Anda di halaman 1dari 27

KEMOTERAPEUTIKA

Kemoterapeutika adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi atau menghancurkan parasite
atau mikroorganisme termasuk tumor tanpa merusak tubuh manusia. Penggolongan kemoterapeutika:

 Antibiotika
 Antimikotika
 Virustatika
 Tuberkulostatika
 Antimalaria
 Sitostatika
 Antisetik dan desinfektan

A. ANTIBIOTIKA
Antimikroba (AM) adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia.
Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat
atau membunuh mikroba jenis lain.mPrinsip penggunaan antibiotika yaitu penyebab infeksi dan
faktor pasien

Berdasarkan mekanisme kerjanya AM dibagi 5, yaitu:


1. Menggangu metabolisme sel mikroba : Sulfonamid, Trimetoprim.
2. Menghambat sistesis dinding sel mikroba : Penisilin, Sefalosforin.
3. Menggangu permeabilitas membran sel mikroba : Polimiksin.
4. Menghambat sintesis protein sel mikroba : Tetrasiklin, Kloramfenikol, Linkomisin
5. Menghambat sistensis asam nukleat : Rifampisin.

Resistensi sel mikroba: suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh AM. Resistensi
ada 3 macam yaitu: resistensi genetic, resistensi non genetic, dan resistensi silang.

Mekanisme Resistensi kuman terhadap AM ada 4, yaitu:


1. Perubahan tempat kerja obat pada mikroba
2. Mikroba menurunkan permeabilitasnya, sehingga obat sulit masuk kedalam sel.
3. Inaktivasi obat oleh mikroba
4. Mikroba membentuk jalan pintas untuk menghindari tahap yang dihambat oleh AM.

Efek samping AM diantaranya reaksi alergi, reaksi idiosinkrasi, reaksi toksik, dan perubahan
biologik dan metabolik.

Super infeksi adalah suatu infeksi baru yang terjadi akibat terapi infeksi primer dengan suatu AM.
Faktor-faktor yang memudahkan timbulnya super infeksi:
1. Adanya penyakit yang mengurangi daya tahan tubuh pasien
2. Penggunaan AM yang lama
3. Luasnya spectrum aiktivitas AM
Tindakan yang perlu diambil apabila terjadi super infeksi:
1. Menghentikan terapi AM yang sedang digunakan
2. Melakukan biakan mikroba penyebab super infeksi
3. Memberikan AM yang efektif terhadap mikroba.

Faktor penyebab kegagalan terapi dengan AM:


1. Dosis kurang
2. Masa terapi kurang
3. Adanya factor mekanik
4. Kesalahan dalam menetapkan etiologi
5. Faktor farmakokinetik
6. Pilihan AM tidak tepat
7. Faktor pasien.

Dalam memilih AM yang tepat perlu mempertimbangkan :Faktor sensitifitas mikroba terhadap AM,
keadaan tubuh hospes, dan faktor biaya pengobatan.

Berdasarkan sifatnya AM dibagi 2, yaitu:


1. Spectrum sempit ; Benzil Penisilin dan Streptomisin
2. Spectrum luas ; Tetrasiklin, Kloramfenikol.

CONTOH ANTIMIKROBA:
A. SULFONAMIDA

1. Sulfonamid dengan absorpsi dan eksresi cepat : Sulfadiazin


Indikasi : Toksoplasmosis dan rematoid arthritis
2. Sulfonamid yang diabsorpsi di saluran cerna (sedikit) : Sulfasalazin
Indikasi : Rematoid arthritis, colitis ulseratif
3. Sulfonainid untuk penggunaan topical :
a. Sulfasetamid
Indikasi : infeksi mata ( albucid ), dosis : salep mata 10%, tetes mata 30%.
b. Perak sulfadiazin diindikasikan : infeksi luka baker, dosis : krim 10Gr.
4. Sulfonamid dengan masa kerja panjang, Sulfadoksin + Pirimetamin.
Indikasi : Pengobatan malaria ( Suldox & Fansidar).

B. KOTRIMOKSAZOL
Merupakan kombinasi dari trimetoprim dan sulfametoksazol ( 1:5 ).
Indikasikan untuk : Infeksi saluran kemih, Infeksi saluran nafas, Infeksi saluran cerna ( tifoid
dan disentri ), Toksoplasma.

C. PENICILIN
1. Benzil penicillin ( penicillin G )
Efektif untuk mengatasi infeksi streptokokus, gonokokus, antraks, tetanus, difteri, sifilis. Dirusak
oleh asam lambung, sehingga diberikan parenteral
Contoh obat : Prokain Penicillin G injeksi, Penadur LA injeksi.
2. Penicillin tahan penisilinase
Efektif terhadap stafilokokus yang memproduksi penisilinase
Contoh obat : Kloksasilin ( Meixam injeksi, Orbenin injeksi ), Flukoksasilin ( Alclomex ) injeksi,
Floxafen injeksi ).
3. Penicillin spectrum luas
Efektif terhadap kuman gram positif dan gram negative. Kemungkinan resistensi harus dipikirkan
sebelum menggunakan obat ini ( di RS dilakukan uji kepekaan kuman )
Contoh obat : Ampisilin ( Amcilin, Ampi, Binotal ), Amoksilin ( Amoxan, Amoxil, Penmox ).

4. Penicillin antipseudomonas
Diindikasikan untuk infeksi berat akibat pseudomonas aeruginosa.
Contoh obat : Tikarsilin ( Timentin ), Piperasilin ( Ledercil )

D. TETRASIKLIN
Termasuk antibiotik dengan spectrum luas, tetapi mudah resisten. Diindikasikan untuk infeksi
uretritis, acne, influenza.
Contoh obat:
1. Tetrasiklin (Dumocyclin, Supertetra, Tetradex)
2. Doksisiklin (Doxin, Dumoxin, Vibramycin)

E. MAKROLIDA
Diindikasikan untuk infeksi saluran nafas, pneumonia, sifilis dan acne vulgaris.
Contoh obat:
1. Eritromicin ( Erybiotik, Erysanbe)
2. Azittromicin ( Zithhromax, Zistic)

F. QUINOLON
Diindikasikan infeksi saluran kemih.
Contoh obat: Siprofloksasin (Ciproxin, Quidex).

G. KLORAMFENIKOL
Diindikasikan untuk infeksi influenza, demam tifoid, meningitis, abses otak dan infeksi berat lainnya.
Contoh obat:
1. Kloramfenikol (Cloramex, Kemicetine, Colme)
2. Thiamfenikol (Thiambiotic, Biothicol)

H. KLINDAMICIN
Diindikasikan untuk osteomilitis (stafilokokus), acne vulgaris.
Contoh obat : Klindamisin (Climadan, Cindala).

I. SEFALOSPORIN
1. Sefalosforin generasi I
Aktif terhadap kuman gram positif ; S. Aeureus, Streptokokus.
Contoh obat : Sefaleksin, Sefadroksil, Sefradin.
2. Sefalosforin generasi II
Aktif terhadap kuman gram negative ; H. Influenza, E. Coli, Klebsiela.
Contoh obat : Aztreonam, Sefuroksim.
3. Sefalosforin generasi III
Aktif terhadap enterobakteriaceae.
Contoh obat : Seftriakson, Sefoksitin.

B. ANTIMIKOTIKA
Antimikotika atau antijamur adalah zat kimia yang dapat mengobati infeksi jamur. Penggolongan
obat antijamur:

1. Antibiotika : Griseofulvin, Amfoterisin B, Nystatin dan Natamisin.


2. Derivat Imidazol: Mikonazol, Ketoconazol, Ekonazol, Isokonazol, Tiokonazol.
3. Derint Triazol: Flukonazol, Itrakonazol, dan Terkonazol.
4. Asam Organik: Asam Benzoat, Salisilat, Propionat, Kaprilat, dan Undensilat

Beberapa dermatomikosis dan pilihan terapinya:

1. Kutu air: Mikonazol, Griseofulvin, Ketokonazol, Asam Benzoat, Asam Salisilat.


2. Kuku kapur: Griseofulvin
3. Panu: Ketokonazol, Mikonazol, Asam Salisilat
4. Ketombe: Selenium Sulfida, Seng Piriton, Pirocton Olamide.
5. Candidiasis
a. Candidiasis mulut: Flukonazol, Itrakonazol, Ketokonazol, Nystaton, dan Amfoterisin.
b. Candidiasis usus: Nystatin
c. Candidiasis vagina: Mikonazol, Klotrimazol, Ketokonazol, Nystatin
d. Candidiasis kulit: Mikonazol, Ketokonazol.

C. VIRUSTATIKA / ANTIVIRUS
Kerjanya menghambat atau membunuh virus dan juga dapat merusak sel hospes dimana virus
itu berada.

Jenis- jenis virus dsn pengobatannya:

1. Infuenza : PPA (Phenylpropanolamin)


2. Flu burung (H5N1): bedrest, Analgetik, Antipiretik dan Vitamin
3. Dengue/ demam berdarah (DBD): analgetic, antipiretik dan tranfusi darah
4. Chikungunya: analgetic, antipiretik ndan vitamin
5. Hepatitis: interferon
6. Herves: aciclovir
7. Cacar air/smallfox: analgetikn antipitetik, antibiotik dan antihistamin
8. Mumps/parotitis: antipiretik dan vitamin
9. Hiv: Zidovudin, Didanosin, Zalsitabin dan Lamipudin.
10. Corona C19 : bedrest, analgetic, antipiretik, vitamin
OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT (SSP)
A. HIPNOTIK
Merupakan obat yang dapat menyebabkan mengantuk, mempercepat tidur dan
mengoptimalkan keadaan tidur sedapat mungkin menyerupai tidur alami. Insomnia merupakan
gejala berupa sulit tidur,sering terbangun dan hanya mampu tidur sebentar atau tidur tidak nyenyak.

Penyebab insomnia : organik, psikogenik atau pengaruh lingkungan.

Pada insomnia dapat diberi obat hipnotik tetapi pemakaianya tidak boleh terus menerus,
karena dapat menyebabkan toleransi. Insomnia kronik dapat disebabkan oleh kelainan psikiatrik,
seperti cemas, depresi, penyalahan obat dan alkohol.

CONTOH OBAT HIPNOTIK

1. Nitrazepam (dumolid, mogadon)


 Indikasi : Insomnia gangguan tidur dengan berbagai sebab
 Kontra indikasi :Depresi pernafasan, myasthenia gravis, fobia dan gangguan fungsi hati.
 Efek samping : ataksia, bingung teruatama pada lansia, vertigo, amnesia dan
ketergantungan.
 Dosis : 5- 10 mg sebelum tidur dan untuk lansia 2,5-5 mg. Anak tidak
dianjurkan obat ini

2. Estazolam (esilgan)

 Indikasi : untuk semua gangguan tidur psikosis, kelainan organik, nyeri paska
operasi, trauma
 Kontra indikasi :miasthenia gravis
 Efek samping :ngantuk, ketergantungan, ruam kulit, dan palpitasi
 Dosis :1-2 mg sebelum tidur

3. Triazolam

 Indikasi : insomnia, terutama pada keadaan sulit tidur, sering terbangun pada
malam hari atau bangun terlalu pagi
 Efek samping : ngantuk, gangguan koordinasi, binggun dan agitasi
 Dosis : 0, 125-0,25 mg sebelum tidur.

A. SEDATIV
Merupakan obat yang dapat menimbulkan ketenangan tanpa mempengaruhi fungsi
motorik dan mental dengan meningkatkan dosis pengaruh sedativ dapat menjadi hipnotik.
Obat sedativ digunakan untuk gejala-gejala yang berkaitan dengan stres, tidak bahagia atau
penyakit fisik minor.

CONTOH OBAT SEDATIV:

1. Diazepam (valium, lovium, stesolid)

 Indikasi : ansietas, insomnia epilepsi, kejang demam, dan spasme otot


 Dosis : oral pada ansietas 2 mg 3 kali/ hari, lansia setengah dosis dewasa, insomnia yang
disertai ansietas 5-15 mg sebelum tidur

2. Bromazepam (lexotan)

 Indikasi :ansietas
 Dosis : 3-18 mg /hari dosis terbagi, lansia setengah dosis dewasa

3. Klobazam (frisium)

 Indikasi : ansietas
 Dosis :20-30mg /hari dalam dosis terbagi atau dosis tunggal sebelum tidur. Dosis
maksimum 60mg /hari dalam dosis terbagi. Usia lanjut 10-15 mg / hari

4. Lorazepam (ativan)

 Indikasi : ansietas / insomnia


 Dosis :oral pada ansietas 1-4 mg / hari dosis terbagi, lansia setengah dosis dewasa. Pada
insomnia 1-2 mg sebelum

C. ALKOHOL
Alkohol bersifat bakterisid, fungisid dan virusid, yang banyak digunakan untuk desinfeksi kulit
dan sebagai zat pembantu dalam farmasi. Pada penggunaan oral, alkohol mempengaruhi SSP, yaitu
semula merangsang dan kemudian menekan fungsi otak, juga menyebabkan vasodilatasi (muka
menjadi merah dan perasaan panas). Bila diminum pada perut kosong dapat menstimulasi produksi
getah lambung.

Alkohol merupakan suatu sedatif yang bersifat short-acting, alkohol dalam dosis kecil mampu
mengurangi atau menghilangkan kecanggungan atau ketegangan dan menambah keluwesan dalam
pergaulan, disamping menimbulkan perasaan euphoria. Bila diminum dalam dosis lebih besar dan
banyak, menyebabkan hati tidak dapat mengolahnya lagi kemudian mabuk dan pingsan. Overdose
dapat langsung mematikan. Alkohol menimbulkan keterantungan fisik maupun psikis, juga adiksi.

Farmakokinetik Alkohol:

Alkohol diserap dari usus halus kedalam darah kemudian disebarkan melalui cairan tubuh ,
kadarnya dalam darah meningkat dengan cepat karena absorbsi nya lebih cepat dari penguraian dan
ekskresinya dari tubuh. Makanan dalam lambung, terutama protein dan lemak memperlambat
resorpsinya , sehingga minum akohol pada saat perut kosong memberikan efek lebih cepat daripada
sesudah makan. Di dalam hati sebagian besar alkohol diuraikan oleh alkoholdehidrogenase menjadi
asetaldehid, kemudian aldehid dirombak menjadi asam asetat, yang dikembalikan lagi pada cairan
tubuh, dimana perombakan diakhiri sampai karbondioksida dan air.

Efek Teratogen :

Alkohol juga bersifat teratogen dan penggunaanya dalam jumlah besar selama kehamilan
dapat menyebabkan kelainan kongenital (alkoholsindrom fetal), dosis kecil dapat menyebabkan
abortus dan gangguan psikis maupun terhambatnya perkembangan bayi yang dilahirkan dan alkohol
masuk kedalam air susu ibu.

CONTOH OBAT:
1. Disulfiram (Antabuse, Refusal)
Kerjanya menghambat enzim aldehida-dehidrogenase, sehingga penguraian alkohol terhenti
pada tingkat asetaldehida.

Indikasi : pengobatan alkoholisme kronik (dibawah pengawaan spesialis )

2. Acamprosat (Campral)

Merupakan obat baru (1998) yang ternyata lebih efektif sebagai obat untuk penanganan
psikososial untuk menghidari kambuhnya si pecandu pada kebiasaan minum alkohol.

D. PSIKOTROPIK
Psikotropik merupakan obat penyakit jiwa, yaitu obat-obat yang bekerja terhadap SSP dengan
mempengaruhi fungsi-fungsi psikis dan proses mental. Obat ini bekerja antipsikosis dan sedativ, yang
digunakan khusus untuk penyakit psikose (gangguan jiwa) termasuk schizoprenia dan mania.

CONTOH OBAT:

1. Klorpomazin (Largactil)
2. Thioridazin (Melleril)
3. Haloperidol (Haldol, Serenace)
4. Sulfirid (Dogmatil)
5. Klozapin (Leponex)

E. ANTIKONVULSI
Epilepsi atau sawan atau penyakit ayan adalah suatu gangguan saraf yang timbul secara tiba-
tiba dan berkala, biasanya dengan perubahan kesadaran. Penyebabnya adalah aksi serentak dan
mendadak dari sekelompok besar sel-sel saraf di otak, aksi ini disertai pelepasan mutan listrik yang
berlebihan dari neuron-neuron tersebut.

Serangan kejang ( konvulsi ) : Dapat ditimbulkan oleh hipoglikemi, eclampsi, meningitis atau
encepalitis, juga kecelakaan, luka diotak, seperti abses, tumor atau aterosklerotik pada orang di atas
usia 50 tahun yang dinding pembuluh otaknya sudah mengeras. Konvulsi juga dapat disebabkan
karena keracunan timah hitam atau obat (petidin), diperkirakan 20 % penderita epilepsi tidak
diketahui penyebabnya. Epilepsi ada 3 jenis, yaitu: Grand mal, Pelit mal, danTemporal atau
psikomotor

Antiepileptika adalah obat yang dapat mengurangi serangan epilepsi karena khasiatnya
dapat meredakan kejang. Mekanisme kerja dari antiepileptik adalah :

1. Meningkatkan ambang serangan dengan jalan menstabilkan membran sel, obatnya


Asatazolamida dan Felbamat.
2. Mencegah timbulnya pelepasan muatan listrik abnormal dipangkalnya (focus) dalam
SSP, obatnya: Fenobarbital dan Klonazepam.
3. Menghindari penjalaran hiperaktivitas (muatan listrik) tersebut pada neuron otak
lainnya, obatnya : Klonazepam dan Fenitoin.
4. Memperkuat efek GABA (Gamma Amino Butiric Acid), obatnya :Valproat dan Vigabatrin,
yang bersifat menghambat perombakan GABA oleh transaminase, sehingga kadarnya
disinaps meningkat.
5. Mengurangi neurotransmisi glutamat. Glutamat adalah suatu neurotransmitter lain yang
menimbulkan serangan epilepsi, obatnya : Lamotrigin dan Topiramat.

CONTOH OBAT ANTIPILEPTIK:

1. Fenobarbital ( Fenobarbiton, Luminal )


Indikasi : semua jenis epilepsi, kecuali petit mal
2. Fenitoin ( Difenilhidantoin, Difantoin, Dilantin )
Indikasi : semua jenis epilepsi, kecuali petit mal
3. Diazepam ( Valium, Stesolid, Valisanbe )
Indikasi : status epilepsi dan kejang karena keracunan
4. Karbamazepin ( Tegretol, Teril )
Indikasi : semua jenis epilepsi, kecuali petit mal
5. Valproat ( Asam Valproat, Depakane, Leptilan )
Indikasi :semua jenis epilepsy
6. Asetazolamida ( Diamox )
Indikasi : khasiat antikonvulsinya diperkirakan berdasarkan meningkatnya ekskresi ion- ion
natrium, kalium dan bikarbonat serta menjadi asamnya darah ( acidosis ), faktor ini dapat
mengurangi kepekaan pusat epilepsi berbagai rangsangan.
7. Felbamat ( Taloxia )
Indikasi : Obat ini dapat digunakan sebagai pengganti dari karbamazepin dan fenitoin.
8. Lamotrigine ( Lamictal )
Indikasi : monoterapi dan terapi tambahan pada epilepsi ( parsial, umum dan tonik- klonik)

F. PARKINSON
Penyakit parkinson adalah suatu penyakit neurodegeneratif yang disebabkan terganggunya
keseimbangan neurohormon pada sistem ekstrapiramidal otak. Tiga gejala parkinson adalah
kekakuan anggota gerak, mobilitas berkurang secara abnormal dan gemetar. Gejala ini dapat
ditimbulkan oleh antara lain penggunaan psikotropika dalam dosis tinggi (Fenotiazin, Butirofenon)
kerjanya memblokade dopamin, intoksikasi CO, Hg, Mn, HCN dan Barbital.

CONTOH OBAT:

1. Triheksifenidil (Arkine, Artane)


Indikasi : parkinsonisme, gangguan ekstrapiramidal karena obat.
2. Levodopa-benserazid (Madopar)
Indikasi : parkinsonisme ( bukan karena obat)
3. Bromokriptin (Parlodel)
Indikasi : parkinsonisme (bukan karena obat)

ANALGETIK – ANTIPIRETIK DAN ANTIINFLAMASI NONSTEROID


(AINS )
A. ANALGETIK NON NARKOTIK
Merupakan zat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Penyebab nyeri yaitu adanya rangsangan mekanik atau kimiawi yang dapat menimbulkan
kerusakan jaringan. Rangsangan tersebut memicu pelepasan mediator nyeri, yaitu: Histamin,
Serotonin, Bradikinin & Leukotrin.

MACAM – MACAM NYERI :

 Nyeri ringan
 Nyeri sedang
 Nyeri yang disertai inflamasi
 Nyeri pada kanker
 Nyeri migren

Nyeri dapat diatasi dengan 3 cara :

 Merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri


 Merintangi pada penyaluran rangsangan dari saraf - saraf sensoris
 Blokade pusat nyeri di SSP

CONTOH OBAT :

1. Parasetamol = Asetaminofen
Indikasi : analgesik-antipiretik
2. Asetosal = asam asetilsalisilat
Indikasi : analgesik-antipiretik, Antiinflamasi & antitrombosit antiplatelet.
3. Aminofenzon
Indikasi : analgesik-antipertik dan Antiinflamasi
4. Fenilbutazon
Indikasi : analgesik dan antiinflamasi
5. Asam Mefenamat
Indikasi : analgesik-antipiretik dan antiinflamasi
6. Ibuprofen
Indikasi : analgesik dan antiinflamasi
7. Piroxicam
Indikasi : analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi

B. ANALGESIK NARKOTIK DAN ANTAGONIS


Analgesik narkotik (analgesik opioid) merupakan zat yang bekerja terhadap reseptor opioid
khas pada SSP, sehingga nyeri dan respon emosional terhadap nyeri dapat dikurangi. Tubuh dapat
mensintesa zat-zat opioidnya sendiri yaitu : zat-zat endorfin yang bekerja melalui reseptor opioid.

Endorfin adalah kelompok polipeptida endogen yang terdapat di CCS (Cairan Cerebro Spinalis)
dan dapat menimbulkan efek yang menyerupai efek morfin. Agonis opioid: Morfin, Kodein, Heroin
dan Nicomorfin

Antagonis opioid : Nalokson, Nalorfin, Pentazosin, Buprenorfin dan Nalbufin.


CONTOH OBAT:

1. Morfin (MS contin, Kapanol).


2. Fentanil (durogesic)
3. Kodein (codipront)
4. Petidin HCL
5. Metadon (amidon, symoron).
6. Nalokson (narcan)

D. ANTIPIRETIK
Antiperetik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam. Pirogen
adalah suatu protein yang identik dengan interleukin (IL-1). Infeksi menimbulkan demam karena
endotoksin bakteri merangsang sel polimorfonuklear (PMN) untuk membuat prostaglandin, yaitu IL-1.

Kerja obat antipiretik :

Pirogen (IL-1)

Infeksi

Antipiretik Enzim Siklooksigenase

PG

Hipotalamus

Set piont

Demam

CONTOH OBAT :

1. Parasetamol = Asetaminofen (Panadol, Pamol, Bodrex, Paracetol, dll)


Indikasi : analgesik-antipiretik
2. Asetosal = Asam asetilsalisilat (Aspirin, Cafenol, Naspro, Aspilet, dll)
Indikasi : analgesik-antipiretik, antiinflamasi dan antitrombosit antiplatelet.
3. Aminofenzon (Aminopyrin, Pyramidon)
Indikasi : analgesik-antipertik dan antiinflamasi
4. Asam Mefenamat (Ponstan, Pondex, Mefinal, dll)
Indikasi : analgesik-antipiretik dan antiinflamasi
5. Piroxicam (Feldene)
Indikasi : analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi

E. ANTIINFLAMASI NONSTEROID ( AINS )


Analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi dan sering sekali digunakan untuk menghilangkan gejala
penyakit rema, yaitu suatu penyakit autoimmun, dimana antibodi tubuh menyerang dan merusak
organ atau jaringan sendiri.

Penyakit rema mempunyai ciri-ciri : Perubahan- perubahan radang kronis dari sendi dan
membrannya, destruksi tulang rawan dengan perubahan anatomis.

Gejala yang khas : Bengkak dan nyeri simetris pada sendi-sendi tersebut.

CONTOH OBAT:

1. Asetosal = Asam asetilsalisilat (Aspirin, Naspro, Aspilet)


Indikasi : analgesik-antipiretik, antiinflamasi dan antitrombosit antiplatelet.
2. Aminofenzon (Aminopyrin, Pyramidon)
Indikasi : analgesik-antipertik dan antiinflamasi.
3. Fenilbutazon (new skelan, pehazon forte)
Indikasi : analgesik dan antiinflamasi.
4. Asam Mefenamat (Ponstan, Pondex, Mefinal, dll)
Indikasi : analgesik-antipiretik dan antiinflamasi.
5. Ibuprofen (Brufen, Artahrofen)
Indikasi : analgesik dan antiinflamasi.
6. Piroxicam (Feldene)
Indikasi : analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi.

F. PIRAI
Pirai atau encok merupakan penyakit gangguan pada metabolisme purin dan asam urat, dimana
kadar berlebihan dalam plasma menimbulkan pengendapan kristal natrium urat pada sendi dan
cairan synovialnya.

Encok dapat terjadi karena kadar asam urat yang meningkat (hiperurikemia) juga karena
keturunan, jenis kelamin, kebiasaan makan dan minum, pembebanan sendi berlebihan (overweight),
diabetes melitus, hipertensi, hiperlipidemia dan stress. Serangan akut diprovokasi oleh : endapan
urat dimana jarum - jarum kristalnya merusak sel dengan menimbulkan nyeri yang hebat.

Ciri-ciri : Sendi membengkak, menjadi panas, merah dan amat sakit bila disentuh (dolor, tumor,
calor dan rubor), yang paling sering pada jempol kaki atau pergelangan kaki-tangan dan bahu.

CONTOH OBAT:

1. Kolkisin ( Colchicine, Goutin )

2. Alopurinol ( Zyloric, Isoric )

3. Probenesid ( Probenid, Benemid )

OBAT - OBAT KARDIOVASKULER (gangguan jantung)


A. GAGAL JANTUNG
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung gagal dalam memompa darah dalam volume yang
dibutuhkan oleh tubuh. Tujuan pengobatan : mengurangi gejala akibat bendungan sirkulasi,
memperbaiki kapasitas kerja dan kualitas hidup, dan memperpanjang harapan hidup

CONTOH OBAT GAGAL JANTUNG:


1. Glikosida jantung ( Digoksin dan Digitoksin )
2. Penghambat Fosfodiesterase Milrinon ( Coritrope )

B. ANTIARITMIA
Aritmia yaitu kelainan dalam kecepatan dan irama jantung. Ritme normal = 70 - 80 denyut /
Menit. Penyebab Aritmia : kelainan dalam pembentukan impuls dan pembentukan impuls abnormal

CONTOH OBAT:

1. Adenosin ( ATP kyowa Cairan Inj 10 mg/ml )


2. Verapamil Hidroklorida ( Cardiover Tab Ss 80mg, Isoptin Tab Sg 80 mg )
3. Amiodaron Hidroklorida ( Corbionax Tab 200 mg, Cordaron Tab 200 mg, Tyarit Tab 200 mg )
4. Disopiramid ( Disopyramid (G) kapsul 100 mg, Norpace kapsul 100, 150 mg )
5. Meksiletin Hidroklorida ( Mexitec kapsul )
6. Fenitoin Natrium ( Dilantin cairan Inj 50 mg/ml, Phenytoin kapsul 100 mg )

C. ANTIANGINA
Penyebab iskemia jantung ialah Ateroskierosis pembuluh darah koroner. Iskemia jantung timbul
apabila terjadi ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan oksigen otot jantung. Angina
Pektoris:
Gejala : Nyeri dibawah tulang dada → pundak → leher → lengan ( bila naik tangga )
Akibat : Otot jantung kurang oksigen.

CONTOH OBAT:
1. Gliseril Trinitrat (Nitro Mack Retard )
2. Nifedipin ( Adalat Tab Ss 10 mg, Farmalat Tab Ss 5 dan 10 mg, Fedipin Tab 10 mg ).
3. Labetalol Hidroklorida ( Trandate Tab 50mg )

D. OBAT HIPERTENSI
Pengaturan tekanan darah dipengaruhi oleh saraf simpatis yang menentukan frekuensi
denyut jantung kontraktilitas miokat dan pembuluh darah ( arteri dan vena ). Hipertensi dapat
menimbulkan komplikasi pada organ lain, jantung, pembuluh darah otak dan perifer dan ginjal.
Tahapan terapi hipertensi:
1. Modifikasi pola hidup ; ↓ berat badan, diet, garam, berhenti merokok kopi, dan alcohol,
olahraga teratur, hindari stress, istirahat cukup, dll.
2. Bila respon kurang, lanjutkan modifikasi pola hidup dan pilih antihipertensi tahap I: β
Bloker, Pengambat ACE
3. Respon kurang, tambahkan obat diuretik
4. Respon belum cukup ganti obat
Sebab-sebab kegagalan terapi hipertensi:

1. Ketidakpatuhan penderita
2. Obatnya sendiri, yaitu dosis, interaksi, toleransi
3. Adanya kondisi lain, yaitu Obesitas, kerusakan ginjal
4. Hipertensi sekunder
5. Pseudohipertensi

CONTOH OBAT:

1. Reserpin ( Tab Serpasil 0,1 & 0,25 mg )


2. Prazosin Hidroklorida ( Redupress Tab 1 mg, Minipress Tab I mg, Hyperal Tab 1 & 2 mg )
3. Propranolol Hidroklorida ( Farmadral Tab Ss 10 dan 40 mg, Inderal Tab Ss 10 dan 40 mg,
Propadex Tab 10 dan 40 mg)
4. Kaptopril ( Capoten 12,5 & 25 dan 50 mg Tab, Praten 2,5 dan 25 mg Tab, Tensicap 25 & 50
mg Tab )
5. Metildopa (Dopamet Tab Ss 250mg, Medopa Tab Ss 250mg, Tensipas tab Ss 125 dan 250 mg)

E. HIPOLIPIDEMIK
Merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid plasma yang dapat
mencegah Aterosklerosis. Komplikasi dari ateroskierosis : penyakit jantung koroner, gangguan
pembuluh darah serebral, vertebral, koroner, renal, aorta dan pembuluh ditungkai.
Faktor resiko penyakit koroner adalah: Hiperlipidemia, Hipertensi, Diabetes Melitus (DM),
Merokok, Kurang darah, Stres.
Faktor resiko dapat dikurangi dengan : berhenti merokok, obati hipertensi, olahraga
teratur, pengawasan gula darah pada DM.

CONTOH OBAT:
1. Kolestiramin ( Falterol )
2. Gemfibrozil ( Dubrozil, Fibralip )
3. Atorvastatin ( Lipitor )
4. Pravastatin ( Pravachol, Mevalotion )

F. OBAT DIURETIK
Diuretic adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran air kemih ( diuresis ) melalui
kerja langsung terhadap ginjal. Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan
jalan mengeluarkan semua zat asing dan sisa pertukaran dari dalam darah, fungsi lainnya adalah
meregulasi kadar garam dan cairan tubuh.

CONTOH OBAT:
1. Furosemid ( Farsik inj 10 mg/ml, tab 40 mg, Lasik inj. 20 mg/2m1, tab 40 mg )
2. Hidroklorthiazida (HCT)
3. Klortalidon ( Hygroton tab 50mg, Teronec tab 50mg, Tenoretic tab 100mg )
4. Spironolakton ( Carpiaton tab 25mg, Letonal tab 25mg dan 100mg )
5. Amilorida ( Puritrid tab 5mg )
6. Manitol ( Manitol infuse 20% Generik )
7. Daun Kumis Kucing ( Reinosan (350mg ekstrak) 3-4 dd 1-2 tablet )

OBAT HEMATOLOGI ( ANTIANEMIA )


Definisi : obat yang khusus digunakan untuk merangsang atau memperbaiki proses pembentukan
darah atau obat yang digunakan untuk mengobati anemia atau hematinik.

Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan volume
pada sel darah merah (Hematokrit) per100 ml darah. Darah terdiri dari : Sel darah merah ( Eritrosit ),
Sel darah putih ( Lekosit ), danPelet darah ( Trombosit ).

Gejala-gejala anemia : Letih,Lemah,Lesu,dan Loyo (4L), muka pucat, anoreksia, apatis, sering pusing,
sulit berkonsentrasi, dan mudah terserang penyakit.

Fungsi sel darah merah itu sangat penting, karena fungsinya mengangkut zat gizi dan oksigen
yang di perlukan pada proses fisiologis dan biokimia dalam setiap jaringan tubuh. Pada anemia berat
dapat menimbulkan payah jantung kongestif, karena otot jantung yang kekurangan oksigen tidak
dapat menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat. Untuk mengetahui anemia
secara pasti perlu di lakukan tes darah di laboratorium yaitu :

 Kadar serum ferritin ( SF )


 Free Erythrocytes Protophorpyrin ( FEP )
 Transferin Saturation ( TS )
 Kadar homoglobin ( Hb )

Anemia bisa terjadi karena kehilangan darah misalnya : luka berat, tindakan pembedahan,
kecelakaan, menstruasi, melahirkan, dan terlalu sering menjadi donor darah. Anemia juga bisa
terjadi karena kerusakan sel darah merah, yaitu : kurang gizi, adanya zat racun, faktor keturunan,
penyakit kanker pada organ penyimpanan serta pembentukan darah (hati, limfa,dan sumsum
tulang) dan penyakit ginjal.

Ada 2 tipe anemia :

1. Anemia Gizi
Keadaan kurang darah akibat kekurangan zat gizi yang diperlukan dalam pembentukan dan
produksi sel-sel darah merah baik kualitas atau pun kuantitasnya.
a. Anemia Gizi Besi
Besi merupakan inti molekul hemoglobin yang merupakan unsur utama dalam sel darah
merah dan bila kekurangan zat besi menyebabkan menurunnya produksi hemoglobin.
b. Anemia Gizi Vitamin E
Vit.E merupakan faktor esensial bagi integritas sel darah merah (SDM).
Defisiensi vitamin E mengakibatkan integritas dinding sel darah merah menjadi lemah dan
tidak normal, sehingga mudah hemolisis (Pecahnya SDM).
c. Anemia Gizi Asam Folat (Anemia megaloblastik/makrositik).
Dalam hal ini SDM tidak normal dengan ciri bentuknya lebih besar, jumlahnya sedikit, dan
belum matang. Asam folat dan vitamain B12 diperlukan dalam pembentukan
nukleoprotein untuk proses pematangan SDM dalam sumsum tulang.
d. Anemia Gizi Vitamin B12 (megaloblastik)
Anemia ini di sertai gangguan pada sistem pencernaan dan pada yang kronis bisa merusak
sel otak (gangguan kejiwaan). Defisiensi vit.B12 mengakibatkan sintensis DNA terganggu.
Biasanya terlihat pada usia lanjut, pecandu alkohol, remaja dan kehamilan.
e. Anemia Gizi Vit.B6 (Siderotik)
Defisiensi vitamin B6 akan mengganggu pembentukan hemoglobin. Obat vitamin B6 dosis
50-100 mg/hari.
f. Anemia Pica
Tanda-tandanya aneh dan idak normal ; makan tanah, kotoran, adonan semen, serpihan
cat dan minum minyak tanah. Hal tersebut akan memperburuk penyerapan zat gizi besi
oleh tubuh. Obat : Sama seperti anemia gizi besi dan hindari kebiasaan yang aneh.

2. Anemia non Gizi


Anemia ini terjadi akibat pendarahan misalnya : luka karena kecelakaan, menstruasi, dan
penyakit (kanker, kelainan darah, dan ginjal).

URAIAN OBAT HEMATOLOGI:

1. Zat Besi (Fe)

Pada manusia sehat mengandung kurang lebih 3,5 gr Fe.Fe disimpan sebagai cadangan di hati,
jantung dan sumsum tulang. Jumlah Fe yang dibutuhkan per hari dipengaruhi oleh umur dan jenis
kelamin. Pada laki- laki 10 mg/hari dan pada perempuan 12mg/hari. Pada wanita hamil dan
menyusui 17 mg/hari.

 Sumber alami : Hati, kuning telur, kacang-kacangan, daging, ikan, dan sayuran hijau.
 Efek samping : Mual, nyeri lambung, konstipasi, diare, dan warna feses hitam.

2. Vit.B12 (Sianokobalamin)

 Defisiensi : Anemia megaloblastik


 Gejala : Gangguan neurologi dan kerusakan epitel pada saluran cerna.
 Vitamin B12 pada orang sehat per hari dibutuhkan 1µg.
 Sumber alami : Jeroan, ikan, kerang, kuning telur, dan kepiting.

3. Asam folat (Asam pteroilmonoglutamat)

 Defisiensi: Anemia megaloblastik dan prenicious.


 Kebutuhan tubuh akan folat 50mcg/hari.
Defisiensi folat juga akan memperlihatkan gangguan pertumbuhan akibat dari
gangguan pembentukan nukleotida purin dan pirimidin, sehimgga menyebabkan kegagalan
sintesis DNA dan hambatan mitosis sel.
 Gejala defisiensi : Berat badan menurun, diare, insomnia, dan pelupa.
 Sumber alami :Hati, ragi, dan sayuran hijau.

4. Vitamin B6 (Piridoksin)

 Defisiensi : Anemia hipokrom mikrositik


 Kebutuhan vitamin B6 manusia berhubungan dengan konsumsi protein kurang lebih
2mg/100mg protein.
 Diabsorpsi melalui saluran cerna.
 Ekskresi melalui urin.
 Sumber alami:Hati, ragi, dan kacang-kacangan.
5. Vitamin C (Asam Askorbat)

 Defisiensi : gangguan emosi, pendarahan hidung, dan pendarahan gusi.


 Bekerja sebagai koenzim dan merupakan reduktor serta sebagai antioksidan.
 Diperlukan untuk perubahan asam folat menjadi asam folinat dan mereduksi ion ferri
menjadi ferro.
 Vitamin C dibutuhkan kurang lebih 60mg/hari.
 Efek samping : Pada dosis besar menyebabkan diare dan batu ginjal
 Sumber alami : Buah-buahan dan sayuran

6. Vitamin E (Tokoferol)

 Defisiensi : Penyakit pankreas, lesi kulit, dan anemia hemolitik.


 Dibutuhkan 10-30mg/hari
 Sumber alami : Telur, susu, daging, kacang, buah, dan sayur (selada dan bayam)
ANTIKANKER
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi
dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler. Sifat umum dari kanker :

1. Pertumbuhan berlebihan, umumnya berbentuk tumor.


2. Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan.
3. Bersifat invasive, mampu tumbuh dijaringan sekitarnya.
4. Bersifat metastatik, menyebar ketempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru.
5. Memiliki heriditas bawaan, turunan sel kanker juga dapat menimbulkan kanker.
6. Pergeseran metabolisme kearah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam amino serta
peningkatan ketabolisme karbohidrat untuk energi sel.

Kerja antikanker pada umumnya berdasarkan gangguan pada salah satu proses sel yang esensial, karena
tidak ada perbedaan kulitatif antara sel kanker dan sel normal (sitotoksik). Pada kanker yang menyebar
pengobatan tidak menyembuhkan, tetapi hanya bersifat paliatif terhadap gejala, pencegahan komplikasi,
support psikologik dan untuk memperpanjang umur.

Antikanker berdasarkan siklus sel nya digolongkan menjadi 2, yaitu :

1. Memperlihatkan toksisitas selektif terhadap sel yang sedang berproliferasi disebut zat Cell Cycle
Spesific (CCS), yang efektif terhadap kanker dengan ciri proliferasi tinggi, misalnya sel darah. Contoh
obat : Vincristine, Vinblastin, Sitarabin, Fluorourasil, Azositidin, Bleomisin, Merkaptopurin, Tioguanin,
Hidroksiurea, dan Metrotreksat.
2. Zat Cell Cycle Non Spesific (CCNS),yang berguna pada tumor yang berkembang lambat atau cepat.
Contoh obat : Mekloretamin, Siklofosfamid, Melfalan, Tiotepa, Mitomisin, Daktinomisin, Daksorubisin,
Daunorubisin dan Cisplatalin.

Berdasarkan kerjanya antikanker dibagi 4, yaitu :

1. Zat pengalkil atau Alkilator, contoh obat : Siklofosfamid, Klorambusil, Busulfan, Melfalan, Ifosfamid dan
Lomustin.
2. Antibiotika, contoh obat :Doksorubisin,Bleomisin, Mitomisin dan Epirubisin.
3. Antimetabolit, contoh obat : Metotreksat, Fluorourasil, Sitarabin dan Merkaptopurin.
4. Alkaloid Vinka, contoh obat : Vinkristin, Vindesin dan Vinblastin.

Hormon yang berfungsi sebagai antikanker adalah :

1. Hormon Estrogen, untuk terapi kanker prostate dan payudara, contoh obat : Stilbestrol, Etinilestradiol
dan Fosferol - Tetrasodium.
2. Progesteron untuk terapi kanker payudara dan endometrium, contoh obat : Megestrol dan Medroksi
Progesteron Asetat.
3. Androgen, untuk terapi kanker payudara, contoh obat : Testosteron Propionat dan Fluoksimesteron.

Macam-macam pengobatan kanker:

 biopsi
 kemoterapi
 radioterapi
 hipertermi
 genterapi
 fitoterapi
HORMON
Hormon merupakan zat aktif yang dihasilkan dari kelenjar endokrin yang masuk kedalam peredaran
darah untuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Jenis – jenis hormone :

 Hormone sintetik
 Hormone semisintetik

Antagonis hormone merupakan zat kimia yang menghambat sintetis, sekresi dan kerja hormone.
Antagonis hormone telah terbukti kegunaannya pada keadaan hipersekresi hormone. Contoh : Tiourasil,
dapat menghambat sintesis hormone tiroid.

A. HORMON ADENOHIPOFISIS
1. Hormon Pertumbuhan

Gangguan hormone pertumbuhan :

 Hipopituitarismus
 Kekerdilan
 Gigantisme
 Akromegali

Contoh obat : Somatropin, dosis : 0,5-0,8 UI/kg BB per minggu (6-7 dosis) sc atau im.

2. Prolaktin

Mempengaruhi fungsi kelenjar susu dalam mempersiapkan, memulai dan mempertahankan


laktasi. Hisapan bayi pada saat menyusui merupakan perangsangan sekresi prolaktin selama menyusui.
Kadar normal prolaktin dalam darah 5-10 ng/ml, kadar ini meningkat pada waktu hamil dan mencapai
puncak pada saat partus 200 ng/ml. Obat yang dapat mempengaruhi kadar prolaktin dalam darah :
Reserpin, Haloperidol, Imipramin, Klorpromazin dan Amitritilin.

Contoh obat : Bromokriptin, dosis : 1 - 1,25mg sebelum tidur.

3. Gonadotropin

Ada 2 jenis gonadotropin yang mengatur fungsi alat reproduksi, yaitu FSH dan LH. FSH pada
wanita menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel graaf mensekresikan hormone estrogn
dan progesterone. LH menyebabkan terjadinya ovulasi dan mempengaruhi korpus luteum untuk
mensekresikan hormone estrogen dan progesterone. FSH pada pria yang mandul dapat mengendalikan
kesuburan pria. Kadar gonadotropin dalam urine dapat diukur dengan alat Radioimmunoassay.

Contoh obat: Menotropin, dosis : 1 – 2 ampul / hari im.

B. HORMON TIROID
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroid, yaitu triyodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Gangguan
fungsi tiroid dapat terjadi karena gangguan sintesis hormone tiroid. Hormone tiroid digunakan untuk
mengatasi hipotiroidisme yang biasanya terjadi karena defisiensi yodium. Garam tiroksin merupakan
sediaan terpilih dalam terapi pengganti hormone pada hipotiroidisme.

Contoh obat :Garam Tiroksin ( Thyrax ), dosis : 50 -100 mcg / hari, dianjurkan sebelum sarapan.

Tiroksin berperan penting pada :

 Pembentukan kalori
 Metabolise karbohidrat
 Metabolisme lemak
 Metabolisme protein
 Pertumbuhan
 System saraf

C. HORMON ANTITIROID
Antitiroid kerjanya menghambat sintesis hormone tiroid. Antitiriod digunakan untuk mengobati
hipertiroidisme yang disertai dengan pembesaran kelenjar gondok.

Contoh obat : Karbimazol, dosis : 300 – 600 mg / hari.

D. HORMON ESTROGEN
Efek estrogen terpenting :
 Efek feminisasi
 Proliferasi rahim
 Pada menstruasi
 Pada laktasi
 Efek anti-ovulasi
 Efek anti-androgen
 Retensi garam dan air
 Pada osteoporosis

Efek samping :
 Gangguan saluran cerna
 Feminisasi pada pria
 Kanker endometrium
 Naiknya berat badan

Contoh obat : Etinilestradiol, Estradiol valerat, Estriol suksinat, Dietilstilbestrol

E. HORMON ANTIESTROGEN
Merupakan zat yang dapat melawan atau mengurangi efek hormone estrogen. Fungsi : Infertilitas
dan menghambat kerja estrogen

Contoh obat : Klomifen, Epimestrol, Anastrozol, Letrozol, Aminoglutetimida


F. PROGESTERON
Progesteron bertugas memelihara kehamilan. Progesteron ditambahkan pada terapi pengganti
estrogen jangka lama untuk mencegah kanker endometrium.

Contoh obat :Medroksi Progesteron Asetat, Didrogesteron, Noretisteron, Linestrenol, Desogestrel

G. ANDROGEN
Pada pria androgen mensekresi testosterone bila ada gangguan, maka testosterone yang dihasilkan
tidak cukup untuk mempertahankan reproduksi pria. Efek samping androgen : virilisasi, gangguan
saluran cerna, berat badan meningkat

Contoh obat :Testosteron, Mesterolon, Testosterone propionate, Testosterone spionat,


Testosterone enantat, Metiltestosteron, Fluoksimesteron

H. ANTIANDROGEN
Merupakan steroid yang dapat menghambat sintesis, sekresi dan kerja androgen. Fungsi : pada
hiperseksualitas pria, kanker prostate, endometriosis

Contoh obat :Flutamida, Nilutamida, Bikalutamida, Goserelin, Buserelin, Leuproelin, Danazol


VITAMIN
Vitamin adalah senyawa yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dalam mempertahankan
kesehatan unjtuk perkembangan tubuh. Sumber vitamin yang paling baik adalah makanan, pada orang
sehat yang makanannya bermutu sehat sudah mendapat Jumlah Vitamin yang cukup. Selain terdapat
pada makanan vitamin juga dapat berikan dalam bentuk murni atau kombinasi.

Sediaan vitamin untuk tujuan profilaktik harus dibedakan dari sediaan untuk pengobatan. Defisiensi
vitamin disebabkan oleh:

1. Asupan makanan yang mengandung vitamin tidak mencakupi; diet, anoreksia, keadaan ekonomi.
2. Gangguan absorsi vitamin; penyakit hati, diare, penggunaan antibiotic jangka lama.
3. Meningkatnya kebutuhan tubuh; hamil, sters, menyusui, kerja fisik, haid, dan masa pertumbuhan.

Hipervitaminosis terjadi karena:

1. Penggunaan vitamin daslam jumlah besar


2. Penggunaan vitamin secara rutin
3. Banyaknya sediaan (Multivitamin)

A. VITAMIN LARUT DALAM AIR


1. Vitamin B-Compleks

a. Thiamin (B1)

 Defisiensi : Penyakit beri – beri


 Farmakodinamik : Pada pemberian 1V terjadi efek langsung pada pembuluh perifer berupa
vasodilatasi ringan, disertai penurunan tekanan darah yang bersifat sementara.
 Farmakokinetik : Absorpsi terjadi pada usus halus & duodenum & eksresinya melalui urin.
 Sumber alami : Ragi, sayuran hijau, kacang-kacangan, susu, kuning telur & hati.
 Sediaan : Thiamin HCL (Vit B1 / Aneurin) ND: Betamin & vibemin.

b. Rebofiavin (B2)

 Defisiensi : Ditandai dengan gejala sakit tenggorokan & radang disudut mulut
( Stomatitis angularis )
 Farmakodinamik : Tidak memberikan efek yang jelas.
 Farmakokinetik : Diabsorpsi dengan baik & didistribusikan secara merata keseluruh jaringan.
 Diekskresikan melalui urin & tinja.
 Sumber alami : Daging, hati, telur, & sayuran.
 Sediaan : Riboflavin

c. Asam Nikotinat ( Niasin )

NAD ( Nikotinamid Adenin Dinukleotida ) Dan NADF ( Nikotinamid Adenin Dinukleotida Fosfat ).
Keduanya berperan dalam metabolisme. Sebagai koenzim dari protein yang penting dalam respirasi
jaringan.

 Defisiensi : Pellagra (kelainan pada kulit, SSP & saluran cerna)


 Farmakodinamik : Dalam tubuh diubah menjadi bentuk aktif
 Farmakokinetik : Diabsorpsi melalui saluran cerna & didistribusikan keseluruh jaringan.
 Ekresinya melalui urin.
 ESO : Pada dosis tinggi Hiperglikemia, asam urat, gangguan fungsi hati & sal, cerna.
 Sumber alami : Ragi, hati, & daging.
 Sediaan : Tablet niasin 25-750 mg, inj 50 / 100 mg/ml

d. Piridoksin (B6)

 Defisiensi : Kelainan kulit& anemia hiprokom mikrositer.


 Farmakodinamik : Tidak menunjukan efek yang nyata. Di dalam tubuh merupakan koenzim
yang berperan dalam metabolisme asam amino.
 Farmakokinetik : Absorpsinya melalui saluran cerna & ekresinya melalui urin
 ESO : Neuropati sensorik / sindrom neuropati
 Sumber alami : Ragi, hati & biji-bijian
 Sediaan : Piridoksin HCL Tab 10-100 mg, inj 100mg/ml
 ND : Binam Linconam.

e. Asam Pantotenat

 Defisiensi : Dermatitis
 Farmakodinamik : Tidak terlihat efek yang nyata.
 Farmakokinetik : Absorpsinya baik & diekresikan melalui urin & tinja.
 Sumber Alami : Hati
 Sediaan : Ca, pantotenat, tab 10, 30 mg, inj 50 mg/ml

f. Biotin (Vit H)

 Defisiensi : Gangguan neuromuscular, dertmatitis & rambut rontok.


 Penggunaan biotin dalam terapi belum jelas.

2. Asam askorbat (vit C)

 Defisiensi : Malaise, mudah tersinggung, pendarahan hidung & gusi.


 Vit C bekerja sebagai suatu koenzim, reduktor & antioksidan.
 Farmakodinamik :

 Mempercepat perubahan residu prolin & lisin menjadi prokologen. Hidroksipolin &
Hidroksilisin pada sintesis kolagen.
 Diperlukan dalam perubahan Asam folat menjadi Asam Folinat
 Mereduksi ion ferri menjadi ferro
 Meningkatkan aktivitas enzim amidase yang berperan dalam pembentukan Hormon Oksitosin.

 Farmakoknetik :Absorpsinya,melalui saluran cerna & eksresinya melului urin.


 ESO : Diare, iritasi lambung, ginjal (dosis )
 Sumber alami : Buah – buahan & sayuran
 Sediaan : Vit C Tab 50–1500 mg, injeksi 100–500mg.
 ND : Vitacimin, vicee, Redaxon
B. VITAMIN LARUT DALAM LEMAK
1. Vitamin A (Retinol)

 Defisiensi : Buta senja, xeroftalmi, (kerusakan pada mata) kebutaan & kulit kering.
 Farmakodinamika: Regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap, pigmen
retina yang fotosensitif, yaitu: rodopsin & iodopsin bila terkena cahaya
akan memutih terurai & menimbulakn impuls. Pada penguraian ini
membutuhkan vitamin A, sebaliknya pada tempat gelap akan terjadi
regenerasi pigmen yang memerlukan vit A.
 Farmakkinetik : Absorpsinya melalui saluran cerna, & bila ada penyakit hati atau sirosis
hati, maka absorpsi vitamin A terganggu.
 ESO : Dosis tinggi menimbulkan efek teratogenik.
 Sediaan alami : Kuning telur, hati, daging, mentega, dan sayuran (karoten)
 Sediaan : Vit A : 3 – 15 mg Retinool (10.000 – 50.000 lu) perkapsul.
 ND : Avitin.

2. Vitamin D

 Defisiensi : Gangguan pertumbuhan tulang pada anak (rakitis) pada orang dewasa
osteomalasia (berkurangnya densitas tulang).
 Farmakodinamik : Meningkatkan absorpsi Ca & Fosfat melalui usus halus, sehingga menjamin
kebutuhan fosfat & Ca pada tulang.
 Formakokinetik : Absorpsimya melalui saluran cerna eksresinya melalui empedu.
 ESO : Diare & penykit ginjal.
 Sumber alami : Ragi & jamur (ergosterol)
 Sediaan : Vitamin D 200 – 1000 lU

3. Vitamin E ( Tokoferol)

 Defisiensi : Penyakit prankeas, lesi kulit & anemia hemolitik, rambut rontok.
 Farmakodinamik : Aktivitasnya berhubungan dengan sifat antioksidan, Vitamin E mencegah
oksidasi bagian sel penting atau mencegah terbentuknya hasil oksidasi yang
toksik.
 Farmakokinetik : Absorpsinya melalui saluran cerna, & ekskresinya melalui empedu & urin.
 ESO : Gangguan pencernaan.
 Sumber alami : Telur, kacang-kacangan, susu, buah, daging & sayur ( slada & bayam ).
 Sediaan : Vit E Tab 30 – 1000 lU, injeksi 100 – 200 lU / ml
 ND : Natur – E, Naturol & Evion.

4. Vitamin K

 Defisiensi : Hipoprotombinemia & menurunnya factor pembekuan darah.


 Farmakodinamik : Meningkatkan biosintesis beberapa factor pembekuan darah, yaitu:
protonitin.
 Farmakokinetik : Absorpsinya melalui usus.
 Sumber alami : Sayuran hijau & buah – buahan
 Sediaan : Tablet fitonadion 5 mg, menadion 2,5&10 mg.
 ND : Kaywan.
PERHITUNGAN DOSIS OBAT
Dosis obat yang diberikan kepada pasien harus menghasilkan efek yang maksimal atau sesuai
harapan. Factor – factor yang berhubungan dengan dosis obat adalah :

 Umur
 Berat badan
 Jenis kelamin
 Luas permukaan badan
 Beratnya penyakit
 System daya-tangkis penderita

Dosis Maksimum (MD) adalah dosis maksimum untuk dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi
subkutan dan rectal. Dosis Maksimum dimuat dalam Farmakope Indonesia (FI).

Dosis Lazim adalah dosis rata-rata yang biasanya (lazim) memberikan efek yang diinginkan.

Perhitungan dosis obat :

1. Berdasarkan umur

a. Dosis Young, untuk menghitung dosis anak usia 1-12 tahun.

Rumus :

 n/n+12 X MD (untuk usia 1-8 tahun)


 n/20 X MD (untuk usia > 8 tahun

Keterangan : n = umur
MD = dosis dewasa
b. Augsberjer

Rumus :

 Untuk 2-12 bulan = (m+13)% dari D


 Untuk 1-11 tahun = (4n+20)% dari D
 Untuk 12-16 tahun = (5n+10)% dari D

Keterangan : n = usia (tahun)


m = usia (bulan)
D = dosis dewasa

2. Berdasarkan berat badan

Rumus Clark = W/68 X D

Keterangan : W = bobot dalam Kg


D = dosis dewasa

3. Berdasarkan luas Permukaan Badan (PB)

Rumus : luas permukaan x dosis dewasa = dosis anak

1,75 m2
Resep Obat Tunggal

R / Paracetamol 100 mg
m.f.pulv.dtd.No.X
s.3.dd.1.pulv (jika panas)
Pro : reni
Umur : 4 tahun
Alamat : jl. Onta no. 28 kedaton

Resep Campuran

R / Paracetamol 150 mg
CTM 2 mg
Luminal 20 mg
Efedrin 25 mg
Lactosa QS
m.f.pulv.dtd.No. X
s.2.dd.1 pulv
Pro : Dani / 8 tahun / kedamaian

Resep Cairan

R / Amoksisilin Syrup fls I


s.3.dd.cth1

Pro : toto
Umur: 6 tahun
Alamat : wayhalim

Pengenceran Alkohol (V1.N1=V2.N2)

R / Alkohol 70%
Aqua ad 100ml
sue
Pro : nina/4 tahun/kedamaian

R/ AMOKSISILIN 125 mg
EFEDRIN 10 mg
LUMINAL 15 mg
CTM 1 mg
LACTOSA QS
m.f pulv dtd No. XX
s.3 dd pulv 1
Pro: ani 6 th
OBAT SISTEM PENCERNAAN

A. ANTITUKAK
Tukak lambung atau gastritis adalah penyakit yang ditimbulkan oleh kelebihan asam lambung
yang diproduksi oleh lambung dan menyebabkan iritasi diselaput lender lambung. Asam lambung dalam
kondisi normal digunakan untuk membantu pencernaan.
Penyebab gastritis adalah:
 Stres berlebihan
 Makan tidak teratur
 Merokok, minum kopi, minum alcohol
 Makan pedas atau minyak
 Konsumsi obat AINS

Penggolongan obat gangguan lambung berdasarkan mekanisme kerjanya:


1. Antihierasiditas
Bersifat netralisasi, bekerja dengan mengikat kelebihan asam lambung dengan cara mengurangi
sekresi asam lambung. Contoh obat: Natrium Bikarbonat, Aluminium Hidroksida, Magnesium Karbonat,
Magnesium Trisilikat, Kalsium Karbonat.

2. Perintang reseptor H2
Semua perintang reseptor H2 menyembuhkan tukak lambung dan duodenum dengan cara
mengurangi sekresi asam lambung. Contoh obat: Ranitidin, Simetidin, Famotidin, Roxtidin, Nizatidin.

3. Penghambat pompa proton


Obat ini bekerja pada pompa proton, yaitu menghambat tempat keluarnya proton(ion H) yang
akan membentuk asam lambung. Contoh obat: Omeprazol, Lansoprazol, Pantoprazol

4. Memberikan lapisan pelindung pada mukosa lambung.


Obat ini membentuk lapisan pelindung pada luka didinding lambung. Contoh obat: Sukralfat

5. Analog Prostaglandin
Obat ini bekerja mencegah dan mengobati tukak lambung yang bekerja menekan sekresi asam
lambung dan meningkatkan mucus sitoprotektif. Contoh obat: Misoprostol

B. ANTIEMETIK
Muntah atau emesis merupakan cara perlindungan alamiah dari tubuh terhadap zat yang
merangsang dan beracun, berupa Gerakan peristaltic untuk mengeluarkan isi lambung melalui mulut.
Antiemetik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan perasaan mual dan
muntah. Contoh obat: Sinarizin, Difenhidramin, Metoclopramid, Domperidom, Ondansetron Hcl

C. ANTIDIARE
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per hari, disertai
perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah, yang berlangsung lebih dari
1 minggu. Bayi yamg minum ASI buang air lebih dari 3-4 kali perhari masih bersifat fisiologis atau normal.
Pengobatan diare:
 Rehidrasi dengan menggunakan oralit
 Zink diberikan selama 10 hari berturut-turut
 ASI dan makanan tetap diberikan
 Antibiotika selektif
 Nasihat kepada orang tua yang memiliki balita

Contoh obat antidiare: Oralit, Kaolin, Karbon Aktif (Norit), Attapulgit, Loperamid Hcl

D. LAKSANSIA
Merupakan obat yang digunakan untuk pelintasan dan pengeluaran tinja dari kolon.
Konstipasi adalah berkurangnya frekuensi pembuangan tinja yang keras dari kolon.

Faktor penyebab konstipasi adalah:


 Psikis
 Penyakit wasir
 Penggunaan obat: Opium, Klonidin, Verapamil dan Antasida.
Contoh obat: Bisakodil, Dantron, Natrium Lauril Sulfo Asetat, Magnesium Sulfat (Garam Inggris)

Anda mungkin juga menyukai