obatan jenis narkotika. Inflamasi adalah salah satu
respon utama dari system kekebalan tubuh terhadap infeksi atau
iritasi.
OAINS dikelompokkan kedalam beberapa golongan kimiawi.
Meskipun terdapat banyak perbedaan dalam kinetik OAINS,
semuanya memiliki kesamaan dalam beberapa sifat umum.
Metabolisme OAINS terutama dilanjutkan oleh famili CYP3A atau
CYP2C dari enzim P450 dihati. Meskipun eksresi ginjal merupakan
jalur eliminasi terakhir yang paling penting, hampir semua OAINS
mengalami eksresi dan reabsorbsi bilier yang bervariasi. Kebanyakan
OAINS sangat terikat pada protein (~98%) biasanya kepada albumin.
Semua OAINS dapat ditemukan dalam cairan sinovial setelah
pemberian dosis berulang.

 Mekanisme kerja NSAID


Mekanisme kerja berhubungan dengan sistem biosintesis PG mulai
dilaporkan pada tahun 1971 oleh Vane dkk yang memperlihatkan secara
in vitro bahwa dosis rendah aspirin dan indometasin menghambat
produksi enzimatik PG.
Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi
asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu. Setiap obat menghambat
siklooksigenase dengan kekuatan dan selektivitas yang berbeda. Enzim
siklooksigenase terdapat dalam 2 isoform disebut KOKS-1 dan KOKS-2.
Kedua isoform tersebut dikode oleh gen yang berbeda dan ekspresinya
bersifat unik. Secara garis besar KOKS-1 esensial dalam pemeliharaan
berbagai fungsi dalam kondisi normal di berbagai jaringan khususnya
ginjal, saluran cerna, dan trombosit. Di mukosa lambung, aktivasi KOKS-1
menghasilkan prostasiklin yang bersifat sitoprotektif.
Aspirin 166 kali lebih kuat menghambat KOKS-1 daripada KOKS-2.
Penghambat KOKS-2 dikembangkan dalam mencari penghambat KOKS
untuk pengobatan inflamasi dan nyeri yang kurang menyebabkan
toksisitas saluran cerna dan pendarahan.
 Efek samping
Selain menimbulkan efek terapi yang sama, obat NSAID juga memiliki
efek samping serupa, karena didasari oleh hambatan pada sistem
biosintesis PG. Efek samping yang paling sering terjadi adalah induksi
tukak lambung atau tukak peptik yang kadang-kadang disertai anemia
sekunder akibat perdarahan saluran cerna. Beratnya efek samping ini
berbeda pada masing-masing obat. Dua mekanisme terjadinya iritasi
lambung ialah: (1) iritasi yang bersifat lokal yang menimbulkan difusi
kembali asam lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan;
dan (2) iritasi atau perdarahan lambung yang bersifat sistemik melalui
hambatan biosintesis PGE2 dan PGI2. Kedua PG ini banyak ditemukan di
mukosa lambung dengan fungsi menghambat sekresi asam lambung dan
merangsang sekresi mucus usus halus yang bersifat sitoprotektif.
Efek samping lain ialah gangguan fungsi trombosit akibat penghambatan
biosintesis tromboksan A2 (TXA2) dengan akibat perpanjangan waktu
perdarahan. Efek ini telah dimanfaatkan untuk terapi profilaksis
tromboemboli.

M. ANTI INFLAMASI STEROID


A. Pengertian

Kortikosteroid adalah obat yang mengandung hormon steroid yang berguna


untuk menambah hormon steroid dalam tubuh bila diperlukan, dan meredakan
peradangan atau inflamasi, serta menekan kerja sistem kekebalan tubuh yang
berlebihan.
Kortikosteroid, seperti cortisone atau hydrocortisone, diproduksi secara alami di
kelenjar adrenal bagian terluar atau korteks. Sementara itu, kortikosteroid dalam
bentuk obat disebut kortikosteroid sintetis dengan cara kerja dan manfaat yang
sama dengan kortikosteroid alami.
Contoh-contoh kortikosteroid sintetis adalah:
• Betametason
• Dexamethasone
• Methylprednisolone
• Fluocinolone
• Prednison
• Clocortolone
• Prednisolone
• Triamcinolone
• Desoximetasone
Berikut ini sejumlah kegunaan kortikosteroid dalam menangani kondisi-kondisi
seperti:
• Asma
• Rheumatoid arthritis
• Bronkitis
• Kolitis ulseratif dan penyakit Crohn
• Reaksi alergi pada kulit, mata, atau hidung.
Efek Samping Kortikosteroid
Efek samping biasanya terjadi pada penggunaan kortikosteroid untuk jangka
panjang, yaitu lebih dari 2-3 bulan. Sejumlah efek samping yang bisa ditimbulkan
setelah menggunakan obat kortikosteroid adalah:
• Penumpukan lemak di pipi (moon face)
• Rentan terkena infeksi
• Meningkatnya tekanan darah atau hipertensi
• Meningkatnya kadar gula darah
• Mempercepat timbulnya katarak
• Tukak (ulkus) pada lambung atau duodenum
• Masalah kulit
• Pelemahan fungsi otot
N. ANTI EMETIK
A. Pengertian
Antimuntah atau antiemetik adalah obat yang dapat mengatasi muntah dan
mual. Antimuntah biasanya diberikan untuk mengobati penyakit mabuk kendaraan
dan efek samping dari analgesik opioid, anestetik umum dan kemoterapi terhadap
kanker.
B. Jenis-jenis obat antiemetik dalam berbagai kondisi
Berikut ini jenis-jenis obat antiemetik yang bisa membantu mengatasi mual dan
muntah berdasarkan penyebabnya:
1. Obat antiemetik untuk mabuk perjalanan
Beberapa obat antihistamin memiliki efek antiemetik untuk mencegah mual dan
muntah akibat mabuk perjalanan. Obat-obatan tersebut mampu menurunkan
kepekaan telinga bagian dalam terhadap gerakan kepala.Beberapa contoh
antiemetik untuk atasi mabuk perjalanan, yaitu:
• Dimenhydrinate
• Diphenhydramine
• Meclizine
• Promethazine
2. Obat antiemetik saat menjalani operasi
Pasien yang menerima tindakan anestesi saat hendak operasi kerap mengalami
mual dan muntah. Untuk itu, beberapa jenis kelompok obat antiemetik pun mungkin
akan diberikan dokter. Obat-obat tersebut ada yang berasal dari penghambat
reseptor serotonin, penghambat reseptor dopamin, dan kortikosteroid.Beberapa
contoh obat antiemetik saat menjalani operasi, termasuk:
• Dexamethasone
• Droperidol
• Granisetron
• Metoclopramide
• Ondansetron
3. Obat antiemetik untuk flu perut
Flu perut atau gastroenteritis terjadi ketika lambung atau usus mengalami
iritasi atau peradangan, sebagai dari akibat infeksi virus atau bakteri. Muntah
menjadi salah satu gejala
flu perut yang dapat berbahaya jika tak dikendalikan.Beberapa contoh antiemetik
yang mungkin diresepkan dokter untuk penderita flu perut, yaitu:
• Natrium sitrat
• Asam fosfat
• Bismuth subsalisilat
4. Obat antiemetik untuk pasien yang menjalani kemoterapi
Terapi kometerapi untuk penanganan kanker sering menimbulkan efek
samping mual dan muntah bagi pasiennya. Dokter biasanya akan meresepkan obat
antiemetik sebelum dan sesudah kemoterapi demi mencegah efek samping tersebut
serta membantu meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.Obat antiemetik untuk
pasien kanker pun dapat bermacam-macam, seperti obat yang berasal dari
kelompok penghambat reseptor serotonin, penghambat reseptor dopamin,
penghambat reseptor NK1, dan kortikosteroid.
• Aprepitant
• Dexamethasone
• Dolasetron
• Ondansetron
• Palonosetron
• Prochlorperazine
5. Obat antiemetik untuk ibu hamil
Ibu hamil mungkin sangat akrab dengan morning sickness. Kondisi ini ditandai
dengan mual bahkan muntah di jam berapa pun, walau namanya "morning". Obat
antiemetik mungkin akan diberikan dokter jika gejala yang dirasakan sangat parah
serta mengganggu aktivitas sehari-hari ibu hamil.Beberapa contoh obat antiemetik
untuk atasi morning sickness, yaitu:
• Dimenhydrinate
• Prochlorperazine
• Promethazine
• Vitamin B6
Apabila pilihan obat di atas tidak efektif, dokter mungkin akan memberikan
metoclopramide.
C. Efek samping masing-masing jenis obat antiemetik
Antiemetik dapat berasal dari berbagai kelompok obat-obatan. Masing-masing
kelompok obat tersebut akan memicu efek samping tertentu sehingga pastikan Anda
memahaminya sebelum obat digunakan.Berikut ini efek samping yang khas pada
berbagai kelompok obat yang memiliki efek antiemetik:
• Antihistamin: mengantuk, mulut kering, dan hidung kering
• Bismuth subsalisilat: Feses gelap dan kehitaman serta perubahan
pada warna lidah
• Kortikosteroid: Gejala gangguan pencernaan, peningkatan dahaga dan
nafsu makan, serta jerawat
• Pemblokir reseptor dopamin: Kelelahan, sembelit, telinga berdenging,
mulut kering, gelisah, dan kejang otot
• Penghambat reseptor NK1: Mulut kering, Penurunan volume urine,
dan heartburn
• Penghambat reseptor serotonin: kelelahan, mulut kering, dan
sembelit
Masing-masing obat dan kelompok obat dapat memiliki efek samping lain
sehingga informasi di atas tidak menggantikan konsultasi dokter.

O. ANTI JAMUR
A. Pengertian
Antijamur adalah kelompok obat untuk mengatasi infeksi jamur. Obat
antijamur atau antifungi ini tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, mulai dari
tablet, krim, salep, sabun, bedak, hingga sampo. Obat ini digunakan sesuai dengan
resep dokter.
Obat antijamur bekerja dengan cara menyerang struktur dan fungsi penting
pada sel jamur. Obat ini akan merusak membran dan dinding sel, sehingga sel jamur
akan pecah dan mati. Sebagian obat antijamur dapat membunuh sel jamur,
sedangkan sebagian lainnya mencegah perkembangan dan pertumbuhan sel. Infeksi
jamur dapat menyerang bagian tubuh mana pun. Walaupun bisa menyerang semua
bagian tubuh, infeksi jamur paling sering terjadi di kulit, rambut, atau kuku. Infeksi
jamur umumnya tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi serius jika terjadi pada
penderita yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat
mengonsumsi obat imunosupresan atau menderita infeksi HIV.
B. Macam-Macam Obat Anti Jamur
Ada beberapa jenis obat-obatan anti jamur, yaitu:
1. Anti Jamur Cream
Digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan vagina. Antara lain
ketoconazole, fenticonazole, miconazole, sulconazole, dan tioconazole.
2. Anti Jamur Peroral
Amphotericin dan nystatin dalam bentuk cairan dan lozenges. Obat-obatan ini tidak
terserap melalui usus ke dalam tubuh. Obat tersebut digunakan untuk mengobati
infeksi Candida (guam) pada mulut dan tenggorokan.
Itraconazole, fluconazole, ketoconazole, dan griseofulvin dalam bentuk tablet yang
diserap ke dalam tubuh. Digunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur.
Penggunaannya tergantung pada jenis infeksi yang ada. Example:
a. Terbinafine umumnya digunakan untuk mengobati infeksi kuku yang biasanya
disebabkan oleh jenis jamur tinea.
b. Fluconazole umumnya digunakan untuk mengobati jamur Vaginal. Juga dapat
digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi jamur pada tubuh
3. Anti Jamur Injeksi
Amphotericin, flucytosine, itraconazole, voriconazole dan caspofungin adalah obat-
obatan anti jamur yang sering digunakan dalam injeksi.
C. Efek Samping & Cara Mengatasi Obat Anti Jamur
Salah satu contoh efek samping dan cara mengatasi obat anti jamur, yaitu:
1. Kandidiasis (Thrush)
Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat umum pada orang dengan
HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida.
Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistim kekebalan
tubuh yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan
penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina. Infeksi oportunistik ini dapat terjadi
beberapa bulan atau tahun sebelum infeksi oportunistik lain yang lebih berat.
Pada mulut, penyakit ini disebut thrush. Bila infeksi menyebar lebih dalam
pada tenggorokan, penyakit yang timbul disebut esofagitis. Gejalanya adalah
gumpalan putih kecil seperti busa, atau bintik merah. Penyakit ini dapat
menyebabkan sakit tenggorokan, sulit menelan, mual, dan hilang nafsu makan.
Kandidiasis berbeda dengan sariawan, walaupun orang awan sering menyebutnya
sebagai sariawan.
Kandidiasis pada vagina disebut vaginitis. Penyakit ini sangat umum ditemukan.
Gejala vaginitis termasuk gatal, rasa bakar dan keluarnya cairan kental putih.
Tidak ada cara untuk mencegah terpajan kandida. Obat-obatan tidak biasa dipakai
untuk mencegah kandidiasis. Ada beberapa alasan, yaitu:
a. Penyakit tersebut tidak begitu berbahaya.
b. Ada obat-obatan yang efektif untuk mengobati penyakit tersebut.
c. Ragi dapat menjadi kebal (resisten) terhadap obat-obatan
Memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan terapi antiretroviral (ART) adalah cara
terbaik untuk mencegah terjadinya kandidiasis.
2. Cara Mengobati Kandidiasis
Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat menjaga supaya kandida tetap seimbang.
Bakteri yang biasa ada di tubuh juga dapat membantu mengendalikan kandida.
Beberapa antibiotik membunuh bakteri pengendali ini dan dapat menyebabkan
kandidiasis.
Mengobati kandidiasis tidak dapat memberantas raginya. Pengobatan akan
mengendalikan jamur agar tidak berlebihan. Pengobatan dapat lokal atau sistemik.
Pengobatan lokal diberikan pada tempat infeksi. Pengobatan sistemik
mempengaruhi seluruh tubuh. Banyak dokter lebih senang memakai pengobatan
lokal terlebih dahulu. Ini menimbulkan lebih sedikit efek samping dibanding
pengobatan sistemik. Selain itu risiko kandida menjadi resistan terhadap obat lebih
rendah.
Obat-obatan yang dipakai untuk memerangi kandida adalah obat antijamur. Hampir
semua namanya diakhiri dengan '-azol'. Pengobatan lokal termasuk olesan,
supositoria yang dipakai untuk mengobati vaginitis, dan cairan lozenge yang
dilarutkan dalam mulut.
Pengobatan lokal dapat menyebabkan rasa pedas atau gangguan setempat.
Pengobatan yang paling murah untuk kandidiasis mulut adalah gentian violet; obat
ini dioleskan di tempat ada lesi (jamur) tiga kali sehari selama 14 hari. Obat yang
sangat murah ini dapat diperoleh dari puskesmas atau apotek tanpa resep.
Pengobatan sistemik diperlukan jika pengobatan lokal tidak berhasil, atau jika infeksi
menyebar pada tenggorokan (esofagitis). Beberapa obat sistemik tersedia dalam
bentuk pil.
Efek samping yang paling umum adalah mual, muntah dan sakit perut. Kurang dari
20 persen orang mengalami efek samping ini. Kandidiasis dapat kambuhan.
Beberapa dokter meresepkan obat anti-jamur jangka panjang. Ini dapat
menyebabkan resistansi. Ragi dapat bermutasi sehingga obat tersebut tidak lagi
berhasil.
Beberapa kasus parah tidak menanggapi obat-obatan lain. Amfoterisin B mungkin
dipakai. Obat ini yang sangat manjur dan beracun, dan diberi secara intravena
(disuntik). Efek samping utama obat ini adalah masalah ginjal dan anemia (kurang
darah merah). Reaksi lain termasuk demam, panas dingin, mual, muntah dan sakit
kepala. Reaksi ini biasa membaik setelah beberapa dosis pertama.
3. Terapi Alamiah
Beberapa terapi non-obat tampaknya membantu. Terapi tersebut belum diteliti
dengan hati-hati untuk membuktikan hasilnya.
a. Mengurangi penggunaan gula.
Minum teh Pau d'Arco. Ini dibuat dari kulit pohon Amerika Selatan.
Mengkonsumsi bawang putih mentah atau suplemen bawang putih. Bawang putih
diketahui mempunyai efek anti-jamur dan antibakteri. Namun bawang putih dapat
mengganggu obat protease inhibitor.
Kumur dengan minyak pohon teh (tea tree oil) yang dilarutkan dengan air.
Mengkonsumsi kapsul laktobasilus (asidofilus), atau makan yoghurt dengan bakteri
ini. Mungkin ada manfaatnya setelah mengkonsumsi antibiotik.
Mengkonsumsi suplemen gamma-linoleic acid (GLA) dan biotin. Dua suplemen ini
tampaknya membantu memperlambat penyebaran kandida. GLA ditemukan pada
beberapa minyak yang dipres dingin. Biotin adalah jenis vitamin B.

P. ANTI OKSIDAN
A. Pengertian
Antioksidan adalah senyawa yang berfungsi untuk mencegah dan memperbaiki
kerusakan sel-sel di dalam tubuh, khususnya yang disebabkan oleh paparan radikal
bebas. Antioksidan bisa ditemukan di dalam berbagai jenis makanan, minuman, serta
suplemen.
Radikal bebas adalah suatu zat kimia yang sifatnya tidak stabil dan dapat
merusak sel-sel tubuh. Saat tubuh terlalu banyak terpapar radikal bebas, risiko
terjadinya berbagai masalah kesehatan, seperti penuaan dini dan penyakit tertentu,
akan menjadi lebih tinggi.
Sebenarnya, bila jumlahnya normal, radikal bebas tidak akan membahayakan
kesehatan. Sebaliknya, bila jumlahnya berlebih, radikal bebas bisa meningkatkan
risiko terjadinya berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, dan
demensia.
Untuk mencegah kerusakan sel akibat paparan radikal bebas, tubuh membutuhkan
asupan antioksidan yang cukup.
B. Peran Antioksidan dalam Menangkal Efek Radikal Bebas
Antioksidan adalah sifat dari berbagai senyawa yang mampu melindungi sel-sel
tubuh dari efek buruk radikal bebas. Radikal bebas dapat terbentuk di dalam
maupun di luar tubuh.
Radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh adalah bahan kimia yang
dihasilkan dari proses metabolisme, termasuk pencernaan makanan dan
penggunaan oksigen. Sementara itu, radikal bebas yang terbentuk di luar tubuh bisa
berasal dari asap rokok, asap kendaraan, paparan radiasi, zat beracun (misalnya
pestisida), dan logam berat.
Jika Anda sering terpapar radikal bebas, misalnya karena tinggal di daerah
dengan tingkat polusi yang tinggi, Anda akan membutuhkan antioksidan lebih
banyak. Pasalnya, paparan polusi berlebihan dapat membuat kadar radikal bebas di
dalam tubuh Anda lebih tinggi, sehingga dibutuhkan antioksidan yang cukup untuk
mencegah terjadinya kerusakan sel atau penyakit.
Tubuh manusia tidak dapat memproduksi antioksidan secara alami. Oleh sebab
itu, Anda perlu mengonsumsi cukup makanan dengan kandungan antioksidan tinggi
setiap hari guna menangkal efek radikal bebas.
C. Berbagai Jenis dan Sumber Antioksidan
Terdapat beragam jenis antioksidan. Masing-masing memiliki cara kerja
berbeda untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Berikut adalah jenis
antioksidan yang perlu Anda dapatkan dari makanan yang Anda konsumsi:
• Vitamin C, berfungsi untuk mencegah dan memperbaik kerusakan sel serta
merangsang pembentukan kolagen.
• Vitamin E, berfungsi untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan
daya tahan tubuh.
• Flavonoid, berfungsi untuk membersihkan tubuh dari radikal bebas,
mendukung kinerja sel-sel tubuh, dan mengurangi efek zat beracun pada
tubuh.
• Likopen, berfungsi untuk menjaga kesehatan kulit dan mengurangi risiko
terjadinya penyakit kanker.
• Lutein dan zeaxanthin, berfungsi untuk melindungi sel-sel mata dan saraf
serta melindungi tubuh dari penyakit degeneratif, seperti katarak dan
degenerasi makula.
Di samping itu, masih ada banyak jenis antioksidan lain yang tak kalah
penting untuk kesehatan tubuh, di antaranya glutathione, betakaroten,
polifenol, serta antosianin.
seperti buah, sayuran, dan biji-bijian. Zat inilah yang memberikan beragam
warna cerah pada buah dan sayuran, seperti merah, oranye, kuning, dan
ungu.
Berikut adalah beberapa makanan sumber antioksidan utama yang
disarankan untuk dikonsumsi secara rutin:
• Buah-buahan, seperti apel, pir, anggur, jeruk, pisang, mangga, nanas,
pepaya, sukun, stroberi
• Sayur-sayuran, seperti brokoli, asparagus, tomat, kubis merah, ubi merah
• Kacang-kacangan, seperti kacang pecan, kenari, kedelai, dan almond
• Biji-bijian, seperti barley atau jelai, flaxseed, dan biji chia
Selain sumber antioksidan di atas, masih ada banyak sumber antioksidan
yang baik, misalnya cokelat, teh, kopi, serta tumbuhan herbal tertentu.

Q. ANTI SPASMOLITIK
A. Pengertian Spasmolit
Spasmolit merupakan obat yang mengandung Hyoscine-N-Butylbromide
sebagai zat aktifnya. Spasmolit termasuk dalam golongan antispasmodik untuk
menangani kram dan sakit perut. Obat antispasmodik adalah obat yang membantu
mengurangi atau menghentikan kejang otot pada organ pencernaan yang menjadi
salah satu gejala dari Irritable Bowel Syndrom (IBS), yaitu penyakit yang menyerang
usus. Spasmolit juga digunakan untuk membantu mengurangi mual, muntah, dan
pusing yang berhubungan dengan mabuk darat dan pemulihan dari anestesi dan
operasi. Selain itu, Spasmolit juga dapat digunakan dalam pengobatan
parkinsonisme, kondisi otot spastik, sindrom iritasi usus, diverticulitis (Divertikulitis
adalah kondisi di mana kantung pada kolon (usus besar) mengalami peradangan atau
infeksi, dan kondisi lainnya.
Keterangan Spasmolit
 Golongan: Obat keras
 Kelas Terapi: Anti Spasmodik
 Kandungan: Hyoscine-N-Butylbromide 10 mg
 Bentuk: Tablet
 Satuan Penjualan: Strip
 Kemasan : Strip @ 10 Tablet
 Farmasi: Meprofarm PT
 Kegunaan Spasmolit
Spasmolit digunakan untuk membantu meyembuhkan gangguan perut, seperti :
-Menangani kram perut.
-Menangani sakit perut.
-Mengurangi mual, muntah.
-Mengurangi pusing.
-Pemulihan dari anestesi dan operasi.

 Dosis & Cara Penggunaan Spasmolit


Spasmolit merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan Obat Keras, sehingga
pada setiap pembelian nya harus menggunakan resep Dokter.
 Dosis Lazim : 3 kali sehari 1 sampai 2 tablet.
 Efek Samping Spasmolit
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Spasmolit antara lain :
-Mulut dan kulit kering.
-Berkeringat.
-Ruam gatal pada kulit.
Kontraindikasi
-Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap salah satu komposisi dari
spasmolit
-Pasien yang memiliki riwayat penyakitmyasthenia gravis (kelemahan otot),
Glaukoma, dan Takikardia

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan
Spasmolit ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau
embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada
wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang
diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

R. ANTI VIRUS
A. Pengertian
Obat antivirus adalah golongan obat yang digunakan untuk menangani
penyakit-penyakit yang disebabkan infeksi virus. Obat antivirus bekerja dengan cara
mematikan serangan virus, menghambat, serta membatasi reproduksi virus di dalam
tubuh. Penggunaan obat antivirus hanya diberikan berdasarkan saran dari dokter.
Infeksi virus yang ditangani dengan pemberian obat antivirus, antara lain:
 Influenza
 Hepatitis B atau C
 Herpes simplex
 Herpes zoster atau cacar ular
 Cytomegalovirus
 Human immunodeficiency virus (HIV).
Masing-masing obat antivirus dikelompokkan berdasarkan cara kerjanya, yang
berupa:

 Interferon: peginterferon alfa-2a, peginterferon alfa-2b


 Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI): efavirenz, nevirapine,
rilpivirine, etravirine
 Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTI): adefovir, entecavir,
lamivudine, stavudine, telbivudine, tenofovir, zidovudine
 Penghambat neuraminidase: oseltamivir, zanamivir
 Penghambat protease: darunavir, simeprevir, ritonavir, lopinavir-ritonavir,
indinavir
 Penghambat RNA: ribavirin
 Penghambat DNA polimerase: acyclovir, valacyclovir, famciclovir, ganciclovir,
valganciclovir
 Direct acting: sofosbuvir, daclatasvir, elbasvir/grazoprevir.
Golongan obat antivirus NNRTI, NRTI, dan penghambat protease juga dikenal dengan
obat antiretroviral (ARV), yaitu obat untuk mengatasi HIV/AIDS.

Peringatan:
 Wanita hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan disarankan
untuk berkonsultasi kepada dokter sebelum menggunakan obat antivirus.
 Informasikan kepada dokter terlebih dahulu jika ingin memberikan obat ini
kepada anak-anak.
 Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini jika mengalami gangguan
fungsi ginjal.
 Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lainnya, termasuk
herba atau suplemen, karena dapat menimbulkan interaksi obat yang tidak
diinginkan.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis sesudah mengonsumsi obat antivirus,
segera temui dokter atau kunjungi rumah sakit terdekat.
Efek Samping Obat Antivirus
Seperti obat-obat lainnya, obat antivirus juga dapat menyebabkan efek samping,
meskipun tidak semua orang akan mengalami efek samping setelah mengonsumsi
obat, karena respons tubuh terhadap obat bisa berbeda-beda. Beberapa efek
samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi obat antivirus adalah:
 Sakit kepala
 Mual dan muntah
 Sakit perut dan diare
 Sulit tidur
 Masalah kulit
 Perubahan perilaku
 Halusinasi.

S. ANTI AGING
A. Pengertian
Anti Aging adalah tanda penuaan dini, kaum hawa semakin banyak yang tertarik
pergi ke klinik kecantikan karena mulai khawatir dengan masalah kerutan pada
wajah. Isu anti-aging atau masalah penuaan dini sudah menjadi perhatian bagi
perempuan. Sebab pola hidup tak sehat dan stres yang dihadapi kaum urban,
membuat penuaan dini bergeser ke usia lebih muda.
Pakar Anti-Aging dari Nayya Beauty Clinic dr. Yani Yuliana M.Biomed AAM,
menjelaskan, selama dia berkiprah 19 tahun di dunia kecantikan, ternyata perawatan
kecantikan tak hanya cukup dilakukan dari kulit luar saja. Akan tetapi perawatan juga
harus dilakukan dari dalam tubuh seseorang.

“Saya sering obati kulit pasien yang bermasalah karena sering berkerut dan flek.
Setelah itu bagus hasilnya sih, tapi kalau enggak dirawat dari dalam, itu akan kembali
bermasalah. Maka harus ada terapi anti-aging,” katanya kepada JawaPos.com di
Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (9/2).
Salah satu memperlambat penuaan, kata dia, adalah dengan banyak mengonsumsi
sayur dan buah. Terutama adalah vitamin C untuk membuat tubuh lebih awet muda.
Hanya saja, konsumsi buah atau sayur tidak cukup memenuhi kebutuhan tubuh
untuk melawan proses penuaan.
“Berapa banyak sih dari buah? Saya itu selalu berikan pada pasien vitamin C
sebanyak 5 ribu miligram lewat infus. Itu setara dengan buah sekeranjang.
Memangnya sanggup? Sedangkan Vitamin E kurang baik jika terlalu banyak bagi
tubuh, yang bagus itu adalah vitamin C,” ujar dr. Yani Yuliana.

 Lima tanda penuaan dini yang bisa terjadi pada tubuh, gejala awalnya sudah terjadi
mulai usia 35 tahun. Namun gejala-gejala ini sering diabaikan atau tidak disadari. Apa
saja?
1. Cepat Lelah
Tubuh mulai merasa lebih cepat lelah atau capek. Padahal usia masih tergolong
produktif.
2. Kualitas Tidur Berkurang
Tidur mulai sulit. Pola tidur mulai terganggu.
3. Kulit Kering
Seseorang mulai mengeluhkan kulitnya kering. Apalagi perempuan yang sudah
mengalami menopause sudah tidak lagi memproduksi hormon. Maka harus
diberikan vitamin dari luar.
4. Tubuh Gemuk
Makin bertambah usia, maka akan bertambah gemuk. Padahal sudah berusaha diet
maksimal tetap saja sulit kurus. Itu karena sudah menjadi tanda nyata di mana
metabolisme tubuh makin menurun.
5. Masalah Kulit
Kulit tentunya mulai kusam, berkerut, dan timbul flek. Paling jelas terlihat di area
bawah mata.
 Lima tanda penuaan dini yang bisa terjadi pada tubuh, gejala awalnya sudah terjadi
mulai usia 35 tahun. Namun gejala-gejala ini sering diabaikan atau tidak disadari. Apa
saja?
1. Cepat Lelah
Tubuh mulai merasa lebih cepat lelah atau capek. Padahal usia masih tergolong
produktif.
2. Kualitas Tidur Berkurang
Tidur mulai sulit. Pola tidur mulai terganggu.
3. Kulit Kering
Seseorang mulai mengeluhkan kulitnya kering. Apalagi perempuan yang sudah
mengalami menopause sudah tidak lagi memproduksi hormon. Maka harus
diberikan vitamin dari luar.
4. Tubuh Gemuk
Makin bertambah usia, maka akan bertambah gemuk. Padahal sudah berusaha diet
maksimal tetap saja sulit kurus. Itu karena sudah menjadi tanda nyata di mana
metabolisme tubuh makin menurun.
5. Masalah Kulit
Kulit tentunya mulai kusam, berkerut, dan timbul flek. Paling jelas terlihat di area
bawah mata.

 Lalu bagaimana solusinya? Perawatan kecantikan (skin care) harus didukung dengan
perawatan dari dalam. Apa saja?
1. Hormon Replacement Therapy
Adalah terapi hormon untuk seseorang di mana semakin bertambah usia,
metabolismenya sudah menurun. Menurut dr. Yani Yuliana, pasien dengan kerutan
dan jerawat memiliki hormon yang tak seinbang. Begitu pula pada mereka yang
masih mudah sebelum usia 35 tahun seringkali juga tak punya hormon yang
seinbang berkerut jerawat, hormonnya gak seimbang.
2. Ozon Therapy
Yaitu penambahan antioksidan secara alami bagi tubuh. Fungsi antioksidan adalah
menangkal radikal bebas yang terpapar dari polusi dan asap, debu, kotoran.
3. Infusion Therapy
Sama seperti infus di rumah sakit, terapi ini memberikan infus kepada seseorang.
Tapi isinya adalah vitamin C dan berbagai obat-obatan antioksidan. Sehingga tubuh
lebih bugar dan awet muda. Dengan begitu, penuaan dini bisa diperlambat
T. ANTI BAKTERI
A. Pengertian
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan
mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikrob yang merugikan.
Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan
menimbulkan penyakit serta merusak bahan pangan. Antibakteri termasuk kedalam
antimikroba yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Antibakteri hanya dapat digunakan jika mempunyai sifat tosik selektif, artinya
dapat membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit tetapi tidak beracun bagi
penderitanya

 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri diantaranya yaitu menghambat sintesis
dinding sel, menghambat keutuhan permeabilitas dinding sel bakteri, menghambat
kerja enzim, dan menghambat sintesis asam nukleat dan protein.

1. Penghambatan sintesis dinding sel bakteri


Langkah pertama kerja obat berupa pengikatan obat pada reseptor sel
(beberapa diantaranya adalah enzim transpeptida). Kemudian dilanjutkan dengan
reaksi transpeptidase dan sintesis peptidoglikan terhambat. Mekanisme diakhiri
dengan pembuangan atau penghentian aktivitas penghambat enzim autolisis pada
dinding sel. Pada lingkungan yang isotonis lisis terjadi pada lingkungan yang jelas
hipertonik, mikrob berubah menjadi protoplas atau sferoflas yang hanya tertutup
oleh selaput sel yang rapuh. Sebagai contoh antibakteri dengan mekanisme kerja di
atas adalah penicilin, sefalosporin, vankomisin, basitrasin, sikloserin, dan ampisilin.

2. Penghambatan Keutuhan Permeabilitas Dinding Sel Bakteri


Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh selaput sitoplasma yang bekerja
sebagai penghalang dengan permeabilitas selektif, melakukan fugsi pengangkutan
aktif sehingga dapat mengendalikan susunan sel.[butuh rujukan] Bila integritas
fungsi selaput sitoplasma terganggu misalnya oleh zat bersifat surfaktan sehinga
permeabilitas dinding sel berubah atau bahkan menjadi rusak, maka komponen
penting, seperti protein, asam nukleat, nukleotida, dan lain-lain keluar dari sel dan
sel berangsur-angsur mati. Amfoterisin B, kolistin, poimiksin, imidazol, dan polien
menunjukkan mekanisme karja tersebut.

3. Penghambatan sintesis Protein Sel Bakteri


Umumnya senyawa penghambat ini akan menyebabkan Staphylococcus
aureus salah membaca kode pada mRNA oleh tRNA (hambatan translasi dan
transkripsi bahan genetik). Kloramfenikol, eritromisin, linkomisin, tetrasiklin, dan
aminoglikosida juga bersifat menghambat sintesis protein sel bakteri.

4. Penghambatan Sintesis Asam Nukleat Sel Bakteri


Senyawa antibakteri yang bekerja dengan senyawa ini, diharapkan
mempunyai selektifitas yang tinggi, sehingga hanya sintesis asam nukleat bakteri saja
yang dihambat.Umumya senyawa penghambat akan berikatan dengan enzim atau
salah satu komponen yang berperan dalam tahapan sintesis, sehingga akhirnya
reaksi akan terhenti karena tidak ada substrat yang direaksikan dan asam nukleat
tidak dapat terbentuk.

 Faktor-faktor berpengaruh dalam aktivitas senyawa anti bakteri


Aktivitas senyawa antibakteri dipengaruhi oleh pH, suhu stabilitas senyawa tersebut,
jumlah bakteri yang ada, lamanya inkubasi, dan aktivitas metabolisme bakteri

 Jenis zat antibakteri berdasarkan aktivitasnya


Berdasarkan aktivitasnya zat antibakteri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
bakteriostatik dan bakteriosida.

 Bakteriostatik
Adalah zat antibakteri yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri
(menghambat perbanyakan populasi bakteri), tetapi tidak mematikan.

 Bakterisida
Adalah zat antibakteri yang memiliki aktivitas membunuh bakteri. Namun ada
beberapa zat antibakteri yang bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah dan
bersifat bakterisida pada konsentrasi tinggi.

 Contoh

Contoh kelompok bahan antibakteri adalah fenol, alkohol, halogen, logam


berat, detergen, aldehida, dan kemosterilisator gas.Dari sekian banyak contoh di
atas, senyawa fenol paling banyak digunakan karena senyawa tersebut tidak hanya
terdapat pada antibiotik sintetik, tetapi pada senyawa alam yang dikenal sebagai
polifenol. Apabila digunakan bekerja dengan merusak membran sitoplasma secara
total dengan mengendapkan protein sel.Akan tetapi bila dalam konsentrasi rendah,
fenol merusak membran sel yang menyebabkan kebocoran metabolit penting dan
menginaktifkan bakteri.

Antibiotik
Salah satu zat antibakteri yang banyak dipergunakan akhir-akhir ini adalah
antibiotik. Antibiotik adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan
oleh organisme hidup termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, yang
dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu
spesies atau lebih mikroorganisme. Penggunaan antibiotik sebagai zat antibakteri
juga mempunyai efek negatif seperti timbulnya resistensi bakteri terhadap aktivitas
kerja obat.
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda, begitu
pila dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat juga mempunyai
efek sampingnya masing-masing.

1.2 Saran
Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat
tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita, jangan menggunakan obat kurang
atau melebihi batasnya
DAFTAR PUSTAKA

https://katumbu.blogspot.com/2012/04/makalah-tentang-antibiotik.html
https://materifarmasiku.blogspot.com/2014/11/makalah-analgesik.htm
https://www.alodokter.com/antihistamin
https://elitugasku.blogspot.com/2017/01/makalah-tuberkulosis-tbc.html
https://www.coursehero.com/file/38889662/3-MAKALAH-ANTIKANKERdocx/
https://materikuliahkebidanankokom.blogspot.com/2016/04/makalah-traktus-
digestivus.html
https://www.alodokter.com/antikoagulan
https://junaedybonggaupa.blogspot.com/2014/09/makalah-farmakologi-dan-
toksikologi-2_5.html
https://diyahhalsyah.blogspot.com/2015/05/makalah-anti-
hipertensi.html#:~:text=MAKALAH%20ANTI%20HIPERTENSI%20Diterbitkan
%20Friday%2C%20May%2029%2C%202015.,lebih%20dari%20140%20mmHg%20dan
%20tekanan%20diastolik%20
https://asmanfarmasi.blogspot.com/2017/04/makalah-anti-inflamasi-non-
steroid.html
https://munabarakati.blogspot.com/2016/01/makalah-obat-anti-jamur.html
https://www.klikdokter.com/obat/spasmolit
https://www.alodokter.com/obat-antivirus
https://id.wikipedia.org/wiki/Antibakteri

Anda mungkin juga menyukai