FARMAKOLOGI
Disusun Oleh :
Kelompok 11
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “ FARMAKOLOGI “.
Makalah ini diambil dari beberapa referensi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam meyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami meminta pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang tepat
yang dapat membangun kami.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Rumusan Masalah
Bab II Tinjauan Teori
1. Antibiotik
2. Analgesik
3. Anti Histamin
4. Anti Tuberkulosis
5. Anti Kanker
6. Anti Digestivus
7. Anti Piretik
8. Anti Koagulan
9. Anti Diuretik
10. Anti Depresan
11. Anti Hipertensi
12. Anti Inflamasi Non Steroid
13. Anti Infamasi Steroid
14. Anti Emetik
15. Anti Jamur
16. Anti Oksidan
17. Anti Spasmolitik
18. Anti Virus
19. Anti Aging
20. Anti Bakteri
Bab III Penutup
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmakologi berasal dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu
pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
obat dan cara kerjanya pada system biologis.
Farmakologi klinik adalah ilmu farmakalogi yang mempelajari
pengaruh kondisi klinis pasien terhadap efikasi obat, misalkan kondisi
hamil dan menyusui, neonates dan anak, geriatric, inefisiensi ginjal dan
hepar.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dasar
farmakologi secara umum.
A. ANTIBIOTIK
Pengertian antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungsi,
yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.
Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan
mkiro organisme hidup terutama fungsi dan bakteri ranah. Yang memiliki kahsiat
mematikan atau mengahambat pertumbuahn banyak bakteri dan beberapa virus
besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.
B. Pembuatan Antibiotika
C. Mekanisme Kerja
Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosforin) atau
membran sel (kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang terpenting adalah
perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga sintesis protein bakteri,
sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak
berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin.
Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat gizi
tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi
penisilin, tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam
sehari harinya, bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit.
D. Jenis-jenis Antibiotik
Antibiotik terbagi menjadi beberapa jenis, dan masing-masing digunakan untuk
mengatasi kondisi yang berbeda. Jenis-jenis antibiotik meliputi:
1. Penisilin
Sefalosforin tersedia dalam bentuk suntik, tablet, dan sirop kering. Beberapa
kondisi yang diobati menggunakan sefalosporin, di antaranya adalah infeksi tulang,
otitis media, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
Obat ini berpotensi menimbulkan efek samping berupa sakit kepala, nyeri pada
dada, bahkan syok. Penggunaan sefalosporin harus dengan anjuran dan pengawasan
dokter.
Jenis-jenis sefalosporin meliputi:
• Cefadroxil
• Cefuroxime
• Cefixime
• Cefoperazone
• Cefotaxim
• Cefotiam
• Cefepime
• Ceftarolin
3. Aminoglikosida
Aminoglikosida adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi banyak
penyakit infeksi bakteri, seperti otitis eksterna, infeksi kulit, dan peritonitis.
Penggunaan aminoglikosida harus dengan anjuran serta pengawasan dokter, karena
obat ini berpotensi menimbulkan efek samping berupa gangguan kesadaran.
Aminoglikosida tersedia dalam banyak bentuk, di antaranya adalah salep, tetes
mata, dan suntik. Masing-masing bentuk obat dapat diresepkan untuk kondisi yang
berbeda. Sebelum menggunakan obat, pasien disarankan untuk membaca
keterangan cara penggunaan yang ada di kemasan obat.
Jenis-jenis aminoglikosida meliputi:
• Paromomycin
• Tobramycin
• Gentamicin
• Amikacin
• Kanamycin
• Neomycin
4. Tetrasiklin
Tetrasiklin tersedia dalam berbagai macam bentuk obat, yakni salep, salep mata,
kapsul, dan suntik.
Tetrasiklin digunakan untuk mengobati berbagai macam kondisi yang muncul akibat
adanya infeksi bakteri. Beberapa di antaranya adalah sifilis, anthrax, tifus,
brucellosis, dan jerawat. Tetrasiklin tertentu tidak dapat digunakan pada anak usia di
bawah 12 tahun. Jangan menggunakan tetrasiklin tanpa anjuran dokter.
Jenis-jenis tetrasiklin meliputi:
• Doxycycline
• Minocycline
• Tetracycline
• Oxytetracycline
• Tigecycline
5. Makrolid
Beberapa kondisi yang diobati menggunakan antibiotik makrolid adalah bronkitis,
servisitis, penyakit Lyme, pemfigus, dan sinusitis. Makrolid sendiri tersedia dalam
banyak bentuk, yakni tablet, kaplet, sirop kering, dan suntik.
Beberapa jenis makrolid tidak dapat digunakan bersamaan dengan obat seperti
cisapride. Dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum
menggunakan makrolid atau mengombinasikannya dengan obat lain.
Jenis-jenis makrolid meliputi:
• Erythromycin
• Azithromycin
• Clarithromycin
6. Quinolone
Quinolone memiliki bentuk yang berbeda, dan dengan indikasi yang berbeda. Bentuk
obat ini, di antaranya adalah tablet, suntik, dan kaplet.
Quinolone digunakan untuk mengatasi banyak kondisi yang disebabkan oleh infeksi
bakteri. Beberapa di antaranya adalah infeksi tulang, cystitis, servisitis, dan infeksi
kulit. Penggunaan quinolone dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan
pada sistem saraf pusat. Maka dari itu, jangan gunakan obat ini tanpa anjuran
dokter.
Jenis-jenis quinolone meliputi:
• Ofloxacin
• Ciprofloxacin
• Levofloxacin
• Moxifloxacin
• Norfloxacin
B. ANALGESIK
B. Mekanisme
Menghambat sintase PGS di tempat yang sakit/trauma jaringan.
C. Karakteristik:
1. Hanya efektif untuk menyembuhkan sakit
2. Tidak ada narkotika dan tidak menimbulkan rasa senang dan gembira
3. Tidak mempengaruhi pernapasan
4. Gunanya untuk nyeri sedang, contohnya: sakit gigi
C. ANTI HISTAMIN
A. Pengertian
Antihistamin adalah kelompok obat-obatan yang digunakan untuk
mengobati reaksi alergi, seperti rinitis alergi, reaksi alergi akibat sengatan
serangga, reaksi alergi makanan, urtikaria atau biduran. Tidak hanya alergi,
antihistamin juga kerap digunakan untuk mengatasi gejala mual atau
muntah yang biasanya diakibatkan oleh mabuk kendaraan.
Chlorpheniramine
Cyproheptadine
Hydroxyzine
Ketotifen
Mebhydrolin
Promethazine
Dimethindene maleate
Mengantuk
Mulut kering
Disfagia
Pusing
Sakit kepala
Nyeri perut
Sulit buang air kecil
Mudah marah
Penglihatan kabur.
D. ANTI TUBERKULOSIS
A.PENGERTIAN
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang
sangat kuatsehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini
lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di
seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah
kesehatan,baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit
(morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200
juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal
jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
C. PENCEGAHAN TBC
Adapan tujuan dari pencegahan TBC, yaitu;
1. Menyembuhkan penderita.
2. Mencegah kematian.
3. Mencegah kekambuhan.
4. Menurunkan tingkat penularan.
E. ANTI KANKER
A. Pengertian
Kanker adalah sel yang berkembang tak terkendali dan memiliki
potensimenyerang jaringan lokal dan menyebar ke bagian lain tubuh,
prosesnyadisebut metastasis (Dipiro, 2015). Secara garis besar, kanker dibagi
menjadi 4 jenis yaitu karsinoma, sarkoma, leukemia, dan limfoma. Karsinoma
adalahkanker yang tumbuh dan berkembang di sel epitel. Sarkoma adalah
kanker yang tumbuh dan berkembang di jaringan penunjang, seperti jaringan
penunjang payudara. Leukimia adalah kanker yang menyerang jaringan yang
menghasilkan darah, sedangkan limfoma adalah kanker yang menyerang
jaringan limfa
B. Gejala penyakit kanker secara umum yang timbul tergantung dari jenis atau
organ tubuh yang terserang,yaitu :
Perubahan kebiasaan membuang air besar
Luka yang tiudak sembuh sampai sembuh
Benjolan pada payudara
Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok.
Gangguan pencernaan, misalnya sukar menelan yang terus menerus.
Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan
protein(kaheksia)
Tuli, atau adanya suara - suara dalam telinga yang menetap.
Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas menekan syaraf dan
pembuluhdarah disekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan terhadap
kanker yangsedang tumbuh, dan nyeri juga disebabkan karena ketakutan
ataukecemasan.
Gejala lokal : pembesaran atau pembengkakan yang tidak biasa
tumor,pendarahan (hemorrhage), rasa sakit dan/atau tukak
lambung/ulceration.
Gejala pembesaran kelenjar getah bening, batuk, hemoptisis,
hepatomegali(pembesaran hati), rasa sakit pada tulang, fraktur pada tulang-
tulang yangterpengaruh, dan gejala-gejala neurologis.
Gejala sistemik : berat badan turun, nafsu makan berkurang secarasignifikan,
kelelahan dan kakeksia(kurus kering), keringat berlebihan padasaat
tidur/keringat malam, anemia.
Gejala migrasi sel tumor, yang ditandai dengan degradasi
matriksekstraselular (ECM), jaringan ikat yang menyangga struktur sel, oleh
enzim
F. ANTI DIGESTIVUS
A. PENGERTIAN
Traktus digestivus adalah sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus)
merupakan sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Sistem pencernaan akan
memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana
dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Sistem perncernaan mengolah makanan makanan sehingga dapat diserap dan
digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia. Sistem
pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muscular
panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris,
seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan pankreas. Saluran
pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut saluran
grastrointestinal. Sedangkan pengertian dari fisiologi pencernaan itu sendiri
adalah mempelajari fungsi atau kerja sistem pencernaan dalam keadaan normal.
Organ-Organ Yang Terdapat Dalam Traktus Digestivus
Organ-organ yang termasuk dalam sistem digestif terdiri dari:
1. Mulut atau oris
2. Pharing
3. Oesophagus
4. Ventrikulus atau maag atau lambung
5. Duodenum
6. Intestinum tenue terdiri dari jejunum dan ileum
G. ANTI PIRETIK
A. Pengertian Antipiretik
Obat antikoagulan sering disebut sebagai obat pengencer darah, namun sebutan
ini kurang tepat. Obat antikoagulan tidak mengencerkan darah, tetapi
memperpanjang waktu darah untuk membeku.
I. ANTI DIURETIK
A. Pengertian
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.
Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya
penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah
pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem yang
berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan
ekstrasel menjadi normal.
Secara umum diuretik dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
1) Diuretik osmotik
2) Penghambat mekanisme transport elektrolit di
dalam tubuli ginjal
Diuretik dapat dibagai menjadi 5 golongan yaitu :
Diuretik osmotic
Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhydrase
Diuretik golongan tiazid
Diuretik hemat kalium
Diuretik kuat
Xantin
EFEK SAMPING
Hipokalemia
Diuretik dengan tempat kerja di segmen dilusi distal, ansa henle
bagian asenden dari tubuli proksimal dapat menyebabkan
kehilangan kalium. Rasio kehilangan kalium dan natrium lebih
besar pada penggunaan tiazi dari pad furosemid, mungkin karena
furosemid tidak mempunyai aktivitas penghambat karbonak
anhidrase. Tetapi furosemid mempunyai efek natriuresis lebih
kuat, sehingga biasanya akan diikuti deplesi kalium. Penggunaan
tiazid dosis kecil pada hipertensi, misalnya dengan klorotiazid 500
mg/hari atau klortaidon 25 mg/hari tidak akn banyak
mempengaruhi kadar kalium atau asam urat plasma. Tetapi
dengan dosis lebih besar pada pengobatan udem, perlu diadakan
pemantauan kadar kalium dalam serum
Hiperurisemia.
Hampir semua diurretik menyebabkan peningkatan kadar
asamurat dalam serum melalui pengaruh langsung terhadap
sekresi asam urat dan efek ini berbanding lurus dengan dosis
diuretic yang digunakan. Pada penggunaan diuretic dapat terjadi
penyakit pirai, baik pada orang normal maupun mereka yang
rentan terhadap gout.Hiperurisemia dapat diperbaiki dengan
pemberian alopurinol atau probenesid
Gangguan toleransi glukosa dan diabetes.
Tiazid dan furosemid dapat menyebabkan gangguan toleransi
glukosa terutama pada penderita diabetes laten, sehingga
manifestasi diabetes. Mekanisme pasti penyebab keadaan ini
belum jelaskarena menyangkut berbagai macam faktor, antara
lain berkurangnya sekresi inslin dari pancreas , meningkatnya
glikogenolisis dan berkurangnya glikogenesis. Bila keadaan ini
terjadi maka penggunaan diuretic harus dihentian.
Hiperkalesemia.
Tiazid dapat mengakibatkan peninggian kadar kalsium serum.
Diuretic hemat kalium dapat mengakibatkan hiperkalemia yang dapat
merupakan komplikasi yang fatal. Oleh karena itu obat golonga ini
tidak boleh diberikan dengan dosis berlebihan dan juga tidak boleh
diberikan pada penderita gagal ginjal
Sindrom udem idiopatik
Penggunaan diuretic kuat pada keadaan ini kadang-kadang justru
menyebabkan retensi garam dan air. Dengan menghentikan
pemberian diuretic, biasanya dalam waktu 5-10 hari akan timbul
dieresis
Volume depletion
Pemberian dieretik kuat pada penderita gagal jantung berat dapat
mengaibatkan berkurangya volume darah yang beredar secara
akut.Dan ha ini ditandai dengan turunnya tekanan darh, rasa lelah dan
lemah. Biasanya dieresis jstru akan terjadi setelah pemberian diuretic
dihentiakn.
Hiponatremia
hiponatremia ringan yang sering kali terjadi tidak menimbulkan
masalah. Hiponatremia mudah terjadi pada penggunaan furosemid
dosis besar bersama deuretik lain yang bekerja di tubuli distal;
keadaan ini akan lebih berat bila penderita juga dianjurkan pantang
garam tetapi bebas minum air.
J. ANTI DEPRESAN
A. Pengertian
Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk menangani depresi. Obat
ini bekerja dengan cara menyeimbangkan kandungan senyawa kimia alami
di dalam otak yang disebut neurotransmitter, sehingga bisa meredakan
keluhan dan membantu memperbaiki suasana hati dan emosi.
Selain untuk mengobati depresi, antidepresan juga dapat digunakan untuk
mengobati kondisi lainnya, seperti gangguan obsesif kompulsif (OCD),
gangguan kecemasan umum, gangguan stress pasca-trauma (PTSD), fobia,
dan bulimia serta keluhan nyeri. Obat ini hanya boleh digunakan dengan
resep dokter. Perlu dipahami, antidepresan tidak dapat menyembuhkan
depresi. Obat ini hanya membantu mengendalikan atau mengurangi gejala
depresi atau menurunkan tingkat keparahannya.
B. Jenis Antidepresan
Ada beberapa jenis obat antidepresan yang terbagi berdasarkan cara kerja
dan efek samping yang ditimbulkan, di antaranya:
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)
Antidepresan jenis ini umumnya menjadi pilihan utama untuk mengobati
depresi karena risiko efek samping yang rendah. SSRIs bekerja dengan cara
menekan penyerapan kembali serotonin di dalam otak. Contoh obat
golongan SSRI adalah:
• Escitalopram
• Fluoxetine
• Fluvoxamine
• Sertraline
K. ANTI HIPERTENSI
A. Pengertian
Anti hipertensi adalah obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Hipertensi adalah suatu keadaan medis di mana terjadi peningkatan tekanan
darah melebihi normal.Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
sehingga tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih
besar dari 90 mmHg.
Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi
esensial dan hipertensi sekunder:
Hipertensi esensial/hipertensi primer/hipertensi idiopatik adalah
hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas, lebih dari 90%
kasus merupakan hipertensi esensial. Penyebabnya meliputi
faktor genetik (kepekaan terhadap natrium, stress, dll) dan faktor
lingkungan (gaya hidup, stress emosi, dll)
Hipertensi sekunder meliputi 5-10% kasus. Dapat berupa
hipertensi kardiovaskuler (peningkatan resistensi perifer akibat
aterosklerosis), hipertensi ginjal (oklusi arteri renalis atau penyakit
jaringan ginjal), hipertensi endokrin (feokromositoma dan sindrom
Conn) dan hipertensi neurogenik (akibat lesi saraf, menyebabkan
gangguan di pusat kontrol, baroreseptor atau penurunan aliran
darah ke otak).
B. Obat Antihipertensi
Obat antihipertensi dikelompokkan menjadi
1. Diuretik : Diuretik tiazid, Loop Diuretik, dll
2. Antiadrenergik : antiadrenergik sentral, antriadrenergik
perifer, bloker alfa dan beta.
3. Vasodilator : penghambat ACE, Bloker pintu masuk
kalsium, dan Vasodilator langsung.
C. Mekanisme kerja
Obat hipertensi dan cara kerjanya dapat dibagi dalam beberapa jenis
yaitu:
Meningkatkan pengeluaran air dalam tubuh : Diuretika
Memperlambat kerja jantung :Beta-blokers)
Memperlebar pembuluh : Vaso dialtor
langsung(di/hidralazim,minoxidil),antagonis
kalsium,penghambat ACE dan AT II-blocker
Menstimulasi SSP : alfa-2 agonis sentral seperti kronidin dan
moxonidin,metil-dopa,guanfanin dan resepin.
Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh,
yakni
Alfa-1-blockers:derivate quinazolin (prazosin, doxasosin,
terazosin, alfuzosin, tamsulozin), ketanserin (ketansin), dan
urapidil (ebrantil).
Alfa-1 dan 2-blockers : fentolamin,
Beta blockers : propranolol, atenolol, metoprolol, pindolol,
bisoprolol,timolol, dll.
Alfa/beta-blockers: labetolol dan carvedilol (Eu-cardic).
Efek samping
Hipotensi ortostatis, yakni turunnya TD lebih kuat bila tubuh tegak
(= ortho, Lat.) daripada dalam keadaan berbaring, dapat terjadi
pada terutama simpatolitika.
Depresi, terutama pada obat-obat yang bekerja sentral, khususnya
reserpin dan metildopa, juga pada beta-blockers yang bersifat
lipofil, antara lain propra-nolol, alprenolol, dan metoprolol.
Retensi garam dan air, dengan bertambahnya berat badan atau
terjadinya udema, anatra lain antagonis Ca, reserpin, metildopa
dan hidralazin. Efek samping ini dapat diatasi degan kombinasi
bersama suatu deuretikum.
Penurunan ratio HDL: LDL. Sejumlah obat mempengaruhi
metabolisme lipida secara buruk, yakni menurunkan kadar
kolesterol-HDL plasma yang dianggap sebagai faktor-pelindung
terhadap penyakit jantung-pembuluh. Atau, juga meningkatkan
kolesterol-LDL yang dianggap sebagai faktor risiko bagi PJP. Sifat
ini telah dipastikan pada diuretika (kelompok thiazida dan
klortalidon) dan pada beta-blockers, khususnya obat-obat yang
hhhhtak kardioselektif atau tak memiliki ISA
Obat anti inflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal
dengan sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs)/AINS
adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda
nyeri), anti piretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti radang).
Istilah "non steroid" digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan
ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat serupa. AINS bukan
tergolong obat-obatan jenis narkotika. Inflamasi adalah salah satu
respon utama dari system kekebalan tubuh terhadap infeksi atau
iritasi.
OAINS dikelompokkan kedalam beberapa golongan kimiawi.
Meskipun terdapat banyak perbedaan dalam kinetik OAINS,
semuanya memiliki kesamaan dalam beberapa sifat umum.
Metabolisme OAINS terutama dilanjutkan oleh famili CYP3A atau
CYP2C dari enzim P450 dihati. Meskipun eksresi ginjal merupakan
jalur eliminasi terakhir yang paling penting, hampir semua OAINS
mengalami eksresi dan reabsorbsi bilier yang bervariasi. Kebanyakan
OAINS sangat terikat pada protein (~98%) biasanya kepada albumin.
Semua OAINS dapat ditemukan dalam cairan sinovial setelah
pemberian dosis berulang.
O. ANTI JAMUR
A. Pengertian
Antijamur adalah kelompok obat untuk mengatasi infeksi jamur. Obat
antijamur atau antifungi ini tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, mulai dari
tablet, krim, salep, sabun, bedak, hingga sampo. Obat ini digunakan sesuai dengan
resep dokter.
Obat antijamur bekerja dengan cara menyerang struktur dan fungsi penting
pada sel jamur. Obat ini akan merusak membran dan dinding sel, sehingga sel jamur
akan pecah dan mati. Sebagian obat antijamur dapat membunuh sel jamur,
sedangkan sebagian lainnya mencegah perkembangan dan pertumbuhan sel. Infeksi
jamur dapat menyerang bagian tubuh mana pun. Walaupun bisa menyerang semua
bagian tubuh, infeksi jamur paling sering terjadi di kulit, rambut, atau kuku. Infeksi
jamur umumnya tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi serius jika terjadi pada
penderita yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat
mengonsumsi obat imunosupresan atau menderita infeksi HIV.
B. Macam-Macam Obat Anti Jamur
Ada beberapa jenis obat-obatan anti jamur, yaitu:
1. Anti Jamur Cream
Digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan vagina. Antara lain
ketoconazole, fenticonazole, miconazole, sulconazole, dan tioconazole.
2. Anti Jamur Peroral
Amphotericin dan nystatin dalam bentuk cairan dan lozenges. Obat-obatan ini tidak
terserap melalui usus ke dalam tubuh. Obat tersebut digunakan untuk mengobati
infeksi Candida (guam) pada mulut dan tenggorokan.
Itraconazole, fluconazole, ketoconazole, dan griseofulvin dalam bentuk tablet yang
diserap ke dalam tubuh. Digunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur.
Penggunaannya tergantung pada jenis infeksi yang ada. Example:
a. Terbinafine umumnya digunakan untuk mengobati infeksi kuku yang biasanya
disebabkan oleh jenis jamur tinea.
b. Fluconazole umumnya digunakan untuk mengobati jamur Vaginal. Juga dapat
digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi jamur pada tubuh
3. Anti Jamur Injeksi
Amphotericin, flucytosine, itraconazole, voriconazole dan caspofungin adalah obat-
obatan anti jamur yang sering digunakan dalam injeksi.
C. Efek Samping & Cara Mengatasi Obat Anti Jamur
Salah satu contoh efek samping dan cara mengatasi obat anti jamur, yaitu:
1. Kandidiasis (Thrush)
Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat umum pada orang dengan
HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida.
Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistim kekebalan
tubuh yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan
penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina. Infeksi oportunistik ini dapat terjadi
beberapa bulan atau tahun sebelum infeksi oportunistik lain yang lebih berat.
Pada mulut, penyakit ini disebut thrush. Bila infeksi menyebar lebih dalam
pada tenggorokan, penyakit yang timbul disebut esofagitis. Gejalanya adalah
gumpalan putih kecil seperti busa, atau bintik merah. Penyakit ini dapat
menyebabkan sakit tenggorokan, sulit menelan, mual, dan hilang nafsu makan.
Kandidiasis berbeda dengan sariawan, walaupun orang awan sering menyebutnya
sebagai sariawan.
Kandidiasis pada vagina disebut vaginitis. Penyakit ini sangat umum ditemukan.
Gejala vaginitis termasuk gatal, rasa bakar dan keluarnya cairan kental putih.
Tidak ada cara untuk mencegah terpajan kandida. Obat-obatan tidak biasa dipakai
untuk mencegah kandidiasis. Ada beberapa alasan, yaitu:
a. Penyakit tersebut tidak begitu berbahaya.
b. Ada obat-obatan yang efektif untuk mengobati penyakit tersebut.
c. Ragi dapat menjadi kebal (resisten) terhadap obat-obatan
Memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan terapi antiretroviral (ART) adalah cara
terbaik untuk mencegah terjadinya kandidiasis.
2. Cara Mengobati Kandidiasis
Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat menjaga supaya kandida tetap seimbang.
Bakteri yang biasa ada di tubuh juga dapat membantu mengendalikan kandida.
Beberapa antibiotik membunuh bakteri pengendali ini dan dapat menyebabkan
kandidiasis.
Mengobati kandidiasis tidak dapat memberantas raginya. Pengobatan akan
mengendalikan jamur agar tidak berlebihan. Pengobatan dapat lokal atau sistemik.
Pengobatan lokal diberikan pada tempat infeksi. Pengobatan sistemik
mempengaruhi seluruh tubuh. Banyak dokter lebih senang memakai pengobatan
lokal terlebih dahulu. Ini menimbulkan lebih sedikit efek samping dibanding
pengobatan sistemik. Selain itu risiko kandida menjadi resistan terhadap obat lebih
rendah.
Obat-obatan yang dipakai untuk memerangi kandida adalah obat antijamur. Hampir
semua namanya diakhiri dengan '-azol'. Pengobatan lokal termasuk olesan,
supositoria yang dipakai untuk mengobati vaginitis, dan cairan lozenge yang
dilarutkan dalam mulut.
Pengobatan lokal dapat menyebabkan rasa pedas atau gangguan setempat.
Pengobatan yang paling murah untuk kandidiasis mulut adalah gentian violet; obat
ini dioleskan di tempat ada lesi (jamur) tiga kali sehari selama 14 hari. Obat yang
sangat murah ini dapat diperoleh dari puskesmas atau apotek tanpa resep.
Pengobatan sistemik diperlukan jika pengobatan lokal tidak berhasil, atau jika infeksi
menyebar pada tenggorokan (esofagitis). Beberapa obat sistemik tersedia dalam
bentuk pil.
Efek samping yang paling umum adalah mual, muntah dan sakit perut. Kurang dari
20 persen orang mengalami efek samping ini. Kandidiasis dapat kambuhan.
Beberapa dokter meresepkan obat anti-jamur jangka panjang. Ini dapat
menyebabkan resistansi. Ragi dapat bermutasi sehingga obat tersebut tidak lagi
berhasil.
Beberapa kasus parah tidak menanggapi obat-obatan lain. Amfoterisin B mungkin
dipakai. Obat ini yang sangat manjur dan beracun, dan diberi secara intravena
(disuntik). Efek samping utama obat ini adalah masalah ginjal dan anemia (kurang
darah merah). Reaksi lain termasuk demam, panas dingin, mual, muntah dan sakit
kepala. Reaksi ini biasa membaik setelah beberapa dosis pertama.
3. Terapi Alamiah
Beberapa terapi non-obat tampaknya membantu. Terapi tersebut belum diteliti
dengan hati-hati untuk membuktikan hasilnya.
a. Mengurangi penggunaan gula.
Minum teh Pau d'Arco. Ini dibuat dari kulit pohon Amerika Selatan.
Mengkonsumsi bawang putih mentah atau suplemen bawang putih. Bawang putih
diketahui mempunyai efek anti-jamur dan antibakteri. Namun bawang putih dapat
mengganggu obat protease inhibitor.
Kumur dengan minyak pohon teh (tea tree oil) yang dilarutkan dengan air.
Mengkonsumsi kapsul laktobasilus (asidofilus), atau makan yoghurt dengan bakteri
ini. Mungkin ada manfaatnya setelah mengkonsumsi antibiotik.
Mengkonsumsi suplemen gamma-linoleic acid (GLA) dan biotin. Dua suplemen ini
tampaknya membantu memperlambat penyebaran kandida. GLA ditemukan pada
beberapa minyak yang dipres dingin. Biotin adalah jenis vitamin B.
P. ANTI OKSIDAN
A. Pengertian
Antioksidan adalah senyawa yang berfungsi untuk mencegah dan memperbaiki
kerusakan sel-sel di dalam tubuh, khususnya yang disebabkan oleh paparan radikal
bebas. Antioksidan bisa ditemukan di dalam berbagai jenis makanan, minuman, serta
suplemen.
Radikal bebas adalah suatu zat kimia yang sifatnya tidak stabil dan dapat
merusak sel-sel tubuh. Saat tubuh terlalu banyak terpapar radikal bebas, risiko
terjadinya berbagai masalah kesehatan, seperti penuaan dini dan penyakit tertentu,
akan menjadi lebih tinggi.
Sebenarnya, bila jumlahnya normal, radikal bebas tidak akan membahayakan
kesehatan. Sebaliknya, bila jumlahnya berlebih, radikal bebas bisa meningkatkan
risiko terjadinya berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, dan
demensia.
Untuk mencegah kerusakan sel akibat paparan radikal bebas, tubuh membutuhkan
asupan antioksidan yang cukup.
B. Peran Antioksidan dalam Menangkal Efek Radikal Bebas
Antioksidan adalah sifat dari berbagai senyawa yang mampu melindungi sel-sel
tubuh dari efek buruk radikal bebas. Radikal bebas dapat terbentuk di dalam
maupun di luar tubuh.
Radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh adalah bahan kimia yang
dihasilkan dari proses metabolisme, termasuk pencernaan makanan dan
penggunaan oksigen. Sementara itu, radikal bebas yang terbentuk di luar tubuh bisa
berasal dari asap rokok, asap kendaraan, paparan radiasi, zat beracun (misalnya
pestisida), dan logam berat.
Jika Anda sering terpapar radikal bebas, misalnya karena tinggal di daerah
dengan tingkat polusi yang tinggi, Anda akan membutuhkan antioksidan lebih
banyak. Pasalnya, paparan polusi berlebihan dapat membuat kadar radikal bebas di
dalam tubuh Anda lebih tinggi, sehingga dibutuhkan antioksidan yang cukup untuk
mencegah terjadinya kerusakan sel atau penyakit.
Tubuh manusia tidak dapat memproduksi antioksidan secara alami. Oleh sebab
itu, Anda perlu mengonsumsi cukup makanan dengan kandungan antioksidan tinggi
setiap hari guna menangkal efek radikal bebas.
C. Berbagai Jenis dan Sumber Antioksidan
Terdapat beragam jenis antioksidan. Masing-masing memiliki cara kerja
berbeda untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Berikut adalah jenis
antioksidan yang perlu Anda dapatkan dari makanan yang Anda konsumsi:
• Vitamin C, berfungsi untuk mencegah dan memperbaik kerusakan sel serta
merangsang pembentukan kolagen.
• Vitamin E, berfungsi untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan
daya tahan tubuh.
• Flavonoid, berfungsi untuk membersihkan tubuh dari radikal bebas,
mendukung kinerja sel-sel tubuh, dan mengurangi efek zat beracun pada
tubuh.
• Likopen, berfungsi untuk menjaga kesehatan kulit dan mengurangi risiko
terjadinya penyakit kanker.
• Lutein dan zeaxanthin, berfungsi untuk melindungi sel-sel mata dan saraf
serta melindungi tubuh dari penyakit degeneratif, seperti katarak dan
degenerasi makula.
Di samping itu, masih ada banyak jenis antioksidan lain yang tak kalah
penting untuk kesehatan tubuh, di antaranya glutathione, betakaroten,
polifenol, serta antosianin.
seperti buah, sayuran, dan biji-bijian. Zat inilah yang memberikan beragam
warna cerah pada buah dan sayuran, seperti merah, oranye, kuning, dan
ungu.
Berikut adalah beberapa makanan sumber antioksidan utama yang
disarankan untuk dikonsumsi secara rutin:
• Buah-buahan, seperti apel, pir, anggur, jeruk, pisang, mangga, nanas,
pepaya, sukun, stroberi
• Sayur-sayuran, seperti brokoli, asparagus, tomat, kubis merah, ubi merah
• Kacang-kacangan, seperti kacang pecan, kenari, kedelai, dan almond
• Biji-bijian, seperti barley atau jelai, flaxseed, dan biji chia
Selain sumber antioksidan di atas, masih ada banyak sumber antioksidan
yang baik, misalnya cokelat, teh, kopi, serta tumbuhan herbal tertentu.
Q. ANTI SPASMOLITIK
A. Pengertian Spasmolit
Spasmolit merupakan obat yang mengandung Hyoscine-N-Butylbromide
sebagai zat aktifnya. Spasmolit termasuk dalam golongan antispasmodik untuk
menangani kram dan sakit perut. Obat antispasmodik adalah obat yang membantu
mengurangi atau menghentikan kejang otot pada organ pencernaan yang menjadi
salah satu gejala dari Irritable Bowel Syndrom (IBS), yaitu penyakit yang menyerang
usus. Spasmolit juga digunakan untuk membantu mengurangi mual, muntah, dan
pusing yang berhubungan dengan mabuk darat dan pemulihan dari anestesi dan
operasi. Selain itu, Spasmolit juga dapat digunakan dalam pengobatan
parkinsonisme, kondisi otot spastik, sindrom iritasi usus, diverticulitis (Divertikulitis
adalah kondisi di mana kantung pada kolon (usus besar) mengalami peradangan atau
infeksi, dan kondisi lainnya.
Keterangan Spasmolit
Golongan: Obat keras
Kelas Terapi: Anti Spasmodik
Kandungan: Hyoscine-N-Butylbromide 10 mg
Bentuk: Tablet
Satuan Penjualan: Strip
Kemasan : Strip @ 10 Tablet
Farmasi: Meprofarm PT
Kegunaan Spasmolit
Spasmolit digunakan untuk membantu meyembuhkan gangguan perut, seperti :
-Menangani kram perut.
-Menangani sakit perut.
-Mengurangi mual, muntah.
-Mengurangi pusing.
-Pemulihan dari anestesi dan operasi.
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan
Spasmolit ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau
embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada
wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang
diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
R. ANTI VIRUS
A. Pengertian
Obat antivirus adalah golongan obat yang digunakan untuk menangani
penyakit-penyakit yang disebabkan infeksi virus. Obat antivirus bekerja dengan cara
mematikan serangan virus, menghambat, serta membatasi reproduksi virus di dalam
tubuh. Penggunaan obat antivirus hanya diberikan berdasarkan saran dari dokter.
Infeksi virus yang ditangani dengan pemberian obat antivirus, antara lain:
Influenza
Hepatitis B atau C
Herpes simplex
Herpes zoster atau cacar ular
Cytomegalovirus
Human immunodeficiency virus (HIV).
Masing-masing obat antivirus dikelompokkan berdasarkan cara kerjanya, yang
berupa:
Peringatan:
Wanita hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan disarankan
untuk berkonsultasi kepada dokter sebelum menggunakan obat antivirus.
Informasikan kepada dokter terlebih dahulu jika ingin memberikan obat ini
kepada anak-anak.
Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini jika mengalami gangguan
fungsi ginjal.
Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lainnya, termasuk
herba atau suplemen, karena dapat menimbulkan interaksi obat yang tidak
diinginkan.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis sesudah mengonsumsi obat antivirus,
segera temui dokter atau kunjungi rumah sakit terdekat.
Efek Samping Obat Antivirus
Seperti obat-obat lainnya, obat antivirus juga dapat menyebabkan efek samping,
meskipun tidak semua orang akan mengalami efek samping setelah mengonsumsi
obat, karena respons tubuh terhadap obat bisa berbeda-beda. Beberapa efek
samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi obat antivirus adalah:
Sakit kepala
Mual dan muntah
Sakit perut dan diare
Sulit tidur
Masalah kulit
Perubahan perilaku
Halusinasi.
S. ANTI AGING
A. Pengertian
Anti Aging adalah tanda penuaan dini, kaum hawa semakin banyak yang tertarik
pergi ke klinik kecantikan karena mulai khawatir dengan masalah kerutan pada
wajah. Isu anti-aging atau masalah penuaan dini sudah menjadi perhatian bagi
perempuan. Sebab pola hidup tak sehat dan stres yang dihadapi kaum urban,
membuat penuaan dini bergeser ke usia lebih muda.
Pakar Anti-Aging dari Nayya Beauty Clinic dr. Yani Yuliana M.Biomed AAM,
menjelaskan, selama dia berkiprah 19 tahun di dunia kecantikan, ternyata perawatan
kecantikan tak hanya cukup dilakukan dari kulit luar saja. Akan tetapi perawatan juga
harus dilakukan dari dalam tubuh seseorang.
“Saya sering obati kulit pasien yang bermasalah karena sering berkerut dan flek.
Setelah itu bagus hasilnya sih, tapi kalau enggak dirawat dari dalam, itu akan kembali
bermasalah. Maka harus ada terapi anti-aging,” katanya kepada JawaPos.com di
Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (9/2).
Salah satu memperlambat penuaan, kata dia, adalah dengan banyak mengonsumsi
sayur dan buah. Terutama adalah vitamin C untuk membuat tubuh lebih awet muda.
Hanya saja, konsumsi buah atau sayur tidak cukup memenuhi kebutuhan tubuh
untuk melawan proses penuaan.
“Berapa banyak sih dari buah? Saya itu selalu berikan pada pasien vitamin C
sebanyak 5 ribu miligram lewat infus. Itu setara dengan buah sekeranjang.
Memangnya sanggup? Sedangkan Vitamin E kurang baik jika terlalu banyak bagi
tubuh, yang bagus itu adalah vitamin C,” ujar dr. Yani Yuliana.
Lima tanda penuaan dini yang bisa terjadi pada tubuh, gejala awalnya sudah terjadi
mulai usia 35 tahun. Namun gejala-gejala ini sering diabaikan atau tidak disadari. Apa
saja?
1. Cepat Lelah
Tubuh mulai merasa lebih cepat lelah atau capek. Padahal usia masih tergolong
produktif.
2. Kualitas Tidur Berkurang
Tidur mulai sulit. Pola tidur mulai terganggu.
3. Kulit Kering
Seseorang mulai mengeluhkan kulitnya kering. Apalagi perempuan yang sudah
mengalami menopause sudah tidak lagi memproduksi hormon. Maka harus
diberikan vitamin dari luar.
4. Tubuh Gemuk
Makin bertambah usia, maka akan bertambah gemuk. Padahal sudah berusaha diet
maksimal tetap saja sulit kurus. Itu karena sudah menjadi tanda nyata di mana
metabolisme tubuh makin menurun.
5. Masalah Kulit
Kulit tentunya mulai kusam, berkerut, dan timbul flek. Paling jelas terlihat di area
bawah mata.
Lima tanda penuaan dini yang bisa terjadi pada tubuh, gejala awalnya sudah terjadi
mulai usia 35 tahun. Namun gejala-gejala ini sering diabaikan atau tidak disadari. Apa
saja?
1. Cepat Lelah
Tubuh mulai merasa lebih cepat lelah atau capek. Padahal usia masih tergolong
produktif.
2. Kualitas Tidur Berkurang
Tidur mulai sulit. Pola tidur mulai terganggu.
3. Kulit Kering
Seseorang mulai mengeluhkan kulitnya kering. Apalagi perempuan yang sudah
mengalami menopause sudah tidak lagi memproduksi hormon. Maka harus
diberikan vitamin dari luar.
4. Tubuh Gemuk
Makin bertambah usia, maka akan bertambah gemuk. Padahal sudah berusaha diet
maksimal tetap saja sulit kurus. Itu karena sudah menjadi tanda nyata di mana
metabolisme tubuh makin menurun.
5. Masalah Kulit
Kulit tentunya mulai kusam, berkerut, dan timbul flek. Paling jelas terlihat di area
bawah mata.
Lalu bagaimana solusinya? Perawatan kecantikan (skin care) harus didukung dengan
perawatan dari dalam. Apa saja?
1. Hormon Replacement Therapy
Adalah terapi hormon untuk seseorang di mana semakin bertambah usia,
metabolismenya sudah menurun. Menurut dr. Yani Yuliana, pasien dengan kerutan
dan jerawat memiliki hormon yang tak seinbang. Begitu pula pada mereka yang
masih mudah sebelum usia 35 tahun seringkali juga tak punya hormon yang
seinbang berkerut jerawat, hormonnya gak seimbang.
2. Ozon Therapy
Yaitu penambahan antioksidan secara alami bagi tubuh. Fungsi antioksidan adalah
menangkal radikal bebas yang terpapar dari polusi dan asap, debu, kotoran.
3. Infusion Therapy
Sama seperti infus di rumah sakit, terapi ini memberikan infus kepada seseorang.
Tapi isinya adalah vitamin C dan berbagai obat-obatan antioksidan. Sehingga tubuh
lebih bugar dan awet muda. Dengan begitu, penuaan dini bisa diperlambat
T. ANTI BAKTERI
A. Pengertian
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan
mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikrob yang merugikan.
Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan
menimbulkan penyakit serta merusak bahan pangan. Antibakteri termasuk kedalam
antimikroba yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Antibakteri hanya dapat digunakan jika mempunyai sifat tosik selektif, artinya
dapat membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit tetapi tidak beracun bagi
penderitanya
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri diantaranya yaitu menghambat sintesis
dinding sel, menghambat keutuhan permeabilitas dinding sel bakteri, menghambat
kerja enzim, dan menghambat sintesis asam nukleat dan protein.
Bakteriostatik
Adalah zat antibakteri yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri
(menghambat perbanyakan populasi bakteri), tetapi tidak mematikan.
Bakterisida
Adalah zat antibakteri yang memiliki aktivitas membunuh bakteri. Namun ada
beberapa zat antibakteri yang bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah dan
bersifat bakterisida pada konsentrasi tinggi.
Contoh
Antibiotik
Salah satu zat antibakteri yang banyak dipergunakan akhir-akhir ini adalah
antibiotik. Antibiotik adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan
oleh organisme hidup termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, yang
dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu
spesies atau lebih mikroorganisme. Penggunaan antibiotik sebagai zat antibakteri
juga mempunyai efek negatif seperti timbulnya resistensi bakteri terhadap aktivitas
kerja obat.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda, begitu
pila dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat juga mempunyai
efek sampingnya masing-masing.
1.2 Saran
Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat
tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita, jangan menggunakan obat kurang
atau melebihi batasnya
DAFTAR PUSTAKA
https://katumbu.blogspot.com/2012/04/makalah-tentang-antibiotik.html
https://materifarmasiku.blogspot.com/2014/11/makalah-analgesik.htm
https://www.alodokter.com/antihistamin
https://elitugasku.blogspot.com/2017/01/makalah-tuberkulosis-tbc.html
https://www.coursehero.com/file/38889662/3-MAKALAH-ANTIKANKERdocx/
https://materikuliahkebidanankokom.blogspot.com/2016/04/makalah-traktus-
digestivus.html
https://www.alodokter.com/antikoagulan
https://junaedybonggaupa.blogspot.com/2014/09/makalah-farmakologi-dan-
toksikologi-2_5.html
https://diyahhalsyah.blogspot.com/2015/05/makalah-anti-
hipertensi.html#:~:text=MAKALAH%20ANTI%20HIPERTENSI%20Diterbitkan
%20Friday%2C%20May%2029%2C%202015.,lebih%20dari%20140%20mmHg%20dan
%20tekanan%20diastolik%20
https://asmanfarmasi.blogspot.com/2017/04/makalah-anti-inflamasi-non-
steroid.html
https://munabarakati.blogspot.com/2016/01/makalah-obat-anti-jamur.html
https://www.klikdokter.com/obat/spasmolit
https://www.alodokter.com/obat-antivirus
https://id.wikipedia.org/wiki/Antibakteri